[at] Mr.Jhonz
Tidak ada seorang pun yang cukup berdaulat untuk memberikan cap berkhianat pada seorang bhikkkhu. Kata "pengkhianatan" di sini hanyalah satu bentuk kesepakatan bahasa; bahwa yang bersangkutan memakai atribut sebagai siswa Sang Buddha namun menampilkan postur di luar Ajaran Sang Buddha.
berarti kalopun kita bertemu oknum anggota Sangha yang mengajarkan hal-hal di luar Ajaran Sang Buddha, yang boleh kita lakukan hanya diam?
[at] Mr.Jhonz
Tidak ada seorang pun yang cukup berdaulat untuk memberikan cap berkhianat pada seorang bhikkkhu. Kata "pengkhianatan" di sini hanyalah satu bentuk kesepakatan bahasa; bahwa yang bersangkutan memakai atribut sebagai siswa Sang Buddha namun menampilkan postur di luar Ajaran Sang Buddha.
Sebenarnya bisa saja pemberian cap berkhianat, misal jelas2 seorang bhikkhu mengajarkan agama lain. Sudah pasti dicap berkhianat dan kalau tidak mau berubah, maka dia harus lepas jubah. Kalau tidak ada yg berdaulat maka tidak perlu didalam organisasi sangha ada kepala bhikkhu bagian vinaya dan vinaya itu sendiri. Contohnya di STI(Sangha Theravada Indonesia) ada anggota Sangha sebagai kepala Bagian Vinaya. Bagian ini yg akan melakukan evaluasi. Bagaimana sikap umat, tentu umat sah-sah saja menanyakan langsung kepada bhikkhu itu dengan cara yg santun, jika ada keraguan bisa ditanyakan kepada anggota sangha di bagian vinaya.
Saya rasa siapa yg berdaulat adalah dhamma dan vinaya itu sendiri dan kita berpatokan pada itu untuk mendaulat tetapi dalam koridor yg terarah, santun tanpa dilandasi kebencian dan prosedural.
Kalau memang ada kasus seperti itu, sebaiknya sangha yang bersangkutan mengambil tindakan untuk menghukum oknum sesuai ketentuan vinaya. Seperti yang dijelaskan oleh Bro Bond, memang sebaiknya demikianlah langkah-langkah yang harus diambil...
Yang saya maksud di postingan sebelumnya, yaitu tidak ada seorang pun dari kita yang pantas mencap seseorang sebagai "pengkhianat". Oknum yang menyusup di dalam tubuh Sangha itu jelas sudah melanggar itikad sebagai Siswa Sang Buddha. Dan kasus ini sudah seharusnya dihadapkan pada Vinaya. Selebihnya... kata "pengkhianat" hanyalah istilah untuk oknum (dalam konteks kali ini adalah bhikkhu) yang mendompleng Ajaran Sang Buddha, meski dia berstatus sebagai Siswa Sang Buddha.
Karena "pengkhianat" hanya sebagai suatu istilah, maka semua orang yang memiliki persepsi bahwa oknum itu berkhianat tentu akan mencap oknum itu sebagai pengkhianat. Namun apakah benar oknum itu memang sengaja berkhianat atau tidak, Vinaya akan selalu menjadi pedoman keputusan bagi Sangha.