Metode vipassana seperti yang dikatakan mbah Menyan bisa juga dipakai, namun itu bagi yang sudah bisa merenungkan anicca, dukkha, anatta, tetapi kalo praktisi pemula kayaknya agak sulit apalagi yang metode dasar meditasinya adalah samatha/samadhi.imo, kalau masih pemula, bagusnya melatih satipathana dulu. :)
imo, kalau masih pemula, bagusnya melatih satipathana dulu. :)
Metode vipassana seperti yang dikatakan mbah Menyan bisa juga dipakai, namun itu bagi yang sudah bisa merenungkan anicca, dukkha, anatta, tetapi kalo praktisi pemula kayaknya agak sulit apalagi yang metode dasar meditasinya adalah samatha/samadhi.apa iya kesuksesan cara yang dikatakan mbah Menyan bergantung pada jenis meditasi? tidakkah bermodal sati saja udah cukup?
apa iya kesuksesan cara yang dikatakan mbah Menyan bergantung pada jenis meditasi? tidakkah bermodal sati saja udah cukup?
mengenai metode yang dibabarkan di Vitakkasanthana Sutta, apakah ada kemungkinan menghasilkan dampak negatif? karena metode tersebut saya pandang seperti usaha menolak/memerangi emosi yang muncul... seakan-akan mencharge bom waktu yang siap meledak kapanpun...
Menurut sis, satipatthana itu samatha atau vipassana?Bukan keduanya om. Tapi mungkin pada tingkat yg lbh tinggi akhirnya akan mengarah ke vipassana.
Bukan keduanya om. Tapi mungkin pada tingkat yg lbh tinggi akhirnya akan mengarah ke vipassana.
Ada baiknya kt baca dulu bukunya sampai habis, setelah itu bru menyimpulkan. :)
Retret terakhir yang saya ikuti menggunakan metode ini.
Vitakkasanthana,
Keywordnya adalah vitaka...
IMO,
Sutta tersebut memberikan guidance, how mind should react, ketika focus meninggalkan objek, sutta tersebut tidak ditujukan kepada perenungan, pengalian.
Akan tetapi hanya untuk proses pemusatan, penenangan
Ok, hanya menanyakan pendapat sis saja, karena ada yang menganggap satipatthana sebagai metode vipassana. :)ini pernah ada yang tanya pas retret, apakah satipatthana sama dengan vipassana?
Rasa2nya tidak tepat membuat klasifikasi metode-samadhi, dengan berdasarkan Yuganaddha sutta
IMO,
Yuganaddha sutta berbicara lebih global lagi, yaitu mengenai Magga (Jalan)
Jalan apa? JMB8.
JMB8 terbagi tiga kategori... Panna, Sila, Samadhi
So,
saya kira "pandangan terang" pada sutta tersebut lebih mengarah kepada... Right views, Right Intentions (of Panna section dari JMB8)
and "ketenangan" berbicara tentang Right effort, right mindfullness, right concentration (of Samadhi section dari JMB8)
So... Kemanakah satipathana?
Technical Guide penguasaan Right Effort, Right mindfullness, Right Concentration
ini pernah ada yang tanya pas retret, apakah satipatthana sama dengan vipassana?
bhante jawabnya gak sama, kalau vipassana itu lebih dalam lagi, yang saya tangkap, ini sama2 menyadari, jadi bukan fokus pada 1 objek seperti samatha.
Saya setuju bahwa satipatthana tidak sama dengan vipassana. Misalnya dalam hal perenungan perasaan dalam satipatthana (DN 22/MN 10 Satipatthana Sutta) dan dalam vipassana (cthnya MN 74 Dighanakha Sutta) berbeda metodenya::jempol:
Thx oma. Sent back :)hehehe...jadi nya malah lempar2an GRP.
Ada beberapa pertanyaan yang hendak saya tanyakan sehubungan dengan postingan kak Shinichi, untuk melengkapi pengertian yang benar dari postingan beliau, terima kasih sebelumnya.
1. Apakah perasaan bukan-menyakitkan-juga-bukan-menyenangkan = netral ?
2. Apa perbedaan perasaan duniawi vs perasaan non-duniawi ?
3. perasaan secara internal dan perasaan secara eksternal maksudnya apa, mungkin boleh minta contohnya?
4. ...Atau penuh perhatian bahwa ‘ada perasaan’ muncul dalam dirinya hanya sejauh yang diperlukan bagi pengetahuan dan perhatian.
Pernyataan ini maksudnya gimana yah, apakah hanya sekedar mengetahui atau memperhatikan bahwa telah timbul perasaan di sana?
Semacam konsentrasi gitu bukan?
Jadi "perasaan yang timbul" kita jadikan sebagai objek konsentrasi saja sehingga objek yang lain tidak memiliki kesempatan untuk muncul?
Terima kasih sesudahnya.
IMO, metode mbah Menyan bukan sati (perhatian benar) semata, melainkan pandangan benar yang sudah tingkat lanjut....i see... thank you _/\_
Kenyataannya Bodhisatta sendiri menggunakan salah satu metode yang disebutkan dlm sutta tsb spt yg disebutkan dlm MN 19 Dvedhavitakka Sutta:
3. “Sewaktu Aku berdiam demikian, rajin, tekun, dan bersungguh-sungguh, [115] suatu pikiran keinginan indria muncul dalam diriKu. Aku memahaminya sebagai: ‘Pikiran keinginan indria ini telah muncul dalam diriKu. Ini mengarah pada penderitaanKu, pada penderitaan orang lain, dan pada penderitaan keduanya; pikiran ini menghalangi kebijaksanaan, menyebabkan kesulitan-kesulitan, dan menjauhkan dari Nibbāna.’ Ketika Aku merenungkan: ‘Ini mengarah pada penderitaanKu,’ maka pikiran itu mereda dari dalam diriKu; ketika Aku merenungkan: ‘Ini mengarah pada penderitaan orang lain,’ maka pikiran itu mereda dari dalam diriKu; ketika Aku merenungkan: ‘Ini mengarah pada penderitaan keduanya,’ maka pikiran itu mereda dari dalam diriKu; ketika Aku merenungkan: ‘pikiran ini menghalangi kebijaksanaan, menyebabkan kesulitan-kesulitan, dan menjauhkan dari Nibbāna,’ maka pikiran itu mereda dari dalam diriKu. Kapanpun pikiran keinginan indria muncul dalam diriKu, Aku meninggalkannya, melenyapkannya, mengusirnya.
http://dhammacitta.org/dcpedia/MN_19:_Dvedh%C4%81vitakka_Sutta
IMO, tidak ada metode yang lebih baik, kedua metode (vipassana dan samatha) seharusnya digunakan secara seimbang:
“Dua hal, O para bhikkhu, berperan dalam pengetahuan sejati. Apakah dua ini? Ketenangan dan Pandangan Terang.
“Ketika ketenangan dikembangkan, manfaat apakah yang dialami seseorang? Pikiran terkembang. Ketika pikiran terkembang, manfaat apakah yang dialami seseorang? Semua nafsu ditinggalkan. [4]
“Ketika pandangan terang dikembangkan, manfaat apakah yang dialami seseorang? Kebijaksanaan terkembang. Ketika kebijaksanaan terkembang, manfaat apakah yang dialami seseorang? Semua kebodohan ditinggalkan. [5]
“Pikiran yang dikotori oleh nafsu adalah tidak terbebaskan; dan kebijaksanaan yang dikotori oleh kebodohan adalah tidak terkembang. Demikianlah, para bhikkhu, melalui meluruhnya nafsu maka ada kebebasan pikiran; dan melalui meluruhnya kebodohan ada kebebasan melalui kebijaksanaan.” [6]
(AN 2: iii, 10; I 61)
Bagaimana penerapan metode perhatian penuh ini pada saat menjelang tidur, sesaat sebelum tidur sampai tertidur (apakah metode sati ini masih dapat bekerja pada saat kita sedang tidur?), bagaimana caranya apakah caranya sama dengan keadaan sadar atau tidak?
sepengetahuan ku hal ini bisa terjadi saat kita mimpi kita tahu saat itu kita sedang bermimpi, saat ini kita sedang tidur dan sedang bermimpi seperti melihat televisi kita sedang melihat televisi seperti itu.
Lalu bagaimana caranya agar dapat terjadi hal seperti itu, bagaimana caranya kita dapat tahu bahwa kita sedang bermimpi?
Seperti di jelaskan di atas melihat sesuatu sebagaimana ada nya hingga kita bisa dibilang berkondisi netral (ini mungkin ke arah upheka (tidak terguncang)), kadang kita ikut tertawa, menangis banyak perasan muncul kita seperti melihat lampu disko, yang senang berwarna kuning, yang sedih putih dll, dan diantara ada yang mendekat dan seolah mendominasi kemudian pergi menjauh di ganti warna warna lain terus menerus seperti itu wa pikir seperti itu (susah juga ya menjelaskan nya).
sebenarnya bila melihat jaman kini seharusnya sati lebih mudah di pahami, kenapa soalnya banyak terdapat pada mata pelajaran yang ada di sekolah seperti siklus air (atau lebih tepatnya fonemena hujan), matematika, sains, bahkan sering terdapat pada test iq, kenapa karena semua pengetahuan yang ada adalah hasil dari pengamatan yang di catat dan di uji kebenaran nya (secara ilmiah [pengetahuan ilmiah), pengamatan disini ada dalil [pythagoras, dll], percobaan, dsb).
Tapi banyak dari kita lupa asalnya darimana, prosesnya seperti apa, bagaimana sejarahnya pengetahuan tersebut ada muncul dan kemudian berkembang; kebanyakan dari kita hanya melakukan hafalan nya saja, hafal rumusnya dll terlalu sibuk menghafal dan mengerjakan PR dan mempersiapkan diri untuk test/ulangan.
Lalu bagaimana caranya agar dapat terjadi hal seperti itu, bagaimana caranya kita dapat tahu bahwa kita sedang bermimpi?
maksud saya apakah ketika tidur sati masih berfungsi atau tidak?