//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Kang_Asep

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 35
76
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:43:08 PM »
mohon tunjukkan bagian mana yg anda maksudkan dengan cara-cara kotor, ejekan, tanpa rasa hormat dan tanpa cinta kasih itu, di sini. kata "selalu" mengindikasikan bahwa cara2 kotor dst ini juga ada di thread ini, jadi tidak perlu bersusah payah mengambil dari thread lain.

tidak bermaksud menuduh atau menunjukan bahwa di forum ini atau di thread ini adalah cara-cara kotor, ejekan, tanpa rasa hormat dan tanpa cinta kasih. oleh karena itu, cara-cara kotor tersebut tidak perlu dicari apalagi ditunjukan. tapi bermaksud mengajak kepada semua orang untuk mendukung cara diskusi yang baik, sopan, indah, dengan rasa hormat dan dengan cinta kasih.

selanjutnya, apabila ada yang merasa bahwa dirinya masih suka berdiskusi dengan cara yang kotor, maka semoga dia sadar diri dan meninggalkan cara-cara itu tanpa perlu ditunjuk, siapa orang itu. selanjutnya, apabila ada orang yang merasa sudah melakukan diskusi dengan cara yang baik, maka sebaiknya dia mempertahankan itu. tidak harus disebut, siapa orangnya.

77
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:42:42 PM »
mohon tunjukkan bagian mana yg anda maksudkan dengan cara-cara kotor, ejekan, tanpa rasa hormat dan tanpa cinta kasih itu, di sini. kata "selalu" mengindikasikan bahwa cara2 kotor dst ini juga ada di thread ini, jadi tidak perlu bersusah payah mengambil dari thread lain.

tidak bermaksud menuduh atau menunjukan bahwa di forum ini atau di thread ini adalah cara-cara kotor, ejekan, tanpa rasa hormat dan tanpa cinta kasih. oleh karena itu, cara-cara kotor tersebut tidak perlu dicari apalagi ditunjukan. tapi bermaksud mengajak kepada semua orang untuk mendukung cara diskusi yang baik, sopan, indah, dengan rasa hormat dan dengan cinta kasih.

selanjutnya, apabila ada yang merasa bahwa dirinya masih suka berdiskusi dengan cara yang kotor, maka semoga dia sadar diri dan meninggalkan cara-cara itu tanpa perlu ditunjuk, siapa orang itu. selanjutnya, apabila ada orang yang merasa sudah melakukan diskusi dengan cara yang baik, maka sebaiknya dia mempertahankan itu. tidak harus disebut, siapa orangnya.

78
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:31:24 PM »
eh iya.....
topik lain kok ga di reply yah??
kok cuma topik ini yang di reply kang??

semuanya sudah dijelaskan. tidak ada yang perlu dijelaskan lagi. selanjutnya bergantung dari keterampilan masing-masing dalam menangkap dan memahami apa-apa yang telah dijelaskan. mohon maaf bila semua itu tidak cukup memuaskan. itu adalah sebuah kterbatasan.

79
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:29:44 PM »
makanya tanya jawab itu ada urutannya, pertama-tama sebelum sampai pada "apakah anda sudah tidak mencuri lagi", harus ditanyakan dulu "apakah anda dulu pernah mencuri?" dan seterusnya.

tapi baiklah, anda sengaja membuka topik ini untuk mengaburkan topik lain. mari kita lanjutkan saja topik lain itu.

diskusi digelar dengan harapan agar kita satu sama lain dapat saling membantu dalam membangun pandangan benar. besar harapan bahwa umat akan mengalami kemajuan yang pesat dalam kuantitas dan kualitas. salah satu cara untuk dapat memenuhi harapan itu adalah dengan membangun diskusi yang sehat, indah dan bermanfaat.

apabila diskusi selalu dikotori oleh cara-cara kotor, ejekan, tanpa rasa hormat dan tanpa cinta kasih, maka bagaimana dapat diharapkan umat bisa berkembang dalam kualitas dan quantitas.

banyak hal yang harus dipikirkan dengan cara serius dan sungguh-sungguh untuk kemajuan bersama. melalui pikiran yang tenang dan serius saja, banyak hal sangat tidak mudah untuk difahami, bagaimana pikiran yang tidak tenang dan tidak serius bisa memahami hal-hal tersebut. oleh karena itu, kita seharusnya mendukung terbentuknya diskusi yang sehat, tenang dan indah.

80
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:22:08 PM »
wrong question. bukan salah orang yg ditanya, tapi si penanya yg tolol. pertanyaan itu hanya bisa ditujukan kepada seorang yg dulunya adalah pembunuh. sama seperti jika ada orang yg menanyakan "tanggal berapakah anda menstruasi?" siapa yg tolol di sini?

dengan demikian ada pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan "ya" atau "tidak" saja, kendatipun tampaknya bisa.

81
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:21:14 PM »
wrong question. bukan salah orang yg ditanya, tapi si penanya yg tolol. pertanyaan itu hanya bisa ditujukan kepada seorang yg dulunya adalah pembunuh. sama seperti jika ada orang yg menanyakan "tanggal berapakah anda menstruasi?" siapa yg tolol di sini?

demikian juga pertanyaan "apakah anda sudah tidak mencuri lagi?" itu sharusnya ditujukan kepada orang yang sudah pernah mencuri. si tertuduh belum tentu mencuri. dengan demikian pertanyaan itu adalah "wrong question".

82
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:15:42 PM »
lucu, saya pikir anda pakar komunikasi

dalam kasus di atas, pertanyaan itu memang bisa di jawab dengan YA atau TIDAK, taipi penafsiran oleh pihak lain, bukanlah pengakuan dari terdakwa, seorang hakim memiliki kemampuan untuk menilai apakah suatu pernyataan itu adalah pengakuan terdakwa, atau penafsiran jaksa. jika penafsiran salah itu dijadikan tuduhan, maka di sana ada pembela yg akan melakukan tugasnya. di depan sidang, jika seseorang diminta untuk menjawab dengan YA atau TIDAK, maka pertanyaan itu tentu memang bisa dijawab dengan YA atau TIDAK.

Kasusnya berbeda jika pertanyaannya adalah "di manakah anda bertempat tinggal", kalo dijawab dengan "YA" maka hakim pun akan gondok.

coba jawab pertanyaan ini dengan "ya" atau "tidak" :

"Apakah anda sekarang sudah berhenti membunuhi orang?"

83
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:15:27 PM »
lucu, saya pikir anda pakar komunikasi

dalam kasus di atas, pertanyaan itu memang bisa di jawab dengan YA atau TIDAK, taipi penafsiran oleh pihak lain, bukanlah pengakuan dari terdakwa, seorang hakim memiliki kemampuan untuk menilai apakah suatu pernyataan itu adalah pengakuan terdakwa, atau penafsiran jaksa. jika penafsiran salah itu dijadikan tuduhan, maka di sana ada pembela yg akan melakukan tugasnya. di depan sidang, jika seseorang diminta untuk menjawab dengan YA atau TIDAK, maka pertanyaan itu tentu memang bisa dijawab dengan YA atau TIDAK.

Kasusnya berbeda jika pertanyaannya adalah "di manakah anda bertempat tinggal", kalo dijawab dengan "YA" maka hakim pun akan gondok.

coba jawab pertanyaan ini dengan "ya" atau "tidak" :

"Apakah anda sekarang sudah berhenti membunuhi orang?"

84
Sutta Vinaya / Re: Kisah Devadatta
« on: 18 January 2012, 04:10:41 PM »
jadi YM Choa yg ngakunya seorang guru Arahat ini adalah seorang pesilat? oh, ok, in perumpamaan, tapi ini adalah perumpamaan yg super TOLOL, karena sangat tidak tepat. Kesucian tidak dapat diumpamakan dengan persilatan. saya perkenalkan anda pada Guru para Arahat yg sejati, yaitu Buddha Gotama, beliau tidak pernah "terjatuh" sekali pun apa lagi berkali2.



tidak demikian umumnya yang dialami oleh makhluk-makhluk lain.

atau bahkan mereka yang sama sekali tidak tau artinya "kejatuhan batin", mungkin tidak pernah mengalami secara langsung apa itu kesucian.

85
Diskusi Umum / Re: empat faktor penyerta diskusi
« on: 18 January 2012, 04:00:00 PM »
ada orang sangat keras kepala sehingga kalo ia berdiskusi, ia tidak akan pernah mengakui kesalahan dalam statementnya, tapi malah menarik referensi-referensi yang melenceng jauh dari pembahasan untuk mengelak (kalau di DN istilahnya "geliat-belut), dan kalau perlu menjelaskan panjang lebar hal yang ditanyakan demi untuk mengaburkan pembicaraan, padahal sebenarnya hanya membutuhkan satu kata untuk menjawabnya..

menurut anda, apakah akan muncul pandangan benar dalam diri orang seperti ini, yang berpegang teguh hanya pada pandangannya tanpa mau menerima pandangan orang lain??

sebagian orang sangat mengharapkan jawaban yang sederhana dan singkat seperti "ya" atau "tidak", seperti dipengadilan. akan tetapi, si penjawab tidak bisa asal menjawab, karena ia ingin menjawab dengan benar. adakalanya suatu pertanyaan, apabila dijawab "ya" ataupun "tidak", keduanya jadi sama-sama salah. padahal hukum sudah menentukan "jawablah pertanyaan dengan benar!".

sebagai contoh, seorang tertuduh ditanya oleh jaksa penuntut di pengadilan di mana si tertuduh hanya diperolehkan menjawab "ya" atau "tidak" saja. si jaksa bertanya, "Apakah sekarang anda sudah tidak mencuri lagi?"

jika dijawab "ya", maka tentu ditafsirkan bahwa si tertuduh mantan pencuri atau "pernah mencuri". jika dijawab "tidak", maka tentu ditafsirkan bahwa si tertuduh sekarang masih suka mencuri. dengan demikian, mendesak si tertuduh hanya boleh menjawab "ya" atau "tidak" terhadap penanya yang memberikan pertanyaan yang tidak bijak adalah bentuk ketidak adilan itu sendiri.
 

86
Sutta Vinaya / Re: Kisah Devadatta
« on: 18 January 2012, 03:51:02 PM »
dari mana anda mengetahui hal ini? saya tidak ingat dia pernah mengakui hal ini, atau ada? link pls.

untuk menguji benar tidaknya jawaban tersebut ....

silahkan ditanyakan kepada yang bersangkutan!

seorang pesilat yang seringkali mengikuti berbagai kompetisi pastilah dia mengalami "terpukul berkali-kali" dan "terjatuh berkal-kali". ketika dia melihat bahwa orang lain mengaku pesilat atau tampak memiliki ciri-ciri pesilat, maka sudah dapat dpastikan bahwa orang lain itu sebagaimana hal dirinya mengalami "terpukul" berkali-kali dan "terjatuh" berkali-kali. jika tidak demikian, mustahil orang itu pesilat. itu perumpamaannya.

87
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tibet membakar diri...
« on: 18 January 2012, 03:47:36 PM »
[at] Kang_Asep
saya tambahkan lagi :

perhatikan bahwa Bhikkhuni Gotami ini atas kehendaknya sendiri untuk parinibbana. dan proses parinibbananya serupa dengan kasus Sang Buddha
mohon penjelasan anda.



Dari cerita yang dipaparkan, Bhikuni Gotami hanya berencana dan meminta izin untuk meninggal terlebih dahulu. Tapi tidak ada indikasi bahwa dia meninggal atas sesuatu yang dia lakukan sendiri terhadap tubuhnya. Dengan demikian hal tersebut kasus yang berbeda dengan Ananda.

88
Sutta Vinaya / Re: Kisah Devadatta
« on: 18 January 2012, 03:43:43 PM »
whatever, saya tidak tertarik untuk membahas soal bahasa konyol di sini.



kenapa hal itu dibahas. karena sebelumnya ada yang membahasnya dengan menyatakan :

Quote
kata "Jika" di awal kalimat menyiratkan bahwa anda tidak tahu apa dan bagaimana perilakunya di sini.

ada yang berpndapat bahwa itu adalah pernyataan yang salah dengan argumentasi-argumentasi tertentu. perlu dinyatakan, agar pembaca memahami. kelak, biarkan pembaca mengambil pemahaman yang terbaik menurut penilaian mereka.

Quote
pertanyaan saya adalah "apakah menurut anda YM Choa mengalami kejatuhan atau tidak, melihat sepak terjangnya di sini?"

hal tersebut sudah dijawab. jawaban tersebut dikutipkan lagi berikut ini :

Quote
dia sudah pernah jatuh berkali-kali dan terbangun berkali-kali

dan untuk keadaan batinnya sekarang ini :

Quote
tidak diketahui


89
Sutta Vinaya / Re: Kisah Devadatta
« on: 18 January 2012, 03:32:39 PM »
kata "Jika" di awal kalimat menyiratkan bahwa anda tidak tahu apa dan bagaimana perilakunya di sini. saya mengajukan pertanyaan itu atas atas dasar bahwa anda mengetahui persis kejadian itu bahkan mencoba (walau gagal) untuk menjadi pembela baginya. nah sekarang, mohon anda ulangi jawaban anda dengan dasar bahwa anda mengetahui semua sepak terjangnya di sini.

memahami makna kata "jika"

pertanyaan "jika" belum tentu menandakan suatu tanda ketidak tahuan. pernyataan jika juga dinyatakan untuk menyatakan suatu hukum, atau suatu ketentuan yang terjadi pada saat suatu syarat dapat dipenuhi. semisal seseorang berkata, "Jika matahari terbit, maka hari mulai siang".  orang ini menyatakan hukum alam, bukan berarti dia tidak mengetahui bahwa matahari sudah atau akan terbit.

90
Sutta Vinaya / Re: Kisah Devadatta
« on: 18 January 2012, 03:31:10 PM »
kata "Jika" di awal kalimat menyiratkan bahwa anda tidak tahu apa dan bagaimana perilakunya di sini. saya mengajukan pertanyaan itu atas atas dasar bahwa anda mengetahui persis kejadian itu bahkan mencoba (walau gagal) untuk menjadi pembela baginya. nah sekarang, mohon anda ulangi jawaban anda dengan dasar bahwa anda mengetahui semua sepak terjangnya di sini.

memahami makna kata "jika"

pertanyaan "jika" belum tentu menandakan suatu tanda ketidak tahuan. pernyataan jika juga dinyatakan untuk menyatakan suatu hukum, atau suatu ketentuan yang terjadi pada saat suatu syarat dapat dipenuhi. semisal seseorang berkata, "Jika matahari terbit, maka hari mulai siang".  orang ini menyatakan hukum alam, bukan berarti dia tidak mengetahui bahwa matahari sudah atau akan terbit.

Pages: 1 2 3 4 5 [6] 7 8 9 10 11 12 13 ... 35
anything