mungkin saya harus menjelaskan kronologinya, inilah akibatnya kalo pertanyaan harus dibiarkan mengendap selama berhari2.
pertama "meninggalkan keduniawian" dicetuskan oleh Bro Kainyin, yg kemudian anda jawab dengan
"Kalau itu definisinya : pertapa yang telah meninggalkan keduniawian, maka boleh juga bukan biku kan?
karena sejak jaman Buddha pun, pertapa tentu tidak hanya biku saja?
Dan di banyak 'keyakinan' banyak juga terdapat pertapa masing2.
Pastur apakah juga bisa dikategorikan pertapa? "
saya menangkap bahwa anda beranggapan pertapa lain yg bukan biku dan Pastur juga telah "meninggalkan keduniawian".
itulah sebabnya maka saya menanyakan apa definisi "meninggalkan keduniawian" menurut anda and/or MBI.
silahkan ...
Boleh saya dibantu, bagaimana caranya biar gampang melihat posting sebelumnya?
Untuk tahu di halaman brp?
Saya coba baca dulu dari awal lagi, saya 'miss' nya dimana.
terimakasih.
itulah pentingnya mengikuti diskusi, supaya jangan sampai tertinggal, agak susah mengikuti kalau sudah tertinggal.
untuk quote anda bisa klik pada tulisan "quote from ...." pada quote bersangkutan.
Oh itu. Setelah saya baca2 lagi, iya saya merujuk pada meninggalkan kehidupan duniawi/perumahtangga.
Maaf, kalau saya salah mengartikan maksud bro KK.
Tapi, mari kita mencoba membedah arti keduniawian menurut KBBI
keduniawian ke.du.ni.a.wi.an
[n] hal yg berhubungan dng duniawi
duniawi du.ni.a.wi
[a] mengenai dunia; bersifat dunia (tidak kekal dsb)
dunia. du.nia
[n] (1) bumi dng segala sesuatu yg terdapat di atasnya; planet tempat kita hidup: di seluruh -- ini terdapat kira-kira 4.000 bahasa; (2) alam kehidupan: kita mengharapkan -- baru yg adil dan makmur; (3) semua manusia yg ada di muka bumi: hampir seluruh -- menghargai cita-cita Mahatma Gandhi; (4) lingkungan atau lapangan kehidupan: ia sudah lama berkecimpung dl -- pendidikan; (5) (segala) yg bersifat kebendaan; yg tidak kekal: baginya tiada arti harta -- ini; (6) peringkat antarbangsa (seluruh jagat atau segenap manusia): kejuaraan -- bulu tangkis yg pertama diselenggarakan di Malmoe, Swedia
Rasanya kita boleh sepakat yang diacu adalah yang (5) (segala) yg bersifat kebendaan; yg tidak kekal.
Tapi saya tetap berpendapat, ada saja pertapa lain yang sudah melakukan hal itu, dan bahkan sudah lebih dulu menembus kesucian ketimbang biku.
terimakasih