Maaf, ada gangguan sinyal.
di ulang lagi : saya mengatakan bahwa sukong masih puthujjana.
apakah pernyataan diatas membuat anda sewot ?
apakah anda kecewa karna 'panutan' anda di rendahkan, atau harusnya ditinggikan baru anda bahagia ! begitukah ?
Sayang sekali kembali anda tidak menjawab pertanyaan saya, tetapi mengulangi pernyataan anda yg semua orang sudah tahu.
Perdebatan ini timbul karena anda mendebat pernyataan saya yg mengatakan bahwa pernyataan anda berkonotasi tidak hormat. Apakah anda benar2 tidak paham inti masalah perdebatan ini? Atau karena tidak berani mengklarifikasi, anda membuat masalah ini berputar? Tokh anda tinggal mengklarifikasi saja, ketika menulis pernyataan itu konotasi anda menghormati atau tidak menghormati?
oooo... jadi anda juga tidak tau? tapi kok dari komentar anda, kesannya anda tahu pasti, sehingga bisa memberikan teguran kepada member lain?
Apakah ada pernyataan saya yg mengatakan saya tahu? Apakah anda sendiri tahu? Menurut anggapan saya kita sama2 tidak tahu, kalau saya salah mohon disangkal.
Apakah ada pernyataan saya yg memberi teguran pada member lain? Tolong ditunjukkan biar saya mengklarifikasinya.
mengenai bhikkhu putthujjana, jika anda pernah membaca sutta, maka anda akan menemukan banyak bhikkhu yg puthujjana. saya beri contoh, pada MN 1 Mulapariyaya Sutta, ditutup dengan kalimat "Itu adalah apa yang dikatakan oleh Sang Bhagavā. Tetapi para bhikkhu itu tidak bergembira mendengar kata-kata Sang Bhagavā." ini menunjukkan bahwa para bhikkhu yg sedang mendengar khotbah itu adalah puthujjana.
Jika diucapkan oleh Sang Buddha jelas memang benar. Tetapi adakah yg diucapkan umat awam bahwa
bhikkhu adalah umat puttujana?
Jika yg anda maksudkan mengenai "berhak" itu adalah persis seperti kalimat yg anda tuliskan maka memang tidak ada kalimat spt itu dalam sutta,Terima kasih.
tapi sesuatu yg tidak berhak kita lakukan bukan berarti tidak boleh dilakukan, bukan? bahkan ada kasus dimana sesuatu HARUS kita lakukan walaupun kita tidak berhak melakukannya, misalnya "saya harus bekerja setiap hari", saya tidak berhak pergi kerja, tapi saya tetap harus kerja, karena itu adalah kewajiban saya.
Bagaimana jika contoh anda saya ubah katanya?:
tapi sesuatu yg tidak berhak kita lakukan bukan berarti tidak boleh dilakukan, bukan? bahkan ada kasus dimana sesuatu HARUS kita lakukan walaupun kita tidak berhak melakukannya, misalnya "saya harus membunuh", saya tidak berhak membunuh, tapi saya tetap harus membunuh, karena itu adalah kewajiban saya.Alangkah baiknya jika kita tidak memberikan suatu contoh hanya untuk pembenaran argumentasi kita.
lagipula apakah anda bisa memastikan apakah Bro Adi Lim adalah seorang Puthujjana atau bukan?Jelas tidak bisa.
Bro Adi sendiri yg menyatakan bahwa dia tidak dapat menilai, tetapi hanya menganggap, ketika menulis pernyataan:parinirwana tidak sama dengan parinibbana ya !
kok gampang benar ! mengumbar kata parinibbana kepada umat masih puthujana.
memang tim marketing yang hebat ! Silahkan anda baca tulisan dia.
Jika suatu pernyataan ditulis dengan pikiran sadar, maka itu akan diterima, kecuali jika mengucapkannya dalam keadaan pikiran tidak sadar.