//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA  (Read 12681 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Kelana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.225
  • Reputasi: 142
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #15 on: 19 January 2013, 08:01:16 PM »
kalau di Saddharmapundarika Sutra ada tuh ajaran Hinayana...


Oleh karena itu saya pribadi menganggap sutra tersebut adalah sutra "tempaan" (forge).  :backtotopic: :whistle:
GKBU
 
_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #16 on: 19 January 2013, 08:50:30 PM »
jadi culayana !

Seharusnya jg spt itu. Tapi kalo istilah tsb jg dianggap "mengecilkan", jadinya sama saja dengan istilah "Hinayana"..... :)
« Last Edit: 19 January 2013, 08:55:02 PM by ariyakumara »
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #17 on: 19 January 2013, 09:07:44 PM »
Seharusnya jg spt itu. Tapi kalo istilah tsb jg dianggap "mengecilkan", jadinya sama saja dengan istilah "Hinayana"..... :)

Agama sebenarnya netral, tergantung praktisi yang menjalaninya. Kalau ada ajaran/aliran/agama yang ingin dianggap besar, mulia, agung, dst, sebenarnya itu adalah keinginan dari umatnya, bukan representasi dari (isi) ajaran apalagi keinginan dari pendiri/perintis-nya.

 _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #18 on: 19 January 2013, 09:26:46 PM »
Agama sebenarnya netral, tergantung praktisi yang menjalaninya. Kalau ada ajaran/aliran/agama yang ingin dianggap besar, mulia, agung, dst, sebenarnya itu adalah keinginan dari umatnya, bukan representasi dari (isi) ajaran apalagi keinginan dari pendiri/perintis-nya.

 _/\_

Benar, tetapi bukankah meninggikan diri sendiri tidak harus dengan merendahkan yang lain....
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #19 on: 19 January 2013, 09:45:20 PM »
Benar, tetapi bukankah meninggikan diri sendiri tidak harus dengan merendahkan yang lain....

Dalam dunia berkondisi, selalu ada istilah-istilah tertentu untuk menjelaskan suatu definisi.

Definisi ukuran/kapasitas diwakili dengan besar/kecil.
Definisi suhu/temperatur disebut panas/dingin.
Definisi jarak jauh/dekat.
Definisi gender pria/wanita.

Semua istilah di atas (besar/kecil, panas/dingin, jauh/dekat, pria/wanita) adalah netral, tergantung persepsi dan kondisi yang menyertainya.

Jika saya punya mobil dengan kapasitas 4000 cc, dan saya sebut punya Anda 2000 cc, jika ini adalah kenyataan, apakah ini disebut merendahkan?

Persepsi sering kali mengecoh. Waspadalah...

 _/\_

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #20 on: 19 January 2013, 09:58:03 PM »
hoi jadi OOT
Saudara indras apakah cukup jelas atau masih ada pertanyaan?
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #21 on: 20 January 2013, 06:13:51 AM »
Seharusnya jg spt itu. Tapi kalo istilah tsb jg dianggap "mengecilkan", jadinya sama saja dengan istilah "Hinayana"..... :)

susah mengubah persepsi yang sudah terjadi, karena pengarangnya memang ingin mengecilkan demi ...
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #22 on: 20 January 2013, 06:15:38 AM »
hoi jadi OOT
Saudara indras apakah cukup jelas atau masih ada pertanyaan?

kabur kale ... :D
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #23 on: 20 January 2013, 06:22:08 AM »

Jika saya punya mobil dengan kapasitas 4000 cc, dan saya sebut punya Anda 2000 cc, jika ini adalah kenyataan, apakah ini disebut merendahkan?

Persepsi sering kali mengecoh. Waspadalah...

 _/\_

bold : dengan angka tidak bisa jadi contoh kalimat

contoh kalimat ini lebih cocok,
demikian kami punya kendaraan besar, anda punya kendaraan kecil.
apakah menghina atau membanding  ?

justru' pengarangnya dadakan' sehingga benar2 terjadi persepsi negatif atau memang benar adanya pengecilan.
« Last Edit: 20 January 2013, 06:25:52 AM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #24 on: 20 January 2013, 10:47:52 AM »
bold : dengan angka tidak bisa jadi contoh kalimat

contoh kalimat ini lebih cocok,
demikian kami punya kendaraan besar, anda punya kendaraan kecil.
apakah menghina atau membanding  ?

justru' pengarangnya dadakan' sehingga benar2 terjadi persepsi negatif atau memang benar adanya pengecilan.

Sekarang begini, rekan Adi Lim, dalam Mahayana jelas tujuannya adalah Samma Sambuddha melalui jalur Bodhisattva-Mahasattva, sedang dalam aliran lain (saya hindari penyebutan agar tidak dikatakan pengecilan) jelas juga tujuannya adalah Arahat/Arahanta/Arhat. Bila paham kedua definisi tersebut (Samma Sambuddha dan Arahat) tentu sudah dapat menarik sendiri kesimpulan.

Seperti halnya sarjana S1 dan Profesor, serta ukuran mesin mobil, apakah jika yang satu disebut lebih kecil adalah sebuah penghinaan?

Saya kira realita lebih penting dari persepsi. Misalnya saya berberat badan 100 kg, tentu saya boleh mengatakan Anda lebih kecil jika hanya berbobot 50 kg atau dibawah 100 kg. Jika ini disebut mengecilkan atau merendahkan, bukankah itu sudah masuk dalam ranah persepsi (penilaian subyektif)?

Lihat sesuatu apa adanya, realita memang hanya demikian adanya.

 _/\_

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #25 on: 20 January 2013, 11:29:01 AM »
 [at] Sunya:

Maksud saya, dalam sutta2 Pali Sang Buddha hanya menyatakan satu jalan (kendaraan) menuju Pencerahan, yaitu Jalan Mulia Berunsur Delapan yang membawa pada Kearahatan spt yg telah Beliau tempuh dan Beliau sarankan kepada para siswa-Nya dengan mengatakan inilah satu2nya jalan yang mulia dan tertinggi, tetapi Beliau tidak mengatakan bahwa jalan lain selain menuju Kearahatan itu rendah/kecil (misalnya jalan menuju Brahma melalui Empat Keadaan Tanpa Batas).

Namun tiba2 dalam sutra2 Mahayana Sang Buddha mengatakan jalan Kebuddhaan/Bodhisattva lebih tinggi dengan menyatakan bahwa jalan Kearahatan yang telah diajarkan sebelumnya lebih rendah/kecil, hanya untuk mereka yang tidak "berkemampuan" atau "egois". Sepertinya Sang Buddha tidak konsisten dengan kata2-Nya sendiri dalam sutra2 Mahayana.
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #26 on: 20 January 2013, 01:57:14 PM »
Sekarang begini, rekan Adi Lim, dalam Mahayana jelas tujuannya adalah Samma Sambuddha melalui jalur Bodhisattva-Mahasattva, sedang dalam aliran lain (saya hindari penyebutan agar tidak dikatakan pengecilan) jelas juga tujuannya adalah Arahat/Arahanta/Arhat. Bila paham kedua definisi tersebut (Samma Sambuddha dan Arahat) tentu sudah dapat menarik sendiri kesimpulan.

Seperti halnya sarjana S1 dan Profesor, serta ukuran mesin mobil, apakah jika yang satu disebut lebih kecil adalah sebuah penghinaan?

Saya kira realita lebih penting dari persepsi. Misalnya saya berberat badan 100 kg, tentu saya boleh mengatakan Anda lebih kecil jika hanya berbobot 50 kg atau dibawah 100 kg. Jika ini disebut mengecilkan atau merendahkan, bukankah itu sudah masuk dalam ranah persepsi (penilaian subyektif)?

Lihat sesuatu apa adanya, realita memang hanya demikian adanya.

 _/\_

Jalan kami adalah jalan besar (maha) dan jalan anda adalah jalan kecil (hina)

dimana realitanya?

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #27 on: 20 January 2013, 04:05:22 PM »
stop stop stop jadi OOT kan
lanjutin aja di tempat lain debat klasik begitu
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline Sunya

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 876
  • Reputasi: -16
  • Nothing, but your perception ONLY
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #28 on: 20 January 2013, 08:48:22 PM »
stop stop stop jadi OOT kan
lanjutin aja di tempat lain debat klasik begitu

Baik, saya pindah kesini saja: http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,9103.new.html#new

 _/\_


Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: TAFSIR SUTRA MAHAYANA / AJARAN HINAYANA
« Reply #29 on: 21 January 2013, 05:48:27 AM »
Sekarang begini, rekan Adi Lim, dalam Mahayana jelas tujuannya adalah Samma Sambuddha melalui jalur Bodhisattva-Mahasattva, sedang dalam aliran lain (saya hindari penyebutan agar tidak dikatakan pengecilan) jelas juga tujuannya adalah Arahat/Arahanta/Arhat. Bila paham kedua definisi tersebut (Samma Sambuddha dan Arahat) tentu sudah dapat menarik sendiri kesimpulan.

Seperti halnya sarjana S1 dan Profesor, serta ukuran mesin mobil, apakah jika yang satu disebut lebih kecil adalah sebuah penghinaan?

Saya kira realita lebih penting dari persepsi. Misalnya saya berberat badan 100 kg, tentu saya boleh mengatakan Anda lebih kecil jika hanya berbobot 50 kg atau dibawah 100 kg. Jika ini disebut mengecilkan atau merendahkan, bukankah itu sudah masuk dalam ranah persepsi (penilaian subyektif)?

Lihat sesuatu apa adanya, realita memang hanya demikian adanya.

 _/\_

justru hanya melihat realita adanya itu adalah mengecilkan  ^-^
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

 

anything