Benih buah yang paling baik sekalipun, belum tentu menghasilkan buah yang pasti manis dan ranum
Benih buah yang paling jelekpun, belum tentu semua buah yang dihasilkan pasti asem, sepat dst.
Saya sendiri sekitar awal tahun yang lalu,
Teman saya (sebut saja namanya AF) pernah sharing ke saya mengenai salah satu Baksos untuk membantu salah satu saudara kita (Sebut saja Namanya YY)
dimana bisa dikategorikan bahwasanya 70% orang yang membantu treat tersebut membantu YY, pada mulanya saya hanya mencoba untuk memeriksa kebenaran dari cerita itu, ternyata si YY bener-bener menggunakan treat tersebut untuk kepentingannya sendiri.
Akhirnya saya mengetahuinya, pada mulanya saya juga sangat kesal, mungkin pada saat itu saya jika si YY berada dihadapan saya, mungkin saya ingin menelanjangi dia (Bukan menelanjangi dalam bahasa fisik, tetapi ingin membuka kedoknya) namun setelah saya pikir-pikir, itu terlalu kejam, akhirnya saya hanya berusaha untuk menyadari dia (walaupun tidak berhasil) mungkin hanya 1 bahasa yang saya sampaikan ke dia, yakni : Peliharalah kepercayaan yang telah diberikan, jangan sampai merusak kepercayaan tersebut.
"Duit bisa dinilai, kepercayaan tidak ada harganya."
Adapun alasan saya kenapa saya tidak jadi membongkar si YY, hanya satu alasan kecil yang mungkin tidak ada artinya: "Puah Cha Tong, Mai Puah Cha Sim" (kalau ditranslate ke bahasa Indonesia, kira-kira berbunyi : membelah kayu, jangan sampai membelah Intinya) karena kita masih mengharapkan kalau si oknum tersebut untuk dapat hidup, dan kita wajib memberikan kesempatan kepada dia.
maaf ya jika saya berkomentar terlalu banyak.
Regards
EK