Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Buddhisme Awal, Sekte dan Tradisi => Theravada => Topic started by: dhammadinna on 23 February 2014, 10:41:23 PM

Title: my random questions
Post by: dhammadinna on 23 February 2014, 10:41:23 PM
Sebetulnya, apa yang dimaksud dengan persepsi (sanna)? Dalam hal, persepsi sebagai salah satu pancakhanda.

1. Apakah persepsi adalah proses mencerap?

"Dan mengapakah, para bhikkhu, engkau menyebutnya persepsi?

'Karena ia mencerap,' para bhikkhu, oleh karena itu disebut persepsi.

Dan apakah yang dicerap? Ia mencerap kuning, ia mencerap merah, ia mencerap putih. 'Ia mencerap', para bhikkhu, oleh karena itu disebut persepsi."


____________________
2. Ataukah persepsi adalah semacam objek pikiran yg merupakan hasil dari proses mencerap? Dalam hal ini, Persepsi = Ingatan? Misalnya, objek pikiran yg muncul-lenyap secara acak, dari apa yang saya cerap seharian atau sebelumnya? Misalnya saya liat orang di jalan, lalu waktu sudah sampai di rumah, ingatan itu muncul sekilas. Bergantian muncul lenyap acak dengan ingatan yang lain.

____________________
3. Apakah Pandangan adalah bentuk Persepsi juga? Misalnya saya baca buku, lalu terbentuk suatu Pandangan tentang sesuatu. Apakah Pandangan = Persepsi?

Misalnya "segala sesuatu yang terkondisi adalah tidak kekal". Apakah ini adalah suatu Persepsi?

_____________
4. Atau yg mirip dengan no.3, pandangan tentang "Tuhan ada" atau "Tuhan tidak ada", dst. Apakah ini juga adalah bentuk Persepsi?
Title: Re: my random questions
Post by: The Ronald on 23 February 2014, 11:03:38 PM
menurut ku..persepsi itu sebutan bagi pikiran untuk mengenal objek..informasi ttg objek tertentu

semisal.. kmu lihat sebuah warna.. kmu mengenal warna itu ..dlm bahasa sehari2 itu di kenal sebagai warna putih, maka saat kmu melihat warna itu kmu tau itu putih... dan begitu juga warna lainnya.

atau gai seseorg yg blm pernah lihat pswt..saat melihat pswt..dia tau itu blm pernah dia lihat..dan berbeda dari yg sebelumnya dia lihat..jd saat dia lihat lg pesawat..dia tau benda itu sama dgn sebelumnya dia lihat
Title: Re: my random questions
Post by: hemayanti on 23 February 2014, 11:05:28 PM
nyimak cc... ;D
Title: Re: my random questions
Post by: Saddha_putta07 on 23 February 2014, 11:48:15 PM
Menurut saya, persepsi itu adalah proses mencerap dan skaligus merupakan hasil dari proses pencerapan tersebut. Jadi ketika indera bersinggungan dengan sebuah objek, maka terjadilah kontak (Phasa). Selanjutnya sebagai cetasika yg senantiasa muncul bersamaan dengan setiap citta yg hadir, maka persepsi akan mempersepsikan sbuah prtanda mental dgn mnggunakan ciri2 terdekat dari apa yg telah mnjadi persepsi brkaitan dgn objek tersebut (dlm hal ini labelling process berlangsung). Selanjutnya ketika objek telah dipersepsikan maka ia dapat jg berfungsi sbagai sbuah ingatan. Ktika anda melihat objek yg sma utk kdua kalinya, maka label yg telah anda ciptakan lewat persepsi amda akan muncul kmbali. Jd yah persepai jg dpat berfungsi sbgai ingatan.

Apakah pandangan adalah sbuah persepsi ? Mnurut sy sejauh itu masih brupa pngtahuan/pandangan belaka maka yah itu adalah sbuah persepsi. Hnya ktika kita tlah mampu mlihat paramatha dhamma, melihat realitas hakiki yg sbnarnya dari sgala ssuatu, maka itu bukalanlah kh sbuah persepsi (sanna) melainkan kbijaksanaan (panna).

Ada ungkapan bhwa meditasi adalah jalan utk mngubah sanna mnjadi panna.

Mohon koreksinya bila trdapat kekelirutahuan. Terima kasih.
Title: Re: my random questions
Post by: pengelana_abadi on 24 February 2014, 12:47:54 AM
apakah ada yang bisa menjelaskannya berdasarkan teori abhidhamma?
Title: Re: my random questions
Post by: Sumedho on 24 February 2014, 08:03:50 AM
sañña itu diterjemahkan jadi percerapan atau persepsi. jadi yah kedua itu refer ke sañña. Kadang dalam kalimat bisa juga berbentuk "menyadari" / "mengetahui" / "mengenali"

imo sih, ketika ada kontak dengan indera masuk lalu kita "mengetahui ada" objek itu yah itu sañña.

kalau yg utk 2 dan 3, objek pikiran muncul lalu di "kenali" yah itu sudah proses sañña. Jadi setiap pandangan atau pikiran yg muncul ketika kita "mengenali" yah itu sudah di "sañña"-kan :P pikiran di treat seperti indera2 lainnya, jadi ada objek pikiran muncul lalu ter-phassa lalu di-sañña-kan , cuma susahnya kontak/phassanya aja yah yang tidak tangible seperti sentuhan misalnya.

sañña itu parallel dengan Rūpa - Viññāṇa - Phassa. Masing2 ada 6 sejajar dengan jalur sendiri2. Ada Rūpa-nya, lalu ada Viññāṇa-nya, lalu ada objek datang- terjadi phassa, lalu baru di sañña-kan. selesai. lalu respond berikutnya muncul pikiran2 lagi yah itu start dr awal lagi, lalu ada sañña sendiri lagi utk objek pikiran itu.

cmiiw



Lihat juga

SN 25.6 (http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_25:_Okkanta_Samyutta#SN_25.6:_Sa.C3.B1.C3.B1.C4.81_Sutta_-_Persepsi)


prosesnya tidak sampai Sañña
AN 11.7: Sañña Sutta: ShowHide
Quote from: AN 11.7: Sañña Sutta
Yang Mulia Ānanda mendatangi Sang Bhagavā, bersujud kepada Beliau, duduk di satu sisi, dan berkata kepada Beliau:

“Bhante, dapatkah seorang bhikkhu mencapai suatu keadaan konsentrasi di mana (1) ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah; (2) tidak menyadari air sehubungan dengan air; (3) tidak menyadari api sehubungan dengan api; (4) tidak menyadari udara sehubungan dengan udara; (5) tidak menyadari landasan ruang tanpa batas sehubungan dengan landasan ruang tanpa batas; (6) tidak menyadari landasan kesadaran tanpa batas sehubungan dengan landasan kesadaran tanpa batas; (7) tidak menyadari landasan kekosongan sehubungan dengan landasan kekosongan; (8 ) tidak menyadari landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi sehubungan dengan landasan bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi; (9) tidak menyadari dunia ini sehubungan dengan dunia ini; (10) tidak menyadari dunia lain sehubungan dengan dunia lain; (11) tidak menyadari apa pun yang dilihat, didengar, diindera, dikenali, dijangkau, dicari, dan diperiksa oleh pikiran, tetapi ia masih sadar?”

“Dapat, Ānanda.” [319]

“Tetapi bagaimanakah, Bhante, ia dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian?”

“Di sini, Ānanda, seorang bhikkhu mempersepsikan sebagai berikut: ‘Ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala aktivitas, lepasnya segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna.’ Dengan cara inilah, Ānanda, seorang bhikkhu dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah … ia tidak menyadari apa pun yang dilihat, didengar, diindera, dikenali, dijangkau, dicari, dan diperiksa oleh pikiran, tetapi ia masih sadar.”

Kemudian Yang Mulia Ānanda, setelah merasa puas dan gembira mendengar pernyataan Sang Bhagavā, bangkit dari duduknya, bersujud kepada Sang Bhagavā, [320] mengelilingi Beliau dengan sisi kanannya menghadap Beliau, dan mendatangi Yang Mulia Sāriputta.<2205> Ia saling bertukar sapa dengan Yang Mulia Sāriputta, dan ketika mereka telah mengakhiri ramah-tamah itu, ia duduk di satu sisi dan berkata kepadanya:

“Teman, Sāriputta, dapatkah seorang bhikkhu mencapai suatu keadaan konsentrasi di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah … tidak menyadari apa pun yang dilihat, didengar, diindera, dikenali, dijangkau, dicari, dan diperiksa oleh pikiran tetapi ia masih sadar?”

“Dapat, teman Ānanda.”

“Tetapi bagaimanakah, teman Sāriputta, ia dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian?”

“Di sini, teman Ānanda, seorang bhikkhu mempersepsikan sebagai berikut: ‘Ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala aktivitas, lepasnya segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna.’ Dengan cara inilah, Ānanda, seorang bhikkhu dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah … ia tidak menyadari apa pun yang dilihat, didengar, diindera, dikenali, dijangkau, dicari, dan diperiksa oleh pikiran, tetapi ia masih sadar.”

“Menakjubkan dan mengagumkan, teman, bahwa makna dan kata-kata baik dari guru maupun siswa persis sama dan selaras satu sama lain dan tidak menyimpang sehubungan dengan keadaan terunggul.<2206> Baru saja, teman, aku mendatangi Sang Bhagavā [321] dan menanyakan kepada Beliau tentang persoalan ini. Sang Bhagavā menjawab dengan kata-kata dan frasa-frasa yang persis sama dengan yang diucapkan oleh Yang Mulia Sāriputta. Sungguh menakjubkan dan mengagumkan, teman, bahwa makna dan kata-kata baik dari guru maupun siswa persis sama dan selaras satu sama lain dan tidak menyimpang sehubungan dengan keadaan terunggul.”
Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 24 February 2014, 10:58:05 PM
 [at]  hemayanti: monggo..

menurut ku..persepsi itu sebutan bagi pikiran untuk mengenal objek..informasi ttg objek tertentu

semisal.. kmu lihat sebuah warna.. kmu mengenal warna itu ..dlm bahasa sehari2 itu di kenal sebagai warna putih, maka saat kmu melihat warna itu kmu tau itu putih... dan begitu juga warna lainnya.

atau gai seseorg yg blm pernah lihat pswt..saat melihat pswt..dia tau itu blm pernah dia lihat..dan berbeda dari yg sebelumnya dia lihat..jd saat dia lihat lg pesawat..dia tau benda itu sama dgn sebelumnya dia lihat

sañña itu diterjemahkan jadi percerapan atau persepsi. jadi yah kedua itu refer ke sañña. Kadang dalam kalimat bisa juga berbentuk "menyadari" / "mengetahui" / "mengenali"

imo sih, ketika ada kontak dengan indera masuk lalu kita "mengetahui ada" objek itu yah itu sañña.

kalau "mengenali", sepertinya itu masuk ke ranah Kesadaran (Viññāṇa)?

"Dan mengapakah, para bhikkhu, engkau menyebutnya kesadaran? ‘Ia mengenali,’ para bhikkhu, oleh karena itu disebut kesadaran. Dan apakah yang ia kenali? Ia mengenali rasa asam, ia mengenali rasa pahit, ia mengenali rasa pedas, ia mengenali rasa manis, ia mengenali rasa sangat pedas, ia mengenali rasa lembut, ia mengenali rasa asin, ia mengenali lunak. ‘Ia mengenali,’ para bhikkhu, oleh karena itu disebut kesadaran."

SN 22:79


kalau yg utk 2 dan 3, objek pikiran muncul lalu di "kenali" yah itu sudah proses sañña. Jadi setiap pandangan atau pikiran yg muncul ketika kita "mengenali" yah itu sudah di "sañña"-kan pikiran di treat seperti indera2 lainnya, jadi ada objek pikiran muncul lalu ter-phassa lalu di-sañña-kan , cuma susahnya kontak/phassanya aja yah yang tidak tangible seperti sentuhan misalnya.

sañña itu parallel dengan Rūpa - Viññāṇa - Phassa. Masing2 ada 6 sejajar dengan jalur sendiri2. Ada Rūpa-nya, lalu ada Viññāṇa-nya, lalu ada objek datang- terjadi phassa, lalu baru di sañña-kan. selesai. lalu respond berikutnya muncul pikiran2 lagi yah itu start dr awal lagi, lalu ada sañña sendiri lagi utk objek pikiran itu.

i c.. yang saya tangkap, sañña = proses menyerap. Awalnya ada kontak antara indria dan objeknya, lalu pikiran bekerja. Dan selama berpikir, terjadi proses mencerap.. cmiiw

mencerap = menyerap, mencerna, mengolah. Meninggalkan jejak di pikiran, membentuk ingatan, atau membentuk Pandangan..

 [at]  Saddha_putta07: saya tampung dulu jawabannya.. nanti saya cerap pelan-pelan ;D
Title: Re: my random questions
Post by: btj on 25 February 2014, 08:50:20 AM
Persepsi = presepsi = praanggapan?

Berarti persepsi adalah cara kerja pikiran yang memberi anggapan terhadap apa diinderai.
Pikiran yang mengidentifikasikan sesuatu yang masuk ke inderai dengan apa yang pernah dikenal, disimpan, diinderai sebelumnya.
Jadi persepsi timbul karena ada pembandingnya.

Bagaimana dengan seorang yang belum pernah mengetahui (menginderai) hal tertentu misalnya seorang embrio yang belum pernah mengetahui keadaan dunia di luar rahim, bayi baru lahir yang belum belajar bahasa, atau batita yang masih terbatas tata bahasanya?

Misalnya apakah seorang bayi ketika melihat susu juga sebagai susu layaknya orang dewasa?
Seseorang yang belum pernah melihat secara langsung planet Mars dengan seorang astronot yang sudah pernah menginjakkan kakinya ke planet tersebut?
Title: Re: my random questions
Post by: btj on 25 February 2014, 09:05:06 AM
“Di sini, Ānanda, seorang bhikkhu mempersepsikan sebagai berikut: ‘Ini damai, ini luhur, yaitu, tenangnya segala aktivitas, lepasnya segala perolehan, hancurnya ketagihan, kebosanan, lenyapnya, nibbāna.’ Dengan cara inilah, Ānanda, seorang bhikkhu dapat mencapai keadaan konsentrasi demikian di mana ia tidak menyadari tanah sehubungan dengan tanah … ia tidak menyadari apa pun yang dilihat, didengar, diindera, dikenali, dijangkau, dicari, dan diperiksa oleh pikiran, tetapi ia masih sadar.”

Apakah kita masing-masing memiliki persepsi yang berbeda-beda atau sama terhadap keadaan batin yang digambarkan di atas?

Keadaan tersebut diungkapkan oleh Sang Buddha dan Yang Mulia Sariputta jadi kita persepsikan bahwa Mereka memiliki keadaan batin yang sama atau Mereka memiliki persepsi yang sama?

Misalnya kita yang memiliki pengalaman pernah terbakar kulit tubuhnya oleh api maka mengetahui bahwa api adalah panas.
Namun mereka yang belum mengalaminya hanya bisa mempersepsikan rasa panas tersebut.

Apakah begitu maksud persepsi yang sedang dibahas oleh Rekan dhammadinna (maaf mau samakan persepsi dulu biar tidak salah sambung, hehehe)
Title: Re: my random questions
Post by: btj on 25 February 2014, 09:08:35 AM
Misalnya lagi.
Orang Indonesia menyebut mobil.
Orang Inggris menyebutnya car.
Sama seperti,
Orang dewasa menyebut mobil,
Bayi yang baru lahir tidak mengerti apa itu mobil, sama seperti orang dewasa yang baru pertama kali melihat sesuatu yang sama sekali baru (belum tahu nama benda tersebut)

Apakah ini masih In Topic?
Title: Re: my random questions
Post by: btj on 25 February 2014, 09:11:23 AM
Maaf ada lagi...
Apa nanti saja deh.
Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 26 February 2014, 11:02:05 PM
 [at] btj: thanks pertanyaannya.. Saya tampung dulu, nanti dijawab kalau lagi good mood.. Atau kalau ada yang mau jawab, monggo..
Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 01 March 2014, 06:39:58 PM
Quote
16. “Dengan bergantung pada mata dan bentuk-bentuk, maka muncul kesadaran-mata. Pertemuan ketiga ini adalah kontak. Dengan kontak sebagai kondisi maka ada perasaan. Apa yang ia rasakan, itulah yang ia kenali. (Yaṃ vedeti, taṃ sañjānāti) Apa yang ia kenali, itulah yang ia pikirkan. Apa yang ia pikirkan, itulah yang diproliferasikan oleh pikiran. Dengan apa yang ia proliferasikan secara pikiran sebagai sumber, persepsi dan gagasan yang [muncul dari] proliferasi pikiran menyerang seseorang sehubungan dengan bentuk-bentuk masa lampau, masa depan dan masa sekarang yang dikenali melalui mata.[...]

17. “Ketika ada mata, bentuk, dan kesadaran-mata, maka adalah mungkin untuk menunjukkan manifestasi kontak.  Ketika ada manifestasi kontak, maka adalah mungkin untuk menunjukkan manifestasi perasaan. Ketika ada manifestasi perasaan, maka adalah mungkin untuk menunjukkan manifestasi persepsi. Ketika ada manifestasi persepsi, maka adalah mungkin untuk menunjukkan manifestasi pemikiran. Ketika ada manifestasi pemikiran, maka adalah mungkin untuk menunjukkan manifestasi penyerangan oleh persepsi dan gagasan yang [muncul dari] proliferasi pikiran.

sumber: Majjhima Nikaya 18 (Madhupindika Sutta - Khotbah Bola Madu)
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17327.15.html

dalam bahasa indonesia, bisa juga, sañña = "mengenali".
Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 01 March 2014, 07:11:58 PM
Persepsi = presepsi = praanggapan?

Berarti persepsi adalah cara kerja pikiran yang memberi anggapan terhadap apa diinderai.
Pikiran yang mengidentifikasikan sesuatu yang masuk ke inderai dengan apa yang pernah dikenal, disimpan, diinderai sebelumnya.
Jadi persepsi timbul karena ada pembandingnya.

Bagaimana dengan seorang yang belum pernah mengetahui (menginderai) hal tertentu misalnya seorang embrio yang belum pernah mengetahui keadaan dunia di luar rahim, bayi baru lahir yang belum belajar bahasa, atau batita yang masih terbatas tata bahasanya?

Misalnya apakah seorang bayi ketika melihat susu juga sebagai susu layaknya orang dewasa?
Seseorang yang belum pernah melihat secara langsung planet Mars dengan seorang astronot yang sudah pernah menginjakkan kakinya ke planet tersebut?

Baca dulu yang saya copy-paste di postingan saya sebelum ini yak.

Mempersepsi adalah tahap mencerap atau mengenali.

Mengenai:
- memberi anggapan
- mengidentifikasikan sesuatu dengan apa yang telah dikenali sebelumnya

itu mulai masuk ke tahap "manifestasi pemikiran, dan mungkin berlanjut ke penyerangan oleh persepsi dan gagasan yang muncul dari proliferasi pikiran."


Spoiler: ShowHide
Dan di sepanjang proses ini, pencerapan terus berlanjut.


CMIIW.
Title: Re: my random questions
Post by: btj on 12 March 2014, 09:40:08 AM
Jika diperhatikan misalnya pada saat kita melihat sesuatu.
Dimulai dari mata melihat objek (pada tahap ini persepsi belum timbul, persepsi timbul sesaat setelah itu.
Objek tersebut dikenali berdasarkan pengalamannya (bahasa umumnya pikiran bawah sadar).

Jadi menurut saya persepsi itu adalah proses pengenalan objek oleh pikiran berdasarkan pengalamannya yang telah tersimpan di pikiran bawah sadar.

CMIIW.
Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 16 May 2014, 04:55:10 PM
Marilah, O para penduduk Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir: ‘Petapa itu adalah guru kami.’<457>  Tetapi ketika, para penduduk Kālāma, kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri: ‘Hal-hal ini adalah tidak bermanfaat; hal-hal ini adalah tercela; hal-hal ini dicela oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika diterima dan dijalankan, akan mengarah menuju bahaya dan penderitaan,’ maka kalian harus meninggalkannya.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433756.html#msg433756
______________________________________

itu yang dibold kenapa jangan diterima ya?

1. karena logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan itu subjektif ya?

2. kalimat "pembabar yang tampaknya cukup kompeten" itu kalimat yang terpisah dari nomor 1 kan?

3. apa perbedaan "pertimbangan dan penerimaan pandangan setelah merenungkan" dengan "mengetahui untuk diri kalian sendiri"? bukannya mengetahui untuk diri kalian sendiri, itu biasanya pertimbangan/penerimaan pandangan setelah merenungkan?
Title: Re: my random questions
Post by: seniya on 16 May 2014, 06:28:08 PM
Marilah, O para penduduk Kālāma. Jangan menuruti tradisi lisan, ajaran turun-temurun, kabar angin, kumpulan teks, logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan, pembabar yang tampaknya cukup kompeten, atau karena kalian berpikir: ‘Petapa itu adalah guru kami.’<457>  Tetapi ketika, para penduduk Kālāma, kalian mengetahui untuk diri kalian sendiri: ‘Hal-hal ini adalah tidak bermanfaat; hal-hal ini adalah tercela; hal-hal ini dicela oleh para bijaksana; hal-hal ini, jika diterima dan dijalankan, akan mengarah menuju bahaya dan penderitaan,’ maka kalian harus meninggalkannya.

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433756.html#msg433756
______________________________________

itu yang dibold kenapa jangan diterima ya?

1. karena logika, penalaran, pertimbangan, dan penerimaan pandangan setelah merenungkan itu subjektif ya?

2. kalimat "pembabar yang tampaknya cukup kompeten" itu kalimat yang terpisah dari nomor 1 kan?

3. apa perbedaan "pertimbangan dan penerimaan pandangan setelah merenungkan" dengan "mengetahui untuk diri kalian sendiri"? bukannya mengetahui untuk diri kalian sendiri, itu biasanya pertimbangan/penerimaan pandangan setelah merenungkan?

Dari catatan kaki AN oleh Bhikkhu Bodhi dikatakan:

457 >    Sepuluh kriteria kebenaran yang tidak mencukupi ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok:  (1)  Yang pertama terdiri dari empat kriteria pertama, semua dalil berdasarkan pada tradisi. Ini termasuk “tradisi lisan” (anussava), yang biasanya merujuk pada tradisi Veda; “Silsilah” (paramparā) menyiratkan penyampaian ajaran secara turun-temurun tanpa terputus; “Kabar angin” (atau “berita,” itikirā), opini populer atau konsensus umum; dan “kumpulan teks” (piṭakasampadā), sekumpulan teks yang dianggap selalu benar. Pada masa Sang Buddha hal-hal ini lebih disampaikan secara lisan daripada tulisan. (2) Kelompok ke dua, juga terdiri dari empat kriteria, yang merujuk pada empat jenis penalaran; perbedaan-perbedaannya tidak perlu menahan kita di sini, tetapi karena Sang Buddha sendiri sering menggunakan penalaran, maka penalaran di sini pasti semuanya melibatkan penalaran dari alasan yang lebih bersifat dugaan daripada pengamatan empiris. (3) Kelompok ke tiga, terdiri dari dua hal terakhir, merujuk pada dua jenis otoritas personal: yang pertama, “tampak kompeten” (bhabbarūpatā), adalah kharisma personal dari si pembabar (mungkin termasuk kualifikasi eksternalnya); yang ke dua adalah otoritas si pembabar sebagai guru seseorang (Pāli garu identik dengan Skt guru).

http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,23775.msg433780.html#msg433780
Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 16 May 2014, 08:06:10 PM
Alamak... baru sadar ada catatan kakinya :))
Title: Re: my random questions
Post by: seniya on 16 May 2014, 10:16:41 PM
Alamak... baru sadar ada catatan kakinya :))

;D
Title: Re: my random questions
Post by: K.K. on 17 May 2014, 09:53:46 AM
Sebetulnya, apa yang dimaksud dengan persepsi (sanna)? Dalam hal, persepsi sebagai salah satu pancakhanda.

1. Apakah persepsi adalah proses mencerap?

"Dan mengapakah, para bhikkhu, engkau menyebutnya persepsi?

'Karena ia mencerap,' para bhikkhu, oleh karena itu disebut persepsi.

Dan apakah yang dicerap? Ia mencerap kuning, ia mencerap merah, ia mencerap putih. 'Ia mencerap', para bhikkhu, oleh karena itu disebut persepsi."

Setahu saya, ketika objek indriah bertemu dengan landasan indriah & kesadaran indriah disebut phassa dan muncul perasaan. Kemudian proses ini dikenali lagi oleh indera pikiran (menurut Abhidhamma, semua kesadaran jasmani ini berhubungan dengan pikiran lewat 5 pintu [pancadvaravajjana] sedangkan objek pikiran lewat pintu pikiran [manodvaravajjana]) dan inilah yang disebut sanna. 


Quote
2. Ataukah persepsi adalah semacam objek pikiran yg merupakan hasil dari proses mencerap? Dalam hal ini, Persepsi = Ingatan? Misalnya, objek pikiran yg muncul-lenyap secara acak, dari apa yang saya cerap seharian atau sebelumnya? Misalnya saya liat orang di jalan, lalu waktu sudah sampai di rumah, ingatan itu muncul sekilas. Bergantian muncul lenyap acak dengan ingatan yang lain.

____________________
3. Apakah Pandangan adalah bentuk Persepsi juga? Misalnya saya baca buku, lalu terbentuk suatu Pandangan tentang sesuatu. Apakah Pandangan = Persepsi?

Misalnya "segala sesuatu yang terkondisi adalah tidak kekal". Apakah ini adalah suatu Persepsi?

_____________
4. Atau yg mirip dengan no.3, pandangan tentang "Tuhan ada" atau "Tuhan tidak ada", dst. Apakah ini juga adalah bentuk Persepsi?
Hasil dari pencerapan ini adalah berupa objek pikiran juga, yang kemudian bisa dicerap kembali oleh indera pikiran. Ingatan, pandangan, ide, gagasan, adalah hasil dari persepsi juga. Proses pembentukan dan pencerapan kembali yang dipengaruhi oleh kemelekatan dan kebodohan, disebut proliferasi pikiran (papanca).

Title: Re: my random questions
Post by: dhammadinna on 17 May 2014, 11:34:26 AM
^ ^ ^

ya, sepertinya begitu. Thanks sudah menambahkan...