//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sampah dan Pencerahan  (Read 77931 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #105 on: 08 June 2011, 07:32:24 PM »
Itulah pikiran anda. Itulah anda. Anda berilusi bahwa saya berilusi. Kalau anda berilusi, simpanlah ilusi itu buat anda sendiri,  jangan bawa bawa orang lain. _/\_ ;D

bukannya anda yang ahli ilusi bro? dan membawa2 orang lain, jika tidak cocok dengan ilusi anda maka berbagai dalih langsung keluar :)

btw "I" nya itu apa , jelasin dong ;D

*ngomongin soal sampah ternyata TS sendiri yang mengotori batinnya :P
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #106 on: 08 June 2011, 07:43:13 PM »
Quote
"Kammasakka manava, satta kammadayada kammayoni kammabandhu kammapatisarana."
"Pemilik kamma, pemuda, makhluk mewarisi kamma, terlahir dari kamma, berkaitan dengan kamma, terlindung oleh kammanya."
Majjhima Nikaya, 135. Culakammavibhangasutta.

Bro Kainyn, Sepertinya penyusunan kalimatnya ada yang kurang sempurna  ;D

Mungkin pemuda = student ?

Quote
"Student, beings are owners of kammas, heirs of kammas, they have kammas as their progenitor, kammas as their kin, kammas as their homing-place. It is kammas that differentiate beings according to inferiority and superiority."

 :-?


« Last Edit: 08 June 2011, 07:58:50 PM by rooney »

Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #107 on: 08 June 2011, 07:43:48 PM »
Repost   ^:)^
« Last Edit: 08 June 2011, 07:45:20 PM by rooney »

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #108 on: 09 June 2011, 12:08:27 AM »
Yah semua itu hanya ilusi

IIIIIhhhhhhhhhhhh =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #109 on: 09 June 2011, 08:58:33 AM »
Bro Kainyn, Sepertinya penyusunan kalimatnya ada yang kurang sempurna  ;D

Mungkin pemuda = student ?

 :-?
Setahu saya bukan. "Māṇava" kira-kira berarti "pemuda", biasa ditujukan kepada kasta Brahmana.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #110 on: 09 June 2011, 09:06:11 AM »
ya krn di tempat ini.. bro Djoe mengajarkan ttg paham "tampa label"
dan itu menurutku tdk ada di budhism

jika tampa label..alias suatu perbuatan tidak bisa di nilai benar atau salah, baik atau buruk.. trus bagaimana seseorg dpt berbuat yg benar..., krn bahkan untuk tau ini berbuatan benar atau tidak..sudah di anggap dualisme, berlabel dll...

bahkan Buddha sendiri mengetahui mana yg baik mana yg buruk...mana yg tidak mambawa manfaat dan mana yg tidak

paham tampa label seolah2 enak di dgr..jd seakan2 dia suci...tidak menilai, tp justru di situlah kesalahannya... justru org suci  bisa menilai..mana yg baik sebagai yg baik, mana yg salah sebagai yg salah

Dalam konteks orang awam, kita berbicara benar dan salah. Perbuatan benar dan salah harus bisa dibedakan. Tetapi dalam konteks pencapaian kebenaran sejati, kita tidak boleh melekat pada benar apalagi yang salah. Buddha mengajarkan agar kita menjauhi perubuatan jahat dan melakukan perbuatan baik. Tetapi anda jangan sampai melekat pada kebaikan, melekat pada pandangan anda telah berbuat baik Jika anda berpandangan anda telah melakukan banyak kebaikan anda telah melekat padanya dan praktek anda menjadi terkontaminasi. Usaha anda dalam mencari dan mewujudkan kebenaran sejati akan sia sia. Jika anda melekat pada perbuatan baik yang telah anda lakukan dan seseorang yang telah menerima kebaikan anda menyakiti anda, maka anda mulai berbicara kebaikan anda  sendiri. Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri. Dengan Pikiran seperti ini praktek anda sia sia belaka dalam mencapai pencerahan
Dalam konteks praktek mencari kebenaran sejati untuk mencapai pencerahan, maka anda harus melepas ke 2 extrim tersebut dan berdiam diam di tengah. (Dalam konteks batin dan pikiran anda sendiri harus seperti ini).

JIka anda belajar dharma hanya untuk melihat perbuatan baik jahat seseorang, saya rasa orang yang tidak beragama pun tahu baik dan jahat secara umum. Tidak diperlukan kitab suci untuk menilai baik dan jahat. Toh label baik dan jahat itu hanya pikiran manusia yang membeda bedakan. Manusia yang menilai ini baik, ini jahat. Sebenarnya tidak ada nama, manusia yang memberikan namanya. Manusia yang meberikan label. Anda berbicara  Buddha tahu mana yang baik dan mana yang buruk. Tetapi benarkah Buddha memberikan label tersebut.?.

***Warna merah adanya pengeditan
« Last Edit: 09 June 2011, 09:34:38 AM by djoe »

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #111 on: 09 June 2011, 09:14:25 AM »
Dalam konteks orang awam, kita berbicara benar dan salah. Perbuatan benar dan salah harus bisa dibedakan. Tetapi dalam konteks pencapaian kebenaran sejati, kita tidak boleh melekat pada benar apalagi yang salah. Buddha mengajarkan agar kita menjauhi perubuatan jahat dan melakukan perbuatan baik. Tetapi anda jangan sampai melekat pada kebaikan, melekat pada pandangan anda telah berbuat baik Jika anda berpandangan anda telah melakukan banyak kebaikan anda telah melekat padanya dan praktek anda menjadi terkontaminasi. Usaha anda dalam mencari dan mewujudkan kebenaran sejati akan sia sia. Jika anda melekat pada perbuatan baik yang telah anda lakukan dan seseorang yang telah menerima kebaikan anda menyakiti anda, maka anda mulai berbicara kebaikan anda  sendiri. Pikiran anda terkontanminasi dengan kebaikan anda sendiri. Dengan Pikiran seperti ini praktek anda sia sia belaka dalam mencapai pencerahan
Dalam konteks praktek mencari kebenaran sejati untuk mencapai pencerahan, maka anda harus melepas ke 2 extrim tersebut dan berdiam diam di tengah. (Dalam konteks batin dan pikiran anda sendiri harus seperti ini).

JIka anda belajar dharma hanya untuk melihat perbuatan baik jahat seseorang, saya rasa orang yang tidak beragama pun tahu baik dan jahat secara umum. Tidak diperlukan kitab suci untuk menilai baik dan jahat. Toh label baik dan jahat itu hanya pikiran manusia yang membeda bedakan. Manusia yang menilai ini baik, ini jahat. Sebenarnya tidak ada nama, manusia yang memberikan namanya. Manusia yang meberikan label. Anda berbicara seolah -oleh Buddha memberikan label tersebut.


Waktu dan tempat saya persilahkan pada yang lain ^^

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #112 on: 09 June 2011, 09:19:13 AM »
Kalau sesuai logika master sih seharusnya mencari kebenaran sejati sama sia-sianya dengan mencari kesalahan sejati, karena semua hanya ilusi. Ekstrem dan jalan tengah juga hanya label. Bagi yang masih membedakan "ini ekstrem, ini jalan tengah," maka latihannya akan sia-sia.

Berbuat baik juga tidak perlu, karena pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

Makin mantap.

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #113 on: 09 June 2011, 09:24:32 AM »

paham tampa label seolah2 enak di dgr..jd seakan2 dia suci...tidak menilai, tp justru di situlah kesalahannya... justru org suci  bisa menilai..mana yg baik sebagai yg baik, mana yg salah sebagai yg salah

Itu penafsiran anda sendiri. Itu cerita anda sendiri. karena anda tidak bisa melihatnya. Anda tidak melihat tulisan saya dengan hati - hati dan langsung memberikan komentar yang ceroboh. Anda menyamakan umat awam dengan orang suci menilai baik dan jahat. Benarkah orang suci menilai baik dan jahat? Jika orang suci berbicara baik dan jahat, apakah ia sedang membicarakan kondisi batin dan pikirannya? atau ia sedang membicarakan dalam konteks duniawi agar bisa dipahami orang duniawi?


Yang membedakan antara seseorang dengan orang lain hanyalah kekotoran batin yang dibawanya. Jika seseorang bisa tetap berada di tengah - tengah roda, walaupun secara ekternal ia tidak beda antara ateis dan non ateis, tetapi di dalam kondisi batinnya terdapat kedamaian, terdapat ketenangan. Ia tidak terpengaruh oleh segala hal fenomena ekternal maupun internal. Ia melihatnya segala sesuatu adalah tidak tetap dan tidak melekat pada hal tersebut dan melepaskannya. Seperti cermin yang tidak berdebu, ia menyadari segala sesuatu terjadi tetapi tidak terpengaruh oleh kondisi tersebut. Karena ia sibuk mendaur kekotoran duniawi menjadi kebijaksanaan dan bukan mencicipinya. Itulah yang membedakan kondisi batin seseorang yang mendapat siraman dharma dengan orang awam. Segala kekotoran duniawi merupakan asupan gij bagi pertumbuhan batin dan pikirannya seperti dalam contoh bunga teratai tersebut.

Walau ia menyadari segala hal fenomena, tetapi batin dan pikiran nya tetap, tidak terpengaruh, tidak berubah - ubah mengikuti fenomena.  Batinnya tetap berdiam di satu titik. Bro Ronald, Anda tidak membedakan konteks yang sedang dibicarakan atau anda tidak konteks yang dibicarakan?
Jika dikatakan orang suci menilai baik dan buruk, apakah pikiran orang suci tersebut sibuk melihat perbuatan baik dan buruk seseorang?Atau ia hanya melihatnya sebagai fenomena?

Offline CandraWie

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 145
  • Reputasi: 5
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #114 on: 09 June 2011, 09:26:48 AM »

Waktu dan tempat saya persilahkan pada yang lain ^^

 ;D seru juga nih...

tp aku lebih mendukung pendapat baik atau buruk, benar atau salah, itu memang hanya sebuah label...
karena kedua kondisi itu tidaklah mutlak... dan bersifat sangat relatif...
..lebih baik melihat ke dalam cermin dan perbaiki yg ada daripada selalu melihat ke luar jendela dan mengeluhkan apa yg ada...

Offline Blacquejacque

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 229
  • Reputasi: 7
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #115 on: 09 June 2011, 09:27:12 AM »
Benarkah orang suci menilai baik dan jahat?


Orang suci menilai baik, apabila suatu perbuatan dilandasi dengan pikiran yang baik, dilaksanakan secara baik, dan memberikan manfaat yang baik pula kepada dirinya maupun orang lain..


Orang suci menilai jahat, apabila suatu perbuatan dilandasi dengan pikiran yang buruk, dilaksanakan secara buruk, dan memberikan manfaat yang buruk pula kepada dirinya maupun orang lain..

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #116 on: 09 June 2011, 09:31:42 AM »
Itu penafsiran anda sendiri. Itu cerita anda sendiri. karena anda tidak bisa melihatnya. Anda tidak melihat tulisan saya dengan hati - hati dan langsung memberikan komentar yang ceroboh. Anda menyamakan umat awam dengan orang suci menilai baik dan jahat. Benarkah orang suci menilai baik dan jahat? Jika orang suci berbicara baik dan jahat, apakah ia sedang membicarakan kondisi batin dan pikirannya? atau ia sedang membicarakan dalam konteks duniawi agar bisa dipahami orang duniawi?

Walau ia menyadari segala hal fenomena, tetapi batin dan pikiran nya tetap, tidak terpengaruh, tidak berubah - ubah mengikuti fenomena.  Batinnya tetap berdiam di satu titik. Bro Ronald, Anda tidak membedakan konteks yang sedang dibicarakan atau anda tidak konteks yang dibicarakan?
Jika dikatakan orang suci menilai baik dan buruk, apakah pikiran orang suci tersebut sibuk melihat perbuatan baik dan buruk seseorang?Atau ia hanya melihatnya sebagai fenomena?
Tulisan yang di bold membuat saya berhalusinasi bahwa master djoe adalah orang suci. Sehingga master djoe tahu kondisi batin orang suci.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #117 on: 09 June 2011, 09:34:58 AM »
;D seru juga nih...

tp aku lebih mendukung pendapat baik atau buruk, benar atau salah, itu memang hanya sebuah label...
karena kedua kondisi itu tidaklah mutlak... dan bersifat sangat relatif...

Jadi, mencuri dan berdana adalah hal yang sama ya karena sifatnya relatif?  :-? Hmmm baru tahu saya.
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline djoe

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 892
  • Reputasi: -13
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #118 on: 09 June 2011, 09:37:17 AM »
Kalau sesuai logika master sih seharusnya mencari kebenaran sejati sama sia-sianya dengan mencari kesalahan sejati, karena semua hanya ilusi. Ekstrem dan jalan tengah juga hanya label. Bagi yang masih membedakan "ini ekstrem, ini jalan tengah," maka latihannya akan sia-sia.

Berbuat baik juga tidak perlu, karena pikiran bisa terkontaminasi oleh perbuatan baik kita. ;D

Makin mantap.

Benar ekstrem dan jalan tengah hanya ilusi, Mereka dibicarakan dalam konteks duniawi agar dapat dipahami orang.
Jalan tengah hanyalah dibicarakan agar manusia tahu bagaimana menempatkan pikirannya dalam berpraktek. Tidak ada namanya jalan tengah, tidak ada yang ekstrem. Itu hanyalah ilusi manusia saja. Tetapi jika Buddha berbicara jalan tengah menurut batin dan pikiran Buddha, maka orang tidak akan mengerti itu, maka dikatakanlah jalan tengah.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Sampah dan Pencerahan
« Reply #119 on: 09 June 2011, 09:46:00 AM »
ya memang sepertinya ajaran buda itu omong kosong semua, hanya ilusi, tidak ada yang namanya suci, semua hanya ilusi, merasa telah menjadi arahat, mengatakan dirinya sebagai pembabar dama, mengajarkan jalan tengah padahal semua hanyalah ilusi =))

ajaran buda sungguh parah sehingga membuat semua pengikutnya berilusi dan menyembah suatu ilusi, cerita2 di tipitaka juga semua itu hanya ilusi para biku penghapal dan biku pemusik =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything