Topik Buddhisme > Meditasi

Perumpamaan-Perumpamaan Dalam Meditasi

(1/4) > >>

Lily W:
Perumpamaan-Perumpamaan Dalam Meditasi
Ibarat Ayam Mengerami Telur di Tengah Pasar Yang Ramai
Karena telah mahir dalam mengerami telur, maka ayam dapat mengerami telur tersebut di tengah pasar yang ramai tanpa terganggu oleh keramaian tersebut.
Demikian pula dengan seorang meditator, pada mulanya memerlukan tempat yang cocok (tidak ramai) untuk latihan meditasi.  Apabila tingkat konsentrasi dan perhatian cukup kuat, dengan kata lain sudah cukup mahir dengan subjek meditasinya, maka meditator tersebut dapat melakukan bermeditasi tanpa tergantung oleh tempat.

Ibarat Menjinakkan AnakSapi Liar
Seperti penggembala sapi yang ingin menjinakkan anak sapi liar yang sejak lama disusui oleh induk sapi, ia akan membawa anak sapi itu dan mengikatkannya sendiri dengan sehelai tali kuat pada satu batang kayu yang ditancapkan ke dalam tanah dengan kuat; anak sapi itu akan berlari kian kemari, namun tak dapat lebih jauh dari batang kayu tersebut dan  sapi itu akan duduk atau berbaring di dekat batang kayu itu.
Demikian pula seseorang yang berniat menjinakkan batinnya yang kotor, yang sejak lama telah diberi makan objek-objek indera yang menyenangkan, akan mengambil tempat yang tepat, mengikatkan batinnya di sana dengan tali “perhatian” (sati) pada batang kayu “keluar dan masuknya nafas.” Dengan demikian, pikirannya, walaupun akan bergejolak kian kemari, namun karena tidak lagi mendapatkan objek-objek seperti yang biasa diperolehnya, tidak dapat memutuskan tali perhatian (sati) dan melarikan diri, ia duduk, berbaring, di dekat objek tersebut, dengan konsentrasi mendekati (upacara samadhi) dan konsentrasi penuh mencerap (apanna samadhi).

Ibarat Menyiram Bara Api
Bara api apabila disiram sedikit air, maka bara api itu tidak akan padam dan hanya akan memberikan reaksi yang tidak terlalu besar; namun apabila disiram sekaligus dengan air yang banyak maka akan menimbulkan reaksi yang sangat besar dengan suara yang keras dan asap yang banyak. Bara api apabila disiram dengan air sedikit demi sedikit secara konstan tidak akan menimbulkan rekasi yang terlalu bergejolak, dengan suara tidak terlalu besar dan uap yang tidak banyak, namun akhirnya bara api itu padam seluruhnya.
Demikian pula batin kita pada awalnya penuh dengan kekotoran batin. Ketika kita melatih meditasi, ibarat kekotoran batin (bara api) disiram dengan batin yang bersih (air). Apabila proses penghancuran kekotoran batin itu dilakukan dengan mendadak dengan dipaksakan, maka dapat menimbulkan reaksi yang mengkondisikan efek samping sangat berbahaya. Oleh karena itu proses pengikisan/penghancuran kekotoran batin seyogyanya dilakukan  secara bertahap dan terus-menerus sampai akhirnya seluruh kekotoran batin itu padam.

Ibarat Kodok Duduk Bersila
Ibarat katak duduk bersila bukan berarti katak tersebut suci dengan posisi duduknya.
Demikian pula, posisi duduk tidak menjamin seseorang akan menjadi suci.

Ibarat  Menggergaji Kayu
Seseorang yang sedang menggergaji batang kayu di atas tanah, perhatiannya ditujukan pada gigi gergaji pada titik kontaknya dengan batang kayu, tanpa memperhatikan gigi gergaji yang mendekat atau menjauh, dan ia dengan penuh semangat, melakukan tugasnya dan mencapai hasil yang baik.
Seperti batang kayu di atas tanah, mengibaratkan ikatan (dari perhatian). Seperti gigi gergaji demikian pula keluar masuknya nafas. Seperti perhatian orang yang ditujukan pada gigi gergaji pada titik kontaknya dengan batang kayu tanpa memberi perhatian pada gigi gergaji yang datang mendekat atau menjauh, demikian pula seorang meditator setelah menetapkan perhatiannya pada ujung hidung atau bibir batian atas, tanpa memberi perhatian pada keluar dan masuknya nafas yang datang dan pergi, dengan penuh semangat, menunaikan tugasnya dan mencapai hasil yang baik.


Dhamma Study Group Bogor

 _/\_  :lotus:

bond:
Bagus mi.. perumpamaanya, semakin tercerahkan ..kalo ada bahan2 lagi keep posting ^:)^ ^:)^ ^:)^

Lily W:
Oce....Bond....

Ingat Misi dan Visi Kita.... :)) :)) :))

 _/\_ :lotus:

jamescoa:
perumpamaannya bagus. Keep posting ya

Asia:
Jack Elias memberi sebuah ilustrasi yang menarik, yaitu tentang papan jungkat jungkit. Ketika seseorang merasakan penderitaan, maka ada kecenderungan untuk menganggap kesenangan sebagai pemecahan masalahnya. Kutub yang lainnya itu hanyalah sisi lain yang sama, yaitu penderitaan. Aktivitas yang hanya berkutat pada polaritas adalah papan jungkat jungkit. Papan itu bergerak dari kutub yang satu ke kutub lainnya, dan seterusnya, semua itu akan memperkuat roda pemikiran egoik. Terapi kebahagiaan melalui praktik meditasi adalah terapi yang bertujuan menyelesaikan masalah secara tuntas. Akan lebih mudah seseorang mempraktikkan meditasi, jika dia telah mengerti bahwa satu sisi bukanlah pengobat dari sisi lainnya. Selama pemikiran egoik masih terlibat, maka bebas dari perangkap adalah tidak mungkin.

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version