Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: Shasika on 03 October 2013, 09:45:09 PM

Title: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 03 October 2013, 09:45:09 PM
Saya pernah diceritain ama temen bahwa dia pernah mendengar ada sebuah vihara yang dikunjungi oleh seorang bhikkhu yang membawa Dhammadesana dengan sangat menarik. Lepas dari Dhammadesana ada sessi tanya-jawab, kemudian salah seorang partisipan menanyakan kepada Bhante tsb, apakah memungkinkan bagi seorang umat perumah-tangga untuk menjalankan sila umat (Pancasila) tersebut tidak lengkap ? Karena sebagai puthujjana selalu ada saja kesalahan karena belom sempurna sebagai mahkluk Ariya (bukan Ariyakumara ya). Lantas dijawab oleh bhante tersebut bahwa itu memungkinkan saja. Setujukah anda dengan pendapat ini ? Mohon masukan nya. Anumodana sebelumnya.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: kullatiro on 03 October 2013, 09:54:38 PM
Pancasila merupakan sebuah latihan jadi wajar bagi umat ada jatuh bangun dalam menjalan kan pancasila, tentu saja di perlukan usaha dan mental  untuk menjaga latihan ini agar tidak melanggar dan hancur berantakan.

bila hancur atau melanggar sila tersebut kita tentu nya membutuhkan intropksi diri kenapa sampai terjadi dll hingga kita tidak lalai dalam menjalankan nya.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 03 October 2013, 09:59:34 PM
Pancasila merupakan sebuah latihan jadi wajar bagi umat ada jatuh bangun dalam menjalan kan pancasila, tentu saja di perlukan usaha dan mental  untuk menjaga latihan ini agar tidak melanggar dan hancur berantakan.

bila hancur atau melanggar sila tersebut kita tentu nya membutuhkan intropksi diri kenapa sampai terjadi dll hingga kita tidak lalai dalam menjalankan nya.
Iya bro Kullatiro sebagai umat perumah-tangga belom menjadi mahkluk Ariya ya tentunya masih ada kesalahan, tapi dari pertanyaan saya itu si umat ini menanyakan apakah mungkin hny ekasila saja?

Kalo dari jawaban anda berarti anda tetap setuju untuk harus menjalankan Pancasila khan.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 03 October 2013, 10:07:05 PM
Jika pancasila tidak mungkin bisa dijalankan secara lengkap, sptnya bukan kebiasaan Sang Buddha mengajarkan sesuatu yg mustahil dilakukan.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: kullatiro on 03 October 2013, 10:16:16 PM
Iya bro Kullatiro sebagai umat perumah-tangga belom menjadi mahkluk Ariya ya tentunya masih ada kesalahan, tapi dari pertanyaan saya itu si umat ini menanyakan apakah mungkin hny ekasila saja?

Kalo dari jawaban anda berarti anda tetap setuju untuk harus menjalankan Pancasila khan.

bagi para pemula tentu saja hal ini susah di jalankan tetapi dengan latihan yang terus menerus dan jatuh bangun bisa di jalankan mulai dari perlahan lahan hingga suatu hari bisa menjalankan nya dalam satu hari secara sempurna dan kemudian di tambah sehari lagi dan lagi.

pancasila sangat penting karena kita umat awam menggunakan ini untuk membersihkan atau mempersiapkan wadah kita (nama rupa) hingga kita mampu menerima dhamma dengan baik tidak terpolusi oleh kotoran atau racun hingga kita bisa menerima manfaat nya dengan baik seperti air jernih yang di tuang di gelas yang bersih hingga kita bisa meminumnya menghilangkan dahaga dan tidak mati atau sakit, bila dibanding air jernih tersebut di tuang ke gelas kotor berlumpur dan kita harus meminumnya dari wadah atau gelas yang tercemar racun tersebut.

untuk umat awam ada pancasila lebih maju lagi ada atthasila dan dasasila, tentu saja kita kalah jauh dari anggota sangha yang menjalan vinaya secara lengkap dan sempurna yang berarti para anggota sangha ini mampu menerima dhamma lebih baik dari kita, juga lebih menyerap dan mencerna dhamma lebih lebih baik dari umat awam apabila anggota sangha tersebut menjalan kan vinaya dengan baik dan sempurna.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 04 October 2013, 06:22:22 AM
lho memang banyak toh yang ngaku umat Buddhis tapi tidak menjalankan 5 sila, bahkan ada yang tidak mengetahui apa itu 5 sila !
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 04 October 2013, 10:57:36 AM
Jika pancasila tidak mungkin bisa dijalankan secara lengkap, sptnya bukan kebiasaan Sang Buddha mengajarkan sesuatu yg mustahil dilakukan.
Benar bro, Pancasila harus dijalankan secara lengkap.
Tapi disini saya ingin mendengar pandangan member lainnya mengenai hal tsb.
Saya pernah melihat di Fb ato mana ya lupa, ada gambar seorang beranjali sambil posisi sembahyang tapi ada jarinya yang dilipat, ternyata keterangan dibawah gambar itu adalah apabila ada sila yang dia langgar ato blom bisa dijalankan maka jarinya dia lipat (umpama tukang jagal babi maka ketika membaca sila pertama jarinya dilipat masuk).
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 04 October 2013, 11:01:43 AM
bagi para pemula tentu saja hal ini susah di jalankan tetapi dengan latihan yang terus menerus dan jatuh bangun bisa di jalankan mulai dari perlahan lahan hingga suatu hari bisa menjalankan nya dalam satu hari secara sempurna dan kemudian di tambah sehari lagi dan lagi.

pancasila sangat penting karena kita umat awam menggunakan ini untuk membersihkan atau mempersiapkan wadah kita (nama rupa) hingga kita mampu menerima dhamma dengan baik tidak terpolusi oleh kotoran atau racun hingga kita bisa menerima manfaat nya dengan baik seperti air jernih yang di tuang di gelas yang bersih hingga kita bisa meminumnya menghilangkan dahaga dan tidak mati atau sakit, bila dibanding air jernih tersebut di tuang ke gelas kotor berlumpur dan kita harus meminumnya dari wadah atau gelas yang tercemar racun tersebut.

untuk umat awam ada pancasila lebih maju lagi ada atthasila dan dasasila, tentu saja kita kalah jauh dari anggota sangha yang menjalan vinaya secara lengkap dan sempurna yang berarti para anggota sangha ini mampu menerima dhamma lebih baik dari kita, juga lebih menyerap dan mencerna dhamma lebih lebih baik dari umat awam apabila anggota sangha tersebut menjalan kan vinaya dengan baik dan sempurna.
Iya bro Diamond, Pancasila sangat penting karena dialah bekal kita untuk kelahiran mendatang, kelak kita akan terlahir dimana terlihat dari kita telah melanggar Pancasila ato belom, apabila kita telah melanggar Pancasila maka kemana kita akan terlahir sudah dapat dibayangkan. Kecuali sebelum menutup mata kita sudah mencapai tingkat kesucian.  ;D
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 04 October 2013, 11:03:31 AM
lho memang banyak toh yang ngaku umat Buddhis tapi tidak menjalankan 5 sila, bahkan ada yang tidak mengetahui apa itu 5 sila !
:))
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 04 October 2013, 01:15:22 PM
Benar bro, Pancasila harus dijalankan secara lengkap.
Tapi disini saya ingin mendengar pandangan member lainnya mengenai hal tsb.
Saya pernah melihat di Fb ato mana ya lupa, ada gambar seorang beranjali sambil posisi sembahyang tapi ada jarinya yang dilipat, ternyata keterangan dibawah gambar itu adalah apabila ada sila yang dia langgar ato blom bisa dijalankan maka jarinya dia lipat (umpama tukang jagal babi maka ketika membaca sila pertama jarinya dilipat masuk).

wah repot juga kalo gitu, bagaimana dengan bhikkhu yg melanggar 12 sila? apakah jari kakinya ikut dilipat?

atau kalau ini hanya berlaku utk 5 sila, untuk yg melanggar sila, apakah anjalinya jadi gaya boxing?
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: The Ronald on 04 October 2013, 02:05:03 PM
Saya pernah diceritain ama temen bahwa dia pernah mendengar ada sebuah vihara yang dikunjungi oleh seorang bhikkhu yang membawa Dhammadesana dengan sangat menarik. Lepas dari Dhammadesana ada sessi tanya-jawab, kemudian salah seorang partisipan menanyakan kepada Bhante tsb, apakah memungkinkan bagi seorang umat perumah-tangga untuk menjalankan sila umat (Pancasila) tersebut tidak lengkap ? Karena sebagai puthujjana selalu ada saja kesalahan karena belom sempurna sebagai mahkluk Ariya (bukan Ariyakumara ya). Lantas dijawab oleh bhante tersebut bahwa itu memungkinkan saja. Setujukah anda dengan pendapat ini ? Mohon masukan nya. Anumodana sebelumnya.

aku setuju... krn kenyataannya kebanyakan demikian mo melaksanakan 5 sila..tp ternyata bolong ..akhirnya tidak lengkap...bukannya itu amat sangat memungkinkan
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 04 October 2013, 07:57:08 PM
wah repot juga kalo gitu, bagaimana dengan bhikkhu yg melanggar 12 sila? apakah jari kakinya ikut dilipat?

atau kalau ini hanya berlaku utk 5 sila, untuk yg melanggar sila, apakah anjalinya jadi gaya boxing?
:)) :))
Sila dilanggar pasti ada akibat yang ditanggung oleh pelanggar bro Indra, anda tidak usah kuatir....
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 04 October 2013, 07:58:47 PM
aku setuju... krn kenyataannya kebanyakan demikian mo melaksanakan 5 sila..tp ternyata bolong ..akhirnya tidak lengkap...bukannya itu amat sangat memungkinkan
Iya bro secara kita masih puthujjana, memang ideal nya tidak melanggar, jujur aja, musavada itupun yang paling mudah dilanggar, kita sering berdalih dengan segala macam alasan, padahal itu musavada  ;D
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: juanpedro on 04 October 2013, 08:17:34 PM
Saya pernah diceritain ama temen bahwa dia pernah mendengar ada sebuah vihara yang dikunjungi oleh seorang bhikkhu yang membawa Dhammadesana dengan sangat menarik. Lepas dari Dhammadesana ada sessi tanya-jawab, kemudian salah seorang partisipan menanyakan kepada Bhante tsb, apakah memungkinkan bagi seorang umat perumah-tangga untuk menjalankan sila umat (Pancasila) tersebut tidak lengkap ? Karena sebagai puthujjana selalu ada saja kesalahan karena belom sempurna sebagai mahkluk Ariya (bukan Ariyakumara ya). Lantas dijawab oleh bhante tersebut bahwa itu memungkinkan saja. Setujukah anda dengan pendapat ini ? Mohon masukan nya. Anumodana sebelumnya.
alasan bhante tersebut apa, Oma?
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 04 October 2013, 08:24:08 PM
alasan bhante tersebut apa, Oma?
Alasan nya ?
Oma juga tidak tahu karena ini cerita dari teman yang ikut dhammadesana itu, teman ini bercerita kepada oma, lalu oma melempar hal ini ke forum. Sebenarnya bhante ini berasal dari Thai dan disana memang ada budaya demikian, bila orang tsb belum berhasil menjalankan salah satu sila maka dia dengan jujur akan melipat salah satu jari (***ASLI dah dijamin ini tidak bakal terjadi di tanah air, karena umat yg melanggar akan diam aja dalam hati disimpan rapat2).

Justru itu oma ingin melihat tanggapan dari rekan2 disini, kita lihat lebih lanjut dulu ya bro Juanpedro (**nama mirip Juan Peron presiden Argentina)
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 05 October 2013, 05:07:29 AM
Benar bro, Pancasila harus dijalankan secara lengkap.
Tapi disini saya ingin mendengar pandangan member lainnya mengenai hal tsb.
Saya pernah melihat di Fb ato mana ya lupa, ada gambar seorang beranjali sambil posisi sembahyang tapi ada jarinya yang dilipat, ternyata keterangan dibawah gambar itu adalah apabila ada sila yang dia langgar ato blom bisa dijalankan maka jarinya dia lipat (umpama tukang jagal babi maka ketika membaca sila pertama jarinya dilipat masuk).

bold, lucu juga trik2 manusia  :))
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 05 October 2013, 11:22:40 AM
bold, lucu juga trik2 manusia  :))
:)) :))
IYA bro, lumayan lho, dia mau jujur, coba bandingkan ama kita, dah diri kita sendiri aja, yang paling mudah dah, musavada, paling tidak secuil pasti ada lahhhhh.....tapi mana mau kita jujur dg melakukan itu yang mana semua orang pasti akan segera tauuuu.....bahwa dia tlh melanggar/tdk menjalankan sila tsb  :hammer:
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: The Ronald on 05 October 2013, 12:58:34 PM
klo 5 sila masih dilangar? jdnya...kepalan dunk
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 05 October 2013, 02:30:02 PM
klo 5 sila masih dilangar? jdnya...kepalan dunk
kiong hie...kiong hie....gtu donk jadinya.... :P
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: hemayanti on 05 October 2013, 10:14:07 PM
wah repot juga kalo gitu, bagaimana dengan bhikkhu yg melanggar 12 sila? apakah jari kakinya ikut dilipat?

atau kalau ini hanya berlaku utk 5 sila, untuk yg melanggar sila, apakah anjalinya jadi gaya boxing?
=)) =))
kusuka gayamu, om.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 05 October 2013, 10:37:49 PM
:)) :))
IYA bro, lumayan lho, dia mau jujur, coba bandingkan ama kita, dah diri kita sendiri aja, yang paling mudah dah, musavada, paling tidak secuil pasti ada lahhhhh.....tapi mana mau kita jujur dg melakukan itu yang mana semua orang pasti akan segera tauuuu.....bahwa dia tlh melanggar/tdk menjalankan sila tsb  :hammer:


Yang anehnya bagi yang tidak Tau menahu, mengapa ini orang Anjali kok banyak gaya  :))
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Hendra Susanto on 07 October 2013, 01:21:18 AM
Anjali jari dilipat?? Br dengar n baca disini...  ;D

 _/\_  sepuluh jari tdk lipat
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: sl99 on 07 October 2013, 09:14:08 AM
ekasila? sila mana yg dihilangkan ya?
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: sanjiva on 07 October 2013, 03:56:06 PM
Mungkin sang bhante berprinsip masih mending umat ada satu sila daripada tidak ada sama sekali :hammer:
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: juanpedro on 07 October 2013, 08:13:11 PM
:)) :))
IYA bro, lumayan lho, dia mau jujur, coba bandingkan ama kita, dah diri kita sendiri aja, yang paling mudah dah, musavada, paling tidak secuil pasti ada lahhhhh.....tapi mana mau kita jujur dg melakukan itu yang mana semua orang pasti akan segera tauuuu.....bahwa dia tlh melanggar/tdk menjalankan sila tsb  :hammer:

imo, meskipun nampak konyol, dalam konteks tertentu tradisi ini ada segi positifnya juga seperti yang Oma paparkan. Jarang ada orang yang mau publikasi "aib"nya sendiri :))
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: morpheus on 08 October 2013, 09:56:12 AM
kalo ngeliat sejarahnya, pancasila itu ditekadkan secara personal oleh orang yang memang berniat untuk melaksanakannya. sekarang pancasila menjadi sebuah ritual wajib di vihara2 dalam sebuah daftar isi paritta yang dibacakan setiap kebaktian mingguan.

bagi saya biarlah mereka yang belum berniat untuk melaksanakan pancasila agar tidak mengikuti dan mengikrarkan tekadnya sebagai sebuah ritual mingguan. buat apa mati2an mengikuti sebuah ritual kalau tahu ritualnya tidak bermakna...
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: seniya on 08 October 2013, 10:34:46 AM
kalo ngeliat sejarahnya, pancasila itu ditekadkan secara personal oleh orang yang memang berniat untuk melaksanakannya. sekarang pancasila menjadi sebuah ritual wajib di vihara2 dalam sebuah daftar isi paritta yang dibacakan setiap kebaktian mingguan.

bagi saya biarlah mereka yang belum berniat untuk melaksanakan pancasila agar tidak mengikuti dan mengikrarkan tekadnya sebagai sebuah ritual mingguan. buat apa mati2an mengikuti sebuah ritual kalau tahu ritualnya tidak bermakna...


Jadi silabataparamasa dong....
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: morpheus on 08 October 2013, 10:58:14 AM
Jadi silabataparamasa dong....
betul, karena sampai maksa2in ikutan ritual tersebut walau hatinya berkata lain sehingga melipat jari  :))
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Kristin_chan on 08 October 2013, 11:15:17 AM
Pernah denger dhammadesana yang pertanyaannya hampir serupa tapi tak sama. Saat itu bikkhunya menjawab, kalau memang benar2 sudah tidak bisa menjalankan salah satu sila, usahakan jagalah yang 4 sisanya. Lalu disetiap waktu yang memungkinkan cobalah kembali untuk menjalankan full 5 sila. Kalau salau satu gagal lagi, jagalah lagi sisanya dan berulang terus.

Tambahan lagi bikkhunya ngomong kalau pancasila itu bukan hanya untuk dijalankan pada saat umat ke vihara ambil sila. Tetapi memang harus dijalankan setiap hari setiap saat oleh umat.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 08 October 2013, 09:00:32 PM
kalo ngeliat sejarahnya, pancasila itu ditekadkan secara personal oleh orang yang memang berniat untuk melaksanakannya. sekarang pancasila menjadi sebuah ritual wajib di vihara2 dalam sebuah daftar isi paritta yang dibacakan setiap kebaktian mingguan.

bagi saya biarlah mereka yang belum berniat untuk melaksanakan pancasila agar tidak mengikuti dan mengikrarkan tekadnya sebagai sebuah ritual mingguan. buat apa mati2an mengikuti sebuah ritual kalau tahu ritualnya tidak bermakna...


tidak pernah ketemu umat yang mati2an demi ritual utk mengulang 5 sila kok,
yang datang dengan senang hati kok, apalagi waktu bertekad mengulang 5 sila di depan Bhikkhu, keliatan serius !
namanya juga umat awam, setiap minggu mengulang kembali utk mengambil 5 sila, sah2 saja.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 08 October 2013, 09:17:14 PM
betul, karena sampai maksa2in ikutan ritual tersebut walau hatinya berkata lain sehingga melipat jari  :))

kalau lipat melipat jari disesuaikan dengan praktek sila, ini memang aneh
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: xenocross on 08 October 2013, 09:53:40 PM
 Upāsaka-śīla Sūtra 《優婆塞戒經》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1049a) akhirnya menyatakan:

    爾時,智者次應為說三歸依法。第二、第三亦如是說。受三歸已,名優婆塞。
    Pada saat itu [guru] yang bijak selanjutnya harus mengajarkan Tiga Perlindungan. Untuk kedua kali dan ketiga kali ia harus mengulangkannya.  Setelah menerima Tiga Perlindungan, maka [pemohon tersebut] disebut upāsaka.

    爾時,智者復應語言:「善男子。諦聽!諦聽!如來、正覺說優婆塞戒,或有一分、或有半分、或有無分、或有多分、或有滿分。
    Pada saat itu [guru] yang bijak lalu harus berkata: “Putra yang berbudi, dengarkanlah baik-baik! Tathāgata, Yang Tercerahkan Sempurna, telah membagi pelaksanaan upāsaka-śīla, yaitu: satu-bagian, separuh-bagian, tanpa-bagian, banyak-bagian, dan sepenuh-bagian.


        「若優婆塞受三歸已,不受五戒,是名優婆塞。
        “Jika seorang upāsaka telah menerima Tiga Perlindungan, namun tidak menerima Lima Śīla, maka ia dinamakan upāsaka [saja].

        「若受三歸,受持一戒,是名一分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang satu śīla, maka ia disebut pelaksana satu-bagian (ekadeśakārin).

        「受三歸已,受持二戒,是名少分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang dua śīla, maka ia disebut pelaksana sedikit-bagian (pradeśakārin).

        「若受三歸,持二戒已,若破一戒,是名無分。
        “Setelah menerima Tiga Perlindungan dan memegang dua śīla, jika ia merusakkan satu śīla saja, maka ia menjadi tanpa-bagian.

        「若受三歸,受持三四戒,是名多分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang tiga atau empat śīla, maka ia disebut pelaksana banyak-bagian (yadbhūyaskārin).

        「若受三歸,受持五戒,是名滿分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang lima śīla, maka ia disebut pelaksana sepenuh-bagian (paripūrṇakārin).

        「汝今欲作一分優婆塞?作滿分耶?」
        “Kini engkau hendak menjadi upāsaka pelaksana satu-bagian, ..., ataukah pelaksana sepenuh-bagian?”


     若隨意說,爾時智者當隨意授。
    Jika [pemohon] telah menyatakan sesuai keinginannya, maka pada saat itu [guru] yang bijak haruslah memberikan sesuai keinginannya itu.

http://silavisodhana.blogspot.com/2013/08/siapakah-seorang-upasakaupasika.html
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 09 October 2013, 05:39:56 AM
Spoiler: ShowHide
Upāsaka-śīla Sūtra 《優婆塞戒經》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1049a) akhirnya menyatakan:

    爾時,智者次應為說三歸依法。第二、第三亦如是說。受三歸已,名優婆塞。
    Pada saat itu [guru] yang bijak selanjutnya harus mengajarkan Tiga Perlindungan. Untuk kedua kali dan ketiga kali ia harus mengulangkannya.  Setelah menerima Tiga Perlindungan, maka [pemohon tersebut] disebut upāsaka.

    爾時,智者復應語言:「善男子。諦聽!諦聽!如來、正覺說優婆塞戒,或有一分、或有半分、或有無分、或有多分、或有滿分。
    Pada saat itu [guru] yang bijak lalu harus berkata: “Putra yang berbudi, dengarkanlah baik-baik! Tathāgata, Yang Tercerahkan Sempurna, telah membagi pelaksanaan upāsaka-śīla, yaitu: satu-bagian, separuh-bagian, tanpa-bagian, banyak-bagian, dan sepenuh-bagian.


        「若優婆塞受三歸已,不受五戒,是名優婆塞。
        “Jika seorang upāsaka telah menerima Tiga Perlindungan, namun tidak menerima Lima Śīla, maka ia dinamakan upāsaka [saja].

        「若受三歸,受持一戒,是名一分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang satu śīla, maka ia disebut pelaksana satu-bagian (ekadeśakārin).

        「受三歸已,受持二戒,是名少分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang dua śīla, maka ia disebut pelaksana sedikit-bagian (pradeśakārin).

        「若受三歸,持二戒已,若破一戒,是名無分。
        “Setelah menerima Tiga Perlindungan dan memegang dua śīla, jika ia merusakkan satu śīla saja, maka ia menjadi tanpa-bagian.

        「若受三歸,受持三四戒,是名多分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang tiga atau empat śīla, maka ia disebut pelaksana banyak-bagian (yadbhūyaskārin).

        「若受三歸,受持五戒,是名滿分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang lima śīla, maka ia disebut pelaksana sepenuh-bagian (paripūrṇakārin).

        「汝今欲作一分優婆塞?作滿分耶?」
        “Kini engkau hendak menjadi upāsaka pelaksana satu-bagian, ..., ataukah pelaksana sepenuh-bagian?”


     若隨意說,爾時智者當隨意授。
    Jika [pemohon] telah menyatakan sesuai keinginannya, maka pada saat itu [guru] yang bijak haruslah memberikan sesuai keinginannya itu.

http://silavisodhana.blogspot.com/2013/08/siapakah-seorang-upasakaupasika.html


jika tidak menerima 5 sila penuh, semoga saja tidak melipat jari2 tangan sesuai  dengan sila yang diambil !
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: K.K. on 09 October 2013, 08:39:13 AM
Numpang tanya donk.

Memangnya kalau kita menjalani upacara "ambil" berapa sila, di depan siapa, dengan posisi tangan tertentu, efeknya apa?


Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 11 October 2013, 12:35:01 PM
=)) =))
kusuka gayamu, om.
::)

Yang anehnya bagi yang tidak Tau menahu, mengapa ini orang Anjali kok banyak gaya  :))
Bisa jadi bro  ;D


Anjali jari dilipat?? Br dengar n baca disini...  ;D

 _/\_  sepuluh jari tdk lipat
Bukan anjalinya bro, tapi waktu sembahyang pas abis Saranamkaragatha (Buddham saranam gacchami...dst) khan dilanjut Pancasila, nah posisi tangan ini pan masih anjali, diwaktu membaca sila pertama itu klo dia tidak menjalankan karena terkait dengan pekerjaan (misal : Jagal babi, sapi, dll) dia melipat jarinya kedalam (saya pernah lihat kok gambar ini di internet, klo ga salah pernah ada juga di DC tp lupa thread nya yg mana krn dah lama skli).


ekasila? sila mana yg dihilangkan ya?
Ini misalnya saja dia hanya mampu menjalankan 1 sila saja yaitu dia tidak minum (mabuk2an). Andainya saja spt ini.
Tapi sebenarnya saya ingin menceritakan hal lain bukan yang seperti ini bro, bentar ya, kita lanjutkan dulu hingga ada yang mendekati apa yg ingin saya ceritakan.


Mungkin sang bhante berprinsip masih mending umat ada satu sila daripada tidak ada sama sekali :hammer:
Hampir mendekati jawaban yang saya dapatkan dari Bhante lain yang saya tanya tentang pandangan ini. Tapi masih salah. Bhante itu sdh memberikan jawaban kepada saya. Tapi kita lanjut dulu ke yang lain ya bro.


imo, meskipun nampak konyol, dalam konteks tertentu tradisi ini ada segi positifnya juga seperti yang Oma paparkan. Jarang ada orang yang mau publikasi "aib"nya sendiri :)) 
Iya bro Juanpedro. Mustahil hal ini dilakukan di tanah air orang mau mengungkapkan aib nya sendiri. Karena dibutuhkan suatu keberanian yang luar biasa bagi orang indonesia untuk mengakui aib nya sendiri apalagi bila aib itu amat memalukan.  ^:)^


kalo ngeliat sejarahnya, pancasila itu ditekadkan secara personal oleh orang yang memang berniat untuk melaksanakannya. sekarang pancasila menjadi sebuah ritual wajib di vihara2 dalam sebuah daftar isi paritta yang dibacakan setiap kebaktian mingguan.

bagi saya biarlah mereka yang belum berniat untuk melaksanakan pancasila agar tidak mengikuti dan mengikrarkan tekadnya sebagai sebuah ritual mingguan. buat apa mati2an mengikuti sebuah ritual kalau tahu ritualnya tidak bermakna...

Ini jika diterapkan dalam hati memang bagus sekali, tapi kita tentunya tidak boleh menerapkan ke orang lain  :whistle:
Jadi kita akan menjalankan Pancasila dengan penuh kesadaran bukan ritual di vihara. ^-^
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 11 October 2013, 12:49:13 PM
Jadi silabataparamasa dong....
Iya bro jika tidak dijalankan dengan sungguh2, hanya sekedar baca Pancasila bak paritta biasa aja....jadinya ya silabataparamassa itu.... ^-^


betul, karena sampai maksa2in ikutan ritual tersebut walau hatinya berkata lain sehingga melipat jari  :))
Klo ini dia mah jujur banget, mengakui bhw dia tidak menjalankan sila tsb.  ;D


Pernah denger dhammadesana yang pertanyaannya hampir serupa tapi tak sama. Saat itu bikkhunya menjawab, kalau memang benar2 sudah tidak bisa menjalankan salah satu sila, usahakan jagalah yang 4 sisanya. Lalu disetiap waktu yang memungkinkan cobalah kembali untuk menjalankan full 5 sila. Kalau salau satu gagal lagi, jagalah lagi sisanya dan berulang terus.

Tambahan lagi bikkhunya ngomong kalau pancasila itu bukan hanya untuk dijalankan pada saat umat ke vihara ambil sila. Tetapi memang harus dijalankan setiap hari setiap saat oleh umat.
Memang idealnya dijalankan dalam kehidupan sehari2 bukan sekedar rituil baca Pancasila di vihara doank. Sis pernah dengar sendiri bhante menyampaikan demikian, dan sebenarnya ini memang kenyataan di dunia, kenyataan senyata-nyatanya. Tapi jika kita bicara senyata kenyataan itu maka semua pasti akan membantah bhw mrk telah menjalankan Pancasila bukan sekedar pembacaan saja di vihara.  ;D

Padahal tidak semua orang mampu menjalankan Pancasila secara utuh, contoh paling ringan aja dah, Musavada, bila seseorang menggosip, mengobrol obrolan kosong, mengata2in seseorang dg kata2 kasar, kejam, menghina itu semua udah masuk kategori musavada, termasuk penipuan, melanggar janji dll. Padahal dlm kehidupan cewe paling demen deh ngobrol, nggosip, naaahhhh...inipun musavada, tapi sapa ada yg mau mengakui bhw dia musavada ?  ^:)^


tidak pernah ketemu umat yang mati2an demi ritual utk mengulang 5 sila kok,
yang datang dengan senang hati kok, apalagi waktu bertekad mengulang 5 sila di depan Bhikkhu, keliatan serius !
namanya juga umat awam, setiap minggu mengulang kembali utk mengambil 5 sila, sah2 saja.

:)) :))
Ke Vihara memang dengan senang hati, yang oma maksud disini menjalankan Pancasilanya bro....
Kalo hanya mengulang2 saja Pancasila tanpa menerapkan dengan penuh kesadaran dalam kehidupan sehari2 ya silabataparamassa tuh namanya...(spt yang bro Shinichi sampaikan tadi  ;D )


Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 11 October 2013, 01:04:50 PM
kalau lipat melipat jari disesuaikan dengan praktek sila, ini memang aneh
;D ;D

Upāsaka-śīla Sūtra 《優婆塞戒經》 (T. vol. 24, № 1488 hlm. 1049a) akhirnya menyatakan:

    爾時,智者次應為說三歸依法。第二、第三亦如是說。受三歸已,名優婆塞。
    Pada saat itu [guru] yang bijak selanjutnya harus mengajarkan Tiga Perlindungan. Untuk kedua kali dan ketiga kali ia harus mengulangkannya.  Setelah menerima Tiga Perlindungan, maka [pemohon tersebut] disebut upāsaka.

    爾時,智者復應語言:「善男子。諦聽!諦聽!如來、正覺說優婆塞戒,或有一分、或有半分、或有無分、或有多分、或有滿分。
    Pada saat itu [guru] yang bijak lalu harus berkata: “Putra yang berbudi, dengarkanlah baik-baik! Tathāgata, Yang Tercerahkan Sempurna, telah membagi pelaksanaan upāsaka-śīla, yaitu: satu-bagian, separuh-bagian, tanpa-bagian, banyak-bagian, dan sepenuh-bagian.


        「若優婆塞受三歸已,不受五戒,是名優婆塞。
        “Jika seorang upāsaka telah menerima Tiga Perlindungan, namun tidak menerima Lima Śīla, maka ia dinamakan upāsaka [saja].

        「若受三歸,受持一戒,是名一分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang satu śīla, maka ia disebut pelaksana satu-bagian (ekadeśakārin).

        「受三歸已,受持二戒,是名少分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang dua śīla, maka ia disebut pelaksana sedikit-bagian (pradeśakārin).

        「若受三歸,持二戒已,若破一戒,是名無分。
        “Setelah menerima Tiga Perlindungan dan memegang dua śīla, jika ia merusakkan satu śīla saja, maka ia menjadi tanpa-bagian.

        「若受三歸,受持三四戒,是名多分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang tiga atau empat śīla, maka ia disebut pelaksana banyak-bagian (yadbhūyaskārin).

        「若受三歸,受持五戒,是名滿分。
        “Jika setelah menerima Tiga Perlindungan, ia menerima dan memegang lima śīla, maka ia disebut pelaksana sepenuh-bagian (paripūrṇakārin).

        「汝今欲作一分優婆塞?作滿分耶?」
        “Kini engkau hendak menjadi upāsaka pelaksana satu-bagian, ..., ataukah pelaksana sepenuh-bagian?”


     若隨意說,爾時智者當隨意授。
    Jika [pemohon] telah menyatakan sesuai keinginannya, maka pada saat itu [guru] yang bijak haruslah memberikan sesuai keinginannya itu.

http://silavisodhana.blogspot.com/2013/08/siapakah-seorang-upasakaupasika.html
Waahhhh....ini bro Xenocross malah menambah pengetahuan saya nih, ternyata ada ya istilah ekasila di mahayana... ^-^
+1 sbg ucapan makasih telah memberikan argumen adanya ekasila.




jika tidak menerima 5 sila penuh, semoga saja tidak melipat jari2 tangan sesuai  dengan sila yang diambil !
:))


Numpang tanya donk.
Memangnya kalau kita menjalani upacara "ambil" berapa sila, di depan siapa, dengan posisi tangan tertentu, efeknya apa?

Bila kita kebaktian Puja bakti di Vihara selalu khan ada Pancasila sebagai kesatuan urutan paritta yang kita baca bro.
Pembacaan Pancasila ya tetap dibaca utuh dan memang harus kita jalankan utuh tidak terpotong2 hanya yg bisa kita penuhi saja.

Untuk pengambilan sila setahu saya jika Atthasila akan dijalankan oleh seorang umat perumahtangga dalam rangka Uposatha harusnya didepan anggota sangha, bila di daerah tsb tidak ada anggota sangha maka umat bisa berikrar di depan altar bahwa hari itu mengambil uposatha dan menjalankan atthasila, setelah sore hari atau keesokan hari melepas atthasila dengan membaca Pancasila.

Posisi tangan setahu saya jika sedang sembahyang umat buddhist sll menangkupkan kedua tangannya (anjali) bukan berbentuk mudra tertentu spt Tantrayana. Efeknya tangan anjali saya tidak tahu, hanya itu bentuk penghormatan sejak jaman India kuno tangan membentuk anjali, sedang china kuno malah cium tanah begitu raja mau lewat, jika di aliran tantra tiap mudra memang ada arti dan efek tertentunya, saya tidak mempelajari itu karena saya mempelajari Theravada, jadi maaf ya bro Kainyn_Kutho  ;D
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 11 October 2013, 01:12:37 PM

Padahal tidak semua orang mampu menjalankan Pancasila secara utuh, contoh paling ringan aja dah, Musavada, bila seseorang menggosip, mengobrol obrolan kosong, mengata2in seseorang dg kata2 kasar, kejam, menghina itu semua udah masuk kategori musavada, termasuk penipuan, melanggar janji dll. Padahal dlm kehidupan cewe paling demen deh ngobrol, nggosip, naaahhhh...inipun musavada, tapi sapa ada yg mau mengakui bhw dia musavada ?  ^:)^


tidak begitu, berbohong adalah salah satu dari ucapan salah yg secara spesifik disebutkan oleh Sang Buddha sebagai musavada, jenis ucapan salah lainnya adalah: pharusavaca (ucapan kasar), samphappalapa (gosip), dan Pisunavaca (fitnah), Tapi tiga ini bukan musavada. ini dijelaskan dalam sepuluh jenis akusalakamma, yaitu 3 melalui jasmani, 4 melalui ucapan, dan 3 melalui pikiran.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 11 October 2013, 01:58:17 PM
tidak begitu, berbohong adalah salah satu dari ucapan salah yg secara spesifik disebutkan oleh Sang Buddha sebagai musavada, jenis ucapan salah lainnya adalah: pharusavaca (ucapan kasar), samphappalapa (gosip), dan Pisunavaca (fitnah), Tapi tiga ini bukan musavada. ini dijelaskan dalam sepuluh jenis akusalakamma, yaitu 3 melalui jasmani, 4 melalui ucapan, dan 3 melalui pikiran.
Sebentar ya bro Indra, saya merasa pernah baca suttanya, nanti kalo udh ketemu sy postingkan. ;D
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: K.K. on 11 October 2013, 02:01:32 PM
Bila kita kebaktian Puja bakti di Vihara selalu khan ada Pancasila sebagai kesatuan urutan paritta yang kita baca bro.
Pembacaan Pancasila ya tetap dibaca utuh dan memang harus kita jalankan utuh tidak terpotong2 hanya yg bisa kita penuhi saja.
Memang betul bahwa idealnya seorang yang berakal sehat tidak membunuh, mencuri, dll., tapi yang jadi pertanyaan saya adalah apakah ritual ambil sila ini ada efek tertentunya? Misalnya kalau orang membunuh, apakah "pembunuhan orang yang ambil sila" akibatnya lebih parah/ringan ketimbang "pembunuhan orang yang tidak ambil sila"? Atau bagaimana?


Quote
Untuk pengambilan sila setahu saya jika Atthasila akan dijalankan oleh seorang umat perumahtangga dalam rangka Uposatha harusnya didepan anggota sangha, bila di daerah tsb tidak ada anggota sangha maka umat bisa berikrar di depan altar bahwa hari itu mengambil uposatha dan menjalankan atthasila, setelah sore hari atau keesokan hari melepas atthasila dengan membaca Pancasila.
Ini juga sama. Seandainya ada orang menjalankan atthasila dengan merenungkan kualitas arahant. Apakah jika dia menjalankan ritual "ambil sila" depan sangha atau depan altar akan mendapatkan manfaat yang berbeda ketimbang tidak menjalankan ritual "ambil sila" apapun, atau bagaimana?


Quote
Posisi tangan setahu saya jika sedang sembahyang umat buddhist sll menangkupkan kedua tangannya (anjali) bukan berbentuk mudra tertentu spt Tantrayana. Efeknya tangan anjali saya tidak tahu, hanya itu bentuk penghormatan sejak jaman India kuno tangan membentuk anjali, sedang china kuno malah cium tanah begitu raja mau lewat, jika di aliran tantra tiap mudra memang ada arti dan efek tertentunya, saya tidak mempelajari itu karena saya mempelajari Theravada, jadi maaf ya bro Kainyn_Kutho  ;D
Setuju, saya pikir juga tangan dirangkapkan adalah tanda penghormatan, bukan tanda berapa sila mau diambil.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 11 October 2013, 02:48:36 PM
Memang betul bahwa idealnya seorang yang berakal sehat tidak membunuh, mencuri, dll., tapi yang jadi pertanyaan saya adalah apakah ritual ambil sila ini ada efek tertentunya? Misalnya kalau orang membunuh, misalnya, apakah "pembunuhan orang yang ambil sila" akibatnya lebih parah/ringan ketimbang "pembunuhan orang yang tidak ambil sila"? Atau bagaimana?

Ini juga sama. Seandainya ada orang menjalankan atthasila dengan merenungkan kualitas arahant. Apakah jika dia menjalankan ritual "ambil sila" depan sangha atau depan altar akan mendapatkan manfaat yang berbeda ketimbang tidak menjalankan ritual "ambil sila" apapun, atau bagaimana?

Setuju, saya pikir juga tangan dirangkapkan adalah tanda penghormatan, bukan tanda berapa sila mau diambil.


efeknya lebih bersifat psikologis, seorang yg menjalani sila setelah melakukan ritual itu cenderung untuk bisa lebih serius dan bersungguh2 dalam menjalankan sila itu, sedangkan yg tanpa ritual  cenderung lebih tidak berhati2. tapi kalo tanpa ritual pun bisa bersungguh2 saya pikir ritual tidak diperlukan.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: K.K. on 11 October 2013, 05:16:17 PM
efeknya lebih bersifat psikologis, seorang yg menjalani sila setelah melakukan ritual itu cenderung untuk bisa lebih serius dan bersungguh2 dalam menjalankan sila itu, sedangkan yg tanpa ritual  cenderung lebih tidak berhati2. tapi kalo tanpa ritual pun bisa bersungguh2 saya pikir ritual tidak diperlukan.
Setuju. Berarti tidak ada bedanya orang ambil sila apapun di depan siapapun, selama orang menjalankan sila akan dapat manfaat, melanggar sila akan dapat akibatnya.

Kemudian kalau kita menambahkan hal-hal baru yang relatif seperti 'ritual ambil sila', sebetulnya selalu merupakan 'pedang bermata-dua'. Ketika kita menyetujui pola pikir "dengan jalankan ritual, pikiran beberapa orang tertentu akan cenderung lebih serius" berarti di sisi lain "melegalkan" pola pikir "dengan tidak jalankan ritual, pikirannya cenderung lengah", yang akhirnya membuat ritual jadi "kebutuhan" agar lebih serius.
 
Sama halnya seperti kalau pakai ritual ambil sila terasa lebih afdol, di sisi lain membentuk pola pikir tanpa ritual kurang afdol, padahal tidak ada bedanya.

IMO, yang harus ditekankan selalu adalah manfaat dan kerugian dari praktik 5 sila. Masing-masing orang punya keterkondisiannya masing-masing yang mungkin belum bisa jalankan penuh, jalankan saja sebisanya. Tapi perlu diketahui bahwa sesuai sebab-akibat, jalankan 4, manfaatnya yah 4; jalankan 1, manfaatnya 1, tidak jalankan, tidak dapat manfaat. Jangan sampai fokusnya malah ke ritualnya (yang sebetulnya ga berpengaruh apa-apa).
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: juanpedro on 11 October 2013, 07:56:07 PM
tidak begitu, berbohong adalah salah satu dari ucapan salah yg secara spesifik disebutkan oleh Sang Buddha sebagai musavada, jenis ucapan salah lainnya adalah: pharusavaca (ucapan kasar), samphappalapa (gosip), dan Pisunavaca (fitnah), Tapi tiga ini bukan musavada. ini dijelaskan dalam sepuluh jenis akusalakamma, yaitu 3 melalui jasmani, 4 melalui ucapan, dan 3 melalui pikiran.
Om mau tanya. kalo perkataan ambigu termasuk mana?
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 11 October 2013, 08:00:07 PM
Om mau tanya. kalo perkataan ambigu termasuk mana?

perkataan ambigu belum termasuk mana2, dalam hal ini si lawan bicara seharusnya mengklarifikasi, dan penjelasan si penutur pertama selanjutnya akan menentukan ucapannya masuk jenis yg mana.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: juanpedro on 11 October 2013, 08:32:06 PM
perkataan ambigu belum termasuk mana2, dalam hal ini si lawan bicara seharusnya mengklarifikasi, dan penjelasan si penutur pertama selanjutnya akan menentukan ucapannya masuk jenis yg mana.
gitu ya Om... tapi kadang si penutur pertama melakukannya dengan niat membingungkan lawan bicara atau biar lawan bicara salah mengartikan sehingga menguntungkan pihak penutur pertama gimana? :P

maaf OOT dikit :P
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 11 October 2013, 11:01:44 PM
gitu ya Om... tapi kadang si penutur pertama melakukannya dengan niat membingungkan lawan bicara atau biar lawan bicara salah mengartikan sehingga menguntungkan pihak penutur pertama gimana? :P

maaf OOT dikit :P

apapun yg dikatakan oleh si penutur jika masih tidak berlawanan dengan fakta walaupun samar2 (ambigu) ini belum tidak memenuhi syarat sebagai "berbohong", jika si lawan bicara tidak mengklarifikasi melainkan menyimpulkan sendiri atas ucapan ambigu itu, maka kesalahan ada pada si lawan bicara itu, tapi tetap saja si penutur tidak mengatakan seperti apa yg disimpulkan oleh si lawan bicara
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: juanpedro on 14 October 2013, 11:11:40 AM
apapun yg dikatakan oleh si penutur jika masih tidak berlawanan dengan fakta walaupun samar2 (ambigu) ini belum tidak memenuhi syarat sebagai "berbohong", jika si lawan bicara tidak mengklarifikasi melainkan menyimpulkan sendiri atas ucapan ambigu itu, maka kesalahan ada pada si lawan bicara itu, tapi tetap saja si penutur tidak mengatakan seperti apa yg disimpulkan oleh si lawan bicara
dimengerti. Terima kasih _/\_
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Sukma Kemenyan on 14 October 2013, 06:59:38 PM
Pernah ngambil 8 sila sewaktu retreat,
dan kaga ngembaliin ke lima...
efeknya ? Um... gelisah...
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 15 October 2013, 04:02:10 PM
efeknya lebih bersifat psikologis, seorang yg menjalani sila setelah melakukan ritual itu cenderung untuk bisa lebih serius dan bersungguh2 dalam menjalankan sila itu, sedangkan yg tanpa ritual  cenderung lebih tidak berhati2. tapi kalo tanpa ritual pun bisa bersungguh2 saya pikir ritual tidak diperlukan.
Setuju. Berarti tidak ada bedanya orang ambil sila apapun di depan siapapun, selama orang menjalankan sila akan dapat manfaat, melanggar sila akan dapat akibatnya.

Kemudian kalau kita menambahkan hal-hal baru yang relatif seperti 'ritual ambil sila', sebetulnya selalu merupakan 'pedang bermata-dua'. Ketika kita menyetujui pola pikir "dengan jalankan ritual, pikiran beberapa orang tertentu akan cenderung lebih serius" berarti di sisi lain "melegalkan" pola pikir "dengan tidak jalankan ritual, pikirannya cenderung lengah", yang akhirnya membuat ritual jadi "kebutuhan" agar lebih serius.
 
Sama halnya seperti kalau pakai ritual ambil sila terasa lebih afdol, di sisi lain membentuk pola pikir tanpa ritual kurang afdol, padahal tidak ada bedanya.

IMO, yang harus ditekankan selalu adalah manfaat dan kerugian dari praktik 5 sila. Masing-masing orang punya keterkondisiannya masing-masing yang mungkin belum bisa jalankan penuh, jalankan saja sebisanya. Tapi perlu diketahui bahwa sesuai sebab-akibat, jalankan 4, manfaatnya yah 4; jalankan 1, manfaatnya 1, tidak jalankan, tidak dapat manfaat. Jangan sampai fokusnya malah ke ritualnya (yang sebetulnya ga berpengaruh apa-apa).
Yang dimaksudkan bro Indra itu benar, karena selama ini yang dijalankan adalah demikian, yang saya lihat di negara2 Buddhist juga demikian, mungkin belum dijalankan di negara kita aja, sehingga jika ambil contoh saya menjalankan sila sendirian tanpa mengambil sila tersebut dihadapan anggota sangha maka saya seperti tidak memiliki suatu "kepatuhan" untuk menjaga sila yang telah saya ambil.

Tapi saya pernah baca kisah ada seorang perumah tangga mengambil atthasila diwaktu tengah hari karena kelupaan bhw hari itu uposatha, sehingga dia hanya menjalankan setengah hari saja tapi dengan niat tulus dan sepenuh hati dia jalankan, malam harinya dia meninggal dan masuk surga, jadi sebenarnya ga diambil dihadapan sangha pun juga gpp yang penting NIAT dan dijalankan dengan sepenuh hati. Ini hanya utk Atthasila aja lho bro KK yang diambil dihadapan sangha, klo Pancasila itu sudah rumus yang dijalankan harian oleh semua umat perumahtangga Buddhist yang tidak perlu lg diambil dihadapan anggota sangha. Jadi klo bro KK kuatir atthasila hny menjadi suatu ritual saja itu kembali kepada masing2 orang, namun sejauh ini saya melihat umat Buddhist sangat tidak berani bermain2 dg pengambilan atthasila, bila mereka mengambil atthasila mereka menjalankannya dengan sungguh2.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 15 October 2013, 04:13:37 PM
perkataan ambigu belum termasuk mana2, dalam hal ini si lawan bicara seharusnya mengklarifikasi, dan penjelasan si penutur pertama selanjutnya akan menentukan ucapannya masuk jenis yg mana.
gitu ya Om... tapi kadang si penutur pertama melakukannya dengan niat membingungkan lawan bicara atau biar lawan bicara salah mengartikan sehingga menguntungkan pihak penutur pertama gimana? :P

maaf OOT dikit :P
[at] Bro Indra makasih udh dibantu  ;D

 [at] Bro Juanpedro anda tidak OOT kok, karena topik saya ini juga ada kesan ambigu bagi yang tidak mengerti maksud saya.  namun Bro Indra paham dengan maksud saya jadi dia dapat menjelaskan kepada anda.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 15 October 2013, 04:18:04 PM
Pernah ngambil 8 sila sewaktu retreat,
dan kaga ngembaliin ke lima...
efeknya ? Um... gelisah...
Jadi selanjutnya anda kembali ke Pancasila begitu anda membaca Pancasila, gpp bro bisa dijalankan sendiri saja, karena anda tidak melepas itu dikala anda selesai retreat. Mustahil anda menjalankan sila jataruparajata (tidak menerima uang) padahal anda kerja dan diharuskan membayar ini dan itu.  ;D


Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: K.K. on 16 October 2013, 10:08:36 AM
Yang dimaksudkan bro Indra itu benar, karena selama ini yang dijalankan adalah demikian, yang saya lihat di negara2 Buddhist juga demikian, mungkin belum dijalankan di negara kita aja, sehingga jika ambil contoh saya menjalankan sila sendirian tanpa mengambil sila tersebut dihadapan anggota sangha maka saya seperti tidak memiliki suatu "kepatuhan" untuk menjaga sila yang telah saya ambil.

Tapi saya pernah baca kisah ada seorang perumah tangga mengambil atthasila diwaktu tengah hari karena kelupaan bhw hari itu uposatha, sehingga dia hanya menjalankan setengah hari saja tapi dengan niat tulus dan sepenuh hati dia jalankan, malam harinya dia meninggal dan masuk surga, jadi sebenarnya ga diambil dihadapan sangha pun juga gpp yang penting NIAT dan dijalankan dengan sepenuh hati. Ini hanya utk Atthasila aja lho bro KK yang diambil dihadapan sangha, klo Pancasila itu sudah rumus yang dijalankan harian oleh semua umat perumahtangga Buddhist yang tidak perlu lg diambil dihadapan anggota sangha. Jadi klo bro KK kuatir atthasila hny menjadi suatu ritual saja itu kembali kepada masing2 orang, namun sejauh ini saya melihat umat Buddhist sangat tidak berani bermain2 dg pengambilan atthasila, bila mereka mengambil atthasila mereka menjalankannya dengan sungguh2.

Oh, jadi seperti "kepatuhan" gitu yah. Menarik juga karena selama ini saya pikir idealnya Buddhis menjalani sila secara sungguh-sungguh semata-mata karena memahami benar manfaatnya, bukan karena hal lain seperti "kepatuhan".

Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Indra on 16 October 2013, 11:12:50 AM
Oh, jadi seperti "kepatuhan" gitu yah. Menarik juga karena selama ini saya pikir idealnya Buddhis menjalani sila secara sungguh-sungguh semata-mata karena memahami benar manfaatnya, bukan karena hal lain seperti "kepatuhan".



soal manfaat saya kira sebagian besar (if not all) buddhis sudah memahaminya, yaitu, dari kesejahteraan dalam kehidupan ini dan kehidupan mendatang hingga pencapaian kesucian, namun demikian, tetap saja sebagian dari mereka masih memerlukan pendorong untuk dapat menjalankannya dengan sungguh2.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Sumedho on 16 October 2013, 02:29:50 PM
soal "ambil"-sila itu cukup menarik yah… ini tradisi yg berjalan yg saya tahu di tradisi/sekte theravada saja. Saya nda pernah tahu sih di Buddhisme Awal itu ada disuruh ambil sila dll utk perumah tangga, bahkan perumusan 5 sila saja tidak dibakukan sebagai "pancasila" yg harus diambil ataupun diminta sama sangha/bhikkhu. sama jg dengan "atthasila" yg belum ada di Buddhisme Awal, yg masih uposatha dengan 8 faktor saja dan tidak pake diambil2. cmiiw

Jika sudah tahu ini adalah hanya "tradisi" dan ritual "pengambilan" itu bukan bentuk baku atau kewajiban mutlak, harusnya jangan terlalu dipermasalahkan sih… lakukan dengan tekat sendiri bukan karena sudah "ngambil" atau "minta". itu bukan sesuatu yg diambil atau diminta. itu bukan sesuatu yg dari luar menguatkan kita, tapi lebih ke tekad melaksanakan dengan rela dan mengerti manfaatnya.

tapi yah… pop culture buddhisme yg ada yah gitudeh… -.-!
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: juanpedro on 16 October 2013, 07:48:32 PM

gitu ya Om... tapi kadang si penutur pertama melakukannya dengan niat membingungkan lawan bicara atau biar lawan bicara salah mengartikan sehingga menguntungkan pihak penutur pertama gimana? :P

maaf OOT dikit :P

 [at] Bro Indra makasih udh dibantu  ;D

 [at] Bro Juanpedro anda tidak OOT kok, karena topik saya ini juga ada kesan ambigu bagi yang tidak mengerti maksud saya.  namun Bro Indra paham dengan maksud saya jadi dia dapat menjelaskan kepada anda.
okesip Oma ;)

soal "ambil"-sila itu cukup menarik yah… ini tradisi yg berjalan yg saya tahu di tradisi/sekte theravada saja. Saya nda pernah tahu sih di Buddhisme Awal itu ada disuruh ambil sila dll utk perumah tangga, bahkan perumusan 5 sila saja tidak dibakukan sebagai "pancasila" yg harus diambil ataupun diminta sama sangha/bhikkhu. sama jg dengan "atthasila" yg belum ada di Buddhisme Awal, yg masih uposatha dengan 8 faktor saja dan tidak pake diambil2. cmiiw

Jika sudah tahu ini adalah hanya "tradisi" dan ritual "pengambilan" itu bukan bentuk baku atau kewajiban mutlak, harusnya jangan terlalu dipermasalahkan sih… lakukan dengan tekat sendiri bukan karena sudah "ngambil" atau "minta". itu bukan sesuatu yg diambil atau diminta. itu bukan sesuatu yg dari luar menguatkan kita, tapi lebih ke tekad melaksanakan dengan rela dan mengerti manfaatnya.

tapi yah… pop culture buddhisme yg ada yah gitudeh… -.-!
setuju sama yang dibold. meskipun demikian, banyak orang yang masih membutuhkan 'kekuatan' dari luar karena mungkin mereka belum pede dengan kekuatan sendiri.  itulah mengapa ritual/tradisi dibuat*. nothing succeeds like excess.

*ada bonus efek placebo sih :D

Pernah ngambil 8 sila sewaktu retreat,
dan kaga ngembaliin ke lima...
efeknya ? Um... gelisah...
ko bisa begitu? :))
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: seniya on 16 October 2013, 08:06:03 PM
soal "ambil"-sila itu cukup menarik yah… ini tradisi yg berjalan yg saya tahu di tradisi/sekte theravada saja. Saya nda pernah tahu sih di Buddhisme Awal itu ada disuruh ambil sila dll utk perumah tangga, bahkan perumusan 5 sila saja tidak dibakukan sebagai "pancasila" yg harus diambil ataupun diminta sama sangha/bhikkhu. sama jg dengan "atthasila" yg belum ada di Buddhisme Awal, yg masih uposatha dengan 8 faktor saja dan tidak pake diambil2. cmiiw

Jika sudah tahu ini adalah hanya "tradisi" dan ritual "pengambilan" itu bukan bentuk baku atau kewajiban mutlak, harusnya jangan terlalu dipermasalahkan sih… lakukan dengan tekat sendiri bukan karena sudah "ngambil" atau "minta". itu bukan sesuatu yg diambil atau diminta. itu bukan sesuatu yg dari luar menguatkan kita, tapi lebih ke tekad melaksanakan dengan rela dan mengerti manfaatnya.

tapi yah… pop culture buddhisme yg ada yah gitudeh… -.-!

Yups, itulah bentuk ritualisasi ajaran yang akhirnya menjadi tradisi dan terbentuklah yang disebut agama. Tentu saja Sang Buddha sendiri tidak mengajarkan ritual2 demikian :D
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: adi lim on 17 October 2013, 05:56:16 AM
sebagai umat buddhis, umat awam memang wajib berlatih 5 sila dalam kehidupan sehari2 & atha sila pada hari uposatha,
dan latihan praktek sila tidak harus dimulai dengan mengikuti upacara/ritual.
kebenarannya adalah tekad sendiri utk berlatih dengan sungguh2 adalah yang utama.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 17 October 2013, 11:29:01 AM
Oh, jadi seperti "kepatuhan" gitu yah. Menarik juga karena selama ini saya pikir idealnya Buddhis menjalani sila secara sungguh-sungguh semata-mata karena memahami benar manfaatnya, bukan karena hal lain seperti "kepatuhan".

soal manfaat saya kira sebagian besar (if not all) buddhis sudah memahaminya, yaitu, dari kesejahteraan dalam kehidupan ini dan kehidupan mendatang hingga pencapaian kesucian, namun demikian, tetap saja sebagian dari mereka masih memerlukan pendorong untuk dapat menjalankannya dengan sungguh2.
^:)^ ^:)^
Makasih udah dibantu jawab oleh bro Indra dengan tepat sekali. Udah kejawab ya bro Kainyn.... ;D

soal "ambil"-sila itu cukup menarik yah… ini tradisi yg berjalan yg saya tahu di tradisi/sekte theravada saja. Saya nda pernah tahu sih di Buddhisme Awal itu ada disuruh ambil sila dll utk perumah tangga, bahkan perumusan 5 sila saja tidak dibakukan sebagai "pancasila" yg harus diambil ataupun diminta sama sangha/bhikkhu. sama jg dengan "atthasila" yg belum ada di Buddhisme Awal, yg masih uposatha dengan 8 faktor saja dan tidak pake diambil2. cmiiw

Jika sudah tahu ini adalah hanya "tradisi" dan ritual "pengambilan" itu bukan bentuk baku atau kewajiban mutlak, harusnya jangan terlalu dipermasalahkan sih… lakukan dengan tekat sendiri bukan karena sudah "ngambil" atau "minta". itu bukan sesuatu yg diambil atau diminta. itu bukan sesuatu yg dari luar menguatkan kita, tapi lebih ke tekad melaksanakan dengan rela dan mengerti manfaatnya.

tapi yah… pop culture buddhisme yg ada yah gitudeh… -.-!
Waahhh....Tuhan aja sampe turun dari Surga karena tertarik tentang pengambilan sila ini, padahal topik awal saya ingin melihat apakah pandangan member disini tentang Pancasila yang sering bolong2 itu, bukan tentang pengambilan sila, tapi berkembang terus hingga ke pengambilan sila.

Bila ditinjau dari awal, sang Buddha telah memberikan instruksi untuk melakukan pengambilan uposatha sehari sebelum full moon dengan pembacaan patimokkha bagi anggota sangha, sedangkan bagi umat awam dengan melakukan atthasila dan mendengarkan dhamma desana. Dimana tradisi ini masih dijalankan dengan taat oleh negara Sri Lanka bahkan mereka sehari full sejak subuh jam 4.30 udah datang ke Vihara untuk pengambilan atthasila dipandu anggota sangha kemudian seharian mereka di Vihara dengan mendengarkan dhamma desana dan meditasi hingga maghrib kemudian ditutup dengan membaca Pancasila untuk melepas tekad atthasila mereka. Tradisi ini apakah juga dijalankan di negara Buddhist Theravada lainnya spt Myanmar atau Thailand saya kurang mengetahui karena belom pernah tinggal disana.

Saya SETUJU dengan pandangan Tuhan Medho bahwa yang terpenting itu TEKAD nya dan menjalankan dengan sungguh2.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 17 October 2013, 11:31:18 AM
Yups, itulah bentuk ritualisasi ajaran yang akhirnya menjadi tradisi dan terbentuklah yang disebut agama. Tentu saja Sang Buddha sendiri tidak mengajarkan ritual2 demikian :D
Kalo ritual2 memang sang Buddha tidak mengajarkan.... ;D
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: morpheus on 17 October 2013, 12:59:11 PM
apakah "kepatuhan" dan "pendorong" di sini sama dengan upaya kausalya?
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 22 October 2013, 06:22:38 PM
sebagai umat buddhis, umat awam memang wajib berlatih 5 sila dalam kehidupan sehari2 & atha sila pada hari uposatha,
dan latihan praktek sila tidak harus dimulai dengan mengikuti upacara/ritual.
kebenarannya adalah tekad sendiri utk berlatih dengan sungguh2 adalah yang utama.
IYA bro, yang utama adalah tekad menjalankan dengan sungguh2, bukan rituilnya.


apakah "kepatuhan" dan "pendorong" di sini sama dengan upaya kausalya?
Setau sy theravada ga mengajarkan aneh2, tp hanya menunjukkan jalan pembebasan, jadi terserah mau menjalankan ato tidak, Guru agung kita hanya menunjukkan saja jalannya, tinggal kita yang harus menjalani nya sendiri dengan tekad yang kuat dan sungguh2 dalam menjalani nya.
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: Shasika on 22 October 2013, 06:42:40 PM
Setelah beberapa masukan dari member saya rasa saya ingin mengakhiri diskusi ini, sesuai dengan judulnya Pancasila diganti menjadi Ekasila, ini adalah hasil dari diskusi antar teman, kemudian saya bawa ke Bhante Panna dan beliau menjawab dengan sangat teguh, "Bahwa PANCASILA tidak dapat dipenggal2, apalagi hanya EKASILA"

Beliau menjelaskan dengan perumpamaan, bahwa tangan kita terdiri dari 5 jari, bila ada satu saja jari yang dipotong maka kita akan kesulitan mengangkat sesuatu benda, hal ini sudah merupakan satu kesatuan dimana kebutuhan tangan adalah 5 jari walau bentuknya masing2 jari berbeda2 tapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipotong. Demikian pula Pancasila merupakan Sila yang utuh yang harus dijalankan oleh umat dalam menjaga silanya, tidak boleh dipenggal2 hanya menjadi beberapa sila saja ato bahkan hanya menjadi satu sila saja (Ekasila). Sehingga ini sudah mutlak Pancasila tidak dapat dipenggal2 apalagi hanya satu sila saja (Ekasila).

Saya kemudian mendekati beliau ketika waktu pulang, sebelum memasuki kendaraan saya masih tetap ngotot menginginkan jawaban yang lebih spesifik. Saya sampaikan kepada beliau "Maaf Bhante, ini pertanyaan amat mengganggu saya, dikarenakan ada seorang Bhante dari Thailand yang membabarkan hal demikian, bahwa umat perumahtangga memang secara normal pasti pernah melanggar, sehingga bila tidak dpt menjalankan sepenuhnya 5 Sila paling tidak 1 Sila masih tetap dijaga, tidak dilanggar."

Lalu Bhante Panna menyampaikan, "Baiklah, jika umat mau bersikeras apa bisa Ekasila dijalankan, jawaban saya TIDAK, harus komplit Pancasila, namun jika umat tetap ngeyel mau nya hanya Ekasila maka JANGAN memenggal yang Pancasila, tapi menggunakan sila yang lain yaitu MALU BERBUAT JAHAT/SALAH. Pancasila tetap lima sila yang tidak boleh dipenggal2, tapi jika MALU BERBUAT JAHAT/SALAH maka pancasila sudah masuk didalam sila itu juga."

Maka dari itu saya menulis di thread ini karena pertanyaan teman saya itu cukup menarik, sehingga saya ingin sharing.
Semoga sharing ini bermanfaat.
 _/\_
Title: Re: PANCASILA diganti menjadi EKASILA
Post by: K.K. on 23 October 2013, 10:27:19 AM
^:)^ ^:)^
Makasih udah dibantu jawab oleh bro Indra dengan tepat sekali. Udah kejawab ya bro Kainyn.... ;D

OK. :D