Justru itu yang menjadi masalah saya. Dalam Sutta2 yang anda sebutkan, pertapa Gotama menganggap Udaka Ramaputta hanya sebagai teman dalam kehidupan Brahmacari, dan bukan sebagai guru. Sebagai contoh, dalam Ariyapariyesanasutta dari Majjhimanikāya, Sang Buddha memberikan pernyataan berbeda ketika mengacu kepada dua guru meditasi ini. Setelah pertapa Gotama mencapai landasan kekosongan (ākiñcaññāyatana) dan diminta Āḷāro Kālāma untuk bersama-sama membimbing murid2nya, dalam ungkapannya, beliau mengatakan, “Iti kho, bhikkhave, āḷāro kālāmo ācariyo me samāno antevāsiṃ maṃ samānaṃ attanā samasamaṃ ṭhapesi….” yang bisa diterjemahkan “Demikianlah, para bhikkhu, sebagai guruku, Āḷāro Kālāma menempatkan posisi saya sebagai seorang murid sejajar dengannnya”. Di pernyataan di sini, Sang Buddha jelas-jelas menerima bahwa beliau telah menjadi murid Āḷāro Kālāma sewaktu masih sebagai Bodhisatta. Akan tetapi, pernyataan yang dilontarkan Sang Buddha kepada Udaka Ramaputta berbeda. Setelah beliau mencapai landasan tanpa pencerapan dan bukan-bukan pencerapan (nevasaññānāsaññāyatana) dan diminta Udakaramaputta untuk membimbing mereka yang belajar di pertapaan tersebut, Sang mengatakan, “Iti kho, bhikkhave, udako rāmaputto sabrahmacārī me samāno ācariyaṭṭhāne maṃ ṭhapesi” yang bisa diterjemkan, “Demikianlah, para bhikkhu, sebagai teman yang bersama-sama berlatih kehidupan suci (Brahmacari), Udaka Rāmaputta menempatkan saya sebagai seorang guru”. Di sini, Sang Buddha menjelaskan bahwa Udaka Rāmaputta bukan guru beliau, namun hanya sekedar teman yang bersama2 menjalankan kehidupan Brahmacari.
Ada perbedaan statement yang bisa dilihat di sini khususnya di sutta seperti Ariyapariyesanasutta:
1. – Kepada Āḷāra Kalama, Sang Buddha menyebutnya sebagai - ācariyo me samāno (being my teacher – sebagai guruku)
- Kepada Udaka Rāmaputta, Sang Buddha menyebutnya sebagai - sabrahmacārī me samāno (being my fellow holy life – sebagai teman yang menjalankan kehidupan suci).
2. - Āḷāra Kalama, ketika meminta Pertapa gotama untuk memimbing murid2 di situ, mengatakan, “Ehi dāni, āvuso, ubhova santā imaṃ gaṇaṃ pariharāmā’ti (Sekarang, mari kawanku, mari kita berdua bersama-sama membimbing kelompok (pertapa) ini ).
- Udaka Rāmaputta, ketika meminta Pertapa gotama untuk memimbing murid2 di situ, mengatakan, “Ehi dāni, āvuso, tuvaṃ imaṃ gaṇaṃ pariharā’ti (Sekarang, mari kawanku, kamu bimbinglah kelompok (pertapa) ini).
Fakta di atas sangat jelas menunjukkan bahwa status Udaka Rāmaputta bukan guru pertapa Gotama.
Jika kawan2 di sini pernah benar2 menemukan satu referensi di sutta2 atau literatur2 lain mengenai status Udaka Rāmaputta sebagai guru pertapa Gotama, alangkah lebih baiknya untuk mengirimkan ke thread ini. Ini bisa dijadikan bahan komparatif studi.
Thanks…