//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Lacur Pake Uang Kolekte  (Read 1399 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
Lacur Pake Uang Kolekte
« on: 23 February 2009, 05:42:13 PM »
  Mang Ucup Punya Cerita (1)
Posted by: "Handoko Tjandra" handokotj [at] yahoo.com   handokotj
Fri Feb 20, 2009 1:01 am (PST)


Mang Ucup baru pulang dari love tour ke Asia. Seperti juga di tiap kota besar selalu ada kampus hitamnya - kalau di Bandung disebut Sari-Black dan di Bangkok daerah lampu merahnya diberi nama Patpong, kalau Mang Ucup jalan di daerah lampu merah, entah kenapa, mata Mang Ucup langsung ikutan jadi "merah" berbinar-binar. Tetapi untung, kemanapun Mang Ucup pergi selalu dirantai oleh CPM istri. Jadi, hanya sekadar window shopping. Tidak mendapat kesempatan untup icip-icip.

Untuk para Hamba Tuhan tentu daerah ini tidak baik, sebab untuk Hamba Tuhan sudah ada peraturan dari sononya harus "vegetarian" , jadi kagak boleh makan "daging". Walaupun demikian, kenyataannya ada saja Hamba Tuhan yang secara rutin minimal sebulan dua kali pergi ke daerah lampu merah. Hal ini dilakukan oleh Michael Pfleger dari gereja St. Sabina di Chicago. Dan ia kesana bukan hanya window shopping seperti Mang Ucup, tapi bener-bener shopping. Karena itu, kalau Anda berada di daerah lampu merah di Chicago dan melihat seorang Hamba Tuhan yang lagi tawar-menawar, jangan kaget. Hebatnya lagi, ia selalu memakai pakaian seragam dinasnya, jadi bukannya secara incognito, diam-diam sebagai preman.

Konon kegiatannya ini sudah diketahui dan direstui oleh dewan gereja. Bahkan lebih hebat lagi, ia diperkenankan menggunakan uang kolekte untuk kegiatannya di daerah lampu merah itu. Ia menyadari uang yang digunakan adalah hasil kolekte, karena itu harus diirit-irit. Jadi, ia selalu menawar untuk 1/2 jam service maximum, ia hanya berani bayar US$ 50.

Maklum, Hamba Tuhan itu tidak pilih-pilh. Gendut, kurus, sexy, non-sexy, muda atau tua tidak jadi masalah; mulai dari usia 13 tahun sampai 60 tahun diboyong semua. Seks itu ada macam-macam jenisnya, maka dari itu pada tahapan tawar-menawar pun telah ditentukan terlebih dahulu apakah mau seks normal atau oral. Rupanya Hamba Tuhan ini hanya tertarik yang orang.

Tetapi betapa kecewanya para penjaja seks itu ketika mereka benar-benar mau melayani secara oral. Ternyata Hamba Tuhan ini tidak tertarik sama sekali untuk dilayani seks secara oral, melainkan ia ingin oral beneran. Dan yang dimaksud dengan oral beneran olehnya ialah ngobrol alias kongkow, walaupun untuk itu ia harus bayar, karena ia tidak ingin merugikan mata pencarian orang lain.

Pastor Michael Pfeger ini bener-bener seorang pastor yang menginjili para penjaja seks dngan cara seperti itu. Jadi, ia pergi ke daerah lampu merah bukan untuk jajan atau icip-icip surga dunia, melainkan bener-bener berusaha untuk menginjili mereka agar kembali ke jalan yang benar.

Ia datang kesana bener-bener untuk berkotBAH, bukannya ingin jadi jadi nasaBAH. Ternyata usahanya telah menghasilkan puluhan wanita yang bertobat dan kembali ke jalan yang benar. Inilah salah satu cara yang unik untuk menyebarkan firman Tuhan dengan cara yang aneh tapi nyata.

Mang Ucup juga tertarik untuk bisa melayani seperti itu, tetapi sobat Mang Ucup seorang nasaBAH, sukar bisa berubah menjadi pengkhotBAH. Hehehe, nantinya bukannya ingin melayani, malah ingin dilayani.

Diambil dari buku "Hamba Duit vs Hamba Allah" oleh Mang Ucup.

Life is about living...