//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali  (Read 203947 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #330 on: 21 December 2011, 10:40:17 PM »
justru di sini kita cuma punya referensi sebagai alat untuk mengetahui apakah pengakuan itu sesuai dengan ajaran Buddha atau tidak, karena terus terang saya belum punya pengalaman luar biasa itu

kita ingin menguji, apakah suatu pengakuan itu sesuai dengan ajaran sang Buddha atau tidak, maka dari itu kita menuntut agar orang yang membuat pengakuan itu mengemukakan refrensi sutta yang sesuai dengan pengakuannya. ini tidak satu visi dengan yang membuat pengakuan. yang ingin menguji hanya pada pihak kita. sedangkan yang membuat pengakuan hanya menyampaikan "apa yang diketahui" dan "apa yang dialami". pengujian benar tidaknya pengakuan itu dengan sutta, dapat kita lakukan sendiri tanpa melibatkan orang itu. karena, menyeret orang tersebut ke dalam visi kita, tentulah menjadi sulit. perlulah kiranya kita memberikan alasan, mengapa dia mau menjadi visi dengan kita.

anggaplah pengakuannya itu tidak sesuai dengan sutta. misalnya, jika orang tersebut menyatakan terdapat 33 alam, sedangkan pada sutta dinyatakan terdapat 31 alam, lalu kita menyimpulkan bahwa pernyataannya tersebut tidak sesuai dengan sutta.

masalah terjadi ketika kedua belah pihak berupaya menyampaikan argumen bahwa pernyataannya itu benar. yang menjadi masalah, dasar argumentasi yang satu pihak adalah "pengalaman" sedangkan yang lain adalah "sutta". kalau telepon ini namanya salah sambung. tidak satu visi.

satu pihak bersikukuh bahwa sutta hanya menyebut ada 31 alam.
pihak lainnya bersikukuh bahwa sutta tidak menyebut bahwa "tidak ada 33 alam"

seolah keduanya bertentangan. sebenarnya tidak bertentangan, hanya kesalah fahaman. bgaimana kiranya mengurai kesalah fahaman ini?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #331 on: 21 December 2011, 10:50:22 PM »
kita ingin menguji, apakah suatu pengakuan itu sesuai dengan ajaran sang Buddha atau tidak, maka dari itu kita menuntut agar orang yang membuat pengakuan itu mengemukakan refrensi sutta yang sesuai dengan pengakuannya. ini tidak satu visi dengan yang membuat pengakuan. yang ingin menguji hanya pada pihak kita. sedangkan yang membuat pengakuan hanya menyampaikan "apa yang diketahui" dan "apa yang dialami". pengujian benar tidaknya pengakuan itu dengan sutta, dapat kita lakukan sendiri tanpa melibatkan orang itu. karena, menyeret orang tersebut ke dalam visi kita, tentulah menjadi sulit. perlulah kiranya kita memberikan alasan, mengapa dia mau menjadi visi dengan kita.

anggaplah pengakuannya itu tidak sesuai dengan sutta. misalnya, jika orang tersebut menyatakan terdapat 33 alam, sedangkan pada sutta dinyatakan terdapat 31 alam, lalu kita menyimpulkan bahwa pernyataannya tersebut tidak sesuai dengan sutta.

masalah terjadi ketika kedua belah pihak berupaya menyampaikan argumen bahwa pernyataannya itu benar. yang menjadi masalah, dasar argumentasi yang satu pihak adalah "pengalaman" sedangkan yang lain adalah "sutta". kalau telepon ini namanya salah sambung. tidak satu visi.

satu pihak bersikukuh bahwa sutta hanya menyebut ada 31 alam.
pihak lainnya bersikukuh bahwa sutta tidak menyebut bahwa "tidak ada 33 alam"

seolah keduanya bertentangan. sebenarnya tidak bertentangan, hanya kesalah fahaman. bgaimana kiranya mengurai kesalah fahaman ini?

benar, pengujian itu memang saya bandingkan sendiri dengan bantuan sutta, yg saya lakukan di sini hanyalah bertanya, dan membandingkan jawabannya apakah sesuai dengan sutta atau tidak. tapi jika ada orang yg mengatakan bahwa ia mengutip kata2 Sang Buddha, tidak bolehkah kita mempertanyakan darimana sumber yg ia katakan sebagai kata2 Sang Buddha itu? kecuali bahwa, dengan mempertimbangkan pencapaiannya, ia mengatakan bahwa ia mendengar langsung secara pribadi dari Sang Buddha, sehingga tidak tercatat dalam sutta.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #332 on: 21 December 2011, 10:52:00 PM »

satu pihak bersikukuh bahwa sutta hanya menyebut ada 31 alam.
pihak lainnya bersikukuh bahwa sutta tidak menyebut bahwa "tidak ada 33 alam"


sutta juga mengatakan tentang Empat Kebenaran Mulia, tapi sutta tidak mengatakan bahwa tidak ada dua puluh kebenaran mulia. jadi bisakah kita menyimpulkan bahwa ada 20 kebenaran mulia?

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #333 on: 21 December 2011, 10:54:50 PM »
benar, pengujian itu memang saya bandingkan sendiri dengan bantuan sutta, yg saya lakukan di sini hanyalah bertanya, dan membandingkan jawabannya apakah sesuai dengan sutta atau tidak. tapi jika ada orang yg mengatakan bahwa ia mengutip kata2 Sang Buddha, tidak bolehkah kita mempertanyakan darimana sumber yg ia katakan sebagai kata2 Sang Buddha itu? kecuali bahwa, dengan mempertimbangkan pencapaiannya, ia mengatakan bahwa ia mendengar langsung secara pribadi dari Sang Buddha, sehingga tidak tercatat dalam sutta.

bertanya, tentu saja boleh. Ketika orang itu tidak menjawab atau memberikan referensi yang tidak valid, maka dapat kita simpulkan bahwa kata-kata yang dia kutip itu tidak valid. Bukankah sampai di sini akan selesai urusannya? ataukah ada hal lain yang dipermasalahkan?

apakah perlu pula kita mengatakan kepadanya "anda pembohong, ternyata sang Buddha di dalam sutta tidak menyatakan demikian" ?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #334 on: 21 December 2011, 10:58:38 PM »
bertanya, tentu saja boleh. Ketika orang itu tidak menjawab atau memberikan referensi yang tidak valid, maka dapat kita simpulkan bahwa kata-kata yang dia kutip itu tidak valid. Bukankah sampai di sini akan selesai urusannya? ataukah ada hal lain yang dipermasalahkan?

apakah perlu pula kita mengatakan kepadanya "anda pembohong, ternyata sang Buddha di dalam sutta tidak menyatakan demikian" ?

perlu atau tidak perlu kita kembalikan saja kepada si penanya, tapi adakah yg berkata spt itu? dan fakta berbohong itu sudah jelas, kecuali kalau yg bersangkutan mengaku sudah berbincang2 langsung dengan Sang Buddha sehingga bisa mengatakan bahwa sutta itu salah.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #335 on: 21 December 2011, 11:03:09 PM »
sutta juga mengatakan tentang Empat Kebenaran Mulia, tapi sutta tidak mengatakan bahwa tidak ada dua puluh kebenaran mulia. jadi bisakah kita menyimpulkan bahwa ada 20 kebenaran mulia?

Pertama, sutta menyatakan : ada empat kebenaran mulia
Kedua, sutta tidak menyatakan :  tidak ada dua puluh kebenaran mulia

pernyataan pertama adalah benar.
pernyataan kedua juga benar.

apakah dapat disimpulkan bahwa ada dua puluh kebenaran mulia?

tentu tidak.

tapi jika ada yang mengatakan bahwa "ada dua puluh kebenaran mulia", maka hal ini tidak dinyatakan sebagai kontradiksi dengan sutta. kenapa, sesuatu yang kontradiksi itu harus sama termnya dan memiliki dua sifat, yakni jika yang satu benar, yang lainnya pasti keliru.

misal :

kebenaran mulia itu ada empat.

kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu tidak ada empat

tapi tidak kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu ada dua puluh.

jadi, apkah benar bahwa kebenaran mulia itu ada dua puluh? belum tentu. apa salah? belum tentu.

lalu bagaimana menguji kebenarannya ?

cukup sekian dulu. uraian tersebut hanya contoh yang kiranya bukan hal mudah untuk dapat difahami. juga sesuatu yang mungkin salah dalam sudut pandang yang berbeda. itu hanya penjelasan dari satu sudut pandang, untuk menjelaskan bahwa kemungkinan orang lain memiliki suatu alasan yang belum kita fahami, sebagaimana kita memiliki alasan yang mungkin tidak difahami orang lain. oleh karena itu sikap tenang dalam saling memahami, itu merupakan hal yang pokok.

Offline gina

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 656
  • Reputasi: 89
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #336 on: 21 December 2011, 11:04:01 PM »
sy jarang posting, tapi pengen comment aja

geli banget baca org yg ngaku2 muridnya udh arahat, hari genee gw sih kaga percaya, blm arahat kok tau muridnya udh arahat,
kacau

Sang Buddha tidak dilahirkan lagi, tapi kok masih ada di satu alam, alam ke 33 pula ??? ^-^

jangan ngaco belo lagi deh, bikin org ketawa aja, cari lelucon kira2 kalee

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #337 on: 21 December 2011, 11:06:50 PM »
perlu atau tidak perlu kita kembalikan saja kepada si penanya, tapi adakah yg berkata spt itu? dan fakta berbohong itu sudah jelas, kecuali kalau yg bersangkutan mengaku sudah berbincang2 langsung dengan Sang Buddha sehingga bisa mengatakan bahwa sutta itu salah.

mengungkapkan atau menyatakan bahwa orang itu telah berbohong, tentulah tidak akan menyenangkan orang lain. seandainyapun memang dia berbohong, seharusnya kita memberi wawasan agar orng lain mau berhenti dari berbohong, dan bukan menyatakan sesuatu yang kiranya membuat orng itu tidak senang hatinya. kita dapat memperkirakan, apakah orang itu merasa dirinya berbohong atau tidak? jika "ya", maka ketika kita mengatakan bahwa "kamu telah berbohong", itu akan sangat membantu dirinya sendiri. tapi jika "tidak", orang itu hanya akan tersinggung dan merasa difitnah.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #338 on: 21 December 2011, 11:10:32 PM »
Pertama, sutta menyatakan : ada empat kebenaran mulia
Kedua, sutta tidak menyatakan :  tidak ada dua puluh kebenaran mulia

pernyataan pertama adalah benar.
pernyataan kedua juga benar.

apakah dapat disimpulkan bahwa ada dua puluh kebenaran mulia?

tentu tidak.

tapi jika ada yang mengatakan bahwa "ada dua puluh kebenaran mulia", maka hal ini tidak dinyatakan sebagai kontradiksi dengan sutta. kenapa, sesuatu yang kontradiksi itu harus sama termnya dan memiliki dua sifat, yakni jika yang satu benar, yang lainnya pasti keliru.

misal :

kebenaran mulia itu ada empat.

kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu tidak ada empat

tapi tidak kontradiksi dengan

kebenaran mulia itu ada dua puluh.

jadi, apkah benar bahwa kebenaran mulia itu ada dua puluh? belum tentu. apa salah? belum tentu.

lalu bagaimana menguji kebenarannya ?

cukup sekian dulu. uraian tersebut hanya contoh yang kiranya bukan hal mudah untuk dapat difahami. juga sesuatu yang mungkin salah dalam sudut pandang yang berbeda. itu hanya penjelasan dari satu sudut pandang, untuk menjelaskan bahwa kemungkinan orang lain memiliki suatu alasan yang belum kita fahami, sebagaimana kita memiliki alasan yang mungkin tidak difahami orang lain. oleh karena itu sikap tenang dalam saling memahami, itu merupakan hal yang pokok.


secara ilmu logika anda benar, tapi dalam hal ajaran Sang Buddha, kita sudah dibekali dengan alat uji, yaitu Dhamma dan Vinaya. apakah sesuai atau tidak.
 
metode yg saya gunakan dalam hal ini adalah seperti kasus perasaan.
ada 3 jenis perasaan, tapi ada juga yg mengatakan 6 jenis perasaan, ada lagi yg mengatakan 18jenis, hingga ada yg mengatakan 108 jenis perasaan. saya mencari dalam sutta, dan ternyata semua itu benar, tergantung bagaimana penjelasannya.

dalam hal 4 Kebenaran, ini jelas dalam sutta, kalau ada yg mengatakan 20, maka saya juga akan mencari referensinya dalam sutta, kalau 20 kebenaran itu benar, maka Sang Buddha pasti ada menjelaskan. jika tidak ada sama sekali dalam sutta yg mengatakan 20, maka saya bisa mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha. bukan persoalan benar atau salah, tetapi apakah ajaran Sang Buddha atau bukan.

seseorang boleh saja mengaku arahat dan ia ketika mati nanti akan berkumpul dengan tuhan, hal ini tidak bisa dibantah, tapi ini bukan ajaran Sang Buddha.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #339 on: 21 December 2011, 11:11:24 PM »
bro choa, ada salah satu sutta yang pas buat anda...
tolong dijawab dengan jujur ya, jangan nyontek!!..
Quote
nama suttanya aye hilangin biar ga bisa nyontek...  ;D ;D

1. Demikian yang saya dengar.

Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi di Hutan Jeta, Taman Anathapindika.

Di sana Beliau berbicara kepada para bhikkhu demikian:

"Para bhikkhu."

"Bhante," jawab mereka.

Yang Terberkahi menyampaikan hal ini:

2. "Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu membuat pernyataan tentang pengetahuan akhir demikian:

'Saya memahami:

Kelahiran telah dihancurkan, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak lagi ada dumadi di alam mana pun juga.'

3. "Kata-kata bhikkhu tersebut jangan disetujui dan jangan pula tidak-disetujui.

Tanpa menyetujui atau tidak-menyetujui, suatu pertanyaan harus diajukan demikian:

'Sahabat, ada empat jenis ungkapan yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Apakah yang empat itu?

.....(tolong diisi yah!!)

Sahabat, inilah empat jenis ungkapan yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan empat jenis ungkapan ini, sehingga melalui tidak-melekat pikirannya terbebas dari noda-noda?'

4. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

....(tolong diisi lagi!!)

Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan empat jenis ungkapan ini, maka melalui tidak-melekat pikiran saya terbebas dari noda noda.'

5. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan bisa diajukan demikian :

"'Sahabat, ada lima kelompok khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan, yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Apakah yang lima itu?

Itulah kelompok bentuk materi yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok perasaan yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok persepsi yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok bentukan-bentukan yang dipengaruhi oleh kemelekatan,

kelompok kesadaran yang dipengaruhi oleh kemelekatan.

Sahabat, inilah lima kelompok khandha yang dipengaruhi oleh kemelekatan, yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi --:

yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan dipengaruhi oleh kemelekatan ini, sehingga melalui tidak-melekat pikirannya pun terbebas dari noda-noda?'

6. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

......(tolong diisi!!)

"'Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan lima kelompok khandha yang dipengaruhi kemelekatan ini, maka melalui tidak melekat pikiran saya terbebas dari noda-noda.'

7. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan bisa diajukan demikian:

"Sahabat, ada enam elemen yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Apakah yang enam itu?

...................................(tolong diisi!!)

Sahabat, inilah enam elemen yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan enam elemen ini, sehingga melalui tidak-melekat pikirannya terbebas dari noda- noda?'

8. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

......................(tolong diisi!!)

"'Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan enam elemen ini, maka melalui tidak-melekat pikiran saya terbebas dari noda-noda.'

9. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan diajukan demikian:

"'Tetapi, sahabat, ada enam landasan internal dan eksternal yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi yang mengetahui dan melihat, yang telah mantap dan sepenuh tercerahkan.

Apakah yang enam itu?

Itulah mata dan bentuk, telinga dan suara, hidung dan bebauan, lidah dan citarasa, tubuh dan sentuhan, pikiran dan objek-pikiran.

Sahabat, inilah landasan internal dan eksternal yang dinyatakan dengan benar oleh Yang Terberkahi -yang mengetahui dan melihat, yang mantap dan sepenuhnya tercerahkan.

Bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehubungan dengan enam landasan internal dan eksternal ini, sehingga melalui tidak melekat pikirannya terbebas dari noda-noda?'

10. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur ... dan sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya :

...............(tolong diisi!!)


‘”Dengan mengetahui demikian, melihat demikian, sehubungan dengan enam landasan internal dan eksternal ini, maka melalui tidak-melekat pikiran saya terbebas dari noda-noda.'

11. "Dengan mengatakan 'bagus', seseorang mungkin bersukacita dan bergembira dengan kata-kata bhikkhu tersebut.

Setelah melakukan hal itu, selanjutnya satu pertanyaan bisa diajukan demikian:

"'Tetapi, sahabat, bagaimana yang mulia mengetahui, bagaimana dia melihat, sehingga sehubungan dengan tubuh dengan kesadarannya serta semua tanda eksternalnya, pembentukan-aku, pembentukan-milikku, dan kecenderungan yang mendasar terhadap kesombongan telah dihapus di dalam dirinya?'

12. "Para bhikkhu, bila seorang bhikkhu adalah orang yang noda-nodanya telah hancur, telah menjalani kehidupan suci, telah melakukan apa yang harus dilakukan, telah meletakkan beban, telah mencapai tujuan sejati, telah menghancurkan belenggu-belenggu dumadi, dan telah sepenuhnya terbebas melalui pengetahuan akhir, maka inilah sifat jawabannya:

.......................(tolong diisi!!)


Demikianlah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi.

Para bhikkhu merasa puas dan bersukacita di dalam kata-kata Yang Terberkahi.
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #340 on: 21 December 2011, 11:13:20 PM »
sy jarang posting, tapi pengen comment aja

geli banget baca org yg ngaku2 muridnya udh arahat, hari genee gw sih kaga percaya, blm arahat kok tau muridnya udh arahat,
kacau

Sang Buddha tidak dilahirkan lagi, tapi kok masih ada di satu alam, alam ke 33 pula ??? ^-^

jangan ngaco belo lagi deh, bikin org ketawa aja, cari lelucon kira2 kalee
jangan salah, nih saya kasih bocoran...
sebenarnya total alam kehidupan itu ada 42!!!
sang buddha hanya hidup di alam ke 33 saja..
masih banyak yang diatasnya!!!
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #341 on: 21 December 2011, 11:14:41 PM »
secara ilmu logika anda benar, tapi dalam hal ajaran Sang Buddha, kita sudah dibekali dengan alat uji, yaitu Dhamma dan Vinaya. apakah sesuai atau tidak.
 
metode yg saya gunakan dalam hal ini adalah seperti kasus perasaan.
ada 3 jenis perasaan, tapi ada juga yg mengatakan 6 jenis perasaan, ada lagi yg mengatakan 18jenis, hingga ada yg mengatakan 108 jenis perasaan. saya mencari dalam sutta, dan ternyata semua itu benar, tergantung bagaimana penjelasannya.

dalam hal 4 Kebenaran, ini jelas dalam sutta, kalau ada yg mengatakan 20, maka saya juga akan mencari referensinya dalam sutta, kalau 20 kebenaran itu benar, maka Sang Buddha pasti ada menjelaskan. jika tidak ada sama sekali dalam sutta yg mengatakan 20, maka saya bisa mengatakan bahwa itu bukan ajaran Sang Buddha. bukan persoalan benar atau salah, tetapi apakah ajaran Sang Buddha atau bukan.

seseorang boleh saja mengaku arahat dan ia ketika mati nanti akan berkumpul dengan tuhan, hal ini tidak bisa dibantah, tapi ini bukan ajaran Sang Buddha.

ya. cara berpikir ini bagus dan benar. berarti sampai pada kesimpulan tersebut, selesailah urusannya, betul tidak? atau, adakah suatu persoalan lain yang dipermasalahkan?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #342 on: 21 December 2011, 11:15:32 PM »
 [at] will_i_am, kenapa gak ambil versi DC?

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #343 on: 21 December 2011, 11:18:13 PM »
ya. cara berpikir ini bagus dan benar. berarti sampai pada kesimpulan tersebut, selesailah urusannya, betul tidak? atau, adakah suatu persoalan lain yang dipermasalahkan?

masalahnya adalah kita belum sampai pada kesimpulan dalam thread ini. masalah lain lagi adalah, YM Choa bukan orang pertama yg ngaku suci di DC ini, bahkan juga bukan yg ke dua. bisakah anda bayangkan jika kita meng-iya-kan begitu saya klaimnya itu?

Offline gina

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 656
  • Reputasi: 89
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #344 on: 21 December 2011, 11:22:08 PM »
jangan salah, nih saya kasih bocoran...
sebenarnya total alam kehidupan itu ada 42!!!
sang buddha hanya hidup di alam ke 33 saja..
masih banyak yang diatasnya!!!

ooo ada 42, wah lbh sakti ternyata dr si choa hahaha
ngomong2, si choa ini punya brp murid sih yg udh jd arahat?

si choa masih kalah lah dr LSY, LSY Buddha hidup lhooo ^-^

 

anything