//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - only4u

Pages: [1]
1
Mahayana / Makan Daging
« on: 17 October 2008, 12:15:28 PM »
Dearest all,

Menurut saya tentang makan daging sebagai umat Buddha. Saya bingung dan marah mendengar ajaran2 para bikkhu yang boleh makan daging hanya karena kita lapar bukan utk nutrisi, atau sakit dll. Dan juga cerita2 dulu dari kitab2 dulu yang di-interpretasikan orang2 jaman sekarang seperti kita2 ini. Beda kepala beda pandangan.

Saya mau meng-share pandangan saya sebagai orang yang tidak makan daging (skr sedang mencoba tidak makan/minum hasil peternakan)

Pendapat saya untuk tidak makan daging (mau dari hasil apa pun atau karena apa pun):



*) Semua pendapat memperbolehkan makan daging adalah karena nafsu badan mereka lagi (self-indulgence).

Permasalahan: Karena rasa lapar atau untuk kembali sehat, kita berpikir bahwa kita boleh makan untuk hidup (survive) -> akar dari ini adalah nafsu lapar. Sehingga kita seolah2 "memaafkan" diri sendiri untuk makan. Jelas ini rantai sebab akibat secara tidak langsung yang membuat orang membunuh mahluk hidup.

Kalo kita tidak punya rasa kasih (compassionate) tentu kita akan bisa menerima. Lama2 generasi ke generasi akan menghilang (alias menjadi kebal atau dg kata lain sedikit rasa kasih tersebut) dan generasi muda (cucu/cicit) akan kembali tidak mengikuti ajaran Sang Buddha (maksudnya membuat mahluk hidup terbunuh karena tidak ada rasa kasihan terhadap penderitaan sesama mahluk hidup). Ini bahaya untuk dirinya karena terjerat rantai karma.

Jadi kesungguhan hati (niat baik) anda sekalian yang tidak mau makan daging dan terus mengasah rasa compassionate ini, dan mencoba dirinya menghindari sekecil mungkin dari rantai karma ini:
1. dengan makan2 makanan organik.
2. atau jalan dengan hati2 supaya tidak menginjak binatang2 kecil
3. atau juga tidak membunuh nyamuk walaupun dia telah menghisap darah

dan lain2nya, niscaya, binatang kecil itu lambat laun tidak akan menggigit anda (anda pikir tidak masuk akal bukan), ini niat anda dari sekarang sampai akhir hayat anda tetap percaya, maka saya percaya, di saat "pengadilan diatas" itu akan meringankan dosa/karma anda.

Satu kunci adalah NIAT dan YAKIN bahwa rasa kasih (compassionate) ini merupakan tabungan anda nanti di akhir hayat, saya yakin alam (nature) akan berpihak kepada anda. Jadi jangan sampai hilang, dan juga di-ingat rasa COMPASSIONATE ada di dalam diri anda (diciptakan oleh anda) bukan untuk anda percaya bahwa anda akan mendapatkan hasil nyata dalam hidup atau keuntungan anda semata secara lgs atau tidak langsung, bila ya, niat anda belum tulus/bersih (karena anda mengharapkan sesuatu di dunia ini), mengakibatkan tabungan itu "bocor".

Sekarang ada permasalahan lain dalam hidup di dunia ini:
*) ada teman dulu bilang ke saya: makan daging aja, karena elo makan nasi juga membunuh cacing2 (walaupun organik apalagi yg ngga)
--> Dulu saya pikir ada makanan organik (atau jangan berpikir bahwa itu hasil dari pembunuhan mahluk hidup --> INI ADALAH IGNORANT!! saya ternyata SALAH BESAR!!), tapi saya liat tanamnya juga masih olah2 tanah yg mungkin cacing akan tidak sengaja mati terbunuh atau cacat dll. Saya hanya pasrah kepada Sang Budha dan terus NIAT dan mengurangi hal2 yang mengakibatkan sengsaranya mahluk lain dalam tindakan (jalan, ngomong - saya sedang belajar juga, bersih2 rumah, dll).

Karena Sang Budha tahu, bagaimana hidup di dunia sebagai manusia. Yang Sang Budha nilai hanya NIAT baik anda untuk tujuan akhir hayat anda bukan duniawi.

Jadi NIAT yg baik, adalah jangan membohongi diri anda akan apa yang anda telah lakukan (makan/minum/berjalan/bersih2/dll). Dan jangan tidak perduli, utk mengetahui apa yang anda tidak sengaja lakukan. Ini alasan mengapa ignorant di agama Buddha tidak diperbolehkan.

*) ada temen kasih comment: pohon juga mahluk hidup, pohon juga tumbuh ada jiwanya juga.
--> saya mau mencoba blg berbeda, karena struktur tubuh manusia dan hewan sama, hewan bisa nangis/takut akan mati, begitu juga manusia. Tapi menurut logika dan film2 barat dan artikel yg saya baca, ttg tumbuh2an yang diajak ngomong, dan bisa jalan. Saya tidak bisa ngomong apa2 lagi. Itu terserah dia, lah karma2 dia (saya tidak perlu mengajak2 orang utk mengikuti vegetarian, tapi disisi lain, ketidak-perdulian adalah salah dalam agama Budha dan saya agak mengerti akan hal ini, sulit dalam mempraktekkan ini karena kita hidup diantara orang2 berlainan culture, pandangan dll)

Ada juga yang saya mau sampaikan, hal2 yang saya tidak bisa jawab dengan logika/masuk akal, tapi saya serahkan kepada Sang Budha. Saya percaya Sang Budha yang akan memberikan saya pencerahan lebih dalam lagi.


Terima Kasih.
Namo Amitabha.
Semoga semua mahluk berbahagia sekarang dan selama2nya.


NB.
1. Mohon maaf bila ada kata2 yang tidak berkenan di hati para pembaca karena ini saya seorang manusia juga yg masih banyak kekurangan dalam melihat suatu hal secara keseluruhan.

2. Bila ada kalimat2 yang tidak masuk akal atau tidak jelas atau lainnya silakan kritik atau saran/ide.

2
Kafe Jongkok / Re: 3 hari saja
« on: 18 September 2008, 05:10:30 AM »
nice post..

mengingatkan kami semua

 _/\_

kok buddhist jualan jok kulit binatang?

3
Keluarga & Teman / Re: TOlong .... PAcaran dengan Sepupu ???
« on: 18 September 2008, 05:03:40 AM »
Ini sulit sekali, yang bisa menolong hanya diri mereka berdua atau salah satunya dengan membuang rasa sayang itu.

Saya pernah suka sama temen wanita waktu SMP. Saya baru sadar kenapa saya sampai tergila2 dengan wanita seperti itu. Waktu itu saya hidup bersemangat sekali, datang ke kelas pagi2 untuk ketemu si dia (wah banyak lah imaginasi2, seperti ingin hidup sama si dia forever, rela berkorban dll), padahal ngga ada sejarah saya datang pagi2 kayak gitu (bukan berarti saya tidak semangat belajar - semangat belajar tetap ada, maksudnya semangat datang ke kelas pagi2, kalo saya datang emang agak2 telat ato pas2-an, tapi pas sampe sekolah, ya belajar semangat atau suka).

Kalo saya inget2 dan rasa2 lagi ya.. ini sebenarnya kebutaan hati saya saja, kenapa saya bisa begini, seiring waktu saya tumbuh menjadi seorang dewasa dan menjalani hidup dan merenungi waktu-waktu saya ketika "tidak terkontrol/sadar" (spt kejadian diatas, ataupun marah2, atau kesalahan2 yang disengaja ataupun tidak disengaja, dll), juga membaca cerita2 seorang anak kepada orang tua, kadang quote dari confusius kepada ortu dll.

Saya sadar (tentu bukan dalam sekejap saja tapi itu terjadi selama sampai perjalanan hidup saat ini) kenapa saya tidak ada perasaan ini kenapa orang tua saya, rela atau berani berkorban, semangat hidup karena orang tua selalu menasehati kita, sayang kepada mereka seperti "kebutaan" hati saya suka kepada si dia.

Saya juga tidak mengerti masih, tapi setidaknya saya tidak mau menjadi "buta hati" dan tidak sadar atau tidak terkontrol untuk itu, kenapa juga rasa sayang itu sampai melebihi rasa sayang kepada orang tua saya, yang telah bela2-in dan banting tulang, bersedih hati, marah, dalam membesarkan saya (bahkan sampai saat ini juga, semoga ulah2 saya tidak terjadi lagi, dengan cara, saya bisa meng-kontrol/sadar diri).


PS.
1. Saya dengar dari temen, bahwa perkawinan antara sepupu itu setelah 5 generasi. Kalo tradisi Chinese, ya kalo satu marga tidak boleh.
2. perkawinan antar saudara itu menghancurkan genetika, seperti albino dll, itu saya pelajari dalam biologi (agak2 lupa, ttg kromosom)
3. Ini adalah karma (buruk) kehidupan sebelumnya, menurut saya mereka diberi kesempatan untuk mengkontrol nafsu jasmani mereka di kehidupan sekarang ini, sehingga sedikit demi sedikit bisa lepas dari lingkaran reinkarnasi.

NB. Saya sendiri juga manusia biasa. Sama2 masih belajar mengkontrol nafsu2 yang ada.

4
Gatha Jinapanjara --> ini lagu ya? atau bacaan mantra kah?

5
Tolong ! / Re: Teman ku sayang...
« on: 22 August 2008, 12:39:10 PM »
memandang dunia itu musuh ud gk ad obat na lg  _/\_

kok mushroom_kick bisa berpikir seperti ini sih.. temennya itu mau jadi bikkuni bukan mau jadi pembuat onar..

maaf saya tidak mengerti jalan pikiran kamu ya..

6
Aneh sekali ya jaman sekarang.. Agama masa sampai terpecah2 jadi macam2 aliran2. Ini kan cuman karena pikiran2 manusia aja. Bukankah keyakinan akan ajaran2 sang Budha, yang perlu diperhatikan ya..

Mohon maaf karena tulisan dan ide saya ini hanya dari sudut pandang yg kecil. Saya dengan lapang dada dan antusias untuk mengerti dari sudut pandang berbeda.

Terima kasih.

7
Buddhisme untuk Pemula / Re: Orang Brengsek Guru Sejati
« on: 22 August 2008, 07:38:35 AM »
Thanks for sharing :)

Best regards,
me, only a human

8
Tolong ! / Re: Teman ku sayang...
« on: 22 August 2008, 05:59:14 AM »
Hi Salam Kenal,

Ketika habis baca postingan ini. Kesan yang saya dapat (kalo salah tolong dibenarkan):

1. Kamu teman yang baik, mau menolong teman menjadi bikkuni. Dan mencarikan dan mengtransfer info2 untuk menjadi bikkuni (memberi jalan).
2. Tapi kok sepertinya jadi memaksakan dia menjadi bikkuni. Jadi bikkuni kan ngga gampang, bukannya sekedar jadi pelarian aja. Tapi dari jodoh dan panggilan di hatinya. Baru lah dia siap sampai akhir hayat menjadi bikkuni, walaupun godaan duniawi datang, dia tidak tergoyahkan.

Biarkan dia mencari menentukan jalannya sendiri dan waktu yang menentukan. Kalo sudah kemauan sang Buddha dan jodoh, pasti ada jalan menuju kesana. (Let her be, Let time decide it, dan God's will will arrange her path to there.)
 
Maaf kalo ada salah2 kata dan saya siap menerima ide/kritikan dari teman2 sekalian.

Terima kasih telah membacanya,
me

Pages: [1]
anything