9 Sammādiṭṭhi Sutta
Pandangan Benar
1. DEMIKIANLAH YANG KUDENGAR. Pada suatu ketika, Sang Bhagavā sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika. Di sana, Yang Mulia Sāriputta memanggil para bhikkhu: “Teman-teman, para bhikkhu.” – “Teman,” mereka menjawab. Yang Mulia Sāriputta berkata sebagai berikut:
“Sesungguhnya, teman, kami datang dari jauh untuk mempelajari makna pernyataan ini dari Yang Mulia Sāriputta. Baik sekali jika Yang Mulia Sāriputta sudi menjelaskan makna pernyataan ini. Setelah mendengarkannya darinya para bhikkhu akan mengingatnya.”
Yang Mulia, ----> kelhatannya lebih cocok
trus mengapa di tiap akhir kalimat tidak ad petik dua-nya sbg penutup ya? bila ditutup misal pada no. 8 (per topik utama), kenapa di no 4 dst diawali tanda petik 2 lagi y?
4. “Dan apakah, teman-teman, yang tidak bermanfaat? Apakah akar dari yang tidak bermanfaat? Apakah yang bermanfaat? Apakah akar dari yang bermanfaat?
6. tidak-bermusuhan adalah bermanfaat;
8. dan dengan meninggalkan kebodohan dan membangkitkan pengetahuan sejati, ia di sini dan saat ini mengakhiri penderitaan.
9. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu gembira mendengarkan kata-kata Yang Mulia Sāriputta.
10. “Ketika, teman-teman, seorang siswa mulia memahami makanan, asal-mula makanan, lenyapnya makanan, dan jalan menuju lenyapnya makanan. Dengan cara itulah ia menjadi berpandangan benar … dan telah sampai pada [48] Dhamma sejati ini.
11. “Dan apakah makanan, apakah asal-mula makanan? Apakah lenyapnya makanan? Apakah jalan menuju lenyapnya makanan? Ada empat jenis makanan untuk memelihara makhluk-makhluk yang telah terlahir dan untuk menyokong mereka yang mencari kehidupan baru. Apakah empat ini? Yaitu: makanan fisik sebagai makanan, kasar atau halus; kontak sebagai yang ke-dua; kehendak pikiran sebagai yang ke-tiga; dan kesadaran sebagai yang ke-empat. Dengan munculnya keinginan maka muncul pula makanan. Dengan lenyapnya keinginan maka lenyap pula makanan. Jalan menuju lenyapnya makanan adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar, kehendak benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar.
12. dan dengan meninggalkan kebodohan dan membangkitkan pengetahuan sejati, ia di sini dan saat ini mengakhiri penderitaan.
13. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu gembira mendengarkan kata-kata Yang Mulia Sāriputta. Kemudian mereka mengajukan pertanyaan lebih lanjut: “Tetapi, teman, adakah cara lain yang mana seorang siswa mulia menjadi berpandangan benar … dan telah sampai pada Dhamma sejati ini?” – “Ada, teman-teman.
15. “Dan apakah penderitaan, apakah asal-mula penderitaan? Apakah lenyapnya penderitaan? Apakah jalan menuju lenyapnya penderitaan? Kelahiran adalah penderitaan; penuaan adalah penderitaan; sakit adalah penderitaan; kematian adalah penderitaan; duka-cita, ratapan, kesakitan, kesedihan, dan keputus-asaan adalah penderitaan; tidak memperoleh apa yang diinginkan adalah penderitaan; singkatnya, kelima kelompok unsur kehidupan yang terpengaruh oleh kemelekatan adalah penderitaan. Ini disebut penderitaan.
20. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu gembira
22. “Dan apakah penuaan dan kematian? Apakah asal-mula penuaan dan kematian? Apakah lenyapnya penuaan dan kematian? Apakah jalan menuju lenyapnya penuaan dan kematian? Penuaan makhluk-makhluk dalam berbagai urutan penjelmaan, usia tua, gigi tanggal, rambut memutih, kulit keriput, kehidupan menurun, indria-indria melemah – ini disebut penuaan. Berlalunya makhluk-makhluk dalam berbagai urutan makhluk-makhluk, kematiannya, terputusnya, lenyapnya, sekarat, selesainya waktu, hancurnya kelompok-kelompok unsur kehidupan, terbaringnya tubuh – ini disebut kematian. Maka penuaan ini dan kematian ini adalah apa yang disebut dengan penuaan dan kematian. Dengan munculnya kelahiran, maka muncul pula penuaan dan kematian. Dengan lenyapnya kelahiran, maka lenyap pula penuaan dan kematian. Jalan menuju lenyapnya penuaan dan kematian adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.
24. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu gembira
26. “Dan apakah kelahiran? Apakah asal-mula kelahiran? Apakah lenyapnya kelahiran? Apakah jalan menuju lenyapnya kelahiran? Kelahiran makhluk-makhluk adalah berbagai urutan penjelmaan, akan terlahir, berdiam [(dalam rahim)], pembentukan, perwujudan kelompok-kelompok unsur kehidupan, memperoleh landasan-landasan kontak - ini disebut kelahiran. Dengan munculnya penjelmaan, maka muncul pula kelahiran. Dengan lenyapnya penjelmaan, maka lenyap pula kelahiran. Jalan menuju lenyapnya kelahiran adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.
28. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu gembira
30. “Dan apakah penjelmaan? Apakah asal mula penjelmaan? Apakah lenyapnya penjelmaan? Apakah jalan menuju lenyapnya penjelmaan? Terdapat tiga jenis penjelmaan ini: penjelmaan alam indria, penjelmaan berbentuk, dan makhluk tanpa bentuk. Dengan munculnya kemelekatan, maka muncul pula penjelmaan. Dengan lenyapnya kemelekatan, maka lenyap pula penjelmaan. Jalan menuju lenyapnya penjelmaan adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.
32. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu
34. “Dan apakah kemelekatan? Apakah asal-mula kemelekatan? Apakah lenyapnya kemelekatan? Apakah jalan menuju lenyapnya kemelekatan? Terdapat empat [51] jenis kemelekatan ini: kemelekatan pada kenikmatan indria, kemelekatan pada pandangan-pandangan, kemelekatan pada aturan dan upacara, dan kemelekatan pada doktrin diri. Dengan munculnya keinginan,maka muncul pula kemelekatan. Dengan lenyapnya keinginan, maka lenyap pula kemelekatan. Jalan menuju lenyapnya kemelekatan adalah Jalan Mulia Berunsur Delapan ini; yaitu, pandangan benar … konsentrasi benar.
36. Dengan mengatakan, “Bagus, teman,” para bhhikkhu
dst, koreksi di bagian yg sama yg berulang
38. keinginan akan obyek-obyek sentuhan, dan keinginan akan obyek-obyek pikiran.
42. dan perasaan yang muncul dari kontak-pikiran.
46. dan kontak-pikiran.
50. dan landasan-pikiran.
CMIIW