//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ikrar ini patut dipertanyakan....  (Read 35806 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #45 on: 27 August 2009, 03:51:46 PM »
^
^

Merupakan bagian dari cerita diatas.

PASAR SIFAT

Di suatu pasar "Sifat" seorang pemuda sedang mencari jati dirinya, ia tertarik melihat teman-teman yang telah berhasil “membeli” sifat di pasar tersebut.

Pandangannya pertama kali tertuju pada area “Ucapan”, ketika ia memasuki area tersebut, ia segera dihampiri oleh “PEMBOHONG”.

“Jadi Pembohong saja, sobat!” ajak penjaja kebohongan tersebut.

“Bagaimana caranya?”

“Simple” katanya, “Cukup mengatakan hal yang tidak sesuai dengan fakta, kamu akan menjadi Pembohong”

**
Maka pulanglah pemuda tersebut kembali ke komunitasnya, sehari kemudian ia kembali dengan muka yang memar, dengan nada kesal ia kembali mengatakan “Kenapa kamu bilang menjadi pembohong itu gampang, buktinya saya babak belur dipukuli teman yang marah karena kebohonganku”

“Benar, menjadi pembohong itu memang gampang, buktinya kamu telah berhasil menjadi seorang pembohong, hanya saja kebohonganmu diketahui, dan ini mesti dipelajari agar tidak terbongkar kelak” lanjutnya.

“Jadi bagaimana caranya?”

“Pertama, ketika kita berbohong adalah kita harus kreatif (negatif) mencari fakta baru yang diperkirakan mampu diterima oleh akal sehat sang pendengar, hal ini tidak gampang karena ketika gagal memunculkan fakta tersebut, gelagat ketidakjujuran kita segera tercium oleh sang pendengar dan sang pendengar segera mendirikan pilar-pilar yang menbentengi diri mereka dari kita” katanya.

“Wah, kalau ada pertama, berarti ada langkah berikutnya lagi ya?”

“Benar, langkah kedua, kita harus berusaha mempertahankan fakta palsu itu untuk waktu yang TIDAK TERBATAS, kita harus selalu mengingat kepalsuan yang telah kita ciptakan, hal ini tak gampang karena biasanya hati kecil kita akan segera menolak ketidakjujuran itu berada di sampingnya, kebenaran akan lebih melekat dalam memory kita, terutama ketika kita di hadapkan dengan fakta-fakta lain yang bertentangan dengan hal tersebut”

“WAKTU YANG TIDAK TERBATAS? Mengerikan sekali.” Ucap pemuda itu.

“Belum habis, masih ada yang ketiga, yaitu kita akan selalu was-was mencari-cari alasan-alasan pendukung yang akan muncul secara tiba-tiba jika kita dipertemukan dengan fakta lain yang bertentangan dengan kepalsuan kita dan ....”

“Masih belum habis?” tanya pemuda itu tak sabaran.

“Keempat, kita akan selalu dihantui perasaan bersalah, perasaaan takut akan reaksi orang yang mendengar ketika kebohongan kita terungkap suatu hari”

“Wah, sulit sekali dan tidak mengenakan”

“Makanya, beli saja KEJUJURAN” kata penjaja kejujuran yang kebetulan berada di dekat area tersebut.

“Kenapa aku harus percaya padamu?” tanya pemuda tersebut.

“Sebelum kamu menentukan keputusan, saya bawa Anda pada Pakar RESIKO terlebih dahulu”

Maka dibawalah sang Pemuda tersebut menemui Pakar Resiko, meninggalkan pejaja Kebohongan yang kehilangan pelangannya.

“Saya mau tahu apa resikonya ketika saya membeli KEBOHONGAN?” tanya Pemuda tersebut kepada pakar Resiko.

“Resiko pertama, masyarakat tidak akan mudah mempercayai kita ketika kita telah diberi lebel “PEMBOHONG”, bahkan ketika kita hendak berlaku jujur sekalipun. Karena begitu lebel tersebut diberikan, maka sekeliling kita segera mendirikan radar-radar yang memantau kelakukan kita, mengklarifikasi kembali setiap ucapan yang keluar dari mulut kita”

“Resiko Kedua, Ketika kita telah berhasil dengan mendapatkan lebel “PEMBOHONG” maka kita juga berhasil menjauhkan orang lain dari diri kita, kita juga berhasil menjauhkan KESEMPATAN yang ada untuk kita. Kita akan segera dijauhi dan be alone, kita menjadi bagian yang tidak disukai”

“Resiko ketiga, umumnya ketika KEBOHONGAN itu terbongkar, masalah yang ditimbulkannya sudah jauh lebih dalam, dan jauh lebih sulit dipecahkan”

“Resiko keempat, kita akan mengalami penderitaan bathin dan ketakutan akan selalu menghantui kita, sepanjang hidup kita”

“Lalu, kenapa begitu banyak yang mau membeli KEBOHONGAN, dan dagangan kebohongan selalu laku keras” tanya pemuda tersebut dengan nada penasaran.

“Ini karena kesenangan EGO sesaat, mereka tertarik karena Kemasannya yang menarik, dan penjaja Kebohongan pintar mengelabuhi pembelinya, mereka tidak melihat Efek Samping yang ditimbulkan, yang sebenarnya telah tertera pada kemasan tersebut walau dengan huruf-huruf yang kecil”

“Baiklah, menimbang semua masukan yang ada, saya ambil keputusan untuk membeli KEJUJURAN”

**
Maka pulanglah pemuda tersebut kembali ke komunitasnya dan beberapa hari kemudian ia kembali lagi ke pasar “Sifat” tersebut dan kembali berkonsultasi dengan pejaja Kejujuran.

“Sebenarnya, dengan kejujuran saya menemukan banyak kebahagiaan, tapi pada keadaan tertentu saya mengalami peristiwa yang cukup menganjar hatiku” kata pemuda tersebut.

“Apa itu?”

“Begini ceritanya, ketika saya sedang istirahat di depan rumahku, lewat segerombolan pemburu yang bertanya di mana mereka dapat menemukan kawanan burung bangau di kawasan itu, saya lalu memberitahukan mereka. Tapi setelahnya saya merasa bersalah, karena mereka pulang dengan puluhan nyawa burung bangau di tangan mereka, saya merasa ikut menjadi pembunuhnya”

“Ini adalah bagian dari kehidupan, ini adalah hal yang wajar” kata penjaja Kejujuran.

**
“Sudahlah, bagusan jadi PENDIAM saja, khan kata orang “Silent is The Gold” ” kata seorang penjaja Diam yang kebetulan mendengar percakapan mereka itu.

“Benar juga” kata pemuda itu, dan ia kembali lagi kepada komunitasnya. Sejak itu ia menjadi Pendiam, beberapa hari kemudian ternyata ia kembali lagi ke pasar tersebut.

**
“Wah, Diam ternyata juga tak begitu bagus, hidup terlalu sepi, dan kemarin saya telah mencelakai seorang buta karena sifat diamku ini” katanya.

“Sebenarnya, apa yang terjadi?”

“Begini ceritanya, ketika saya duduk di depan rumahku, lewat seorang buta yang berjalan menyeberangi sebuah jembatan, kebetulan jembatan itu ada lubang besar, saya mencoba memperingatinya, tapi teringat telah membeli “DIAM” makanya saya tak bersuara sama sekali, sampai akhirnya si buta itu terjatuh ke dalam lubang itu dan terbawa arus sungai, untungnya ia masih bisa diselamatkan.” Katanya.

**
“Makanya milikilah KEBIJAKSANAAN” kata seorang kakek tua yang berjalan dengan santai di depan mereka.

“Kalau begitu saya beli KEBIJAKSANAAN itu” kata sang pemuda.

“Maaf, saya tidak menjual KEBIJAKSANAAN, tapi ia bisa kamu memiliki dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kedewasaan dalam hidupmu, KEBIJAKSANAAN tidak untuk diperjualbelikan” kata kakek tua itu lalu berlalu dari hadapan mereka.

Pesan moral :
Pada saat berada dalam suatu forum apalagi pada saat melakukan argumentasi mengenai suatu masalah, maka disini KEDEWASAAN sangat dibutuhkan untuk membentuk kebijaksanaan dalam menghadapi masalah. Secara Buddhis, tentu Sila, Samadi dan Panna sangat diperlukan dalam berproses menuju KEDEWASAAN YANG BENAR. Sehingga dalam berargumentasi tidak menimbulkan kilesa ( kekotoran bathin ) baik untuk diri sendiri atau orang lain, yang artinya gunakan kata-kata yang layak dan wajar dalam berdiskusi.

Sebuah ungkapan yang sangat bermakna dari seorang argumentator yang sangat hebat adalah ( lupa nama penulis ) :

CARA TERBAIK UNTUK MEMENANGKAN SUATU ARGUMENTASI ADALAH HINDARI ARGUMENTASI TERSEBUT


 _/\_

Semoga Semua Makhluk Berbahagia.
Bebas dari Mendengki dan Didengki
Bebas dari Kebencian

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #46 on: 27 August 2009, 03:57:02 PM »
^
^
Bagian dari cerita yang pertama dan kedua.

ARTI KEHIDUPAN

Alkisah, seorang pemuda mendatangi orang tua bijak yang tinggal di sebuah desa yang begitu damai. Setelah menyapa dengan santun, si pemuda menyampaikan maksud dan tujuannya. "Saya menempuh perjalanan jauh ini untuk menemukan cara membuat diri sendiri selalu bahagia, sekaligus membuat orang lain selalu gembira."

Sambil tersenyum bijak, orang tua itu berkata, "Anak muda, orang seusiamu punya keinginan begitu, sungguh tidak biasa. Baiklah, untuk memenuhi keinginanmu, paman akan memberimu empat kalimat. Perhatikan baik-baik ya..."

"Pertama, anggap dirimu sendiri seperti orang lain!" Kemudian, orang tua itu bertanya, "Anak muda, apakah kamu mengerti kalimat pertama ini? Coba pikir baik-baik dan beri tahu paman apa pengertianmu tentang hal ini."

Si pemuda menjawab, "Jika bisa menganggap diri saya seperti orang lain, maka saat saya menderita, sakit dan sebagainya, dengan sendirinya perasaan sakit itu akan jauh berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika saya mengalami kegembiraan yang luar biasa, dengan menganggap diri sendiri seperti orang lain, maka kegembiraan tidak akan membuatku lupa diri. Apakah betul, Paman?"

Dengan wajah senang, orang tua itu mengangguk-anggukkan kepala dan melanjutkan kata-katanya. "Kalimat kedua, anggap orang lain seperti dirimu sendiri!"

Pemuda itu berkata, " Dengan menganggap orang lain seperti diri kita, maka saat orang lain sedang tidak beruntung, kita bisa berempati, bahkan mengulurkan tangan untuk membantu. Kita juga bisa menyadari akan kebutuhan dan keinginan orang lain. Berjiwa besar serta penuh toleransi. Betul, Paman?"

Dengan raut wajah makin cerah, orang tua itu kembali mengangguk-anggukkan kepala. Ia berkata, "Lanjut ke kalimat ketiga. Perhatikan kalimat ini baik-baik, anggap orang lain seperti mereka sendiri!"

Si anak muda kembali mengutarakan pendapatnya, "Kalimat ketiga ini menunjukkan bahwa kita harus menghargai privasi orang lain, menjaga hak asasi setiap manusia dengan sama dan sejajar. Sehingga, kita tidak perlu saling menyerang wilayah dan menyakiti orang lain. Tidak saling mengganggu. Setiap orang berhak menjadi dirinya sendiri. Bila terjadi ketidakcocokan atau perbedaan pendapat, masing-masing bisa saling menghargai."

Kata orang tua itu, "Bagus, bagus sekali! Nah, kalimat keempat: anggap dirimu sebagai dirimu sendiri! Paman telah menyelesaikan semua jawaban atas pertanyaanmu. Kalimat yang terakhir memang sesuatu yang sepertinya tidak biasa. Karena itu, renungkan baik-baik."

Pemuda itu tampak kebingungan. Katanya, "Paman, setelah memikirkan keempat kalimat tadi, saya merasa ada ketidakcocokan, bahkan ada yang kontradiktif. Bagaimana caranya saya bisa merangkum keempat kalimat tersebut menjadi satu? Dan, perlu waktu berapa lama untuk mengerti semua kalimat Paman sehingga aku bisa selalu gembira dan sekaligus bisa membuat orang lain juga gembira?"

Spontan, orang tua itu menjawab, "Gampang. Renungkan dan gunakan waktumu seumur hidup untuk belajar dan mengalaminya sendiri."

Begitulah, si pemuda melanjutkan kehidupannya dan akhirnya meninggal. Sepeninggalnya, orang-orang sering menyebut namanya dan membicarakannya. Dia mendapat julukan sebagai: "Orang bijak yang selalu gembira dan senantiasa menularkan kegembiraannya kepada setiap orang yang dikenal."

---

Sebagai makhluk sosial, kita dituntut untuk belajar mencintai kehidupan dan berinteraksi dengan manusia lain di muka bumi ini. Selama kita mampu menempatkan diri, tahu dan mampu menghargai hak-hak orang lain, serta mengerti keberadaan jati diri sendiri di setiap jenjang proses kehidupan, maka kita akan menjadi manusia yang lentur. Dengan begitu, di mana pun kita bergaul dengan manusia lain, akan selalu timbuk kehangatan, kedamaian, dan kegembiraan. Sehingga, kebahagiaan hidup akan muncul secara alami...

 _/\_

Semoga Semua makhluk Berbahagia
Bebas dari Mendengki dan Didengki
Bebas dari Kebencian
« Last Edit: 27 August 2009, 03:59:37 PM by CHANGE »

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #47 on: 27 August 2009, 05:07:33 PM »
sudah 4 page tidak ada jawaban.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #48 on: 27 August 2009, 05:18:19 PM »
Quote
Kalau anda seorang yang bijaksana, anda tidak akan menuntut orang lain agar tidak tersinggung, tetapi anda lebih dulu harus tahu apa yang menyinggung orang lain dan menghindarinya.
ya seharusnya begitu, tetapi pertanyaan saya ini sudah pasti menyinggung orang lain.....
oke lah saya minta maaf...
kebetulan sudah mau lebaran, mohon maaf lahir dan batin. ^^ hehehehe

nah ayo berikan jawaban nya...
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline san

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 475
  • Reputasi: 35
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #49 on: 27 August 2009, 05:19:21 PM »
Ikrar Agung VI :

Aku berikrar bahwa jika Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang badannya tidak sempurna, cacat inderanya, jelek, bodoh, tuli, buta, bisu, lumpuh, dan pincang, bongkok, sakit lepra, kejang, gila atau dihinggapi berbagai macam penyakit dan penderitaan makhluk seperti ini bila mereka mendengarkan nama-Ku, menyebut dan merenungkannya dengan sepenuh hati, mereka akan memperoleh rupa yang bagus dan kecerdasan praktis. Semua indera mereka akan disempurnakan dan mereka tidak akan dihinggapi penyakit maupun penderitaan.
ini suatu kebodohan atau kebijaksanaan? sudah jelas semua orang pasti sakit tua dan mati...

jadi kalau orang buta dan tuli mendengar nama itu gimana?

hmmm... keknya pernah baca, wkt sang Buddha masih hidup ada anak yg meninggal namun krn keyakinannya thd sang Buddha, ia terlahir di alam surga (yg katanya klo lahir di alam surga itu berbahagia).

apa ga bisa dijadikan perbandingan dgn isi ikrar tsb?

Btw nurut sy sih pemahaman dhamma kita sebagai umat awam kyknya kurang cocok jk dibandingkan dengan pemahaman dhamma seorang boddhisatta (sesuatu yg bahkan kita sendiri ga tau). Akhirnya terlalu banyak spekulasi kan?

Jd utk sementara let it be dulu lah...  kita jalan di jalan masing2 sampai memahami dgn benar apa yg benar-benar benar... peace bro ^^v
be happy ^^

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #50 on: 27 August 2009, 05:21:53 PM »
oh kebetulan, apabila saya
katakan kutipan sutra mahayana itu membuat saya tersinggung karena secara langsung mengatakan aliran lain Menyimpang...kira-kira bagaimana itu? hehehe

metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #51 on: 27 August 2009, 05:41:45 PM »
Semakin banyak thread yang membahas tentang konsep konsep dari berbagai aliran, menambah pengetahuan kita... Supaya tidak "membeli kucing dalam karung". Bagi yang merasa "tersindir" mohon dibuka-kan pintu maaf-nya.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #52 on: 27 August 2009, 05:45:19 PM »
woowww.. om dilbert kemane aje

kok jadi cewe... :|

keknya maen maaf2an sama sopan2annya udahan dulu deh......

langsung aja ke pembahasan.. udah empat page neh... dari topik utama gak ada yg dibahas.....
i'm just a mammal with troubled soul



Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #53 on: 27 August 2009, 05:54:26 PM »
woowww.. om dilbert kemane aje

kok jadi cewe... :|

keknya maen maaf2an sama sopan2annya udahan dulu deh......

langsung aja ke pembahasan.. udah empat page neh... dari topik utama gak ada yg dibahas.....

itu cowo yang lagi nyamar... wkkkkk...

Boleh toh di bahas ? Ntar di-anggap "menyerang" ??
Memang kalau kita bertanya dengan cara seperti TS (marcedes) lakukan ini, seolah olah NYERANG aliran tertentu. Memang logika-nya seperti itu dan juga psikologi-nya seperti itu....

Ketika kita menjawab pertanyaan seseorang, biasanya yang bertanya itu sudah membuka kemungkinan seluas luasnya untuk menerima apa yang menjadi jawaban kita. Dan biasanya lain kalau apabila kita sendiri yang membuat pernyataan-pernyataan sehubungan dengan masalah orang lain, itu biasanya akan langsung timbul sifat proteksi-nya terhadap pernyataan yang dipertanyakan...

VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Edward

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.968
  • Reputasi: 85
  • Gender: Male
  • Akulah yang memulai penderitaan ini.....
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #54 on: 28 August 2009, 01:42:01 AM »
[quote
Ikrar Agung III :
]Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, dengan kebijaksanaan dan cara-Ku yang tak terbatas. Aku akan mengusahakan agar semua makhluk mendapatkan segala apa yang mereka perlukan sehingga mereka tidak akan mengalami kekurangan kebutuhan hidup.


Quote
Ikrar Agung IV :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan. Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pacekkabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana.
ya ampun, jadi jalan Savaka-buddha [ Theravada ] itu menyimpang ya?


Quote
Ikrar Agung VI :

Aku berikrar bahwa jika Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang badannya tidak sempurna, cacat inderanya, jelek, bodoh, tuli, buta, bisu, lumpuh, dan pincang, bongkok, sakit lepra, kejang, gila atau dihinggapi berbagai macam penyakit dan penderitaan makhluk seperti ini bila mereka mendengarkan nama-Ku, menyebut dan merenungkannya dengan sepenuh hati, mereka akan memperoleh rupa yang bagus dan kecerdasan praktis. Semua indera mereka akan disempurnakan dan mereka tidak akan dihinggapi penyakit maupun penderitaan.
ini suatu kebodohan atau kebijaksanaan? sudah jelas semua orang pasti sakit tua dan mati...

jadi kalau orang buta dan tuli mendengar nama itu gimana?


Quote
Ikrar Agung VII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk yang menderita sakit atau tertindas, yang tak punya tempat berlindung dan kediaman, yang tidak mendapatkan perawatan, tanpa sanak saudara, yang melarat dan berat penderitaannya- segera setelah nama-Ku terdengar dan disebut oleh mereka dengan sepenuh hati, segala penyakit mereka akan disembuhkan dan mereka akan merasakan ketenteraman dan kegembiraan di dalam badan dan pikiran. Mereka akan mendapatkan keluarga yang berbahagia dan kebutuhan yang berlimpah, dan jika mereka terus memuja-Ku dengan tekun mereka sendiri akan mencapai Penerangan Sempurna di kemudian hari.
weleh, sebut nama saja sudah mencapai pencerahan sempurna.....
apakah ini persis di penyembuhan rohani ala nasran* ..... depan evangelist nya bilang HALELUYAA, dalam nama Mr.T sembuhlah....maka sembuh?
pantas banyak buddhism pindah agama tetangga...

Quote
Ikrar Agung ke VIII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada perempuan yang menderita salah satu dari ratusan kesengsaraan yang dialami perempuan, yang pada akhir kehidupannya tidak ingin terlahir dalam tubuh perempuan lagi -bila perempuan ini mendengar nama-Ku, menyebut dan merenungkannya, mereka semua akan memperoleh fisik laki-laki dengan ciri-ciri yang indah dalam penitisan yang akan datang. Bahkan mereka semua akan mengalami Penerangan Sempurna di kemudian hari jika mereka dengan tekun memuja-Ku.
lanjut gan..

Quote
Ikrar Agung ke IX :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, Aku akan mengusahakan agar semua makhluk hidup terlepas dari jaringan Mara dan belenggu segala jalan penyimpangan. Jika ada yang terseret ke dalam berbagai pandangan keliru yang tebal, Aku akan menarik dan menempatkan mereka kembali dalam pandangan yang benar. Aku akan mengusahakan agar mereka kembali perlahan-lahan mempelajari dan mengembangkan semua praktek Bodhisattva sehingga mereka akan mencapai Penerangan Sempurna di kemudian hari.
yah Theravada memang ajaran menyimpang.

Quote
Ikrar Agung ke X :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika - sesuai dengan undang-undang negara - ada makhluk hidup yang dirantai, dicambuk, dan dijebloskan ke dalam penjara, atau akan dijatuhi hukuman mati; dan mereka yang mengalami kesulitan dan bencana tidak habis-habisnya yang sangat memalukan, menyedihkan dan menyiksa sehingga badan dan pikiran mereka menderita kegetiran - jika orang seperti inimendengar nama-Ku dan merenungkannya dengan sepenuh hati, diberkahi oleh kekuatan spirituil yang menakjubkan dari pahala kebajikan-Ku, mereka akan terbebaskan dari segala kesedihan dan penderitaan.
jadi Nurdin M top itu bisa lolos dari hukuman mati ya?

Quote
Ikrar Agung ke XII :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk yang miskin dan tidak memiliki baju; terganggu dan tersiksa siang malam oleh lalat dan nyamuk, panas dan dingin - bila mereka mendengar nama-Ku, merenungkannya dan mempertahankannya selalu dalam pikiran, mereka akan memperoleh segala macam baju bagus dan mewah sesuai dengan keinginan mereka. Mereka juga akan memperoleh segala perhiasan mahal, karangan bunga, serbuk dupa wangi, musik dan kehidupan yang layak. Aku akan membuat mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan."
dewa rejeki toh...


Quote
"Jika mereka dapat mendengarkan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, guru penyembuhan mereka akan dibimbing untuk meninggalkan jalan sesat, mempelajari dan memperaktekkan ajaran yang bermanfaat sehingga mereka tidak akan terjatuh ke alam kehidupan menyedihkan. Tetapi jika mereka tetap tidak bisa meninggalkan jalan sesat, tidak mempelajari dan memperaktekkan ajaran bermanfaat, maka mereka akan terus menerus terbenam ke dalam kehidupan menyedihkan sesudah meninggal.

Quote
Ikrar Agung IV :

Aku berikrar bahwa bila Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang menempuh jalan menyimpang. Aku akan membimbing mereka kembali ke jalan Penerangan. Jika ada yang menjadi pengikut jalan Sravaka atau Pacekkabuddha, mereka akan berangsur-angsur dibimbing ke Jalan Mahayana.
ya, maka pas sudah.... Theravada menyimpang, Mahayana jalan kebenaran..
ya, maka cocok lah sudah, semua para Guru besar Theravada menyimpang SEMUA...

Quote
Kemudian, Manjusri, sewaktu Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan ini mencapai penerangan, disebabkan kekuatan ikrar utama-Nya, Beliau selalu mengawasi semua mahluk hidup dan melihat mereka menderita berbagai penyakit, kurus kering, demam, sakit kuning dan sebagainya ; yang lainnya menderita kejang oleh racun jahat; selain itu ada yang ditakdirkan berumur pendek atau terancam kematian sebelum waktunya. Untuk mengakhiri semua penyakit dan penderitaan sekalian mahkluk hidup ini, dan memenuhi semua keinginan mereka. Pada waktu itu Hyang Buddha tersebut memasuki samadhi yang disebut "Penghapus Musibah Semua Makhluk Hidup", Beliau memasuki samadhi ini, seberkas cahaya yang sangat terang memancar dari aura diantaara alis-Nya dan dari itu suatu Dharani agung berkumandang : "Namo Bhaisajyaguru-vaidurya Prabha-rajaya Tathagathaya Arhate Samyak-sambuddhaya Tadyatha Om Bhaisajye Bhaisajye Bhaisajya-samudgate Svaha."

"Kemudian sesudah Dharani ini dikumandangkan, diantara cahaya ini terdengar suara gemuruh, san bumi bergetar dengan hebat di alam Buddha tersebut. Seberkas cahaya terang memancar keluar sehingga segala penyakit dsan kesengsaraan terhapus dari semua makhluk hidup dan semua menjadi tentram dan bergembira."
luar biasa... ternyata buddha juga sebagai sarana minta-minta....

Quote
"Yang dijunjungi, jika sutra ini tersebar ke suatu tempat dimana ada orang yang menerima dan mempertahankannya, maka disebabkan oleh pahala ikrar utama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, dan dari mendengar namanya ketahuilah bahwa di tempat ini tidak ada lagi kematian sebelum waktunya. Juga di tempat ini tidak akan pernah ada lagi hantu dan iblis jahat mencuri tenaga inti manusia. Mereka yang sudah mengalami penderitaan demikian akan mendapatkan kembali ketentraman dan kegembiraan sebelumnya atas badan dan pikiran."
tenaga inti manusia? apakah itu?

Quote
"Selanjutnya semua hal menyenangkan yang diidamkannya akan terkabul. Jika ia menginginkan panjang umur, maka ia akan memperoleh. Jika ia menginginkan kekayaan dan kemewahan, maka kemakmuran itu akan diperolehnya. Jika ia menginginkan jabatan maka itu akan tercapai, jika ia menginginkan anak laki-laki atau perempuan maka anak itu akan terlahir di keluarga." "Selain itu jika ada seseorang yang sering bermimpi buruk, melihat berbagai bentuk makhluk halus, melihat burung menakutkan yang berkelompok memasuki rumahnya, atau ratusan pertanda buruk muncul di rumahnya sehingga membuatnya sangat gelisah - bila orang itu dapat melakukan upacara puja atau memuliakan nama Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan, maka mimpi buruk, makhluk halus dan semua pertanda buruk akan menghilang tanpa menimbulkan gangguan apapun." "Jika ada seseorang yang terancam oleh bahaya air, api, pisau, racun, tergantung di tebing, gajah liar, singa, harimau, serigala, babi hutan, ular beracun, kalajengking, kelabang, ulat berbisa, atau nyamuk, bila orang ini bisa mengingat Hyang Buddha dengan sepenuh hati dan memujaNya dengan hormat, dia akan terbebas dari semua hal yang menakutkan ini. Jika ada negeri lain menyerbu dan mengganggu ketentraman, atau jika perampok dan pencuri membuat kerusuhan, orang yang mengingat dan memuja Tathagatha itu dengan hormat juga akan terbebas dari gangguan ini."
ternyata para master-master di china sana kurang memuji buddha ini, maka oleh sebab itu JEPANG datang menjajah..

Quote
Dia jarang menderita sakit dan semua mahluk halus tidak akan mencuri kekuatan intinya."
kekuatan inti? apakah itu?

Quote
"Selain itu, Arya Ananda, bila di suatu negeri di mana seorang raja ksatria memerintah, terjadi bencana dan kesengsaraan seperti wabah penyakit di antara penduduk, serbuan negeri lain, pemberontakkan dalam negeri, gerhana matahari atau bulan, gempa bumi, angin topan, banjir, kemarau panjang dan sebagainya - demi menghilangkan bencana-bencana tersebut sang raja harus menumbuhkan maitri karuna terhadap semua makhluk hidup. Dia harus memberi pengampunan kepada semua orang hukuman yang dipenjara. Mengandalkan metode puja yang diungkapkan di atas, dia harus memuja Tathagatha Cahaya Lazuardi, Guru Penyembuhan." "Dikarenakan kekuatan dari pahala ikrar utama Hyang Tathagatha, negerinya akan menjadi aman tentram. Angin dan hujan akan turun pada musimnya, dan panen akan berhasil. Semua makhluk hidup akan menjadi sehat dan bergembira. Di dalam negerinya tidak akan ada yaksa jahat, maupun makhluk hidup dengan berbagai gangguan spirituil. Semua pertanda buruk akan hilang, negerinya menjadi makmur dan sang raja ksatria akan berumur panjang, memiliki kesegaran dan terbebaskan dari penyakit."
yah, amrozi, Nurdin , dan sejumlah Kriminalis lain dibebaskan..  virus-virus pun bersih..

------------------------------
sungguh patut dipertanyakan.....
mulai dari praktisi Theravada yang dianggap menyimpang...dan katanya perlu dibimbing ke MAHAYANA
ini statment, Theravada dianggap menyimpang dan Mahayana lah yang JALAN BENAR...
sungguh ironis bukan...
[/quote]
Lg iseng, jadi pengen coba kasih penjelasan achk...
Tapi, ini pandangan pribadi, kaga mewakili mahayana, krn gw sendiri blm sempet tanya langsung sama pakarnya....

Setahu gw, sutra2 mahayana itu penuh dengan bahasa kiasan dan penekanan inti kalimat..
Jadi, misalkan pd ikrar IV, kita tahu menurut mahayana, jalur arahat itu belum FINISH, karena dianggap finish itu klo udh jadi sammasambuddha..Sedangkan klo hanya arhat, tidak dpt menolong makhluk lain, dlm artian mencerahkan makhluk laen...Jadi, adalah suatu niat yg luhur jika mendorong org lain untuk menjadi 'penerus' sammasambuddha.

DAn ikrar2 laen yg terkesan 'memberi', setahu gw, dlm mahayana, kita tdk dpt 'mengukur' pengetahuan dan kemampuan seorang sammasambuddha, dlm hal ini, yg terlihat sangat 'wah' adalah menciptakan dunia tersendiri yang dimana tidak ada kemungkinan faktor2 pencetus buah karma buruk dapat berbuah. Karna karma buruk tidak dpt berbuah, jadi yg berbuah adalah karma baiknya aja.Tapi apakah bearti karma dihapuskan?Tentu tidak, mereka diberi suasana yg mendukung yang dapat memupuk karma baik, sehingga karma buruk tidak ada kesempatan untuk berbuah..
Efek2 seperti panca indera yg sempurna dll, adalah 'efek samping" dr berbuahnya karma baik, dan tdk berbuahnya karma buruk..Dengan karma baik yang berbuah, para penghuni LAzuardi akan dibimbing mengenai dharma, sehingga bagaikan memanam di ladang yg sangat subur, sehingga buah-nya akan menghasilkan sesuatu yg baik.

Karena gw sendiri blm baca secara lengkap sutra ini, jadi inilah 'terawangan' versi pribadi gw saat ini..Gw mengatakan ini based on baca mengenai sukhavati, yg menurut gw intinya sama aja, cuma beda sosok-nya aja..
“Hanya dengan kesabaran aku dapat menyelamatkan mereka....."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #55 on: 28 August 2009, 08:31:27 AM »
nah akhirnya, mulai ada yg jawab, semoga sedikit bisa memuaskan Bro Mercy..

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #56 on: 28 August 2009, 09:04:27 AM »
Quote
Jadi, misalkan pd ikrar IV, kita tahu menurut mahayana, jalur arahat itu belum FINISH, karena dianggap finish itu klo udh jadi sammasambuddha..Sedangkan klo hanya arhat, tidak dpt menolong makhluk lain, dlm artian mencerahkan makhluk laen...Jadi, adalah suatu niat yg luhur jika mendorong org lain untuk menjadi 'penerus' sammasambuddha.
bro edward, penjelasan ini sebernya saya bisa bantah dengan mudah...
karena ternyata dalam mahayana itu ada nirvana kelas 2.....

dimana ada nirvana sejati dan nirvana bukan sejati
pengertian nirvana pun banyak dalam mahayana salah satunya adalah
"dpat dilihat"
"ada proses belajar mengajar"
"terdapat perbedaan kelas dalam nirvana"

tunggu artikel saya yang panjang....sedang saya susun.

--------------------------

Quote
DAn ikrar2 laen yg terkesan 'memberi', setahu gw, dlm mahayana, kita tdk dpt 'mengukur' pengetahuan dan kemampuan seorang sammasambuddha, dlm hal ini, yg terlihat sangat 'wah' adalah menciptakan dunia tersendiri yang dimana tidak ada kemungkinan faktor2 pencetus buah karma buruk dapat berbuah. Karna karma buruk tidak dpt berbuah, jadi yg berbuah adalah karma baiknya aja.Tapi apakah bearti karma dihapuskan?Tentu tidak, mereka diberi suasana yg mendukung yang dapat memupuk karma baik, sehingga karma buruk tidak ada kesempatan untuk berbuah..
saya mungkin bisa membenarkan alasan anda dan menyetujui, dengan alasan salah terjemahan apabila memang hanya 1 atau 2 kutipan sutra berbunyi demikian...
tapi ini banyak lebih dari itu......yang saya temukan.. apakah mungkin masih salah terjemahan.

karena saya lagi menyusun artikel panjang...jadi sekira nya sumber sutra yang saya kutip berasal dari
http://www.nshi.org/Lotus%20Sutra/Saddharma%20Pundarika%20Sutra%20Edisi%20Indonesia/index_indonesia.htm

Saddharma Pundarika Sutra
Sumber: "The Lotus Sutra"By Soothill And Kern
Diterjemahkan oleh Giriputra Soemarsono dan Drs.Oka Diputhera
Terbitan: Departemen Agama Republik Indonesia

jadi setidak nya sumber ini CUKUP bisa di percaya seperti terjemahan dalam situs B.Uttamo.

-----------------------------------------------------------------------
Quote
Efek2 seperti panca indera yg sempurna dll, adalah 'efek samping" dr berbuahnya karma baik, dan tdk berbuahnya karma buruk..Dengan karma baik yang berbuah, para penghuni LAzuardi akan dibimbing mengenai dharma, sehingga bagaikan memanam di ladang yg sangat subur, sehingga buah-nya akan menghasilkan sesuatu yg baik.

Karena gw sendiri blm baca secara lengkap sutra ini, jadi inilah 'terawangan' versi pribadi gw saat ini..Gw mengatakan ini based on baca mengenai sukhavati, yg menurut gw intinya sama aja, cuma beda sosok-nya aja..
sayangnya kalau bisa anda kutip beberapa bunyi sutra yang memperkuat pernyataan anda...

sebab dulu saja saya dan mungkin dengan anda atau para mahayanis lain berkata bahwa
mahayana tidak mengenal "roh" >> selama ini saya percaya saja...tapi ketika membuka sutra justru lain..

begitu pula ketika anda sendiri mengatakan bahwa "K.sri.Dhammadana" seolah-olah membenarkan pandangan mahayana....
tetapi dalam buku "Where is the buddha"
padahal jelas Bhante K.Sri disitu tidak setuju[dalam bahasa halus tentu nya]

karena pandangan mahayanis disini sudah bercampur aduk dengan pandangan Theravada...yang saya kira mahayana memiliki pandangan tanpa ROH....ternyata malah sutra yang berkata sebaliknya.

saya juga memiliki kutipan Sutra yang menyatakan bahwa
"ANANDA itu telah mencapai savaka sebelum Buddha parnibbana" sungguh berkontradiksi bukan...

oke saya tidak mau bahas panjang lebar, cape ngetik terus
cukup menyusun artikel lengkap saya..kemudian selesai.
oke semoga bro edward bahagia...

metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #57 on: 28 August 2009, 09:07:36 AM »
Mungkin kalau ditarik kesimpulan dari apa yang dikatakan bro Edward.

Intinya begini, gak ada maksud menghina Theravada di sutta ini. Karena bagi pemahaman Mahayana, Savaka dan Pancekkha Buddha (arahat) itu baru "setengah" jalan karena belum menolong makhluk lain.. Berbeda dengan pemahaman Theravada yang menganggap arahat itu sudah selesai.

Kalau ini dianalogikan ke suatu bus kota yang mengangkut penumpang dari Grogol ke Blok M.
Bagi yang rumahnya di Slipi, ya turunlah di Slipi. Namun bus itu tetaplah berjalan menuju ke Blok M dan mengangkut orang yang dari Slipi ingin menuju Blok M.

Saya rasa tidak ada paksaan dari bus kota, semuanya harus turun di Blok M. Apakah turun di Slipi salah ? Apakah turun di Blok M salah ? Saya rasa tidak ada salah, tapi lebih ke manfaat apa yang diperoleh dari turun di Slipi dan turun di Blok M. Dan semua nya itu kembali ke pribadi masing2.

Dan jika diambil lagi ilustrasi kedua, surga bukanlah tempat kekal bagi agama Buddha karena menurut versi Buddhism, ada lagi kondisi yang lebih tinggi yaitu Nibbana, namun hal ini berbeda dengan agama lain yang menyatakan surga adalah tempat yang kekal. Jadi dari pola pikir bro Marcedes, perlukah ditarik kesimpulan agama Buddha menghina agama lain ? Saya rasa tidak karena prinsip dasar agamanya sudah berbeda, dan prinsip dasar agama Buddha ada bukan untuk menghina agama lain.

Kesimpulan : Menganut Theravada / Mahayana ibarat seseorang yang ingin turun di Slipi / di Blok M atau bagi yang ingin menganut Buddhism / agama lain.. semua tergantung manfaat pribadi masing2 menganut Theravada / Mahayana. Dan tidak ada hina2an yang terdapat di dalam sutta ini.
 
Semoga dapat dipahami.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #58 on: 28 August 2009, 09:20:42 AM »
oh kebetulan, apabila saya
katakan kutipan sutra mahayana itu membuat saya tersinggung karena secara langsung mengatakan aliran lain Menyimpang...kira-kira bagaimana itu? hehehe

metta.
Dalam Sutra tersebut, yang disinggung adalah jalan sravaka dan pratyeka menurut Mahayana. Kita tahu definisi sravaka & pratyeka antara Theravada dan Mahayana sudah jauh sekali berbeda. Apalagi tidak tertulis di sana bahwa yang dimaksud adalah ajaran "Theravada", karena memang keduanya belum pernah bertemu pada waktu penulisan Sutra tersebut, setahu saya.
Jadi sebetulnya anda sendiri yang mengambil kesimpulan bahwa itu adalah jalan Theravada.

Sama juga ketika aliran Maitreya bilang ajaran Buddha Gotama sudah kadaluwarsa, bagi saya itu "Buddha Gotama versi Maitreya", jadi sah saja. Tidak perlu merasa tersinggung. Coba kita belajar dari umat lain. Umat Islam mengatakan nabi Isa tidak disalib dan langsung diangkat ke Sorga. Umat Nasrani mengatakan Yesus (= Isa) disalib, bangkit, diangkat ke sorga. Lain lagi versinya novel Dan Brown di mana dikisahkan Yesus disalib, bangkit, dan menikah, hidup sebagai orang biasa. Bagi yang mengerti, membiarkan saja versinya masing-masing berkembang. Namanya juga kepercayaan. Berbeda halnya dengan yang melihat kepercayaannya adalah "kebenaran" (yang seolah-olah ia hidup sejak jaman Yesus) dan ribut-ribut sendiri dengan orang yang beda kepercayaan. Anda mau jadi yang mana? Semua terserah anda sendiri.

Jadi silahkan lanjutkan pertanyaan tentang Mahayana, tetapi mohon tidak ada perbandingan antara Mahayana & Theravada karena memang "Theravada" tidak disinggung dalam Sutra tersebut.


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Ikrar ini patut dipertanyakan....
« Reply #59 on: 28 August 2009, 09:31:40 AM »
sepertinya di sini dibutuhkan pendapat ahlinya, sayang ahlinya gak nongol2 lagi, GANDALFFFFFF....

 

anything