« Reply #1178 on: 19 June 2011, 09:55:08 AM »
sebaliknya, dalam Jataka juga ada kisah Bodhisattva sebagai singa yg berburu mangsa rusa, sapi, dll
boleh saya tambahkan bro, seingat saya sang buddha pun tidak melarang para bhikku memakan daging , selama daging itu tidak dengan sengaja di bunuh untuk di berikan ( bangkai) . untuk sumber yang ini saya belum temukan
sumber:
4.13. Dan ketika Sang Bhagavā telah menetap di Bhoganagara selama yang Beliau inginkan, Beliau berkata: ‘Mari, Ānanda, kita pergi ke Pāvā.’ ‘Baik, Bhagavā,’ jawab Ānanda, dan Sang Bhagavā pergi bersama sejumlah besar bhikkhu menuju Pāvā, di sana Beliau menetap di hutan mangga Cunda si pandai besi.
4.14. Dan Cunda mendengar bahwa Sang Bhagavā telah tiba di Pāvā dan sedang menetap di hutan-mangganya. Maka ia menemui Sang Bhagavā, memberi hormat kepada Beliau dan duduk di satu sisi, dan Sang Bhagavā memberikan nasihat, memicu semangat, dan menggembirakannya dengan khotbah Dhamma.
4.15. Kemudian Cunda berkata: ‘Sudilah Sang Bhagavā menerima makanan dariku besok bersama para bhikkhu!’ Dan Sang Bhagavā menerimanya dengan berdiam diri.
4.16. Dan Cunda, memahami penerimaan Beliau, bangkit dari duduknya, memberi hormat kepada Beliau [127] dan, pergi dengan sisi kanan menghadap Sang Bhagavā.
4.17. Dan ketika malam berlalu, Cunda mempersiapkan makanan keras dan lunak dengan berbagai makanan dari ‘daging babi’,[55] dan ketika persiapan selesai, ia memberitahukan kepada Sang Bhagavā: ‘Bhagavā, makanan telah siap.’
4.18. Kemudian Sang Bhagavā, setelah merapikan jubah di pagi hari, mengambil jubah dan mangkuk-Nya, dan pergi bersama para bhikkhu menuju kediaman Cunda, di mana Beliau duduk di tempat yang telah dipersiapkan dan berkata: ‘Sajikan “makanan daging babi” yang telah dipersiapkan untuk-Ku, dan sajikan makanan keras dan lunak lainnya untuk para bhikkhu.’ ‘Baik, Bhagavā,’ jawab Cunda, dan melakukan sesuai instruksi Sang Bhagavā.
4.19. Kemudian Sang Bhagavā berkata kepada Cunda: ‘Apa pun yang tersisa dari ‘makanan daging babi’ ini, harus dikuburkan dalam lubang, karena, Cunda, Aku tidak melihat seorang pun di dunia ini dengan para dewa, māra, dan Brahmā, dalam generasi ini bersama para petapa dan Brahmana, raja-raja dan umat manusia yang, jika mereka memakannya, dapat mencernanya dengan baik kecuali Tathāgata.’[56] ‘Baik, Bhagava,’ jawab Cunda dan, setelah menguburkan sisa dari ‘makanan daging babi’ dalam lubang, ia menghadap Sang Bhagavā, memberi hormat dan duduk di satu sisi. Kemudian Sang Bhagavā, setelah memberikan nasihat, memicu semangat, dan menggembirakannya dengan khotbah Dhamma, bangkit dari duduknya dan pergi.
4.20. Dan setelah memakan makanan yang dipersembahkan oleh Cunda, Sang Bhagavā diserang oleh penyakit parah hingga mengalami diare berdarah, dan dengan sangat kesakitan nyaris meninggal dunia. [128] Namun Beliau menahankannya dengan penuh perhatian dan dengan kesadaran jernih, dan tanpa mengeluh. Kemudian Sang Bhagavā berkata: ‘Ānanda, mari kita pergi ke Kusināra.’ ‘Baiklah, Bhagavā,’ jawab Ānanda.
Setelah memakan makanan dari Cunda (inilah yang kudengar), Ia menderita sakit parah, sangat sakit, hampir meninggal dunia; Karena memakan makanan ‘daging babi’ Penyakit parah menyerang Sang Guru. Setelah menyingkirkannya, Sang Bhagavā berkata: ‘Sekarang, Aku akan pergi ke kota Kusināra.’[57]
http://dhammacitta.org/dcpedia/DN_16:_Mahaparinibbana_Sutta
« Last Edit: 19 June 2011, 10:25:19 AM by wang ai lie »
Logged
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma