//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme  (Read 219366 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #120 on: 17 January 2010, 05:24:06 PM »
saya ada baca tentang pangeran nanda...niatnya kr 500 bidadari.tp akhirnya menjadi arahat?bs diterangkan apakah niat awal yg bedapun bs mendapat hasil?
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #121 on: 17 January 2010, 05:39:45 PM »
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
514
Riwayat Agung Para Buddha
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
Saat melihat orang tua, Bodhisatta Pangeran bertanya kepada kusir, “O kusir, rambut orang itu tidak seperti orang lain, rambutnya semua putih. Badannya juga tidak seperti badan orang lain; giginya tidak ada; hanya ada sedikit daging (di tubuhnya); punggungnya bungkuk ia gemetaran. Disebut apakah orang itu? Si kusir menjawab, “Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang tua.”

Apakah ini benar???karena dalam ringkasan mod upasaka.ga ada cerita dewa yang ikut andil...

Ya, saya sudah pernah berpikir kalau suatu saat nanti akan ada pertanyaan seperti ini. Karena itu, saya pernah menerbitkan sebuah posting untuk mengantisipasinya terlebih dahulu di sini => http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2188.msg132445.html#msg132445

Jika Anda membaca riwayat Siddhattha Gotama di Kitab Buddhavamsa atau di Buku Riwayat Agung Para Buddha (The Great Chronicle of Buddhas), memang benar di sana dinyatakan bahwa ada dewa yang menyamar menjadi manusia dan memperlihatkan 4 peristiwa ke Pangeran Siddhattha Gotama. Sedangkan dalam ringkasan saya di thread Perjalanan Hidup Siddhattha Gotama menjadi Sang Buddha, tidak dinyatakan mengenai hal ini.

Saya memang sengaja tidak mencantumkan perihal ini dalam ringkasan itu. Sebab saya berusaha menyajikan sebuah ringkasan tentang perjalanan Siddhattha Gotama yang lebih mudah dimengerti oleh para pemula. Tidak hanya perihal "dewa", masih banyak perihal lain yang saya sajikan secara lebih ringkas dan padat. Karena itu, ada banyak skenario hidup Siddhattha Gotama yang saya potong dan tidak dicantumkan di ringkasan itu.

Bagi sebagian besar pemula, perihal seperti dewa, mara, brahma, fenomena gaib; adalah tidak masuk diakal. Para pemula sering menanam paradigma bahwa Buddhisme (Agama Buddha) adalah agama dongeng yang penuh mistis. Saya berniat untuk mengubah paradigma prematur itu dengan menyajikan ringkasan hidup Siddhatta Gotama sejelas mungkin, namun tetap cukup diterima secara akal sehat awam.

Di luar motivasi ini, ada beberapa motivasi lain yang tidak perlu saya jabarkan di publik seperti ini. Sekiranya semua teman-teman bisa paham kalau saya memang menyajikan ringkasan itu demikian, dengan tujuan agar para pemula tidak mendapat hambatan dalam memelajari kisah hidup Siddhattha Gotama. Oleh karena itu, saya sering kali menghimbau kepada para pemula untuk melanjutkan membaca riwayat ini yang lengkap di Buku Riwayat Agung Para Buddha. Buku RAPB ini bisa diunduh secara gratis di Perpustakaan DhammaCitta, atau bisa juga direquest di thread Request RAPB dengan syarat sudah memenuhi dua adendum.

Semoga bisa dimengerti.  :)

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #122 on: 17 January 2010, 05:43:08 PM »
Quote
Demikianlah yang saya dengar. Pada suatu ketika Sang Bhagava sedang berada di dekat Savatthi, di hutan Jeta, di Vihara Anathapindika. Pada saat itu Yang Ariya Nanda, saudara tiri Sang Bhagava, [2] putra bibi (dari pihak ibu) yang membesarkannya, memberitahukan sejumlah bhikkhu demikian: "Saya tidak puas menjalani kehidupan suci, sahabat-sahabat. Saya tidak dapat memikul kehidupan suci. Saya akan berhenti dari latihan ini dan kembali ke kehidupan rendah." [3]

   Kemudian seorang bhikkhu mendekati Sang Bhagava, bersujud, duduk di satu sisi dan berkata: "Yang Ariya Nanda, Bhante, saudara tiri Sang Bhagava, dari bibi yang membesarkan Nya, memberitahu sejumlah bhikkhu demikian : "Saya tidak puas menjalani kehidupan suci ..... saya akan berhenti dari latihan ini dan kembali ke kehidupan rendah."

   Kemudian Sang Bhagava berbicara kepada seorang bhikkhu: O, bhikkhu, atas namaku beritahukan bhikkhu Nanda, "Guru memanggilmu, sahabat Nanda."

   "Baiklah, Bhante," jawab bhikkhu itu. Dia mendekati Yang Ariya Nanda dan berkata, "Guru memanggilmu, sahabat Nanda."

   "Baiklah, sahabat," Yang Ariya Nanda menjawab, dan mendatangi Sang Bhagava, dia bersujud dan duduk di satu sisi. Sang Bhagava kemudian berkata kepadanya: "Apakah benar Nanda, bahwa kamu memberitahu sejumlah bhikkhu demikian: "Saya tidak puas menjalani kehidupan suci ..... saya akan kembali ke kehidupan rendah ?"

   "Ya, Bhante."

   "Tetapi mengapa, Nanda, kamu tidak puas dengan menjalani kehidupan suci?"

   "Ketika berangkat dari rumah, Bhante, seorang gadis Sakya yang tercantik di negeri ini, dengan rambutnya setengah tersisir, memandang saya dan berkata "Kembalilah segera, Tuan." [4] Ketika mengingat kembali hal itu, Bhante, saya tidak puas menjalani kehidupan suci ....., saya tidak dapat memikul kehidupan suci. Saya akan berhenti dari latihan ini dan kembali ke kehidupan rendah."

   Kemudian Sang Bhagava memegang tangan Yang Ariya Nanda, dan persis seperti seorang laki-laki kuat yang menjulurkan tangannya yang lentur atau melenturkan tangannya yang terjulur, demikianlah mereka lenyap dari hutan Jeta dan muncul di antara para dewa di surga Tavatimsa. Pada saat itu, kira-kira 500 bidadari berkaki merah muda datang untuk melayani Sakka, penguasa para dewa. Dan Sang Bhagava berkata kepada Yang Ariya Nanda, "Apakah kamu melihat 500 bidadari yang berkaki merah muda itu?"

   "Ya, Bhante."

   "Apa pendapatmu, Nanda, siapakah yang lebih cantik, lebih indah untuk dipandang, dan lebih menggiurkan - gadis Sakya yang tercantik di seluruh negeri atau 500 bidadari yang berkaki merah muda ini ?"

   "Bhante, dibanding dengan 500 bidadari yang berkaki merah muda ini, gadis Sakya, yang tercantik di seluruh negeri itu, seperti seekor monyet betina buntung [5] yang hidung dan telinganya dipotong. Dia tidak masuk hitungan; dia tidak cukup berharga dibandingkan dengan para bidadari itu; sama sekali tidak dapat dibandingkan. Lima ratus bidadari ini jauh lebih cantik, jauh lebih indah untuk dipandang, dan jauh lebih menggiurkan."

   "Bergembiralah, Nanda, bergembiralah Nanda! Saya jamin kamu akan mendapatkan 500 bidadari berkaki merah muda."

   "Bhante, jika Sang Bhagava menjamin bahwa saya akan mendapatkan 500 bidadari berkaki merah muda ini, saya akan puas menjalani kehidupan suci dibawah bimbingan Sang Bhagava."

   Kemudian Sang Bhagava memegang tangan Yang Ariya Nanda ..... dan dengan demikian mereka lenyap dari antara para dewa di surga Tavatimsa dan muncul di hutan Jeta.

   Para bhikkhu mendengar: "Dikatakan bahwa Yang Ariya Nanda, saudara tiri Sang Bhagava, putra bibi yang mengasuhnya, menjalani kehidupan suci demi para bidadari. Dikatakan bahwa Sang Bhagava telah menjamin bahwa dia akan mendapatkan 500 bidadari berkaki merah muda."

   Kemudian sahabat-sahabat bhikkhu dari Yang Ariya Nanda, berkeliling dengan menyebutnya "orang jaminan" dan "orang rendah", dengan mengatakan: "Yang Ariya Nanda adalah orang jaminan! Yang Ariya Nanda adalah orang rendah! Dia menjalani hidup suci demi para bidadari! Dikatakan bahwa Sang Bhagava menjamin dia akan mendapat 500 bidadari berkaki merah muda!"

   Maka Yang Ariya Nanda merasa terhina, malu, dan sedih karena sahabat-sahabatnya menyebutnya "orang jaminan" dan "orang rendah". Dengan hidup menyendiri, menyepi, rajin,bersemangat dan penuh tekad, dia segera menyadari, bahkan di sini dan saat ini juga melalui pengetahuan langsungnya sendiri, tujuan kehidupan suci yang tiada bandingnya itu dimana putra keluarga baik-baik sudah pada tempatnya pergi dari keadaan berumah ke keadaan tidak berumah, dan setelah masuk, dia tinggal di dalamnya. Dan dia tahu: "Selesailah sudah kelahiran, telah dijalani kehidupan suci, telah dilakukan apa yang harus dilakukan, tidak akan ada keadaan seperti ini lagi." Dan Yang Ariya Nanda menjadi salah seorang Arahat.

   Kemudian, setelah malam semakin larut, seorang dewata yang tampan sekali menyinari seluruh hutan Jeta, mendekati Sang Bhagava, bersujud dan berdiri di satu sisi. Sementara berdiri di sana, Sang Dewata berkata kepada Sang Bhagava: "Yang Ariya Nanda, Bhante, saudara tiri Sang Bhagava, putra bibi yang mengasuh Nya, dengan melenyapkan noda-noda, telah menyadari di sini dan saat ini juga, pembebasan batin yang tanpa noda, dan pembebasan penuh kebijaksanaan, dan setelah masuk, dia tinggal di dalamnya". Dalam batin Sang Bhagava pun muncul pengertian: "Nanda, dengan melenyapkan noda-noda, telah menyadari di sini dan saat ini juga, pembebasan batin yang tanpa noda, dan pembebasan penuh kebijaksanaan, dan setelah masuk, dia tinggal di dalamnya".

   Ketika malam itu telah berakhir, Yang Ariya Nanda mendekati Sang Bhagava, bersujud, duduk di satu sisi dan berkata kepada Sang Bhagava: "Bhante, mengenai jaminan Sang Bhagava bahwa saya akan mendapatkan 500 bidadari berkaki merah muda tersebut, saya membebaskan Sang Bhagava dari janji itu."

   "Tapi, Nanda, dengan memahami jalan pikiranmu melalui pikiranku, pada saat itu saya tahu: 'Nanda telah menyadari di sini dan saat ini pembebasan batin yang tanpa noda dan pembebasan penuh kebijaksanaan'. Juga seorang dewata memberitahu saya: 'Yang Ariya Nanda, Bhante, telah menyadari di sini dan saat ini pembebasan batin yang tanpa noda dan pembebasan penuh kebijaksanaan'. Nanda, ketika batinmu telah terbebas dari noda-noda tanpa kemelekatan, dengan demikian saya bebas dari janji itu."

   Kemudian karena menyadari pentingnya hal itu, Sang Bhagava pada saat itu mengungkapkan kotbah inspirasi ini:

    Bhikkhu yang sudah melewati lumpur,
    Menghancurkan duri nafsu indria,
    Dan mencapai pemusnahan ketidaktahuan,
    Tak lagi terganggu oleh kesenangan dan rasa sakit.

sepintas yah.. dia bercita2 demi mendapatkan bidadari, tp kemudian karena malu di bilang orang jaminan, dia hidup menyendiri... nah yg jd pertanyaan apakah niat nya masih tetap ingin memiliki bidadari, atau ....?
...

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #123 on: 17 January 2010, 06:00:51 PM »
[at] sriyeklina

Pertanyaan Anda sudah dijawab dengan benar oleh Bro The Ronald.

Jadi, karena bhikkhu-bhikkhu lain "menghina" Nanda sebagai bhikkhu yang termotivasi untuk mendapatkan 500 bidadari, maka Nanda merasa malu dan pergi menyendiri. Dalam kesendirian itu, Nanda justru termotivasi untuk membuktikan bahwa dia bukanlah seorang bhikkhu seperti itu. Oleh karena itu, Nanda membuang keinginan itu dan melatih diri hingga akhirnya berhasil merealisasi Nibbana.

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #124 on: 17 January 2010, 07:04:35 PM »
Ketika Bodhisatta Pangeran sedang berada dalam perjalanan menuju taman kerajaan, para dewa berunding, “Waktunya bagi Pangeran Siddhattha untuk menjadi Buddha semakin dekat. Mari
514
Riwayat Agung Para Buddha
kita memperlihatkan pertanda kepadanya yang akan membuatnya melepaskan keduniawian dan menjadi petapa.” Mereka menyuruh salah satu dewa menyamar sebagai orang tua, berambut putih, tidak bergigi, punggung yang bungkuk, berjalan gemetaran menggunakan tongkat. Pertanda orang tua ini yang adalah penjelmaan dewa tidak dapat dilihat orang lain selain Bodhisatta dan kusirnya.
Saat melihat orang tua, Bodhisatta Pangeran bertanya kepada kusir, “O kusir, rambut orang itu tidak seperti orang lain, rambutnya semua putih. Badannya juga tidak seperti badan orang lain; giginya tidak ada; hanya ada sedikit daging (di tubuhnya); punggungnya bungkuk ia gemetaran. Disebut apakah orang itu? Si kusir menjawab, “Yang Mulia, orang seperti itu disebut orang tua.”

Apakah ini benar???karena dalam ringkasan mod upasaka.ga ada cerita dewa yang ikut andil...

Ya, saya sudah pernah berpikir kalau suatu saat nanti akan ada pertanyaan seperti ini. Karena itu, saya pernah menerbitkan sebuah posting untuk mengantisipasinya terlebih dahulu di sini => http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,2188.msg132445.html#msg132445

Jika Anda membaca riwayat Siddhattha Gotama di Kitab Buddhavamsa atau di Buku Riwayat Agung Para Buddha (The Great Chronicle of Buddhas), memang benar di sana dinyatakan bahwa ada dewa yang menyamar menjadi manusia dan memperlihatkan 4 peristiwa ke Pangeran Siddhattha Gotama. Sedangkan dalam ringkasan saya di thread Perjalanan Hidup Siddhattha Gotama menjadi Sang Buddha, tidak dinyatakan mengenai hal ini.

Saya memang sengaja tidak mencantumkan perihal ini dalam ringkasan itu. Sebab saya berusaha menyajikan sebuah ringkasan tentang perjalanan Siddhattha Gotama yang lebih mudah dimengerti oleh para pemula. Tidak hanya perihal "dewa", masih banyak perihal lain yang saya sajikan secara lebih ringkas dan padat. Karena itu, ada banyak skenario hidup Siddhattha Gotama yang saya potong dan tidak dicantumkan di ringkasan itu.

Bagi sebagian besar pemula, perihal seperti dewa, mara, brahma, fenomena gaib; adalah tidak masuk diakal. Para pemula sering menanam paradigma bahwa Buddhisme (Agama Buddha) adalah agama dongeng yang penuh mistis. Saya berniat untuk mengubah paradigma prematur itu dengan menyajikan ringkasan hidup Siddhatta Gotama sejelas mungkin, namun tetap cukup diterima secara akal sehat awam.

Di luar motivasi ini, ada beberapa motivasi lain yang tidak perlu saya jabarkan di publik seperti ini. Sekiranya semua teman-teman bisa paham kalau saya memang menyajikan ringkasan itu demikian, dengan tujuan agar para pemula tidak mendapat hambatan dalam memelajari kisah hidup Siddhattha Gotama. Oleh karena itu, saya sering kali menghimbau kepada para pemula untuk melanjutkan membaca riwayat ini yang lengkap di Buku Riwayat Agung Para Buddha. Buku RAPB ini bisa diunduh secara gratis di Perpustakaan DhammaCitta, atau bisa juga direquest di thread Request RAPB dengan syarat sudah memenuhi dua adendum.

Semoga bisa dimengerti.  :)

Ok,thx atas penjelasan yg sangat jelas.
Dan selanjutnya,berarti ini mungkin yg anda maksudkan,bhw memang ada nasib yg jk kondisi udah memungkinkan..itu tidak bisa kita elakkan.
Seperti yg begitu mendengar dhama dari sang budha,ada yg langsung mendapat pencerahan menjadi arahat,terlahir dialam tusita,mencapai sotapana dll.Itu bukan karena keberuntungan dia bisa ketemu dengan sang buddha tapi karena memang sudah waktunya untuk dia mencapai tingkat tersebut.Sang budha cuma membuka kunci terakhir untuk takdirnya mencapai itu.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #125 on: 17 January 2010, 07:10:32 PM »
[at]upasaka

Oleh karena itu, saya sering kali menghimbau kepada para pemula untuk melanjutkan membaca riwayat ini yang lengkap di Buku Riwayat Agung Para Buddha. Buku RAPB ini bisa diunduh secara gratis di Perpustakaan DhammaCitta, atau bisa juga direquest di thread Request RAPB dengan syarat sudah memenuhi dua adendum

Saya mengerti sekarang,kenapa anda dengan berbagai macam cara membuat saya ikut dlm posting.dengan himbauan,dengan saran,dengan menantang dll :)
Saya terima kasih karena begitu semangatnya anda memotivasi seseorang untuk belajar.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #126 on: 17 January 2010, 07:17:21 PM »
[at]The Ronald

Makasih udah membantu..:)
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #127 on: 17 January 2010, 07:19:20 PM »
maunya kita copy yah sutta itu ke pemula.jadi ada sutta untuk pemula..he..he...
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #128 on: 17 January 2010, 07:27:39 PM »
Quote
Dan selanjutnya,berarti ini mungkin yg anda maksudkan,bhw memang ada nasib yg jika kondisi udah memungkinkan..itu tidak bisa kita elakkan
yah, mungkin bisa di bilang begitu, tp agak rancu, lebih tepatnya jika kamma dah berbuah tidak dapat di elakan (karena kamma berbuah saat kondisi-kondisi penunjangnya tersedia)

Quote
Seperti yg begitu mendengar dhama dari sang budha,ada yg langsung mendapat pencerahan menjadi arahat,terlahir dialam tusita,mencapai sotapana dll.Itu bukan karena keberuntungan dia bisa ketemu dengan sang buddha tapi karena memang sudah waktunya untuk dia mencapai tingkat tersebut.Sang budha cuma membuka kunci terakhir untuk takdirnya mencapai itu.
hmm.. kebanyakan para murid tsb pernah menjalin kamma dgn kehidupan2 lampau Sang Buddha, dan kebanyakn dari mereka telah melatih diri untuk mencapai kesucian pada kehidupan2 lalu pula,  tp ada beberapa kejadian seseorg bisa mencapai tingkat tertentu pada saat pembabaran dhamma, tp tidak terjadi, hal ini di karenakan beberapa sebab masa itu (kehidupan itu) ..bukan hasil kamma ataupun buahnya pada masa lalu

...

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #129 on: 17 January 2010, 07:38:45 PM »
Quote
Dan selanjutnya,berarti ini mungkin yg anda maksudkan,bhw memang ada nasib yg jika kondisi udah memungkinkan..itu tidak bisa kita elakkan
yah, mungkin bisa di bilang begitu, tp agak rancu, lebih tepatnya jika kamma dah berbuah tidak dapat di elakan (karena kamma berbuah saat kondisi-kondisi penunjangnya tersedia)

Quote
Seperti yg begitu mendengar dhama dari sang budha,ada yg langsung mendapat pencerahan menjadi arahat,terlahir dialam tusita,mencapai sotapana dll.Itu bukan karena keberuntungan dia bisa ketemu dengan sang buddha tapi karena memang sudah waktunya untuk dia mencapai tingkat tersebut.Sang budha cuma membuka kunci terakhir untuk takdirnya mencapai itu.
hmm.. kebanyakan para murid tsb pernah menjalin kamma dgn kehidupan2 lampau Sang Buddha, dan kebanyakn dari mereka telah melatih diri untuk mencapai kesucian pada kehidupan2 lalu pula,  tp ada beberapa kejadian seseorg bisa mencapai tingkat tertentu pada saat pembabaran dhamma, tp tidak terjadi, hal ini di karenakan beberapa sebab masa itu (kehidupan itu) ..bukan hasil kamma ataupun buahnya pada masa lalu



benarkah???anda tau ceritanya ga??dibaagi donk kalau tau....;p
kan bisa nambah pengetahuan.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #130 on: 18 January 2010, 12:27:35 AM »
berarti para dewa ikut campur juga urusan manusia yah???
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #131 on: 18 January 2010, 06:12:24 AM »
berarti para dewa ikut campur juga urusan manusia yah???
iya..
klo jaman skrg  contoh mahluk2 halus ikut berinteraksi dgn manusia, bisa di lihat mulai dari ganguan2 mahluk halus, kemasukan, di tolong mahluk halus, penampakan, dll
masalahnya kita secara awam ga tau mana dewa mana bukan...

hmm.. mengenai singggungan kamma masa lampau  sang Buddha dgn murid2 nya bisa di baca di jataka
mengenai seseorg yg seharusnya bisa mencapai tingkat kesucian , tetapi malah tidak , salah satu contohnya ajatasattu, ini cupilak dari akhir SAMANNA PHALA SUTTA

Quote
Tidak berapa lama setelah Raja Ajatasattu pergi meninggalkan tempat itu, Sang Bhagava berkata kepada bhikkhu-bhikkhu : 'O para bhikkhu, sang raja merasa amat terpengaruh; ia merasa tersentuh hatinya. Dan seandainya, O para bhikkhu, sang raja tidak membunuh ayahnya sendiri, seorang raja yang setia pada Kebenaran, manusia Kebenaran; pastilah Mata Dhamma (dhamma-cakkhu) yang bersih tanpa noda akan timbul dalam dirinya.'
Demikianlah sabda Sang Bhagava. Para bhikkhu merasa puas dan bersuka cita mendengar sabda Sang Bhagava itu.
...

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #132 on: 18 January 2010, 06:42:14 AM »
kita ga tau yah apa fungsi para dewa???
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #133 on: 18 January 2010, 07:25:35 AM »
mau anya, istilah Triratna, trisarana, tipitaka pertama kali muncul dari mana? kenapa mirip konsep trimurti, trinitas ada 3 nya itu lho ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme
« Reply #134 on: 18 January 2010, 07:58:19 AM »
kita ga tau yah apa fungsi para dewa???
maksudnya? terus fungsi manusia apa?
...

 

anything