//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Kang_Asep

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 35
106
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 02:19:17 PM »
yang ini???
pertanyaan saya kok sering ga dijawab y ah sama kang asep??  ??? ??? ???

 perasaan udah dijawab. maaf kalau terlewat. bukan sengaja.

ada orang yang mati sebelum waktunya, akibat tindakan ceroboh orang lain. kecerobohan inilah yang melawan hukum alam.


107
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 02:05:37 PM »
bukankah ini juga berlaku pada Ananda? karena habisnya umur Ananda maka ia parinibbana, terbang dan terbakar hanyalah tindakan yg menyertai habisnya umur dan kehendak, tapi bukan penyebab parinibbana itu sendiri.

bila diperhatikan melalui jalan ceritanya, maka perbedaan antara parinibbananya Ananda dengan sang Buddha. yang menjadi sebab parinibbananya Ananda adalah Kiriyanya tersebut, dengan kekuatan Abhina yang dimilikinya. Bersamaan dengan itu, kehendaknyapun(kiriya) habis. kenapa? kehancuran jasmani merupakan tanda bahwa kehendak (kiriya) itu mendahului padamnya kehendak (kiriya). Setelah jasmaninya hancur, kemudian faktor-faktor mental lainnya lenyap. adapun sang Buddha, menjelang parinibbananya, tidak ada tindakan esktrem yang dia lakukan terhadap tubuhnya sendiri. dengan demikian dia tidak melakukan apapun. Tetapi, umur tubuhnya tersebut mulai habis, maka batin sang Buddha bergerak selaras dengan pergerakan umur yang habis ini. Seperti daun yang gugur layu  ke tanah yang gugurnya itu karena usia tua daun tersebut. Tetapi saat jatuh, angin berhembus dengan kencang membawa daun masuk ke dalam keranjang yang indah. daun itu sendiri tidak berbuat apapun, hanya mengikuti kemana angin berhembus. bukan angin yang menyebabkan daun itu gugur, tapi memang usia daun tersebut sudah tua. ada angin atau tidak, daun itu akan jatuh gugur. SEperti itu gambaran parinibbana sang Buddha. sedangkan Ananda, seperti daun yang dipetik, lalu disimpan di dalam keranjang. Seandainya tidak dipetik, daun itu masih akan bertahan di dahan dalam beberapa hari ke depan.

Quote
saya belum bisa memahaminya. apakah sebab dan tujuan Planet2 berputar mengelilingi matahari? apakah sebab dan tujuan Sang Buddha muncul pada 2500 tahun lalu, bukan pada 3000 tahun lalu atau 5000 lalu atau pada tahun 2012 ini?

kita mungkin tidak memahami apa sebab dari suatu tindakan orang lain, hewan, tumbuhan atau planet-planet yang mengitari matahari. tapi kita dapat memahami bahwa tidak mungkin semua tindakan itu tidak bersebab dan tidak bertujuan.

Ketika kita duduk bersantai, kemudian ada kelereng menggelinding ke samping kita, maka apakah kita akan berpikir "kelereng ini menggelinding dengan sendirinya, tanpa suatu sebab" ataukah kita akan berpikir "kelereng ini menggelinding, tentu ada sesuatu yang menyebabkannya, kendatipun aku tidak tau apakah itu."

sesuatu yang bergerak, sudah pasti disebabkan oleh sesuatu. apakah hal ini dapat diterima?




108
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 01:37:37 PM »
Bagaimana dengan kasus Sang Buddha sendiri, yg parinibbana dengan cara masuk ke dalam jhana 1,2 dst sampai 8, kemudian turun hingga jhana 4 kemudian parinibbana? apakah ini juga interupsi? Bagaimana dengan semua arahat lainnya yg masing2 memilih cara parinibbana-nya masing2? apakah parinibbana semua arahat adalah interupsi?


Parinibbananya sang Buddha tidak disebabkan oleh tindakannya masuk ke dalam jhana 1, 2 dan 8. kenapa? karena masuknya seseorang ke dalam jhana-jhana tersebut tidaklah menyebabkan kematian. dengan kata lain, jhana bukanlah sebab bagi kematian. Habisnya umur dan padamnya kehendak sang Buddha, itulah sebab Parinibana. Jika hanya habisnya umur, maka tidak disebut Parinibbana, melainkan disebut mati saja.

adapun masuknya sang Buddha ke dalam Jhana-jhana adalah tindakan yang menyertai habisnya umur dan kehendak, tapi bukan penyebab parinibbana itu sendiri.

Quote
kalau kita membahas hukum gerak, saya setuju menggunakan sudut pandang science, tapi dalam hal kehendak Arahat, ilmu pengetahuan apakah yg anda gunakan di sini? saya tidak melihat ada hubungan antara hukum gerak dengan kehendak Arahat. mohon anad sudi membimbing saya sesuai dengan kapasitas dengkul saya.

segala sesuatu yang bergerak itu atas dasar suatu sebab dan tujuan. ini adalah hukum alam. apakah ini dapat difahami sebagai hal yang benar?


109
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 12:08:06 PM »
Quote
Quote from: inJulia on Yesterday at 11:54:24 PM

    Tegasnya,
    jadi alobha, adosa dan amoha, bisa kita atur, kontrol dan kendalikan, ya kang?


benar sekali.

Quote

    Indah memang, tapi
    Too good to be true............

    Mencegah kesewenang-wenangan dg tanpa dosa, lobha dan moha, maka kita mesti suci dulu.


salah satu cara untuk mensucikan diri adalah dengan mencegah kesewenang-wenangan itu.


110
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 12:05:39 PM »
intine, di Buddhism membunuh diri dengan bakar2an itu gpp??

=_="

bukan gak apa-apa, tapi pasti mati dengan tubuh hangus.

111
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 12:04:50 PM »
"Ananda" memiliki pengertian yg sepadan. tapi apakah makna "kehendak" dalam kalimat pertama dan kedua? jangan terlalu memaksakan, secara buddhisme, tidak ada cetana (kehendak) pada Arahat.

baiklah. kita dapat sepakat bahwa tidak ada kehendak atau cetana dan kamma pada arahat. tapi, ada kiriya. benarkah? Jika Ananda membakar diri di udara, di mana tindakannya itu di dorong oleh kiriya, maka itu sama dengan interupsi.

Quote
yg sedang kita bicarakan ini adalah pikiran Arahat, yaitu apakah punya kehendak atau tidak, bukan soal hukum newton. anda sedang memaksakan suatu hukum yg tidak aplicable untuk Buddhisme di sini.

kebenaran itu universal, seperti halnya budhisme. pengetahuan manusia terus berkembang. membatasi diri pada istlah-istilah yang sudah ada hanya akan membuat pikiran menjadi sempit. di sutta mana dikatakan bahwa "segala benda memiliki luasan" ? kitab suci yang mana yang mengatakn bahwa "segala benda bergerak tanpa henti" ? lalu, apakah karena hal itu tidak ditulis di dalam kitab suci tertentu, maka dpastikan hal itu sebagai hal yang salah? dan hanya karena tidak ditulis dalam kitab tertentu, maka sesuatu itu harus ditolak?

Quote
untuk ke sekian kalinya saya bertanya: "Apakah agama anda?" pertanyaan ini hanya agar saya bisa lebih memahami sudut pandang berpikir anda, untuk selanjutnya menyesuaikan jawaban saya pada anda.



bukankah kita sedang membahas kehendak arahat?

pertanyaan "apakah agama anda?" itu sudah berbelok, subjek pembahasannya menjadi tentang "saya" atau "anda"

112
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 17 January 2012, 11:55:21 AM »
nah, kalau di kehidupan sebelumnya orang itu pernah ga sengaja nabrak seorang arahat sehingga meninggal, dan di kehidupan ini harus menanggung karma dengan meninggal ditabrak mobil juga, itu juga termasuk interupsi kah??
bukan karna kammanya yang matang??
hhmmm..

karena kammanya matang itu berarti interupsi juga.

seseorang yang dibunuh adalah mungkin terjadi akibat buah kamma nya matang. tapi pembunuhan itu terjadi karena interupsi si pembunuh.

113
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 16 January 2012, 10:49:18 PM »
perasaan ananda meninggal karna emang udah waktunya deh...
umur maksimum manusia di zaman itu kalo ga salah 120 tahun yah?
nah, si ananda hidup sampai umur 120 tahun, jadi dalam kasus ini yah bukan interupsi...
CMIIW


nah, sekarang tanya kang asep aja..
kalau orang meninggal karna kecelakaan mobil itu termasuk interupsi gak??

interupsi.

114
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 16 January 2012, 10:48:21 PM »
kalau begitu, cepatlah karang satu.

interupsi arahat.

Quote
hati2, pernyataan anda ini berlawanan dengan pernyataan anda sebelumnya dan pernyataan anda sebelumnya berlawanan dengan pernyataan anda yg ini.

ambil satu kalimat yang ditengang itu, kemudian ambi pula kalimat yang menentang itu. gandengkan menjadi satu, agar para membaca mudah melihatnya, kalimat mana menentang kalimat mana.

Quote
anda mengatakan pada kasus Ananda adalah interupsi, sementara pernyataan anda lainnya mengatakan "bila suatu kehendak telah padam, berarti dia tidak melakukan apapun untuk apapun. seperti nyala api minyak yang telah kehabisan minyaknya." dan telah dimengerti secara umum bahwa kehendak dalam Arahat memang sudah padam, karena Arahat sudah memadamkan segala nafsu/keinginan.


jadi, inikah yang dipertentangkan :

Ananda melakukan suatu kehendak
Ananda tidak melakukan suatu kehendak

Pertentangan kedua kalimat tersebut disebut kontrari. Itupun apabila makna kedua term pada kalimat pertama dan kedua adalah sepadan (sama). Tapi dalam kedua kalimat trsebut, makna kedua term tidak sepadan. term "Ananda" memiliki pengertian yang sepadan. teapi term "kehendak" tidaklah sama. dengan demikian, sebenarnya kedua kalimat tersebut sama sekali tidak ada pertentangan.

Quote
apakah anda adalah Arahat juga sehingga mengetahui bahwa "apabila arahat itu melakukan sesuatu, maka pasti atas dasar suatu kehendak"

tidak perlu menjadi arahat untuk mengetahui hukum pergerakan. karena filsuf seperti Hegel pun misalnya memahami bahwa setiap gerakan itu terjadi atas dasar suatu sebab dan tujuan. berdasarkan pada hukum tersebut, maka mustahil tindakan Ananda yang arahat itu adalah tanpa suatu sebab dan tanpa tujuan. dan yang dapat diketahui, sesuatu yang menjadi sebab terjadinya tindakan manusia adalah kehendak. Bila bukan kehendak, maka itu adalah sejenis kehendak.

115
Kafe Jongkok / Re: poros gerak dan perubahan alam semesta
« on: 16 January 2012, 10:35:40 PM »
ok2, thx..
berarti mikro=makro dong??
thx

sebenarnya pertanyaan "apakah makro = mikro?" merupakan pertanyaan yang ambigu, di mana jawaban "ya" maupun "tidak" keduanya bisa salah dan keduanya bisa benar.

sama atau tidak sama bergantung dari sudut mana sesuatu itu dipandang. bergantung di titik mana kita melihat kesamaan itu. jika titik kesamaan itu terletak pada "hukum-hukum universal" maka mirko dan makro adalah sama. tetapi apabila dilihat dari makna kedua kata itu sndiri, di mana mikro memiliki makna tersendiri dan makro memiliki makna tersendiri, maka mikro dan makro itu adalah hal berbeda.

seperti misalnya membandingkan antara Ahmad dan Budi. apakah itu hal yang sama atau tidak? bergantung dari sudut mana memandangnya. kalau memandang dari sudut "manusia", Ahmad dan Budi adalah sama, yaitu manusia. tapi kalau dipandang dari sudut "Profesi", maka berbeda, karena Ahmad adalah karyawan sedangkan Budi adalah pelajar.

Demikian pula, agar lebih jelas, perbandingan antara makro dan mikro, mau dibandingkan pada sudut pandang yang mana?


116
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 16 January 2012, 10:26:24 PM »
secara umum dalam Buddhism, seorang Arahat tidak lagi melakukan kamma, kehendaknya berbeda dengan kehendak awam, makanya juga disebut dengan istilah berbeda yaitu kiriya, yg mana kiriya ini tidak menghasilkan kamma.

dengan demikian interupsinya pun berbeda dengan interupsi umat awam. hanya istilahnya untuk interupsi kaum arahat ini mungkin belum tercipta.

Quote
dan jika tidak ada kehendak kamma, kenapa hal ini jadi seperti api minyak yg ditiup (aka interupsi)?

jika tidak ada kehendak kamma, berarti tidak seperti api minyak yang ditiup. tapi apabila arahat itu melakukan sesuatu, maka pasti atas dasar suatu kehendak, walaupun kehendak itu berbeda dengan umat awam. perumpamaan "meniup" itu adalah perumpamaan dari "apa yang dilakukan"

117
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 16 January 2012, 10:22:40 PM »
Coba dipertegas, kang  :)

Kita2 yg belum suci, mungkinkah melakukan tindakan yg adosa, alobha dan amoha?

lobha, dosa dan moha adalah faktor mental yang muncul dan lenyap. ketika lobha lenyap, yang tertinggal adalah alobha. dan apabila ada tindakan ketika lobha itu lenyap, berarti alobha. dan itu mungkin terjadi pada mereka yang belum suci dalam arti menyandang level arahat. dalam kadar yang lebih kecil dibanding arahat, seorang umat awam bisa saja berbuat tanpa didasari oleh lobha.

Quote
Kalau kita belum bebas dari LDM, kemudian melihat kearogansian, kesewenang-wenangan, kekuatan sendiri jauh lebih lemah, maka apa yg sebaiknya dilakukan?

pertama menjaga diri untuk tidak berbuat sesuatu berdasarkan Lobha, dosa dan moha.
Kedua, apapun yang dapat dilakukan yang didasari oleh alobha, adosa dan amoha, itu adalah hal bajik. maka lakukan apa saja tanpa lobha,  tanpa dosa dan tanpa moha.

Quote
Menunggu menjadi manusia alobha, adosa, amoha dulu baru bertindak? Atau bagaimana?

 :)


kita dapat memikirkan dan memperkirakan, apakah yang dapat kita lakukan untuk mengurangi penderitaan para makhluk. jika ada di dalam pengetahuan kita tentang bagaimana caranya, maka lakukanlah. jika tidak, maka setidaknya tidak menyakiti para makhluk ini.

berdemonstrasi adalah tindakan yang mulia, apabila didasari dengan tujuan untuk membebaskan sekelompk makhluk dari kesewenang-wenangan penguasa. inilah moralitas. dan kita senantiasa harus berjalan diatas aturan moral yang baik. aturan moral mana yang baik dan bermanfaat dan mana yang tidak akan dapat dilihat di dalam pengaruhnya terhadap batin, apakah itu sesuatu yang mengurangi LDM atau menambah. jika sesuatu itu mengurangi LDM, maka itulah aturan moralitas yang bajik.

118
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 16 January 2012, 10:13:37 PM »
dan kenapa itu menjadi interupsi? pada jawaban sebelumnya anda secara tegas menyebut kasus Ananda ini adalah interupsi

benar. itu memang iterupsi. karena tindakan ananda itu tentu didasari oleh suatu kehendak (kamma). oleh karena itu disebut interupsi.

Quote
padahal sebelumnya untuk kasus tidak ada keterikatan spt Ananda ini, anda mengatakan "kadangkala hal ini bersamaan dengan habisnya umur, kadang terjadi sebelum umur habis."

bila suatu kehendak telah padam, berarti dia tidak melakukan apapun untuk apapun. seperti nyala api minyak yang telah kehabisan minyaknya. dengan sendirinya api itu padam. tidak perlu ditiup untuk memadamkannya. berbeda halnya dengan interupsi, itu seperti meniup api minyak, kadang kala bersamaan dengan habisnya minyak kadangkala sebelum minyak itu habis.
 
Quote
jadi kondisi bagaimana yg interupsi dan kondisi mana yg habisnya umur?

seperti api minyak yang ditiup, itu kondisi interupsi.
seperti habisnya sumbu yang terbakar, itu kondisi habisnya umur.
seperti habisnya minyak, itu kondisi habisnya kehendak.

119
Kafe Jongkok / Re: poros gerak dan perubahan alam semesta
« on: 16 January 2012, 10:05:55 PM »
yang bagian ini agak bingung..
katanya titik A itu ketidaktahuan yang paling gelap..
berarti awal ini masih belum ada buddha donk??
kalau tidak ada buddha dunia hancur??

titik A tidak muncul lebih dahulu dari titik Z. Titik A muncul bersama dengan titik Z. oleh karena itu, di satu sisi kehidupan ada titik yang paling gelapl. dan di satu sisi kehidupan ada titik yang paling terang. para makhluk bergerak dari alam gelap menuju alam terang. seperti antara kutub utara dan kutub selatan. pergerakan ini adalah perubahan itu sendiri. tapi pergerakan dan perubahan itu sendiri adalah hukum yang tidak berubah.

pergerakan yang tidak berawal ini sulit dibayangkan, seperti sulitnya membayangkan "ujung alam semesta" atau sulitnya menemukan "awal alam semesta" atau menemukan "sebab pertama" dari segala yang ada. jika alam semesta adalah pergerakan abadi yang tidak ada awal, maka tidak ada zaman di mana titik z tidak tersentuh oleh makhluk. karena jika dikatakan bahwa ada suatu masa di mana titik z tidak tersentuh makhluk, berarti alam semesta ini berawal. kalau demikian, kapan dan bagaimanakah awal tersebut? pertanyaan ini sulit dijawab atau memang tidak dapat dijawab. Dengan demikian, apabila menerima fakta bahwa alam semssta adalah tanpa titik awal, berarti harus diterima bahwa tiada masa di mana titik z tidak sentuh makhluk. sejal awal yang maha awal hingga akhir yang maha akhir, selalu ada makhluk yang bermula dan berakhir.

120
Lingkungan / Re: 2011 Tiga biksu Tiber membakar diri...
« on: 16 January 2012, 09:52:22 PM »
kondisi bagaimana yg menjadikan hal demikian menjadi salah? dan kondisi bagaimana yg tidak salah? sebagai catatan Ananda adalah seorang Arahat.

kembali ke akar dari suatu tindakan. apakah akar dari tindakan itu, apakah dosa, moha atau lobha, ataukah tanpa dosa , tanpa moha dan tanpa lobha? tindakan yang terwujud atas dasar lobha itu adalah yang menajdikan hal demikian menjadi salah. tindakan yang terwujud tanpa lobha itulah yang menjadikan hal demikian menjadi benar.

adapaun bila Ananda adalah seorang arahat, maka pastilah tindakannya benar. karena tanpa dosa, lobha dan moha.

Pages: 1 2 3 4 5 6 7 [8] 9 10 11 12 13 14 15 ... 35
anything