PEMILU presiden tak hanya menjadi pertarungan dua calon
presiden dan dua mesin politiknya. Namun juga menjadi
pertarungan dua stategi yang biasanya disusun oleh konsultan
politik dan ahli survei opini publik dan perilaku pemilih.
Pertarungan Prabowo versus Jokowi menjadi semakin bewarna
karena juga melibatkan pertarungan dua konsultan politik, yang
satu asal Amerika (Rob Allyn di kubu Prabowo) dan konsultan
domestik yang dikenal sebagai tokoh pertama yang membawa
tradisi konsultan politik di Indonesia (Denny JA di kubu Jokowi).
Pertarungan menentukan kalah dan menang antara Prabowo dan
Jokowi sebenarnya terjadi di 20 hari terakhir. Berdasarkan survei
LSI di awal Juni 2014, selisih kemenangan Jokowi hanya 6.3%.
Namun di akhir Juni 2014, merosot lagi kemenangan Jokowi hanya
0.5% saja, di bawah margin of error. Dalam kondisi seperti ini,
kalah dan menang menjadi tergantung dari kecerdasan dan
penetrasi kepada pemilih hingga hari-hari akhir menjelang
pencoblosan 9
April 2014.
Salah satu penyebab merosotnya dukungan kepada Jokowi adalah
kampanye hitam, penyebaran kebohongan soal identitas Jokowi.
Ia digambarkan sebagai warga nonpribumi, dari agama minoritas,
bahkan belakangan disebut punya latar belakang PKI. Info bohong
soal Jokowi itu beredar hingga pelosok desa. Bahkan anak-anak
kecil di gang-gang kumuh bermain, sambil berlari dan berteriak:
''Jokowi belum sunat, Jokowi belum sunat.'' Berita bohong ini
cukup memengaruhi pemilih yang datang dari segmen muslim
konservatif, pendidikan menengah ke bawah dan ekonomi
menengah ke bawah.
Berdasarkan survei LSI sejak Januari 2014- Juni 2014, dukungan
kepada Jokowi di segmen pemilih itu merosot dari di atas 50
persen menjadi di bawah 40%. Padahal jumlah wong cilik ini
sekitar 60-70% populasi. Tak heran, terjadi pergeseran dukungan
dari Jokowi ke Prabowo. Kampanye hitam terhadap Jokowi
terkesan sistematik dan dikerjakan oleh tokoh yang mengerti
prilaku pemilih. Luas beredar kabar,
Prabowo mempekerjakan
konsultan politik asal Amerika yang memang dikenal ahli dengan
kampanye negatif dan kampanye hitam: Rob Allyn. Di Tempo.com
5 Juli 2014, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Suhardi
membenarkan Rob Allyn sebagai salah satu konsultan politik
Prabowo-Hatta.Untuk menghadapi merosotnya dukungan atas Jokowi, dan
semakin mengecilnya selisih kemenangan, Timses Jokowi pada
tanggal 20 Juni 2014 secara resmi menggunakan jasa konsultan
politik Denny JA. Timses Jokowi diwakili oleh Andi Widjojanto
mengontak Denny JA untuk memulai kerja sama. Dalam dua kali
pemilu presiden, Denny JA memang dikenal kontroversial, tetapi
berhasil ikut memenangkan SBY di tahun 2004 dan 2009.
Di tahun 2004, misalnya, 3 bulan sebelum pemilu presiden, ia
selalu menampilkan survei yang menyatakan SBY akan menjadi
presiden RI. Padahal, saat itu partai SBY, Demokrat, masih baru
dan kecil. Namun, akhirnya pemilu presiden membuktikan manuver
Denny JA.Yang lebih kontroversial lagi dalam pemilu presiden
2009. Sebulan sebelum pemilu presiden, Denny JA bahkan ikut
berkampanye membuat iklan bahwa SBY akan menang satu
putaran saja. Isu satu putaran sempat menjadi isu paling hot di
era itu. Isu menang satu putaran itu bahkan mewarnai debat
calon presiden resmi di Pemiu Presiden 2009. Sekali lagi, Pemilu
2009 membuktikan kebenaran prediksi Denny JA. Ia pun
dianugerahi oleh PWI sebagai The Newsmaker
of Election 2009.
Diminta Jokowi
Denny JA mengaku sudah membantu Jokowi lebih awal. Namun
bantuannya sebelum dikontak Andi Widjajanto lebih sebagai
bantuan pribadi kepada Jokowi. Dalam catatan hariannya, ia
berbicara melalui telepon dengan Jokowi di rumah Luhut
Pandjaitan, Sabtu 26 April sekitar jam 20.30. Jokowi sudah
memintanya secara pribadi untuk ikut menyiapkan strategi dan tim
di luar tim kampanye resmi. Besoknya, Minggu, 27 April 2014,
Denny JA berjumpa muka langsung dengan Jokowi di rumah Luhut
Pandjaitan. Saat itu Denny sudah memberikan gambaran bahwa
kekuatan Jokowi ada pada civil society dan relawan, bukan pada
partai politik dan media. Ia akan menggerakkan kekuatan itu, di
luar tim nasional resmi nantinya.
Namun Denny JA mengakui, ia baru bekerja secara resmi dengan
tim konsultan LSI setelah dikontak resmi oleh tim nasional melalui
Andi Widjajanto. Saat itu dukungan pada Jokowi sudah terus
merosot. Kekhawatiran bahwa Jokowi bisa kalah, sudah mulai
meluas di kalangan elite. Denny JA pun segera menyusun strategi
melawan kampanye hitam. Ia membuat program untuk pemilih
wong cilik dan pemilih menengah ke atas.
Di balik pertarungan Jokowi versus Prabowo, terjadi juga
pertarungan strategi dua konsultan politik: Rob Allyn vs Denny JA.
Dengan pengalamannya memenangkan dua kali pemilu presiden,
28 gubernur dan 70 wali kota/bupati seluruh Indonesia, Denny JA
merasa mampu menundukkan konsultan politik luar negeri yang
disewa Prabowo. Denny JA mempekerjakan jaringannya di 11
provinsi yang menjadi target. Total populasi dari 11 provinsi itu
sudah di atas 70% dari seluruh populasi Indonesia. Jaringan itu
sudah ia kelola sejak memenangkan pilkada di daerah itu. Ribuan
relawan dilatih untuk door to door ke rumah wong cilik. Total
rumah tangga wong cilik yang didatangi pasukan relawannya
berbilang jutaan. Denny JA menargetkan mengambil kembali hati
wong cilik yang pergi dari Prabowo setidak 5% dari total populasi
pemilih. ''Tanpa diminta resmi pun, ia punya passion membantu
Jokowi. Bahkan jika perlu, ia rela mengeluarkan dana dari
koceknya pribadi. Ini masalah ideologi'', ujarnya.
Denny sendiri terjun langsung memberikan pidato pengarahan di 3
provinsi terbesar: Jabar, Jateng dan Jatim. Untuk program
pengarahan ini, Denny JA bekerja sama dengan Timses Relawan di
bawah Eriko. Denny meminta Eriko menyiapkan 30 kelompok
relawan terkuat di setiap provinsi itu. Kepanitian di dearah
disiapkan PDIP cabang provinsi. Pidato Denny JA di 3 provinsi itu
sengaja di-upload di youtube untuk juga bisa didengar oleh tim
relawan di wilayah lain.
Denny JA juga meyakinkan Jokowi, dengan bantuan Luhut Pandjaitan, untuk mengadopsi program yang sangat penting bagi civil society dan bagi wong cilik.
Pertama adalah janji program 100 hari jika terpilih. Dalam era 100
hari itu, Jokowi akan menandatangani 3 perpres mengenai
ekonomi, politik/hukum dan budaya, itu 3 isu yang paling popular.
Janji itu segera diiklankan. Denny JA sendiri yang membawa
konsep iklan itu ke kompas, koran pertama yang menyiarkan janji
itu. Program itu kemudian diiklankan meluas ke media lain, bahkan
dibuatkan juga baliho, spanduk dan selebaran, juga gerakan media
sosialnya yang disebarkan ke seluruh Indonesia.
Kedua, program 5 kontrak politik dengan rakyat kecil yang konkret:
mulai dari janji bantuan satu juta per bulan kepada keluarga
miskin, gaji PNS, guru, polisi dan TNI yang dinaikkan, janji
menciptakan 10 juta lapangan kerja baru, sampai bantuan desa
Rp1.2-Rp1,4 miliar per tahun yang lebih tinggi angkanya dengan
angka yang dikeluarkan Prabowo. Kontrak itu juga diiklankan
segera oleh Denny JA. Lima kontrak politik itu belakangan
disempurnakan Jokowi-JK dalam konferensi pers menjadi
Sembilan Program Nyata. Namun, lima program kontrak politik
yang disusun Denny JA itu tetap ada dalam Sembilan program itu.
Kampanye hitam gaya
konsultan politik Rob Allyn dilawan Denny JA dengan kampanye
putih untuk menarik minat wong cilik dan kalangan menengah
atas. ''Saya bisa juga menggunakan kampanye hitam untuk mela-
wan Prabowo. Namun, saya tak bersedia melakukannya. Saya
sejak lama memperjuangkan Indonesia Tanpa Diskriminasi,''
ungkapnya.
Denny bersumpah, dirinya tak pernah mau menggunakan isu
agama, etnik atau ras untuk memenangkan calon pemimpin.
''Saya tak bersedia menang dengan menumbuhkan kultur
diskriminasi yang lebih buruk. Itu akan menjadi racun yang terus
merusak masyarakat walau pemilu sudah berakhir. Konsultan
politik yang matang harus juga peduli dengan pertumbuhan
demokrasi dan hak asasi bangsanya,'' tegasnya. Hasil Exit Poll
dan quick count membuktikan, di minggu terakhir dukungan
Jokowi bangkit kembali. Konsultan politik asing yang kondang di
negaranya sudah dikalahkan oleh konsultan domestik Denny JA.
Yang lebih penting lagi, kampanye hitam dikalahkan oleh
kampanye putih.
http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/2116/Pertarungan-Konsultan-Politik-Asing-VS-Dalam-Negeri-Rob-Allyn-Prabowo-vs-Denny-JA-Jokowi/2014/07/10