//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ikrar ini patut dipertanyakan....  (Read 35822 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #60 on: 28 August 2009, 09:34:36 AM »
Saya setuju dengan Bro Kai.

Untuk membahas ajaran suatu aliran, kita harus memakai kacamata aliran tsb. Bila disandingkan dengan ajaran lain, maka bahasan akan seperti ayam dan bebek. Sama halnya membahas ajaran Nasrani dari kacamata Buddhist. Juga membahas Ajaran Mahayana dengan kacamata Theravada, pasti akan menimbulkan rentetan ketidakpuasan dan sleg melulu.

contoh:
Nasrani: Bila berbuat jahat, maka Tuhan akan menghukummu
Buddhist: loh Tuhan kan gak ada?

Mahayana: Boddhisatva bertekad tidak akan merealisasi nibbana sebelum semua makhluk tercerahkan
Theravada: Loh, seorang Boddhisatva kan dalam proses penyempurnaan parami, mana bisa bertekad2 begituan?

Akan sangat efekteif jika kita mempelajari kitab aliran yg bersangkutan dengan baik, memahaminya dan melontarkan pertanyaan berdasarkan lingkup Ajaran yg bersangkutan...

lanjut...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #61 on: 28 August 2009, 09:45:39 AM »

sebab dulu saja saya dan mungkin dengan anda atau para mahayanis lain berkata bahwa
mahayana tidak mengenal "roh" >> selama ini saya percaya saja...tapi ketika membuka sutra justru lain..


karena pandangan mahayanis disini sudah bercampur aduk dengan pandangan Theravada...yang saya kira mahayana memiliki pandangan tanpa ROH....ternyata malah sutra yang berkata sebaliknya.


kalo aye sangat menanti nantikan jawaban atas pertanyaan yg ini.... ;D
i'm just a mammal with troubled soul



Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #62 on: 28 August 2009, 09:57:39 AM »
Meski begitu,
Membahas Ajaran dari kacamata Ajaran tsb juga bukan berarti Ajaran tsb dapat menjelaskannya dengan baik.

Contoh membahas Ajaran Nasrani dari kacamata Nasrani:

di Injil tertulis bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang. Tapi di Injil juga, ditulis bahwa Tuhan dengan pedang yg berapi-api memusnahkan musuh2 Israel. Kontradiksi. Terdapat banyak sekali pertentangan dan ketidak akuratan dalam Alkitab Nasrani, yg cukup dibedah hanya dengan sudut pandang mereka sendiri.

Demikian pula jika kita ingin membedah Ajaran Theravada / Mahayana. Dengan memakai dasar Ajaran yg sama juga, dan akan kita lihat, apakah terdapat kontradiksi intern dalam Ajaran tsb?

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #63 on: 28 August 2009, 10:47:28 AM »

sebab dulu saja saya dan mungkin dengan anda atau para mahayanis lain berkata bahwa
mahayana tidak mengenal "roh" >> selama ini saya percaya saja...tapi ketika membuka sutra justru lain..


karena pandangan mahayanis disini sudah bercampur aduk dengan pandangan Theravada...yang saya kira mahayana memiliki pandangan tanpa ROH....ternyata malah sutra yang berkata sebaliknya.


kalo aye sangat menanti nantikan jawaban atas pertanyaan yg ini.... ;D

spekulasi aja ya... menurut yg pernah sy denger seorang boddhisatva itu bahkan bukanlah seorang sotapana (meskipun dikatakan org yg mampu merealisasikan sotapana saat itu jg). Krn bukan sotapana maka masih ada kemungkinan muncul pandangan2 mengenai atta dan anatta. Krn itu di sutra tersebut lebih condong dipergunakan utk belajar bukan mengenai ajaran tp mengenai kesungguhan dan kemuliaan tekad seorang boddhisatta.

just my opinion... love n peace bro ^^v
be happy ^^

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #64 on: 28 August 2009, 10:58:02 AM »
hmm.. :-?  jadi maksudnya itu ikrar... cuman sembarang ngomong....

kek ibarat omongan orang yg kagak ngerti yg sebenarnya...

kalo gitu mah aye juga bisa ngomong..

"ane berikrar, kalo nanti aye jadi president, bakal kagak ada lagi pengangguran"

berarti, kata2 atau ikrar si .. siapa tuh yg buat ikrarnya?

dimaklumi donk :))  karena emang dia belom ngerti dhamma....  (kayak g ngerti aja :hammer: )
« Last Edit: 28 August 2009, 11:00:15 AM by hatRed »
i'm just a mammal with troubled soul



Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #65 on: 28 August 2009, 11:01:43 AM »
^
itu 12 ikrar yang di buat pada saat bhaisjayaguru menapaki jalan boddhisattva untuk mencapai tingkat buddha
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #66 on: 28 August 2009, 12:40:42 PM »
hmm.. :-?  jadi maksudnya itu ikrar... cuman sembarang ngomong....

kek ibarat omongan orang yg kagak ngerti yg sebenarnya...

kalo gitu mah aye juga bisa ngomong..

"ane berikrar, kalo nanti aye jadi president, bakal kagak ada lagi pengangguran"

berarti, kata2 atau ikrar si .. siapa tuh yg buat ikrarnya?

dimaklumi donk :))  karena emang dia belom ngerti dhamma....  (kayak g ngerti aja :hammer: )

setelah berikrar jgn NATO (klo NATO mah bukan ikrar namanya) donk bosss... lanjutkan!! lebih cepat lebih baik!! ;D
« Last Edit: 28 August 2009, 12:56:54 PM by san »
be happy ^^

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #67 on: 28 August 2009, 01:34:39 PM »
^
pinjam kutip adi lim

harap bro san, jangan membuat perbuatan yang tidak perlu
dengan menghina seorang buddha

anda tentu sebagai buddhist tau konsekwensi nya
sati yach

_/\_
metta
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #68 on: 28 August 2009, 02:10:36 PM »
^
pinjam kutip adi lim

harap bro san, jangan membuat perbuatan yang tidak perlu
dengan menghina seorang buddha

anda tentu sebagai buddhist tau konsekwensi nya
sati yach

_/\_
metta

waduh... d penasaran yg mana pernyataan sy yg dikatakan menghina seorang buddha :)

sy kan cmn ngomong ma bro hatred yg seandainya dia ikrar mau jadi presiden, klo itu ikrar maka sejak saat itu fokus atau setiap tindakan adalah ditujukan utk tercapainya ikrar tsb... klo tindakan ke arah itu ga ada ya itu bukan ikrar...

mohon penjelasannya ya bro navis.. :)
be happy ^^

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #69 on: 28 August 2009, 02:23:03 PM »
^
oke no prob

kalau memang begitu ada-nya...
saya cuma mengingatkan
kalau didengar syukur, ga didengar juga syukur

_/\_
metta
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #70 on: 28 August 2009, 02:42:43 PM »
^
oke no prob

kalau memang begitu ada-nya...
saya cuma mengingatkan
kalau didengar syukur, ga didengar juga syukur

_/\_
metta

Semoga sy ga menghina dan tidak pernah berniat (ber-kamma) utk menghina seorang buddha.

Love n peace ^^v

_/\_
be happy ^^

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #71 on: 28 August 2009, 05:05:04 PM »
oh kebetulan, apabila saya
katakan kutipan sutra mahayana itu membuat saya tersinggung karena secara langsung mengatakan aliran lain Menyimpang...kira-kira bagaimana itu? hehehe

metta.
Dalam Sutra tersebut, yang disinggung adalah jalan sravaka dan pratyeka menurut Mahayana. Kita tahu definisi sravaka & pratyeka antara Theravada dan Mahayana sudah jauh sekali berbeda. Apalagi tidak tertulis di sana bahwa yang dimaksud adalah ajaran "Theravada", karena memang keduanya belum pernah bertemu pada waktu penulisan Sutra tersebut, setahu saya.
Jadi sebetulnya anda sendiri yang mengambil kesimpulan bahwa itu adalah jalan Theravada.

Sama juga ketika aliran Maitreya bilang ajaran Buddha Gotama sudah kadaluwarsa, bagi saya itu "Buddha Gotama versi Maitreya", jadi sah saja. Tidak perlu merasa tersinggung. Coba kita belajar dari umat lain. Umat Islam mengatakan nabi Isa tidak disalib dan langsung diangkat ke Sorga. Umat Nasrani mengatakan Yesus (= Isa) disalib, bangkit, diangkat ke sorga. Lain lagi versinya novel Dan Brown di mana dikisahkan Yesus disalib, bangkit, dan menikah, hidup sebagai orang biasa. Bagi yang mengerti, membiarkan saja versinya masing-masing berkembang. Namanya juga kepercayaan. Berbeda halnya dengan yang melihat kepercayaannya adalah "kebenaran" (yang seolah-olah ia hidup sejak jaman Yesus) dan ribut-ribut sendiri dengan orang yang beda kepercayaan. Anda mau jadi yang mana? Semua terserah anda sendiri.

Jadi silahkan lanjutkan pertanyaan tentang Mahayana, tetapi mohon tidak ada perbandingan antara Mahayana & Theravada karena memang "Theravada" tidak disinggung dalam Sutra tersebut.


bro kaiyin, saya punya kutipan sutra kemarin saya dapat..kurang lebih bunyi nya adalah
"arahat yang tidak mendengar/mempercayai sutra ini disebut arahat yang congkak"
demikian bodhisatva disebut bodhisatva baru alias "new bie"

saya lagi menyusun artikel panjang....jadi sabar. yah.. hehehe

dan lagi saya punya alasan kuat [bahkan sangat kuat] menurut saya tentang kebohongan dalam sutra mahayana...

om Gandalf?
saya sendiri tidak nyangka om Gandalf itu bisa memunculkan pemikiran
"membunuh demi welas asih"

padahal nyata-nyata seorang yang tercerahkan sempurna punya abhinna...masa abhinna nya macet? yang benar saja lagi.
dan lagi musuh nya cuma 1 orang...di kapal ada 501 orang.... 501 vs 1 ?
kalau alasan pakai bom, yah saya juga beralibi mana abhinna - nya..

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #72 on: 29 August 2009, 02:02:58 AM »
Mungkin kalau ditarik kesimpulan dari apa yang dikatakan bro Edward.

Intinya begini, gak ada maksud menghina Theravada di sutta ini. Karena bagi pemahaman Mahayana, Savaka dan Pancekkha Buddha (arahat) itu baru "setengah" jalan karena belum menolong makhluk lain.. Berbeda dengan pemahaman Theravada yang menganggap arahat itu sudah selesai.

Kalau ini dianalogikan ke suatu bus kota yang mengangkut penumpang dari Grogol ke Blok M.
Bagi yang rumahnya di Slipi, ya turunlah di Slipi. Namun bus itu tetaplah berjalan menuju ke Blok M dan mengangkut orang yang dari Slipi ingin menuju Blok M.

Saya rasa tidak ada paksaan dari bus kota, semuanya harus turun di Blok M. Apakah turun di Slipi salah ? Apakah turun di Blok M salah ? Saya rasa tidak ada salah, tapi lebih ke manfaat apa yang diperoleh dari turun di Slipi dan turun di Blok M. Dan semua nya itu kembali ke pribadi masing2.

Dan jika diambil lagi ilustrasi kedua, surga bukanlah tempat kekal bagi agama Buddha karena menurut versi Buddhism, ada lagi kondisi yang lebih tinggi yaitu Nibbana, namun hal ini berbeda dengan agama lain yang menyatakan surga adalah tempat yang kekal. Jadi dari pola pikir bro Marcedes, perlukah ditarik kesimpulan agama Buddha menghina agama lain ? Saya rasa tidak karena prinsip dasar agamanya sudah berbeda, dan prinsip dasar agama Buddha ada bukan untuk menghina agama lain.

Kesimpulan : Menganut Theravada / Mahayana ibarat seseorang yang ingin turun di Slipi / di Blok M atau bagi yang ingin menganut Buddhism / agama lain.. semua tergantung manfaat pribadi masing2 menganut Theravada / Mahayana. Dan tidak ada hina2an yang terdapat di dalam sutta ini.
 
Semoga dapat dipahami.


Saya sangat setuju kalau membahas polemik sesuatu itu berdasarkan dasar pegangan-nya. Dalam hal ini misalnya membahas tentang tingkatan-tingkatan ke-BUDDHA-an di dalam Mahayana beserta dengan peran dan apa yang dapat dilakukan oleh masing2 jenis BUDDHA, maka saya mengambil referensi dari SALAH SATU SUTRA UTAMA Mahayana yaitu Sutra Intan seperti yang saya kutip berikut ini :

Kemudian Subhuti berkata kepada Hyang Buddha, "Yang Dijunjungi, jika seorang laki-laki atau wanita bajik bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi, bagaimana seharusnya dia bertumpu, bagaimana seharusnya dia mengendalikan hatinya?"

Hyang Buddha memberitahu Subhuti, "Seorang laki-laki atau wanita bajik, yang bertekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi harus berpikiran demikian:"Aku harus membebaskan semua makhluk hidup dari arus tumimbal lahir, tetapi bila semua makhluk hidup sudah dibebaskan dari tumimbal lahir, sebenarnya sama sekali tidak ada makhluk hidup yang dibebaskan. Mengapa begitu? Subhuti, jika seorang Bodhisattva masih mempunyai ciri keakuan, ciri manusia, ciri makhluk hidup dan ciri kehidupan, maka dia bukanlah seorang Bodhisattva. Apa sebabnya? Subhuti, sebenarnya tidak ada Dharma tentang tekad untuk mencapai Anuttara-samyak-sambodhi.


Saya kira di dalam kutipan di atas, tidak perlu kita tafsirkan macam macam dan cukup jelas pengertiannya. Dalam hal ini, dikatakan bahwa bahkan seorang bodhisatva tingkat tinggi (mungkin setara akan mencapai annutara samyaksambuddha), harus membebaskan "diri"-nya dari ciri ke-akuan dengan membuang jauh jauh semua keinginannya, bahkan keinginan mulia (chanda) yang sehalus mungkin seperti terma MEMBEBASKAN MAKHLUK HIDUP, karena apa ??? SAYA SETUJU dengan logika bahwa PADA DASARNYA TIDAK ADA MAKHLUK YANG DIBEBASKAN (OLEH MAKHLUK LAIN), Karena mengapa ?? KARENA DIRI SENDIRI-lah yang MENJADI PELINDUNG/PULAU dan MENJALANI JALUR KESUCIAN itu sendiri.

Para BUDDHA hanya menunjukkan JALAN, Masing-masing individu-lah yang menjalani arahatta magga (jalan pembebasan) itu. Jadi Term MEMBEBASKAN MAKHLUK ITU telah dan harus menjadi syarat untuk dibuang sebelum mencapai tingkat ke-BUDDHA-an....

Jangankan untuk bertekad kepada pikiran MEMBEBASKAN MAKHLUK, bahkan pikiran UNTUK MEMBEBASKAN DIRI SENDIRI juga harus tidak dilekati (seperti cerita pencapaian ke-BUDDHA-an Ananda yang sangat jelas kita lihat, yaitu ANANDA mencapai ke-BUDDHA-an/ARAHAT dalam postur setengah miring/akan berbaring yaitu ketika melepas keinginan pencapaian ARAHAT menjelang konsili Sangha I)...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #73 on: 29 August 2009, 02:13:27 AM »
Saya setuju dengan Bro Kai.

Untuk membahas ajaran suatu aliran, kita harus memakai kacamata aliran tsb. Bila disandingkan dengan ajaran lain, maka bahasan akan seperti ayam dan bebek. Sama halnya membahas ajaran Nasrani dari kacamata Buddhist. Juga membahas Ajaran Mahayana dengan kacamata Theravada, pasti akan menimbulkan rentetan ketidakpuasan dan sleg melulu.

contoh:
Nasrani: Bila berbuat jahat, maka Tuhan akan menghukummu
Buddhist: loh Tuhan kan gak ada?

Mahayana: Boddhisatva bertekad tidak akan merealisasi nibbana sebelum semua makhluk tercerahkan
Theravada: Loh, seorang Boddhisatva kan dalam proses penyempurnaan parami, mana bisa bertekad2 begituan?

Akan sangat efekteif jika kita mempelajari kitab aliran yg bersangkutan dengan baik, memahaminya dan melontarkan pertanyaan berdasarkan lingkup Ajaran yg bersangkutan...

lanjut...

::


Dalam lingkup Theravada, seorang bodhisatva sendiri dikatakan belum mencapai tingkat ke-BUDDHA-an apapun sehingga masih belum sempurna. Jadi dalamhal ini, masalah ikrar-ikrar/janji/keinginan masih wajar melekat pada diri seorang bodhisatva....
Sedangkan di dalam konsep MAhayana khususnya Dasabhumi Bodhisatva (sepuluh tingkat bodhisatva), seorang bodhisatva disamakan dengan seorang sravaka adalah bodhisatva tingkat ke-7... Katakanlah jika pada tingkat ke-7 ini sama dengan pencapaian ke-BUDDHA-an savaka pada jalan Sravaka (theravada), maka ikrar itu mungkin ditemukan/diucapkan/dikeluarkan pada saat seorang individu memasuki jalur karier bodhisatva yaitu mulai dari bodhisatva tingkat I dan hal ini masih dimungkinkan/tidak bertentangan dengan konsep manapun (baik Mahayana maupun Theravada).

Dalam hal yang di-lontarkan oleh Thread Starter adalah tentang ikrar seorang BUDDHA yaitu Bhaisjayaguru BUDDHA... Kita tahu kan bahwa Bhaisjayaguru di dalam khasanah Mahayana sudah termasuk ke dalam level samyaksambuddha, sehingga menjadi "ANEH" jika seorang BUDDHA masih memberikan ikrar seperti halnya ikrar bodhisatva (jika ditinjau dari kutipan Sutra Intan, seperti yang saya quote di reply atas)...
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #74 on: 29 August 2009, 06:22:52 AM »
Saya setuju dengan Bro Kai.

Untuk membahas ajaran suatu aliran, kita harus memakai kacamata aliran tsb. Bila disandingkan dengan ajaran lain, maka bahasan akan seperti ayam dan bebek. Sama halnya membahas ajaran Nasrani dari kacamata Buddhist. Juga membahas Ajaran Mahayana dengan kacamata Theravada, pasti akan menimbulkan rentetan ketidakpuasan dan sleg melulu.

contoh:
Nasrani: Bila berbuat jahat, maka Tuhan akan menghukummu
Buddhist: loh Tuhan kan gak ada?

Mahayana: Boddhisatva bertekad tidak akan merealisasi nibbana sebelum semua makhluk tercerahkan
Theravada: Loh, seorang Boddhisatva kan dalam proses penyempurnaan parami, mana bisa bertekad2 begituan?

Akan sangat efekteif jika kita mempelajari kitab aliran yg bersangkutan dengan baik, memahaminya dan melontarkan pertanyaan berdasarkan lingkup Ajaran yg bersangkutan...

lanjut...

::


Dalam lingkup Theravada, seorang bodhisatva sendiri dikatakan belum mencapai tingkat ke-BUDDHA-an apapun sehingga masih belum sempurna. Jadi dalamhal ini, masalah ikrar-ikrar/janji/keinginan masih wajar melekat pada diri seorang bodhisatva....
Sedangkan di dalam konsep MAhayana khususnya Dasabhumi Bodhisatva (sepuluh tingkat bodhisatva), seorang bodhisatva disamakan dengan seorang sravaka adalah bodhisatva tingkat ke-7... Katakanlah jika pada tingkat ke-7 ini sama dengan pencapaian ke-BUDDHA-an savaka pada jalan Sravaka (theravada), maka ikrar itu mungkin ditemukan/diucapkan/dikeluarkan pada saat seorang individu memasuki jalur karier bodhisatva yaitu mulai dari bodhisatva tingkat I dan hal ini masih dimungkinkan/tidak bertentangan dengan konsep manapun (baik Mahayana maupun Theravada).

Dalam hal yang di-lontarkan oleh Thread Starter adalah tentang ikrar seorang BUDDHA yaitu Bhaisjayaguru BUDDHA... Kita tahu kan bahwa Bhaisjayaguru di dalam khasanah Mahayana sudah termasuk ke dalam level samyaksambuddha, sehingga menjadi "ANEH" jika seorang BUDDHA masih memberikan ikrar seperti halnya ikrar bodhisatva (jika ditinjau dari kutipan Sutra Intan, seperti yang saya quote di reply atas)...


[at] bro dilbert, itu 12 ikrar yang di buat pada saat bhaisjayaguru menapaki jalan boddhisattva untuk mencapai tingkat buddha...

jd klu kutip sutra, jangan setengah setengah... jd penafsiran nya bisa berbeda-beda
berdasarkan saya bold atas posting bro dilbert, berarti dengan ini bro dilbert menyatakan sah-sah saja.... ALIAS se7  ^-^
« Last Edit: 29 August 2009, 06:25:48 AM by naviscope »
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

 

anything