Waduh... ada lagi anggapan kalau Theravada bukan sekte ya..... ya sudah.... kalau gitu rame2 aja kita ganti nama Sangha Theravada jadi Sangha Mahaviharavasin terus ada juga Majelis Agama Buddha Mahaviharavasin Indonesia......wkwkwk....atau..... Majelis Buddha Dhammayut Indonesia??
Soalnya kalau pake "Theravada"..... para bhiksu Mahayana dan Vajrayana di Indonesia semuanya ya bhiksu Theravada [Sthaviravada]!!
Hinayana tentu anda sudah tahu, tidak hanya mencakup Theravada saja. Bahkan ketika penulis Mahayana di India mengatakan Hinayana, biasanya yang dimaksud adalah sekte Sarvastivada dan Sautantrika. Bahkan kelompok Mahasanghika juga Hinayana.
Theravada (Skt. Sthaviravada) sebenarnya mencakup berbagai anak sekte di dalamnya.... seperti Pudgalavadin, Vatsiputriya, Mahisasaka, Dharmagupta, Mahaviharavasin, Sarvastivada, Mula-sarvastivada, Abhayagirivasin dan Sammitiya.
Namun di masa modern ini, istilah "Theravada" hanya menunjuk pada golongan Mahaviharavasin saja.
Padahal kalau mau dilihat lagi, semua bhiksu Tiongkok dan Tibet yang juga bhiksu Theravada [Sthaviravada]. Maka dari itu di belakang nama para Bhiksu Mahayana digunakan "Sthavira" [Thera] atau "Mahasthavira" [Mahathera], karena mereka menggunakan Vinaya Dharmagupta yang merupakan salah satu percabangan dari Sthaviravada, seperti:
Bhiksu Dharmabatama Mahasthavira ( Suhu Huat Sien)
Bhiksu Sakyaputra Mahasthavira ( Suhu Seng Hiong)
Bhiksu Dharmasagaro Sthavira ( Suhu Ting Hay)
Bhiksu Dharmasetya Sthavira ( Suhu Xing Xiu)
Dalam sosiologi agama "sekte" umumnya adalah sebuah kelompok keagamaan atau politik
yang memisahkan diri dari kelompok yang lebih besar, biasanya karena pertikaian tentang masalah-masalah doktriner.
Nah, Mahayana adalah kebalikannya. Mahayana tidak memisahkan diri. Mahayana adalah kendaraan atau wahana (yana) yang menyatukan semua sekte, seperti yang kita lihat pada kitab Manjusri Pariprccha Sutra. 18 aliran agama Buddha adalah keluarga besar Mahayana. Mahayana adalah gerakan non-sektarian. Mahayana adalah gerakan reformasi ketika 18 aliran saling gontok-gontokan dengan Abhidharma-nya masing-masing.
“Sekte Mahasanghika akan terbagi menjadi tujuh bagian
Sekte Sthavira menjadi sebelas bagian,
Inilah apa yang kita istilahkan sebagai 12 sekte [dari Mahasthavira],
Delapan belas termasuk di dalamnya dua sekte awal,
Semua ini muncul dari Mahayana"(Manjusri Pariprccha Sutra)“Meskipun kelima sekte [utama - Mahasanghika, Dharmagupta, Sarvastivada, Kasyapiya, Mahisasaka] ini berbeda satu sama lainnya, namun mereka tidak mengganggu semua Dharmadhatu dari Buddha dan Nirvana Agung”(Mahavaipulyamahasamnipata Sutra)Sehelai pakaian yang tidak terobek oleh tangan 18 orang pria, setelah helai pakaian yang mula-mula dibagi menjadi 18 helai, menandakan bahwa meskipun Ajaran Buddha akan terbagi menjadi 18 sekte, masing-masing sekte akan mendapatkan kesempatan untuk mencapai pencerahan.(Sumagadhavadana)Bahkan para pandita Mahayana semuanya ditahbiskan menurut Vinaya yang berbeda-beda... ada yang Mahasanghika... ada yang Sarvastivada.... ada yang Sammitiya... ada yang Mulasarvastivada.....Bahkan di Srilanka, vihara Abhayagiri adalah tempat "Mahayana Theravadin [-Vibhajyavadin]". Dan sekarang kita lihat di Vihara-vihara Mahayana ada "Mahayana Dharmaguptaka" dan di vihara-vihara Vajrayana ada "Mahayana Mulasarvastivada".
Namun sesuai hukum alamiah, maka tak dihindari lagi Mahayana juga menjadi sebuah sekte di negara-negara Asia Timur, namun aslinya di India, Mahayana adalah sebuah gerakan. Sama seperti Buddhayana di Indonesia, konsep yang mendasari Buddhayana adalah gerakan non-sekte, tapi akhirnya malah menjadi sebuah sekte. Tapi toh meskipun demikian saya masih sangat menghargai Buddhayana, karena meskipun sudah menjadi sekte, semangat non-sekte mereka masih sangat kuat.
Bahkan Handaka Vijjananda dari Buddhayana pun mampu menyajikan buku Theravada yang sangat bagus dan otentik seperti Riwayat Agung Para Buddha, tanpa tercampur-campur dengan aliran lain!!
The Siddha Wanderer