//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Abhidhamma & vipassana  (Read 199511 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sumedho

  • Kebetulan
  • Administrator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 12.406
  • Reputasi: 423
  • Gender: Male
  • not self
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #600 on: 23 August 2008, 10:30:26 PM »
tadi sempat baca ulang dari awal, mau cari titik dimana diputus dan dijadikah thread baru.

Tapi seprtinya aliran airnya tidak pas kalau terputus, karena saling bergnatungan.

Kalau pembahasan vipassananya dibuka di thread baru saja aja bagaimana teman2x? Yang lama biarlah berlalu, palingan nanti diberikan link back ke thread (sekitar page 30), utk pengantar bagi yg ingin menelusuri mundur.
There is no place like 127.0.0.1

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #601 on: 24 August 2008, 07:21:13 AM »
Saya lebih setuju bila judulnya saja yang diganti, seperti usul Rekan Tesla dan Bond. Contoh judul baru: "Diskusi meditasi vipassana". Judul ini bisa mencakup semua posting yang berkaitan dengan vipassana, baik yang menghubungkannya dengan abhidhamma maupun yang tidak. (Jangan menggunakan "MMD", karena akan menjadi sempit lagi.)
Kalau dibuat thread baru dengan link ke sini, saya khawatir ada teman-teman pembaca yang 'gaptek' yang mendapat kesulitan untuk mencari hubungan kedua thread itu. Jadi, carilah jalan keluar yang paling sederhana.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
'Melihat apa adanya' menurut FABIAN dan HUDOYO
« Reply #602 on: 24 August 2008, 08:18:45 AM »
'Melihat apa adanya' (yathabhutam nyanadassanam) adalah suatu pengalaman batin yang sangat penting dalam ajaran vipassana Sang Buddha, karena melalui 'melihat apa adanya' inilah pembebasan tercapai.

Dalam debat antara Rekan Fabian dan saya kemarin, topik ini sempat muncul, dan tampak perbedaan yang sangat mendasar antara Rekan Fabian dan saya dalam memahami 'melihat apa adanya' itu.

Rekan Fabian memahami 'melihat apa adanya' sebagai (saya kutip): "Pengertian dan kebijaksanaan yang timbul dari melihat segala sesuatu apa adanya (dengan kata lain secara lebih khusus yaitu melihat semua fenomena batin dan jasmani diliputi oleh anicca, dukkha dan anatta) inilah yang dimaksud dengan bertambah matangnya pengertian anicca, dukkha dan anatta, karena bila kita melihat apa adanya maka ketiga corak (lakkhana) inilah yang selalu nampak. Bila dalam meditasi Vipassana metode tertentu dan dalam metode tersebut kita tidak melihat anicca dukkha dan anatta maka ia sebenarnya tidak berVipassana, walaupun ia mengklaim berVipassana)."

Jadi singkatnya, bagi Rekan Fabian 'melihat apa adanya' berarti "melihat anicca, dukkha & anatta di dalam segala fenomena yang diamati." ... Dalam hal ini, Rekan Fabian sama sekali tidak salah ... karena ia berpegang teguh pada ajaran vipassana Mahasi Sayadaw yang bersumber pada Visuddhi-magga. Menurut ajaran ini, di dalam meditasi vipassana, setiap apa pun yang masuk melalui keenam indra harus disadari sebagai "selalu berubah, tidak memuaskan, tidak bisa dikendalikan" (anicca, dukkha, anatta = tilakkhana); itulah 'melihat apa adanya' menurut ajaran ini.

Bagi saya--dan bagi teman-teman non-Buddhis yang menjalankan MMD--"melihat segala sesuatu sebagai anicca, dukkha & anatta" itu sama sekali bukan 'melihat apa adanya', sebagaimana dipahami oleh Mahasi Sayadaw dan diajarkan oleh beliau dalam meditasi vipassana-nya. Itu tidak lebih dari 'melihat dengan konsep [tilakkhana]".

Bagi saya, 'melihat apa adanya' adalah "melihat segala sesuatu tanpa dicampuri oleh reaksi pikiran/si aku sebagai pikiran dengan segala keinginannya dsb." Dan ini hanya bisa terjadi bila dalam melihat segala sesuatu itu batin/pikiran berhenti, segala konsep/ajaran yang pernah dipelajari di masa lampau berhenti.

Contoh: ketika mata saya melihat mobil mewah milik tetangga ... saya tidak melihatnya sebagai "anicca, dukkha & anatta" ... melainkan saya melihat, apakah batin saya bereaksi terhadap mobil tetangga itu atau tidak, misalnya bereaksi dengan rasa iri hati, dengan berbagai pikiran ("wah pasti dia korupsi") dsb ... Bila saya melihat mobil tetangga itu dengan rasa iri hati dll, maka saya tidak "melihat apa adanya" mobil mewah itu ... Tetapi bila reaksi batin itu disadari dan berhenti ... barulah saya "melihat apa adanya" mobil mewah itu sebagai mobil mewah ... tanpa dicampuri lagi oleh reaksi batin berupa pikiran & keinginan, irihati dsb. ...

Contoh (lanjutan): Ketika saya melihat mobil mewah tetangga itu ... lalu muncul pikiran "ah itu anicca, mobil itu pasti akan rusak; ah, itu dukkha, pasti repot melekat pada mobil seperti itu; ah, itu anatta, mobil itu tidak mau menuruti kehendak saya" ... bila muncul pikiran-pikiran  seperti itu, maka saya tidak 'melihat apa adanya', melainkan saya melihat mobil mewah itu dengan dicampuri oleh pikiran berupa konsep/doktrin tilakkhana (anicca, dukkha, anatta) yang pernah saya pelajari di masa lampau ... saya tidak melihat mobil mewah itu pada saat kini tanpa dicampuri oleh pikiran dari masa lampau. Seorang praktisi MMD yang non-Buddhis tidak akan "melihat" seperti itu. ... Tetapi, kalau kemudian saya menyadari pikiran tentang tilakkhana yang mencampuri penglihatan saya akan mobil mewah itu ... maka pikiran tentang tilakkhana itu akan berhenti ... dan di situlah baru saya 'melihat apa adanya' mobil mewah itu sebagai mobil mewah, tanpa dicampuri pikiran apa pun.

Itulah 'melihat apa adanya' yang dilatih dalam MMD. Jelas 'melihat apa adanya' dalam MMD sangat berbeda dengan 'melihat apa adanya' yang diajarkan dalam vipassana versi Mahasi Sayadaw. Dalam MMD 'melihat apa adanya' bisa dipahami dan diterapkan oleh praktisi MMD baik yang non-Buddhis (tanpa perlu belajar tilakkhana) maupun yang Buddhis. Dalam MMD, 'melihat apa adanya' berarti reaksi pikiran beserta segala emosi yang menyertainya berhenti, segala pikiran/konsep/ajaran yang mencampuri peristiwa 'melihat' itu berhenti; itulah yang diajarkan Sang Buddha di dalam Mulapariyaya-sutta ("berhenti pada persepsi murni (langkah #1), tidak berlanjut dengan munculnya pikiran & si aku (langkah #2-#6)"), Bahiya-sutta & Malunkyaputta-sutta ("hanya melihat, hanya mendengar, hanya mencerap, hanya mengenali batin [tanpa reaksi pikiran & si aku]").

Salam,
hudoyo
« Last Edit: 24 August 2008, 08:24:52 AM by hudoyo »

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #603 on: 24 August 2008, 09:14:14 AM »
Bagi saya, 'melihat apa adanya' adalah "melihat segala sesuatu tanpa dicampuri oleh reaksi pikiran/si aku sebagai pikiran dengan segala keinginannya dsb." Dan ini hanya bisa terjadi bila dalam melihat segala sesuatu itu batin/pikiran berhenti, segala konsep/ajaran yang pernah dipelajari di masa lampau berhenti.

[

sama gak dengan ini...

“(1) Demikianlah, Bàhiya, engkau harus melatih dirimu: dalam melihat objek-objek terlihat (semua objek terlihat), menyadari bahwa melihat adalah hanya melihat; dalam mendengarkan suara, menyadari bahwa mendengar adalah hanya mendengar; demikian pula dalam mencium bau-bauan, mengecap dan menyentuh objek-objek sentuhan, menyadari bahwa mencium, mengecap, menyentuh adalah hanya mencium, mengecap dan menyentuh; dan dalam menyadari objek-objek pikiran, yaitu pikiran dan gagasan, menyadari bahwa itu hanyalah menyadari.”

“(2) Bàhiya, jika engkau mampu tetap menyadari dalam melihat, mendengar, mengalami, dan mengenali (empat kelompok) objek-indria, engkau akan menjadi seorang yang tidak berhubungan dengan keserakahan, kebencian, dan kebodohan sehubungan dengan objek-objek terlihat, suara yang terdengar, objek-objek yang dialami, atau objek pikiran yang dikenali. Dengan kata lain, engkau akan menjadi seorang yang tidak serakah, tidak membenci, dan tidak bodoh.”

“(3) Bàhiya, terhadap objek-objek terlihat, suara yang terdengar, objek-objek yang dialami, objek-objek pikiran yang dikenali, engkau tidak boleh berhubungan dengannya melalui keserakahan, kebencian atau kebodohan, yaitu, jika engkau ingin menjadi seorang yang tidak memliki keserakahan, kebencian dan kebodohan, maka, Bàhiya, engkau harus menjadi seorang yang tidak memiliki keserakahan, keangkuhan atau pandangan salah sehubungan dengan objek yang dilihat, didengar, dialami atau dikenali. Engkau tidak boleh menganggap ‘Ini milikku’ (karena keserakahan), tidak memiliki konsep ‘aku’ (karena keangkuhan), tidak mempertahankan gagasan atau konsep ‘diriku’ (karena pandangan salah).”

“(4) Bàhiya, jika engkau sungguh ingin menjadi seorang yang tidak memiliki keserakahan, keangkuhan atau pandangan salah sehubungan dengan objek yang dilihat, suara yang didengar, objek-objek nyata yang dialami, objek-pikiran yang dikenali, maka Bàhiya, (dengan tidak adanya keserakahan, keangkuhan dan pandangan salah dalam dirimu) engkau tidak akan terlahir kembali di alam manusia, juga tidak akan terlahir kembali di empat alam lainnya (yaitu, alam dewa, Niraya, binatang, dan hantu kelaparan atau peta). Selain kehidupan yang sekarang (di alam manusia) dan empat alam kelahiran kembali lainnya, tidak ada alam lainnya bagimu. Tidak-munculnya batin-dan-jasmani baru adalah akhir dari kotoran yang merupakan dukkha dan akhir dari kelahiran kembali yang merupakan dukkha.


VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline fran

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: 8
  • Omitofo
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #604 on: 24 August 2008, 09:15:21 AM »
Bukankah melihat mobil mewah sebagai mobil mewah, sebenarnya telah dicampuri oleh pikiran bahwa benda/object tsb disebut mobil dan pikiran jg yg mengkondisikan itu mewah [mobilnya]..

Sepertinya pikiran akan bereaksi jika ada yg mengatakan itu hanya mobil sederhana, ataupun ada yg mengatakan itu bukan mobil melainkan bus (misalnya)..

Seandainya anda yg melihat dan menyadari bahwa mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca), bukankah itu adalah kenyataan yg ada..
Dgn menyadari Annica, pikiran niscaya tidak akan bereaksi lagi jika ada yg berpendapat/berargumen lain ttg mobil mewah itu, karna dari beragam pendapat tsb ujung2nya bermuara ke Anicca juga..




Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #605 on: 24 August 2008, 09:17:54 AM »
Bukankah melihat mobil mewah sebagai mobil mewah, sebenarnya telah dicampuri oleh pikiran bahwa benda/object tsb disebut mobil dan pikiran jg yg mengkondisikan itu mewah [mobilnya]..

Sepertinya pikiran akan bereaksi jika ada yg mengatakan itu hanya mobil sederhana, ataupun ada yg mengatakan itu bukan mobil melainkan bus (misalnya)..

Seandainya anda yg melihat dan menyadari bahwa mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca), bukankah itu adalah kenyataan yg ada..
Dgn menyadari Annica, pikiran niscaya tidak akan bereaksi lagi jika ada yg berpendapat/berargumen lain ttg mobil mewah itu, karna dari beragam pendapat tsb ujung2nya bermuara ke Anicca juga..






Benar juga,ketika sudah ada persepsi bahwa mobil itu "MEWAH", pikiran sudah mengidentifikasikan.

Bayangkan seorang suku primitif yang belum pernah melihat mobil, ketika melihat mobil corolla vios dengan mobil mercedez benz, apakah yang terlintas dari pikirannya ? apakah ada identifikasi MEWAH atau tidak ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #606 on: 24 August 2008, 09:38:04 AM »
Bagaimana kalo gini, melihat apa adanya sama ga dgn sikap cuek :) kalo aye orangnya cuek mo mobil mewah ato bkn, tdk ada keinginan untuk memiliki :)
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #607 on: 24 August 2008, 09:44:04 AM »
Quote
"Pengertian dan kebijaksanaan yang timbul dari melihat segala sesuatu apa adanya (dengan kata lain secara lebih khusus yaitu melihat semua fenomena batin dan jasmani diliputi oleh anicca, dukkha dan anatta) inilah yang dimaksud dengan bertambah matangnya pengertian anicca, dukkha dan anatta, karena bila kita melihat apa adanya maka ketiga corak (lakkhana) inilah yang selalu nampak. Bila dalam meditasi Vipassana metode tertentu dan dalam metode tersebut kita tidak melihat anicca dukkha dan anatta maka ia sebenarnya tidak berVipassana, walaupun ia mengklaim berVipassana)."
inilah yg dimaksud bahaya/jebakan vipassana yg dikatakan Ajahn Brahm.
penjelasan mengenai konsep vipassana dapat ditemui dalam buku2 meditasi Buddhism.
shg ketika bermeditasi, secara tidak sadar, pemeditasi berusaha utk melihat apa yg dibaca sebelumnya, bukan melihat apa adanya. ;D

walaupun orang yg telah keluar dari kesadaran melihat apa adanya, mendeskripsikan 'anatta, anicca, dukkha', tetap saja, itu hanyalah telunjuk yg menunjuk ke bulan. bukan bulan itu sendiri. orang berbeda (atau bahkan orang sama dilain waktu seperti Buddha) dapat mendeskripsikan sebagai 4KM, JM8, Paticca-Samupadda, dll... (secara Buddha menyampaikan sesuai dg kondisi lawan bicaranya).
« Last Edit: 24 August 2008, 09:46:37 AM by tesla »
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #608 on: 24 August 2008, 09:50:38 AM »
Bagaimana kalo gini, melihat apa adanya sama ga dgn sikap cuek :) kalo aye orangnya cuek mo mobil mewah ato bkn, tdk ada keinginan untuk memiliki :)
cueknya cuek sadar, bukan cuek tidak sadar...
cuek sadar tidak sampai melabeli "ini mobil"
ketika pelabelan "ini mobil" terjadi, kesadaran sudah terseret dalam pikiran, alias tidak sadar.
semua 6 indra dapat menyeret kita. mis:
~ketika melihat objek menarik, kita menatapnya lebih lama.
~ketika melihat objek menjijikkan, cepat2 buang muka.
~sama dg bau, suara, rasa, sentuhan...
~dalam pikiran juga demikian, memori indah diulang2 terus, demikian juga harapan2 indah.
~yg tidak menyenangkan juga berusaha ditolak mati2an, sampe stress n gila
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Suchamda

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 556
  • Reputasi: 14
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #609 on: 24 August 2008, 09:52:16 AM »
Dear pak Hudoyo,
Sepertinya terakhir2 ini , diskusi terarah pada pendeskripsian pengalaman2 melihat apa adanya.
Saya hanya khawatir bila ini coba dijelaskan, maka pikiran2 para pembaca akan segera menghapalkannya dan menjadikan konsep yang manakala bersangkutan menjalani meditasinya, itu akan menjadi konsep kembali, yang hakikatnya akan menjadi penghalang baru yg memperumit utk melihat sebagai 'apa adanya'.
Saya rasa ada baiknya dibiarkan menjadi misteri saja.
Namun memang saya pahami bahwa jawaban Pak Hud itu adalah untuk mengcounter usaha pendeskripsian dari sdr.Fabian.



Ref:

Quote
Bukankah melihat mobil mewah sebagai mobil mewah, sebenarnya telah dicampuri oleh pikiran bahwa benda/object tsb disebut mobil dan pikiran jg yg mengkondisikan itu mewah [mobilnya]..

Sepertinya pikiran akan bereaksi jika ada yg mengatakan itu hanya mobil sederhana, ataupun ada yg mengatakan itu bukan mobil melainkan bus (misalnya)..

Seandainya anda yg melihat dan menyadari bahwa mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca), bukankah itu adalah kenyataan yg ada..
Dgn menyadari Annica, pikiran niscaya tidak akan bereaksi lagi jika ada yg berpendapat/berargumen lain ttg mobil mewah itu, karna dari beragam pendapat tsb ujung2nya bermuara ke Anicca juga..
"We don't use the Pali Canon as a basis for orthodoxy, we use the Pali Canon to investigate our experience." -- Ajahn Sumedho

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #610 on: 24 August 2008, 10:45:16 AM »
Sebagaimana ia mengajari orang lain, demikianlah hendaknya ia berbuat. Setelah
ia dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik, hendaklah ia melatih orang
lain. Sesungguhnya amat sukar untuk mengendalikan diri sendiri.(DHAMMAPADA,
syair 159)

Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri pula seseorang menjadi
suci. Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri. Tak seorangpun yang
dapat mensucikan orang lain. (DHAMMAPADA, syair 165)
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Semit

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 172
  • Reputasi: 30
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #611 on: 24 August 2008, 11:05:51 AM »
4.8. ‘Seandanya seorang bhikkhu mengatakan: “Teman-teman, aku mendengar dan menerima ini dari mulut Sang Bhagava sendiri: inilah Dhamma, inilah disiplin, inilah Ajaran Sang Guru”, maka, para bhikkhu, kalian tidak boleh menerima atau menolak kata-katanya. Kemudian, tanpa menerima atau menolak, kata-kata dan ungkapannya harus dengan teliti dicatat dan dibandingkan dengan Sutta-sutta dan dipelajari di bawah cahaya disiplin. Jika kata-katanya, saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti tidak selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini bukan kata-kata Sang Buddha, hal ini telah keliru dipahami oleh bhikkhu ini”, dan kata-katanya itu harus ditolak. Tetapi jika saat dibandingkan dan dipelajari, terbukti selaras dengan Sutta atau disiplin, berarti kesimpulannya adalah: “Pasti ini adalah kata-kata Sang Buddha, hal ini telah dengan benar dipahami oleh bhikkhu ini.”
(Mahaparinibbana Sutta)

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #612 on: 24 August 2008, 03:13:25 PM »
Bukankah melihat mobil mewah sebagai mobil mewah, sebenarnya telah dicampuri oleh pikiran bahwa benda/object tsb disebut mobil dan pikiran jg yg mengkondisikan itu mewah [mobilnya]..
Sepertinya pikiran akan bereaksi jika ada yg mengatakan itu hanya mobil sederhana, ataupun ada yg mengatakan itu bukan mobil melainkan bus (misalnya)..
Seandainya anda yg melihat dan menyadari bahwa mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca), bukankah itu adalah kenyataan yg ada..
Dgn menyadari Annica, pikiran niscaya tidak akan bereaksi lagi jika ada yg berpendapat/berargumen lain ttg mobil mewah itu, karna dari beragam pendapat tsb ujung2nya bermuara ke Anicca juga..

Betul, melihat benda itu sebagai "mobil mewah" adalah juga gerak pikiran ... tapi di situ gerak pikiran itu masih sangat awal (masih langkah #2 dari Mulapariyaya-sutta), di situ belum ada atta/aku yang mencampuri persepsi mobil mewah itu. ... Karena belum ada atta, maka tidak ada atta yang ber-relasi dengan obyek (mobil mewah), maka tidak ada dukkha. ... Bila Anda masuk ke dalam 'khanika-samadhi' yang sesungguhnya ... bahkan konsep 'mobil mewah' itu tidak muncul ... yang ada sekadar 'persepsi murni' akan sebuah fenomena tanpa-nama, tanpa-identitas, yang masuk ke dalam kesadaran melalui mata (langkah #1 dari Mulapariyaya-sutta, "hanya melihat" dari Bahiya-sutta) ...

"mobil itu sebenarnya bukan mobil dan mobil itu sebenarnya tidak ada (Anicca) ... dst" itu bukan 'kenyataan yang ada' ... itu tidak lebih dari gerak pikiran yang terkondisi oleh ajaran mahaprajnaparamita dari Madhyamika. Dan itu tidak ada kaitan dengan 'anicca' sama sekali. Di dalam melihat fenomena 'mobil mewah' seperti 'apa adanya' tidak muncul konsep 'anicca', konsep 'anicca' itu pikiran yang terkondisi oleh ajaran tilakkhana.

Salam,
hudoyo

 
« Last Edit: 24 August 2008, 03:31:19 PM by hudoyo »

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #613 on: 24 August 2008, 03:14:45 PM »
Bagaimana kalo gini, melihat apa adanya sama ga dgn sikap cuek :) kalo aye orangnya cuek mo mobil mewah ato bkn, tdk ada keinginan untuk memiliki :)

Bukan, Ryu, sikap "cuek" itu juga reaksi pikiran/aku terhadap rangsangan yang masuk ke dalam kesadaran.

Salam,
hudoyo

Offline hudoyo

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.919
  • Reputasi: 20
Re: Abhidhamma & vipassana
« Reply #614 on: 24 August 2008, 03:17:25 PM »
inilah yg dimaksud bahaya/jebakan vipassana yg dikatakan Ajahn Brahm.
penjelasan mengenai konsep vipassana dapat ditemui dalam buku2 meditasi Buddhism.
shg ketika bermeditasi, secara tidak sadar, pemeditasi berusaha utk melihat apa yg dibaca sebelumnya, bukan melihat apa adanya. ;D

walaupun orang yg telah keluar dari kesadaran melihat apa adanya, mendeskripsikan 'anatta, anicca, dukkha', tetap saja, itu hanyalah telunjuk yg menunjuk ke bulan. bukan bulan itu sendiri. orang berbeda (atau bahkan orang sama dilain waktu seperti Buddha) dapat mendeskripsikan sebagai 4KM, JM8, Paticca-Samupadda, dll... (secara Buddha menyampaikan sesuai dg kondisi lawan bicaranya).

Betul.  _/\_

 

anything