4 kelompok manusia?

[marcedes]

menurut dalam  otobiografi Ajahn LEE

ada 4 kelompok manusia
1.kelompok yang sangat baik dan bijaksana
2.kelompok yg baik tetapi tidak bijaksana
3.kelompok yg bijaksana tetapi tidak baik
4.kelompok yg jahat dan bodoh.


kalau kelompok 1.
tentu kita tahu bahwa itu adalah para pertapa atau bikkhu yg menjalani sila dan panna

kalau kelompok 2.
apakah bisa di ibaratkan kepada orang yg baik tetapi tidak bijaksana misalkan orang yg baik hati tetapi salah jalan?

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

kelompok ke 4.
yah tentu para penjahat yg bodoh dan suka melakukan kejahatan...


mohon penjelasandari kelompok 2 dan 3.

[tesla]

apakah bisa di ibaratkan kepada orang yg baik tetapi tidak bijaksana misalkan orang yg baik hati tetapi salah jalan?

mungkin seperti orang yg berpandangan salah tetapi berniat baik agar orang lain bisa bahagia
contohnya: umat suatu agama yg mengajak umat lain agar masuk agamanya (melekat pada ritual) shg dapat terselamatkan (tetapi niatnya baik)

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

sangat mungkin kan?
kan bukan orang bijaksana tetapi jahat, melainkan tidak baik
mungkin contohnya: pertapa yg menyimpan kebijaksanaannya utk diri sendiri saja
tidak ingin memberi petunjuk pada yg lain?

[CHANGE]

2.kelompok yg baik tetapi tidak bijaksana
3.kelompok yg bijaksana tetapi tidak baik

Kelompok 2, mungkin banyak contoh, mungkin forum DC inii ada artikel mengenai petapa yang menyelamatkan seekor kepiting dengan menggunakan jari tangan beberapa kali, dan melukai diri sendiri, karena jari menjadi bengkak. Ini adalah kebaikan tetapi tidak bijaksana. Setelah diingatkan menggunakan kayu sebagai pengganti jari , maka ini adalah tindakan bijaksana. Hal ini sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh lain adalah puja bhakti Vihara memakai sepatu bagus, kemudian hilang. Besoknya pakai lagi dan hilang, dst dengan alasan berbuat baik mendapat karma baik.


Kelompok 3, agak sulit dijelaskan. IMO biasanya manusia yang telah mencapai kebijaksanaan sejati, maka kebaikan tentu mengikuti. Mungkin contoh sederhana yang duniawi adalah tindakan kita sebagai orang tua. Apakah kita termasuk orangtua yang bijaksana dan tidak baik. Apakah semua permintaan anak kita demi kemajuan mentalitas anak tersebut harus kita penuhi. Jika kita tidak penuhi karena alasan tertentu ( misalnya uang pas-pasan ), maka ini adalah bijaksana tetapi tidak baik karena sesuatu yang bermanfaat untuk anak tersebut tidak dipenuhi. Ini hanya pandangan pribadi saja.

[marcedes]

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

sangat mungkin kan?
kan bukan orang bijaksana tetapi jahat, melainkan tidak baik
mungkin contohnya: pertapa yg menyimpan kebijaksanaannya utk diri sendiri saja
tidak ingin memberi petunjuk pada yg lain?

kalau orang demikian masih bisakah disebut bijaksana?

[tesla]

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

sangat mungkin kan?
kan bukan orang bijaksana tetapi jahat, melainkan tidak baik
mungkin contohnya: pertapa yg menyimpan kebijaksanaannya utk diri sendiri saja
tidak ingin memberi petunjuk pada yg lain?

kalau orang demikian masih bisakah disebut bijaksana?

bisa donk, tentu ada alasannya
sama halnya seperti Sang Buddha yg awalnya pun ragu utk membabarkan dhamma yg ditemukannya kepada mahkluk lain, krn dhamma tsb sangat dalam & hanya bisa dimengerti oleh yg hanya sedikit debu di matanya

[Riky_dave]

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

sangat mungkin kan?
kan bukan orang bijaksana tetapi jahat, melainkan tidak baik
mungkin contohnya: pertapa yg menyimpan kebijaksanaannya utk diri sendiri saja
tidak ingin memberi petunjuk pada yg lain?

kalau orang demikian masih bisakah disebut bijaksana?

bisa donk, tentu ada alasannya
sama halnya seperti Sang Buddha yg awalnya pun ragu utk membabarkan dhamma yg ditemukannya kepada mahkluk lain, krn dhamma tsb sangat dalam & hanya bisa dimengerti oleh yg hanya sedikit debu di matanya

Ko tesla..bagamaina mungkin Buddha yang TELAH SADAR dan SEMPURNA masih memiliki keragu2an dalam dirinya?? :-)

[fabian c]

menurut dalam  otobiografi Ajahn LEE

ada 4 kelompok manusia
1.kelompok yang sangat baik dan bijaksana
2.kelompok yg baik tetapi tidak bijaksana
3.kelompok yg bijaksana tetapi tidak baik
4.kelompok yg jahat dan bodoh.


kalau kelompok 1.
tentu kita tahu bahwa itu adalah para pertapa atau bikkhu yg menjalani sila dan panna

kalau kelompok 2.
apakah bisa di ibaratkan kepada orang yg baik tetapi tidak bijaksana misalkan orang yg baik hati tetapi salah jalan?

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

kelompok ke 4.
yah tentu para penjahat yg bodoh dan suka melakukan kejahatan...


mohon penjelasandari kelompok 2 dan 3.

Bro marcedes yang baik, kalau menurut saya kelompok kedua adalah seperti seorang ayah yang tahu anaknya suka mengkonsumsi narkoba tetapi tetap diberikan uang disebabkan kemurahan hati dan rasa sayang kepada anaknya.

Sedangkan kelompok ketiga umpamanya seorang rohaniwan cerdas yang hafal kitab suci luar kepala, tetapi kitab suci dipelintir untuk tujuan menguasai orang lain dan mendapatkan keuntungan dari itu (bisa keuntungan materi, pengaruh/nama dsbnya).

Contoh yang jelas adalah Devadatta, orang yang bisa memiliki Jhana dan Abhinna seperti Devadatta pasti memiliki kebijaksanaan dalam hal tertentu, tetapi kemudian disalah gunakan untuk mempengaruhi dan menjerumuskan raja Ajatasattu.

 

[fabian c]

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

sangat mungkin kan?
kan bukan orang bijaksana tetapi jahat, melainkan tidak baik
mungkin contohnya: pertapa yg menyimpan kebijaksanaannya utk diri sendiri saja
tidak ingin memberi petunjuk pada yg lain?

kalau orang demikian masih bisakah disebut bijaksana?

bisa donk, tentu ada alasannya
sama halnya seperti Sang Buddha yg awalnya pun ragu utk membabarkan dhamma yg ditemukannya kepada mahkluk lain, krn dhamma tsb sangat dalam & hanya bisa dimengerti oleh yg hanya sedikit debu di matanya

Ko tesla..bagamaina mungkin Buddha yang TELAH SADAR dan SEMPURNA masih memiliki keragu2an dalam dirinya?? :-)

Bro Ricky yang baik, setahu saya Sang Buddha pada waktu itu belum men-survai dunia, apakah akan mampu menerima Dhamma yang Beliau ajarkan. Setelah diminta oleh Brahma Sahampati baru Beliau melihat bahwa banyak mahluk yang memiliki sedikit debu dimatanya dan siap menerima Dhamma.

 

[The Ronald]

mungkin org yg ke 3 itu tipe org yg tau mana baik, mana tidak baik, mengajarkan org berbuat demikian, tp kurangnya pengendalian diri...
klo udah emosi.. lepas juga ... kek gitu kali yah

[Riky_dave]

kelompok ke 3.
bagaimana bisa orang bijaksana tidak baik? saya bingung dengan terjemahan ini.

sangat mungkin kan?
kan bukan orang bijaksana tetapi jahat, melainkan tidak baik
mungkin contohnya: pertapa yg menyimpan kebijaksanaannya utk diri sendiri saja
tidak ingin memberi petunjuk pada yg lain?

kalau orang demikian masih bisakah disebut bijaksana?

bisa donk, tentu ada alasannya
sama halnya seperti Sang Buddha yg awalnya pun ragu utk membabarkan dhamma yg ditemukannya kepada mahkluk lain, krn dhamma tsb sangat dalam & hanya bisa dimengerti oleh yg hanya sedikit debu di matanya

Ko tesla..bagamaina mungkin Buddha yang TELAH SADAR dan SEMPURNA masih memiliki keragu2an dalam dirinya?? :-)

Bro Ricky yang baik, setahu saya Sang Buddha pada waktu itu belum men-survai dunia, apakah akan mampu menerima Dhamma yang Beliau ajarkan. Setelah diminta oleh Brahma Sahampati baru Beliau melihat bahwa banyak mahluk yang memiliki sedikit debu dimatanya dan siap menerima Dhamma.

 

Apakah itu penyebab Buddha memiliki apa yang disebut dengan "keragu-raguan",benarkah begitu?

[Indra]

Bro Ricky yang baik, setahu saya Sang Buddha pada waktu itu belum men-survai dunia, apakah akan mampu menerima Dhamma yang Beliau ajarkan. Setelah diminta oleh Brahma Sahampati baru Beliau melihat bahwa banyak mahluk yang memiliki sedikit debu dimatanya dan siap menerima Dhamma.

 

Apakah itu penyebab Buddha memiliki apa yang disebut dengan "keragu-raguan",benarkah begitu?

Kalau Riky sudah membaca RAPB, riky pasti sudah bisa menjawab sendiri, bahwa itu bukan keragu-raguan, Setiap Buddha yg baru mencapai Penerangan Sempurna pasti didatangi oleh Brahma yg memohon untuk mengajarkan Dhamma, sudah tradisi para Buddha seperti itu. dan ada alasan dibalik tradisi itu, silahkan buka lagi RAPB

[Riky_dave]

Bro Ricky yang baik, setahu saya Sang Buddha pada waktu itu belum men-survai dunia, apakah akan mampu menerima Dhamma yang Beliau ajarkan. Setelah diminta oleh Brahma Sahampati baru Beliau melihat bahwa banyak mahluk yang memiliki sedikit debu dimatanya dan siap menerima Dhamma.

 

Apakah itu penyebab Buddha memiliki apa yang disebut dengan "keragu-raguan",benarkah begitu?

Kalau Riky sudah membaca RAPB, riky pasti sudah bisa menjawab sendiri, bahwa itu bukan keragu-raguan, Setiap Buddha yg baru mencapai Penerangan Sempurna pasti didatangi oleh Brahma yg memohon untuk mengajarkan Dhamma, sudah tradisi para Buddha seperti itu. dan ada alasan dibalik tradisi itu, silahkan buka lagi RAPB

iya,nanti saya pulang ke rumah,coba baca lagi,,..mungkin saya silap tadi...karena setahu saya Buddha sengaja membuat pikirannya terbaca oleh Brahma,sehingga Brahma tersebut turun dari angkasa ke dunia,bernamakara dan memohon kepada Buddha untuk membabarkan Dhamma,kemudian Buddha mensurvei dengan kekuatanNya bahwa ada 4 ciri manusia...begitukah?

[Indra]

Bro Ricky yang baik, setahu saya Sang Buddha pada waktu itu belum men-survai dunia, apakah akan mampu menerima Dhamma yang Beliau ajarkan. Setelah diminta oleh Brahma Sahampati baru Beliau melihat bahwa banyak mahluk yang memiliki sedikit debu dimatanya dan siap menerima Dhamma.

 

Apakah itu penyebab Buddha memiliki apa yang disebut dengan "keragu-raguan",benarkah begitu?

Kalau Riky sudah membaca RAPB, riky pasti sudah bisa menjawab sendiri, bahwa itu bukan keragu-raguan, Setiap Buddha yg baru mencapai Penerangan Sempurna pasti didatangi oleh Brahma yg memohon untuk mengajarkan Dhamma, sudah tradisi para Buddha seperti itu. dan ada alasan dibalik tradisi itu, silahkan buka lagi RAPB

iya,nanti saya pulang ke rumah,coba baca lagi,,..mungkin saya silap tadi...karena setahu saya Buddha sengaja membuat pikirannya terbaca oleh Brahma,sehingga Brahma tersebut turun dari angkasa ke dunia,bernamakara dan memohon kepada Buddha untuk membabarkan Dhamma,kemudian Buddha mensurvei dengan kekuatanNya bahwa ada 4 ciri manusia...begitukah?

bahwa Brahma adalah makhluk yg dianggap tertinggi, termulia pada masa itu, jika bahkan seorang makhluk agung seperti Brahma datang untuk memohon kepada Buddha, ini akan lebih memudahkan tugas Buddha untuk mengajarkan Dhamma.

[Riky_dave]

Bro Ricky yang baik, setahu saya Sang Buddha pada waktu itu belum men-survai dunia, apakah akan mampu menerima Dhamma yang Beliau ajarkan. Setelah diminta oleh Brahma Sahampati baru Beliau melihat bahwa banyak mahluk yang memiliki sedikit debu dimatanya dan siap menerima Dhamma.

 

Apakah itu penyebab Buddha memiliki apa yang disebut dengan "keragu-raguan",benarkah begitu?

Kalau Riky sudah membaca RAPB, riky pasti sudah bisa menjawab sendiri, bahwa itu bukan keragu-raguan, Setiap Buddha yg baru mencapai Penerangan Sempurna pasti didatangi oleh Brahma yg memohon untuk mengajarkan Dhamma, sudah tradisi para Buddha seperti itu. dan ada alasan dibalik tradisi itu, silahkan buka lagi RAPB

iya,nanti saya pulang ke rumah,coba baca lagi,,..mungkin saya silap tadi...karena setahu saya Buddha sengaja membuat pikirannya terbaca oleh Brahma,sehingga Brahma tersebut turun dari angkasa ke dunia,bernamakara dan memohon kepada Buddha untuk membabarkan Dhamma,kemudian Buddha mensurvei dengan kekuatanNya bahwa ada 4 ciri manusia...begitukah?

bahwa Brahma adalah makhluk yg dianggap tertinggi, termulia pada masa itu, jika bahkan seorang makhluk agung seperti Brahma datang untuk memohon kepada Buddha, ini akan lebih memudahkan tugas Buddha untuk mengajarkan Dhamma.

Nah,kalau begitu kan jelas,tidak ada hubunganya bahwa dikatakan Buddha kala itu "ragu-ragu",memangnya Buddha masih memiliki "keraguan2" bahkan terhadap ajaranNya sendiri???

[marcedes]

alangkah baiknya apabila ada yg bersedia mengupas asli bahasa inggris...

soalnya tidak masuk akal apabila ada orang bijaksana tetapi tidak baik...

ini ibarat menentang hukum alam yg berbunyi
benar pasti baik,baik belum tentu benar.