//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Mengapa Preta Berperut Besar?  (Read 3065 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Tan

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 510
  • Reputasi: 31
Mengapa Preta Berperut Besar?
« on: 08 September 2010, 12:18:51 PM »
Mengapa Preta Berperut Besar?
Kajian Filosofis Mengenai Hantu Kelaparan
(Serial Dharma Universal)

 Ivan Taniputera
17 Agustus 2010

[Artikel boleh dikutip atau di copass asalkan menyebut sumbernya]

Karena bulan ini adalah bulan tujuh menurut penanggalan lunar yang berdasarkan tradisi Tiongkok dipercaya sebagai bulan hantu, pada kesempatan kali ini kita akan sedikit mengupas mengenai preta atau hantu kelaparan. Bagi yang belum mengenal apa yang dimaksud hantu kelaparan, kita akan mengulas sedikit mengenai maknanya. Hantu kelaparan atau disebut preta dalam bahasa Sansekerta adalah salah satu di antara enam alam kelahiran dalam ajaran Buddha. Keenam alam itu adalah neraka, hantu kelaparan, hewan, manusia, asura, dan dewa. Secara universal, enam alam ini melambangkan kondisi pikiran dan hidup manusia. Dengan kata lain, pikiran dan hidup sehari-hari manusia senantiasa terlahir di antara enam alam ini.

Preta adalah suatu makhluk yang senantiasa didera kelaparan dan kehausan. Gambaran tradisional memperlihatkan preta sebagai makhluk buruk rupa berperut sangat besar dengan leher yang sangat kecil. Makanan yang diberikan pada preta biasanya akan berubah menjadi kobaran api dan karena perut mereka yang sangat besar, berapa banyak yang dimakan tak akan memuaskan mereka. Preta terus menerus mencari makanan ataupun minuman yang teramat sangat jarang mereka jumpai. Ketika mendapatkan sedikit makanan mereka akan berkelahi satu sama lain memperebutkan makanan tersebut.

Mungkin gambaran semacam ini tidak berarti apa-apa bagi masyarakat modern yang mementingkan keilmiahan dan berjiwa skeptis. Tetapi pada kenyataannya, kondisi seperti preta merupakan kenyataan sehari-hari bagi manusia modern. Banyak orang yang tak kunjung terpuaskan dengan apa yang telah dimilikinya. Mereka selalu mengumpulkan lebih banyak lagi dan tetap saja lapar. Yang lebih parah lagi, orang menghalalkan segala cara demi mendapatkan sedikit kekayaan. Karena ingin mendapatkan lebih banyak lagi, orang tidak jarang melakukan tindakan-tindakan seperti korupsi dan lain sebagainya. Bagi yang telah punya satu mobil mewah, ingin dua buah, tiga buah, dan seterusnya.

Penyebab kelahiran sebagai hantu kelaparan adalah kekikiran ataupun menentang dan membujuk orang lain memperlihatkan kemurahan hatinya. Kemungkinan bujukan itu disertai alasan-alasan yang terasa logis, seperti "Janganlah menolong orang itu, nanti dia akan mengalami ketergantungan."

Dewasa ini, banyak orang yang menduduki jabatan dan memegang kekuasaan tidak pernah puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka selalu ingin mendapatkan lebih dan tidak jarang harus mengorbankan orang lain. Bila sudah punya gedung mewah ingin gedung yang lebih mewah lagi. Jika telah memiliki mobil mewah ingin mobil yang lebih mewah lagi. Mereka tak menyadari (atau mungkin menyadari tapi menumpulkan nuraninya) bahwa masih banyak orang dilanda kelaparan beserta kekurangan). Demi kepentingan dirinya sendiri mereka terus menerus menimbun kekayaan, kemewahan, dan kemegahan, atas dasar keserakahan. Kondisi ini tentu saja tidak sehat. Sebagai individu-individu yang memegang teguh kebenaran, kita hendaknya senantiasa menyuarakan hal ini.

Demikianlah, filsafat mengenai hantu kelaparan atau preta ini sungguh mendalam. Apa yang diungkapkan di sini baru sebagian kecil saja. Perut hantu kelaparan menjadi gendut karena keserakahan mereka sendiri. Filsafat ini juga bukanlah monopoli agama Buddha saja, melainkan berlaku pula secara universal. Ajaran-ajaran setiap agama, hendaknya dimanfaatkan seluas mungkin melebihi sekat-sekat masing agama itu sendiri. Dengan demikian, semakin meningkatlah kebahagiaan, kedamaian, dan kesejahteraan semua makhluk di muka bumi ini.

 

anything