//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: (lagi2) Jalan Mulia Beruas Delapan dan... Bahiya - (semoga menjadi) penutup  (Read 37030 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
JADI, kapan makan ayam goreng pagarsihnya?
maunya kapan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
JADI, kapan makan ayam goreng pagarsihnya?
maunya kapan ;D
kalo di bayarin hayu.....
gimana kalau sekarang ajeh?
Samma Vayama

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
JADI, kapan makan ayam goreng pagarsihnya?
maunya kapan ;D
kalo di bayarin hayu.....
gimana kalau sekarang ajeh?
weleh ayenya juga baru makan.  tar senen aje ye ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
JADI, kapan makan ayam goreng pagarsihnya?
maunya kapan ;D
kalo di bayarin hayu.....
gimana kalau sekarang ajeh?
weleh ayenya juga baru makan.  tar senen aje ye ;D
wokeh.. insyaaloh gw bisa,,, gak janji brow...
wakakakak


nyampah yeuhhh
Samma Vayama

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
JADI, kapan makan ayam goreng pagarsihnya?
maunya kapan ;D
kalo di bayarin hayu.....
gimana kalau sekarang ajeh?
weleh ayenya juga baru makan.  tar senen aje ye ;D
wokeh.. insyaaloh gw bisa,,, gak janji brow...
wakakakak


nyampah yeuhhh
:hammer:
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
Quote
Point2 diatas, meskipun kelihatannya
sangat logis, namun mesti kita renungi
secara berhati-hati.
Opini saya adalah sbb:
Saya tidak menolak sepenuhnya
pendapat rekan2 tsb. Saya menyetujui
bahwa realisasi 'melihat segala
sesuatu sebagaimana adanya' (yatha
bhutam nana dassanamyatha bhuta
nana dassanam) adalah 'pencerahan'.
Namun, kita mesti hati2, krn, apakah
kita sudah mengalami 'melihat segala
sesuatu sebagaimana adanya' itu? Kita
hanya tau defenisinya dari buku2, kita
belum mampu melihat manusia
hanyalah onggokan daging, lendir,
darah, dstnya.. Kita belum mampu
melihat makian hanyalah gelombang
suara yg dihasilkan getaran pita suara,
kita belum sungguh2 mampu
merealisasikan 'dalam melihat hanya
ada melihat'...  Singkat kata, kita belum
tau dengan sebenarnya apa itu 'yatha
bhutam..'. Kita hanya menduga2nya
secara intelektual, namun belum
mengalaminya.
Apakah dgn begitu, artinya kita tidak
usah melatih sutta 'kelas tinggi' ini?
Tidak juga, krn sambil berusaha
memahami sutta ini, kita perlu
mempersiapkan batin kita yg kental
LDM ini agar lebih kinclong dan
mengkilap.
Diibaratkan Kungfu, kita mesti melatih
jurus2 dasar, kekuatan otot dan
latihan2 lain untuk mencapai jurus
tertinggi nantinya. Tidak bisa -dari
staff kantoran ini- langsung masuk
shaolin dan menerima latihan jurus
terakhir. Kita mesti mulai dari langkah2
dasar kungfu, kurangi makan
berlebihan, kurangi dugem, latihan
angkat tong air, latihan pernafasan,
dstnya... Kita mesti membentuk tubuh
yg lembek dan penuh lemak ini ke
kondisi yg sempurna untuk dpt
menerima jurus tertinggi.
Tiap orang akan melewati masa dan
latihan yg berbeda untuk dapat
mencapai master kungfu. Tergantung
kondisi masing2 org: kesungguhannya,
disiplinnya, kekuatan tekadnya,
konsentrasinya, dll.
Kembali ke 'melihat segala sesuatu
sebagaimana adanya', apakah kita,
manusia yg banyak maunya, emosian,
tidak sabaran, egois ini serta merta
bisa langsung 'melihat segala sesuatu
sebagaimana adanya'? Secara teoritis ,
kita paham bahwa hal tsb adalah:
melihat cacian org lain hanya sebagai
kata2 yg seyogyanya tdk akan
mengusik kita. Tapi, apakah kita serta
merta bisa begitu tanpa melalui latihan
mengembangkan cintakasih untuk
mengikis sifat kesal kita terlebih
dahulu? Apakah kita serta merta bisa
'melihat segala sesuatu sebagaimana
adanya' tanpa melatih batin kita yg
penuh gejolak ini agar menjadi kuat,
tenang dan seimbang melalui
serangkaian meditasi konsentrasi?
Apakah kita bisa langsung ke shaolin
dan melatih jurus sakti? Apa hasilnya
jika jurus berkelahi diatas tiang
pancang dilatih ke pemula? Hasilnya
adalah kecelakaan bagi si pemula.
Kita sudah tebal oleh LDM. Yg urgent
kita lakukan adalah mengikis LDM kita
agar batin kita terkondisi untuk
'pencerahan'. Bagaimana cara mengikis
LDM ini? Caranya yaitu mengurangi
pikiran dan perbuatan jelek,
mengembangkan pikiran dan
perbuatan baik dan latihan
menyucikan pikiran kita, istilah
kerennya: Sila-Samadhi-Panna.
Petunjuk pelaksanaannya tertuang
dalam 8 Jalan Mulia dan penjelasannya
terdapat dalam 84.000 Sutta. Tipitaka
merupakan bimbingan yg sangat
komplit, mulai dari dummies sd expert
bisa memanfaatkannya untuk
merealiasi 'akhir dukkha'.
Jadi, 'Jalan menuju Pencerahan/akhir
Dukkha' bukanlah ditandai dengan
'dualisme' atau 'bukan dualisme'. Jalan
Pencerahan adalah keseluruhan Ajaran
dalam Tipitaka yg disesuaikan dengan
tingkatan batin kita masing2 . Bukan
Jurus Pamungkas yg menjadikan kita
seorang master, namun keseluruhan
latihan.
Menarik,apa yg bro wiliam sampaikan ternyata selaras dgn apa yg disampaikan Ajahn Chah
Quote
Nafsu keinginan adalah kekotoran, tetapi kita pertama sekali harus memiliki nafsu keinginan untuk bisa mulai melaksanakan Jalan. Andaikan Anda membeli sebuah kelapa di pasar dan pada saat membawanya pulang, seseorang bertanya, "mengapa Anda membeli kelapa?"
 "saya ingin memakannya."
 "apakah Anda ingin memakan batoknya juga?"
 "tentu saja tidak!"
 "saya tidak mengerti. Jika Anda tidak ingin memakan batok,mengapa anda membelinya?"
 Baiklah, apa yang Anda katakan? Bagaimana Anda menjawab pertanyaan itu?
 Kita berlatih dengan memulainya dari nafsu keinginan. Jika kita tidak memiliki nafsu keinginan, kita tidak akan bisa berlatih. Merenung dengan cara ini dapat membangkitkan kebijaksanaan, tahukah Anda?
Sebagai contoh, kelapa-kelapa itu: apakah Anda juga memakan batoknya? Batok dan sabutnya di perlukan untuk membungkus buah kelapa itu. Setelah Anda memakan buah kelapa, batok dan sabutnya Anda buang saja, bukan?
 Latihan kita juga seperti ini. Kita tidak akan memakan batoknya, tetapi belum waktunya untuk membuang batok itu. Kita mempertahankannya dahulu, sebagaimana kita lakukan terhadap nafsu keinginan. Beginilah cara kita berlatih. jika ada seseorang yang ingin menuduh kita memakan batok kelapa,itu urusan mereka. Kita hanya perlu sadar atas apa yang kita lakukan.
Dikutip dari buku sebatang pohon di tengah hutan,Ajahn Chah
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline johan3000

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 11.552
  • Reputasi: 219
  • Gender: Male
  • Crispy Lotus Root
sekarang sih udah air kelapa dalam kemasan,
santan dalam kemasan, maupun decoco dlm kemasan,
kelapa muda dan sirup dipinggir jalan, dst, dst.........

jadi saat ini serharusnya lebih mudah melatih...

kalau anda sebuah pabrik besar,
udah tentu sabuk kelapa pun dpt dijual sebagai penyerap air utk tanaman,
kulit kelapa dpt dibual sebagai carbon aktif, jadi soal kelapa
gak ada bagian yg dibuang, semua sangat berguna dan dapat dijadikan uang.

thx bro Jhonz atas posting yg menarik....

lain kali kita sambung cerita kelapa muda, kelapa kopior, kelapa kopra....
« Last Edit: 04 June 2010, 11:33:33 PM by johan3000 »
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
sekarang sih udah air kelapa dalam kemasan,
santan dalam kemasan, maupun decoco dlm kemasan,
kelapa muda dan sirup dipinggir jalan, dst, dst.........

jadi saat ini serharusnya lebih mudah melatih...

kalau anda sebuah pabrik besar,
udah tentu sabuk kelapa pun dpt dijual sebagai penyerap air utk tanaman,
kulit kelapa dpt dibual sebagai carbon aktif, jadi soal kelapa
gak ada bagian yg dibuang, semua sangat berguna dan dapat dijadikan uang.

thx bro Jhonz atas posting yg menarik....

lain kali kita sambung cerita kelapa muda, kelapa kopior, kelapa kopra....
Johan ..... gw suka bingung n pangling setiap kali baca postmu
"serasa berada di planet lain"  8)

 ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
BACK TO TOPIC....
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
JADI, kapan makan ayam goreng pagarsihnya?
maunya kapan ;D
kalo di bayarin hayu.....
gimana kalau sekarang ajeh?
weleh ayenya juga baru makan.  tar senen aje ye ;D
wokeh.. insyaaloh gw bisa,,, gak janji brow...
wakakakak


nyampah yeuhhh
:hammer:




tengkiyu atas traktirannnnnya bossss
*sering2 ajehh yakkk
wakkkakaka.... jk ...
Samma Vayama