//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: "Dana tertinggi"  (Read 19218 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
"Dana tertinggi"
« on: 29 May 2011, 09:25:52 PM »
Cerita ini terjadi pada jaman Sang Buddha dimana pada saat itu guru Sakyamuni Buddha mengunjungi suatu tempat untuk membabarkan Dharma ajarannya. Sudah menjadi kebutuhan diwaktu malam diperlukan lampu dengan bahan minyak karena waktu itu belum ada listrik. Orang membuat lampu dari wadah logam atau keramik bahkan kaca / kristal. Semua orang ingin mendengarkan pembabaran Dharma dari Sang Buddha. Dimana yang hadir merupakan orang-orang yang kaya dengan mempersembahkan lampu pelita yang wadahnya terbuat dari bahan logam mulia/emas – perak/kristal untuk menerangi ruangan tempat guru Sakyamuni Buddha membabarkan ajarannya.

Diantara sekian orang kaya, terdapat seorang janda tua yang sudah lanjut usia sangat miskin berbadan bungkuk yang juga ingin mendengarkan Dharma Sang Buddha, tapi malang sekali dia tidak memiliki uang ataupun barang berharga, yang ada hanya rambut panjangnya yang sudah memutih, menjadi milik satu satunya yang paling berharga, akhirnya dia mengambil  keputusan memotong rambutnya, dengan harapan potongan rambutnya itu dapat ditukarkan dengan secangking minyak. Dengan susah panyah kesana kemari akhirnya dia berhasil mendapatkan sedikit minyak yang kemudian dia tempatkan didalam tempurung kelapa, barang yang masih dimilikinya. Lampu pelita yang sederhana dinyalakan kemudian dipersembahkan kepada Sang Buddha sebagai rasa hormat kepada sang guru dunia. Ditengah ratusan manusia yang melakukan penghormatan kepada sang Buddha dan mendengarkan Dharma, tiba-tiba para Dewa (Dewa Sakkha) mendatangkan angina ribut yang mengakibatkan suasana menjadi hiruk pikuk. Keajaiban pun terjadi ! semua lampu pelita yang di persembahkan kepada Sang Buddha padam, kecuali satu pelita yang masih menerangi ruangan Dharma, yaitu pelita dari tempurung kelapa yang dipersembahkan si Janda tua, meskipun nyalanya kecil tetapi tenang bahkan tidak berkedip oleh terpaan angin rebut itu.

Dengan keagungannya itu Sang Budddha mengatakan “Ketauhuilah wahai kalian semua, satu lampu yang tetap menyala ini adalah persembahan yang di sertai pengorbanan dan ketulusan hati dari seorang yang saat ini duduk di bagian paling belakang. Karena dia merasa dirinya tidak pantas untuk duduk di barisan depan sejajar dengan kalian karena merasa persembahannya sangat sederhana dan tak ternilai sama sekali “. Ratusan mata dengan serempak memandang seorang nenek tua dengan rambut terpotong pendek lalu Sang Buddha melanjutkan “Rambutnya telah di potong hingga hampir habis dan potongannya telah di tukarkan dengan sedikit minyak, yang ia nyalakan di lampu pelita yang kalian lihat terang ini”. Persembahan dengan hati tulus dan ikhlas Sang Ibu janda tua ini, merupakan tauladan Bhakti Pelita. Persembahan yang betapa kecil dan sederhanapun asalkan di lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas pasti akan membuahkan karma yang baik dan mendatangkan kebahagiaan di masa datang.



Thanx video atas bantuan dari Bro Indra..  ^:)^

Menurut saya pengorbanan dan ketulusan adalah paling tertinggi dari segala2nya dalam hal apapun dalam kehidupan kita ini..
cinta, keluarga, teman, dan lain2 jika di lakukan dengan pengorbanan dan ketulusan..  ;D
« Last Edit: 29 May 2011, 09:52:12 PM by stephen chow »
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #1 on: 29 May 2011, 09:36:30 PM »
akan lebih nyaman dibaca jika diberi spasi paragraf

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #2 on: 29 May 2011, 10:17:37 PM »
jadi inget pernah baca "Sabba danam,Dhamma Danan Jinati" (dari semua jenis dana , dhamma dana adalah yang tertinggi nilainya.)

jika dilihat dari cerita di atas, sang buddha mengatakan  “Ketauhuilah wahai kalian semua, satu lampu yang tetap menyala ini adalah persembahan yang di sertai pengorbanan dan ketulusan hati dari seorang yang saat ini duduk di bagian paling belakang. Karena dia merasa dirinya tidak pantas untuk duduk di barisan depan sejajar dengan kalian karena merasa persembahannya sangat sederhana dan tak ternilai sama sekali “

jadi sebenarnya yang tertinggi itu apa? bentuk materi atau pengorbanan dan ketulusan hati, karena sering kata di atas di cantumkan dalam cd maupun buku "jika anda ingin berdana dan untuk memperbanyak  ...... dapat menghubungi ...."  , mohon pencerahannya _/\_
« Last Edit: 29 May 2011, 10:39:12 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #3 on: 29 May 2011, 10:36:45 PM »
jadi inget pernah baca "Sabba danam,Dhamma Danan Jinati" (dari semua jenis dana , dhamma dana adalah yang tertinggi nilainya.)

jika dilihat dari cerita di atas, sang buddha mengatakan  “Ketauhuilah wahai kalian semua, satu lampu yang tetap menyala ini adalah persembahan yang di sertai pengorbanan dan ketulusan hati dari seorang yang saat ini duduk di bagian paling belakang. Karena dia merasa dirinya tidak pantas untuk duduk di barisan depan sejajar dengan kalian karena merasa persembahannya sangat sederhana dan tak ternilai sama sekali “

jadi sebenarnya yang tertinggi itu apa? bentuk materi atau pengorbanan dan ketulusan hati, karena sering kata di atas di cantumkan dalam cd maupun buku "jika anda ingin berdana dan untuk memperbanyak  ...... dapat menghubungi ...." dan di ikuti kata diatas , mohon pencerahannya _/\_

kalau menurut saya yg masi belajar..  ;D
materi atau bukan, itu bukan permasalahannya, misalnya contohnya ada bencana tsunami di Aceh, ada yg kasih materi dan ada yg kasi jasa dirinya.
1. Seseorang yg kaya yg penghasilannya 1 Milliar/bulan menyumbang 50 juta..
2. Seseorang yg miskin menyumbang dirinya selama 1 minggu, seharian untuk membantu mengevakuasi mayat, menolong orang yg sakit, membantu yg membutuhkan dan lain2..

menurut saya seseorang yg miskin ini lah yg paling tertinggi..
kalo ada yg salah, silahkan koreksi bagi yg senior..  ^:)^
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #4 on: 29 May 2011, 10:56:47 PM »
videonya agak sedikit berbeda ya om stephen?
saya nunggu2 Sang Buddha ngomong tentang pelita nenek tua itu, tapi kok g ada ya..
hehehhe..  ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #5 on: 29 May 2011, 11:00:01 PM »
videonya agak sedikit berbeda ya om stephen?
saya nunggu2 Sang Buddha ngomong tentang pelita nenek tua itu, tapi kok g ada ya..
hehehhe..  ;D

saya juga tadi nunggu ucapan itu keluar, kok tidak ada ya?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #6 on: 30 May 2011, 08:37:48 AM »
saya dapat artikelnya dari brosur waktu waisak.. terus mau post, terus Bro Indra kasi videonya.. mungkin masi ada lanjutannya terus terpotong berakhir videonya atau filmya memang tidak ada kata2 itu..  :P
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline win

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 6
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #7 on: 15 July 2011, 10:51:19 PM »
Menurut saya Pengorbanan dan dana sama pentingnya.

gimana bro stephen bisa mengukur ketulusan seseorang??

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #8 on: 16 July 2011, 07:53:43 AM »
jadi inti ceritanya, cuma 1 orang yang tulus ya? yang lain yang padam lilinnya ga tulus ya?

dan apa hubungannya dewa sakka dengan ketulusan dan bukan ketulusannya? apa dia itu sebagai setan pencoba?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #9 on: 16 July 2011, 09:42:34 AM »
Saya bertanya-tanya:

Jika ada seorang kaya yang ingin berdana, juga memotong rambutnya yang indah dan dijual untuk dibelikan minyak untuk pelita. Apakah dananya juga akan menjadi bernilai seperti dana ibu janda tersebut?


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #10 on: 16 July 2011, 04:47:19 PM »
Saya bertanya-tanya:

Jika ada seorang kaya yang ingin berdana, juga memotong rambutnya yang indah dan dijual untuk dibelikan minyak untuk pelita. Apakah dananya juga akan menjadi bernilai seperti dana ibu janda tersebut?



saya pikir harus disesuaikan dengan niat ketulusannya, seorang kaya yg mampu memberikan lebih dari rambut tentu saja dana rambutnya jadi kurang bernilai

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #11 on: 16 July 2011, 09:11:17 PM »
saya pikir harus disesuaikan dengan niat ketulusannya, seorang kaya yg mampu memberikan lebih dari rambut tentu saja dana rambutnya jadi kurang bernilai
tapi bagaimana jika rambut itu adalah sesuatu yang paling berharga bagi orang kaya tersebut om?  :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #12 on: 16 July 2011, 09:13:19 PM »
tapi bagaimana jika rambut itu adalah sesuatu yang paling berharga bagi orang kaya tersebut om?  :)

jika rambut itu memang lebih berharga daripada rumahnya yg berharga 3M, maka ya saya pikir memang sebanding dengan dana dari ibu tua itu

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #13 on: 17 July 2011, 07:52:48 PM »
jadi inti ceritanya, cuma 1 orang yang tulus ya? yang lain yang padam lilinnya ga tulus ya?

dan apa hubungannya dewa sakka dengan ketulusan dan bukan ketulusannya? apa dia itu sebagai setan pencoba?
saya juga belum tahu juga sih kebenaran sutta ini, mungkin ada yg bisa menunjukkan sutta asli jika ada..
saya post tujuannya untuk di baca karena sangat bagus menurut saya..

intinya sih menurut saya adalah Persembahan yang betapa kecil dan sederhanapun asalkan di lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas pasti akan membuahkan karma yang baik dan mendatangkan kebahagiaan di masa datang.
jadi bagi yg miskin jangan sedih karena tidak bisa dana apapun buat kebaikan, karena uang bukan segalanya, bisa juga dana dengan tenaga dan pikiran, uang bisa saja di kalahkan dengan dana pikiran dan tenaga..
contohnya misalnya ada seseorang yang jahat di penjara, orang kaya punya uang yg bisa menjamin buat keluar dari penjara, sedangkan orang miskin punya pikiran yg bijak buat ceramah untuk menasehati supaya tidak melakukan kejahatan lagi ketika keluar dari penjara dan akhirnya sadar buat tidak melakukan kejahatan lagi yg bisa masuk penjara..

soal dewa sakka saya tidak tahu juga maksudnya..  ;D

soal ceritanya ya kita ambil yg baik2 saja, jika merasa ada yg tidak baik ya jangan di tiru..  :))
seperti ajaran Sang Buddha, ehipasiko saja..  :x
« Last Edit: 17 July 2011, 07:55:39 PM by stephen chow »
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #14 on: 17 July 2011, 08:25:04 PM »
Menurut saya Pengorbanan dan dana sama pentingnya.

gimana bro stephen bisa mengukur ketulusan seseorang??
dana jika ada maunya, seperti orang kaya/miskin berdana supaya dapat balasannya kaya berlimpah..

jika berkorban dananya dan tulus ya hasilnya lebih baik daripada dana dengan maksud tujuan tertentu..

seperti Sinature saya di bawah..  =))
« Last Edit: 17 July 2011, 08:36:48 PM by stephen chow »
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #15 on: 17 July 2011, 11:48:56 PM »
Kisah yg lucu dan mengada-ngada  ;D

dizaman Sang Buddha .... diantara ratusan orang yg mendengarkan dhammadesana Sang Buddha
hanya seorang nenek tua .... yg tulus dan penuh pengorbanan ??
lalu di mana jutawan Annathapindika ?? Raja Bimbisari ? Ratu Khema ? Visahkha ? dll ??
apa beliau2 kurang tulus dan kurang berkorban utk Sang Buddha ??

Sedih benar kalo benar2 terjadi Di Zaman Sang Buddha
Bayangkan .... hanya 1(satu) murid yg tulus kpd Sang Buddha ??
terus udah tua lagi nenek-nenek pulak  ^-^
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #16 on: 18 July 2011, 09:28:27 AM »
saya pikir harus disesuaikan dengan niat ketulusannya, seorang kaya yg mampu memberikan lebih dari rambut tentu saja dana rambutnya jadi kurang bernilai
Justru itu saya jadi bertanya, dana itu dinilai dari ketulusan, jumlah, atau kondisi ekonomi seseorang?

Kalau dibilang dari ketulusan, kaya juga bisa tulus. Kecuali kalau di kisah itu tidak ada orang kaya yang tulus sehingga pelitanya mati semua.

Kalau dibilang dari jumlah, maka orang kaya yang memberikan dalam jumlah banyak dan lebih bagus, juga bisa sama nilainya. Balik lagi, kecuali di kisah itu yang kaya juga hanya memberikan pelita di atas tempurung kelapa juga.

Kalau dibilang dari kondisi ekonomi, berarti alangkah beruntungnya jadi orang miskin. Misalnya memberikan pelita dari penjualan rambutnya, maka nilainya sudah luar biasa besar; sedangkan kalau jadi orang kaya, memberikan pelita dari penjualan rambutnya (sama ketulusan, sama pengorbanan, dan sama jumlahnya), namun nilainya malah jadi kecil.


Offline rooney

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.750
  • Reputasi: 47
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia...
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #17 on: 18 July 2011, 09:39:37 AM »
Mungkin sudah menjadi trademark film (dan juga masyarakat) kalo orang kaya itu licik, sombong, dan tidak tulus, sedangkan orang miskin itu jujur, rendah hati, dan tulus  ;D
« Last Edit: 18 July 2011, 09:41:08 AM by rooney »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #18 on: 18 July 2011, 09:39:56 AM »
Justru itu saya jadi bertanya, dana itu dinilai dari ketulusan, jumlah, atau kondisi ekonomi seseorang?

Kalau dibilang dari ketulusan, kaya juga bisa tulus. Kecuali kalau di kisah itu tidak ada orang kaya yang tulus sehingga pelitanya mati semua.

Kalau dibilang dari jumlah, maka orang kaya yang memberikan dalam jumlah banyak dan lebih bagus, juga bisa sama nilainya. Balik lagi, kecuali di kisah itu yang kaya juga hanya memberikan pelita di atas tempurung kelapa juga.

Kalau dibilang dari kondisi ekonomi, berarti alangkah beruntungnya jadi orang miskin. Misalnya memberikan pelita dari penjualan rambutnya, maka nilainya sudah luar biasa besar; sedangkan kalau jadi orang kaya, memberikan pelita dari penjualan rambutnya (sama ketulusan, sama pengorbanan, dan sama jumlahnya), namun nilainya malah jadi kecil.



kombinasi dari semua itu disebut pengorbanan, kualitas pengorbanan inilah yag menentukan. seorang miskin yg berdana sebungkus nasi jatah pribadinya akan lebih besar nilai dananya, sebaliknya seorang kaya yg berdana rolex memiliki kualitas dana yg lebih rendah, krn si miskin telah melakukan perbuatan yg dapat berakibat ia menjadi kelaparan bahkan kematian, sebaliknya si orang kaya tidak menderita apa2 karena punya banyak rolex

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #19 on: 18 July 2011, 09:53:52 AM »
saya juga belum tahu juga sih kebenaran sutta ini, mungkin ada yg bisa menunjukkan sutta asli jika ada..
saya post tujuannya untuk di baca karena sangat bagus menurut saya..

intinya sih menurut saya adalah Persembahan yang betapa kecil dan sederhanapun asalkan di lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas pasti akan membuahkan karma yang baik dan mendatangkan kebahagiaan di masa datang.
jadi bagi yg miskin jangan sedih karena tidak bisa dana apapun buat kebaikan, karena uang bukan segalanya, bisa juga dana dengan tenaga dan pikiran, uang bisa saja di kalahkan dengan dana pikiran dan tenaga..
contohnya misalnya ada seseorang yang jahat di penjara, orang kaya punya uang yg bisa menjamin buat keluar dari penjara, sedangkan orang miskin punya pikiran yg bijak buat ceramah untuk menasehati supaya tidak melakukan kejahatan lagi ketika keluar dari penjara dan akhirnya sadar buat tidak melakukan kejahatan lagi yg bisa masuk penjara..

soal dewa sakka saya tidak tahu juga maksudnya..  ;D

soal ceritanya ya kita ambil yg baik2 saja, jika merasa ada yg tidak baik ya jangan di tiru..  :))
seperti ajaran Sang Buddha, ehipasiko saja..  :x

Saya juga menangkap sisi baik dari cerita itu, tapi menurut saya ada yang mengganjal, sehingga seperti memberi kebaikan di satu sisi, tapi memberikan pola pikir yang salah di sisi lain. Jika dana itu menjadi berharga karena nenek itu miskin, bukankah berarti tidak ada gunanya menjadi orang kaya?


Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #20 on: 18 July 2011, 09:59:08 AM »
kombinasi dari semua itu disebut pengorbanan, kualitas pengorbanan inilah yag menentukan. seorang miskin yg berdana sebungkus nasi jatah pribadinya akan lebih besar nilai dananya, sebaliknya seorang kaya yg berdana rolex memiliki kualitas dana yg lebih rendah, krn si miskin telah melakukan perbuatan yg dapat berakibat ia menjadi kelaparan bahkan kematian, sebaliknya si orang kaya tidak menderita apa2 karena punya banyak rolex
Jadi kalau orang kaya, harus mengorbankan hartanya sampai pada taraf 'gue bakal modar kelaparan nih' baru bisa menyaingi pemberian 1 nasi dari si miskin?

Bukankah ini berarti orang miskin dananya lebih besar dari orang kaya; orang lemah, dana tenaganya lebih baik dari orang kuat; orang bodoh, dana pengajarannya lebih besar dari orang pintar? Apakah Buddha mengajarkan sedemikian mudah berdana bagi orang miskin, lemah, bodoh, dan sejumlah kekurangan lainnya?

Saya tahu kok maksud bro Indra tentang 'pengorbanan', tapi menurut saya, dalam kisah ini tidak dijelaskan dengan baik, dan justru bisa menggiring pada pemahaman salah.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #21 on: 18 July 2011, 10:04:06 AM »
Jadi kalau orang kaya, harus mengorbankan hartanya sampai pada taraf 'gue bakal modar kelaparan nih' baru bisa menyaingi pemberian 1 nasi dari si miskin?

Bukankah ini berarti orang miskin dananya lebih besar dari orang kaya; orang lemah, dana tenaganya lebih baik dari orang kuat; orang bodoh, dana pengajarannya lebih besar dari orang pintar? Apakah Buddha mengajarkan sedemikian mudah berdana bagi orang miskin, lemah, bodoh, dan sejumlah kekurangan lainnya?

Saya tahu kok maksud bro Indra tentang 'pengorbanan', tapi menurut saya, dalam kisah ini tidak dijelaskan dengan baik, dan justru bisa menggiring pada pemahaman salah.


sebagai suatu karya seni, kisah ini sudah cukup mendidik, walaupun tentu saja masih banyak celah yg tidak sempurna, karena sutu karya seni umumnya punya suatu target, sehingga melupakan aspek di luar target

Offline kakao

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.197
  • Reputasi: 15
  • Gender: Male
  • life is never sure, but die is certain
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #22 on: 18 July 2011, 10:08:55 AM »
Cerita ini terjadi pada jaman Sang Buddha dimana pada saat itu guru Sakyamuni Buddha mengunjungi suatu tempat untuk membabarkan Dharma ajarannya. Sudah menjadi kebutuhan diwaktu malam diperlukan lampu dengan bahan minyak karena waktu itu belum ada listrik. Orang membuat lampu dari wadah logam atau keramik bahkan kaca / kristal. Semua orang ingin mendengarkan pembabaran Dharma dari Sang Buddha. Dimana yang hadir merupakan orang-orang yang kaya dengan mempersembahkan lampu pelita yang wadahnya terbuat dari bahan logam mulia/emas – perak/kristal untuk menerangi ruangan tempat guru Sakyamuni Buddha membabarkan ajarannya.

Diantara sekian orang kaya, terdapat seorang janda tua yang sudah lanjut usia sangat miskin berbadan bungkuk yang juga ingin mendengarkan Dharma Sang Buddha, tapi malang sekali dia tidak memiliki uang ataupun barang berharga, yang ada hanya rambut panjangnya yang sudah memutih, menjadi milik satu satunya yang paling berharga, akhirnya dia mengambil  keputusan memotong rambutnya, dengan harapan potongan rambutnya itu dapat ditukarkan dengan secangking minyak. Dengan susah panyah kesana kemari akhirnya dia berhasil mendapatkan sedikit minyak yang kemudian dia tempatkan didalam tempurung kelapa, barang yang masih dimilikinya. Lampu pelita yang sederhana dinyalakan kemudian dipersembahkan kepada Sang Buddha sebagai rasa hormat kepada sang guru dunia. Ditengah ratusan manusia yang melakukan penghormatan kepada sang Buddha dan mendengarkan Dharma, tiba-tiba para Dewa (Dewa Sakkha) mendatangkan angina ribut yang mengakibatkan suasana menjadi hiruk pikuk. Keajaiban pun terjadi ! semua lampu pelita yang di persembahkan kepada Sang Buddha padam, kecuali satu pelita yang masih menerangi ruangan Dharma, yaitu pelita dari tempurung kelapa yang dipersembahkan si Janda tua, meskipun nyalanya kecil tetapi tenang bahkan tidak berkedip oleh terpaan angin rebut itu.

Dengan keagungannya itu Sang Budddha mengatakan “Ketauhuilah wahai kalian semua, satu lampu yang tetap menyala ini adalah persembahan yang di sertai pengorbanan dan ketulusan hati dari seorang yang saat ini duduk di bagian paling belakang. Karena dia merasa dirinya tidak pantas untuk duduk di barisan depan sejajar dengan kalian karena merasa persembahannya sangat sederhana dan tak ternilai sama sekali “. Ratusan mata dengan serempak memandang seorang nenek tua dengan rambut terpotong pendek lalu Sang Buddha melanjutkan “Rambutnya telah di potong hingga hampir habis dan potongannya telah di tukarkan dengan sedikit minyak, yang ia nyalakan di lampu pelita yang kalian lihat terang ini”. Persembahan dengan hati tulus dan ikhlas Sang Ibu janda tua ini, merupakan tauladan Bhakti Pelita. Persembahan yang betapa kecil dan sederhanapun asalkan di lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas pasti akan membuahkan karma yang baik dan mendatangkan kebahagiaan di masa datang.



Thanx video atas bantuan dari Bro Indra..  ^:)^

Menurut saya pengorbanan dan ketulusan adalah paling tertinggi dari segala2nya dalam hal apapun dalam kehidupan kita ini..
cinta, keluarga, teman, dan lain2 jika di lakukan dengan pengorbanan dan ketulusan..  ;D
melihat film ini mengingatkan kaset VCD original kakao film Buddha yang dipinjem temen sampai sekarang nggak dipulang-pulangin,..padahal belinya di Mall TA,.mahal T_T! :-? :-?
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[img]

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #23 on: 18 July 2011, 10:34:10 AM »
jadi orang miskin merupakan berkah utama, itulah ajaran buda =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #24 on: 18 July 2011, 11:26:40 AM »
Menurut saya, tidak perlu ribet mendefinisikan "dana tertinggi".

Ketika seseorang berusaha untuk tulus karena ingin nilai dananya menjadi "tinggi", maka pertanyaannya adalah "apa dia memang bisa menjadi tulus dengan berusaha tulus?"

Inti dari berdana adalah praktik "melepas". Tapi ketika ingin berdana, mengapa kita malah berharap untuk bisa "mendapat" lebih banyak?

Suatu dana akhirnya menjadi tertinggi, sedang, atau kecil, ya terserah. Semua tergantung kondisi. Yang penting esensi dana itu kita dapat, saya rasa sudah cukup.

Saya pernah dengar ada orang yang bilang bahwa "melepaskan perasaan benci (pada suatu keadaan atau kebencian pada seseorang)" adalah suatu bentuk dana juga. Hmm cukup menarik...

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #25 on: 22 July 2011, 09:58:30 PM »
wah baru lihat topic saya.. di gempur nih..  :x
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #26 on: 22 July 2011, 10:25:44 PM »
Saya juga menangkap sisi baik dari cerita itu, tapi menurut saya ada yang mengganjal, sehingga seperti memberi kebaikan di satu sisi, tapi memberikan pola pikir yang salah di sisi lain. Jika dana itu menjadi berharga karena nenek itu miskin, bukankah berarti tidak ada gunanya menjadi orang kaya?


kontroversi mungkin karena masalah miskin cerita ini.. tapi seperti yg telah di sampaikan om Indra adalah pengorbanan.. yg di lakukan adalah pengorbanan dan tulus dalam cerita itu, itulah maksudnya.. tidak peduli dia itu miskin atau kaya, bukan itu intinya..

saya kasih cerita sedikit di film aftershock, mungkin ada yg pernah nonton, ini kisah nyata di tulisnya begitu..  ;D
waktu terjadi gempa dahsyat di cina tahun 2006-2008, saya lupa persis tahunnya, ada seseorang laki-laki yg kaya dalam film itu tapi dia mau berkorban fisik dan tulus mengevakuasi langsung ke tempat kejadian karena mungkin teringat waktu kecil laki-laki ini dan keluarganya pernah tertimpa musibah gempa dahsyat di tahun 70an jadi ingin menolong..
ini orang kaya saja mau seperti itu padahal dia kaya, bisa saja berdana uang saja..  :-?
dana ini mungkin bisa mengalahkan dana uang jika laki-laki itu dana uang saja dan tidak langsung berkorban fisik, jadi uang bukan pengukurannya, apalagi miskin atau kaya..
kisah ini menceritakan orang kaya saja bisa melakukan itu..  8)

ini menurut pikiran saya saja ko Kainyn..  ;D

Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #27 on: 22 July 2011, 10:52:06 PM »
Jadi kalau orang kaya, harus mengorbankan hartanya sampai pada taraf 'gue bakal modar kelaparan nih' baru bisa menyaingi pemberian 1 nasi dari si miskin?

Bukankah ini berarti orang miskin dananya lebih besar dari orang kaya; orang lemah, dana tenaganya lebih baik dari orang kuat; orang bodoh, dana pengajarannya lebih besar dari orang pintar? Apakah Buddha mengajarkan sedemikian mudah berdana bagi orang miskin, lemah, bodoh, dan sejumlah kekurangan lainnya?

Saya tahu kok maksud bro Indra tentang 'pengorbanan', tapi menurut saya, dalam kisah ini tidak dijelaskan dengan baik, dan justru bisa menggiring pada pemahaman salah.

mungkin harus dengan di tambah maanfaat yg baik yg di peroleh penerima dari yg dana..

jika ada yg dana pengorbanan dan tulus tapi pandangannya salah ya bisa tidak bermanfaat.
contoh:
jika ada kelompok perampok, seseorang perampok menolong temannya ketika kaki tertembak polisi, orang ini dengan tulus dan berkorban menolong temannya lari ke tempat yg jauh di hutan untuk menghindari polisi..
karena pandangan salah walaupun berkorban dan tulus tapi tujuannya ke depan buruk makanya dananya impoten..  :))

pengorbanan dan tulus, mungkin harus di tambah pandangan benar, manfaat yg di peroleh..  :)

 _/\_


Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #28 on: 22 July 2011, 11:15:49 PM »
mungkin harus dengan di tambah maanfaat yg baik yg di peroleh penerima dari yg dana..

jika ada yg dana pengorbanan dan tulus tapi pandangannya salah ya bisa tidak bermanfaat.
contoh:
jika ada kelompok perampok, seseorang perampok menolong temannya ketika kaki tertembak polisi, orang ini dengan tulus dan berkorban menolong temannya lari ke tempat yg jauh di hutan untuk menghindari polisi..
karena pandangan salah walaupun berkorban dan tulus tapi tujuannya ke depan buruk makanya dananya impoten..  :))

pengorbanan dan tulus, mungkin harus di tambah pandangan benar, manfaat yg di peroleh..  :)

 _/\_




kenapa impoten? IMO, orang itu telah melakukan perbuatan mulia yaitu menolong orang yg membutuhkan pertolongan, terlepas dari apakah orang itu penjahat atau bukan.

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #29 on: 23 July 2011, 08:54:26 AM »
kenapa impoten? IMO, orang itu telah melakukan perbuatan mulia yaitu menolong orang yg membutuhkan pertolongan, terlepas dari apakah orang itu penjahat atau bukan.
Temannya juga orang jahat, sesama perampok.. Jika perampok menolong perampok dari tangkapan polisi, memang menolong tapi bukannya jika tidak di penjara, bisa saja berkeliaran merampok lagi? Walaupun di penjara, terus keluar dari penjara mungkin bisa saja merampok lagi, tapi kan perbuatan jahatnya tertunda karena di penjara..
Mungkin om Indra bisa jelaskan yg benar?
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #30 on: 23 July 2011, 09:03:23 AM »
Temannya juga orang jahat, sesama perampok.. Jika perampok menolong perampok dari tangkapan polisi, memang menolong tapi bukannya jika tidak di penjara, bisa saja berkeliaran merampok lagi? Walaupun di penjara, terus keluar dari penjara mungkin bisa saja merampok lagi, tapi kan perbuatan jahatnya tertunda karena di penjara..
Mungkin om Indra bisa jelaskan yg benar?


saya ambil contoh fangshen, misalnya kita melepas ikan dengan niat untuk menyelamatkan ikan itu dari kematian akibat dibunuh oleh koki, perbuatan melepaskan ikan itu adalah tetap perbuatan mulia, walaupun mungkin saja setelah kita lepaskan, ikan itu mati karena tertangkap oleh ikan besar lain, atau terperangkap dalam jala penangkap ikan, atau jatuh terpeleset kulit pisang. matinya ikan itu bukan urusan kita, dan kita tidak terlibat dalam matinya itu.

apakah temen kita akan merampok lagi setelah kita tolong, itu bukan urusan kita. hal itu sepenuhnya keputusan si teman itu, jika ia tau diri, ia akan bersyukur karena telah ditolong dan mengubah cara hidupnya, jika sebaliknya, maka itu adalah urusannya sendiri, dan dia tidak bisa berharap akan dapat ditolong lagi kelak. intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat

Offline CHANGE

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 598
  • Reputasi: 63
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #31 on: 23 July 2011, 10:43:49 AM »
Pengorbanan dan ketulusan memang sangat penting di dalam berbuat suatu kebajikan, karena ketulusan itu sendiri satu bentuk dari berbuat baik dengan "melepas". saya hanya menambahkan dari sisi pengorbanan dan ketulusan dari dilakukan sesorang dalam kisah nyata ini seperti memberikan inspirasi kepada pihak lain ikut termotivasi karena ketulusan tersebut.


SEPATU BEKAS YANG MENGUBAH HIDUP

Aku baru saja bercerai, sendirian membesarkan anak-anakku : Morgan, Hannah, dan Christoper, semuanya masih balita. Aku memiliki penghasilan yang lumayan sebagai peñata rambut dan memiliki rumah yang bagus. Tetapi aku merasa bersalah akan perceraianku sehingga aku memanjakan anak-anakku berlebihan. Aku membawa mereka berlibur ke tempat-tempat eksotis dan belanja sepatu-sepatu mermerek mahal, apapun yang mereka inginkan. Aku memberi mereka banyak kompensasi. Itu adalah caraku untuk menunjukkan kepada mereka hal yang kupikir adalah kasih sayang.

Pada musim semi tahun 1999 aku pergi ke Peten, Guatemala, untuk mengikuti lomba semi marathon. Sewaktu berlari, aku melihat sekelompok anak merendam kaki mereka ke cairan hitam yang lengket.

“Apa itu?” aku bertanya kepada pelari lainya. “Mereka melumuri telapak kaki mereka dengan tar karena mereka tidak memiliki sepatu,” jelasnya. “Bila berkaki telanjang, mereka akan rentan terhadap luka goresan dan bakteri. Mereka pikir tar akan melindungi kaki mereka.”

Aku memandang ke bawah dan melihat sepatu lariku yang seharga 100 dollar. Aku merasa tidak nyaman. Anak-anak itu berjalan bermil-mil dengan kaki telanjang, di sepanjang jalan kerikil yang panas.

Selama penerbangan pulang aku tidak dapat mengenyahkan hal tersebut dari kepalaku. Bagaimana anak-anak itu bisa bermain seperti anak-anak lain? Aku memikirkan anak-anakku sendiri dan betapa banyak hal yang mereka miliki. Semua dikarenakan aku merasa bersalah. Sekarang perasaan bersalah yang lain menusuk hatiku.

Jawaban datang secara mendadak. Apa yang dilakukan teman krabatku dengan sepatu lama mereka? Membuangnya, biasanya masih dalam kondisi bagus. Dan anak-anak? Mereka berganti sepatu dan pakaian hampir secepat kita dapat membelikan mereka yang baru.

Aku tahu apa yang harus dilakukan – mengumpulkan sejumlah sepatu dan membawanya ke Guatemala. Aku menyampaikan gagasanku kepada teman, tetangga, anak-anakku dan semua orang yang bersedia mendengarnya. Ada yang memandangku dengan aneh dan ada juga yang memberikan sepatu bekas mereka.

“Ini Bu, sepatu ini sudah hampir tidak muat untukku,” ujar Hannah, anakku yang berumur 7 tahun, sembari menyerahkan sepatu Mary Jane berwarna hitam kesukaannya. Aku sangat bangga terhadapnya.

Tidak memakan waktu lama hingga garasiku penuh dengan berbagai macam sepatu, hingga akhirnya tumpah ruah ke halaman.
Menjelang Natal aku kembali ke panti asuhan di pinggir Kota Guatemala City. Aku berjalan dengan susah payah menuju ke pintu masuknya di mana seorang biarawati berdiri di depan pintu.

“Aku memiliki tiga kardus berisi sepatu-sepatu untuk disumbangkan,: kataku. “Silahkan masuk!” jawabnya. Aku hampir tersedak oleh suasananya, begitu miskinya. Dapatkah aku benar-benar bisa membuat perbedaan di sini? Dengan segera, anak-anak mengerumuniku. Kebanyakan berkaki telanjang. Ketika mereka melihat tumpukan sepatu kets dan sandal, mereka langsung bersemangat! Mereka terkikih satu sama lain sembari menyisiri kardus itu satu persatu.

“Sepatu-sepatu ini adalah hadiah Natal satu-satunya bagi anak-anak ini,” ujar biarawati itu dengan suara menahan tangis.
Kami memastikan tiap anak mendapat sepasang dan membiarkan sisanya untuk didistribusikan. Kurasa itulah dia – perubahan baiku. Aku mengucapkan selamat tinggal dan beranjak ke luar.

Kemudian aku mendengar suara biarawati itu. “Tunggu!” Teriaknya. Aku memutar kepalaku. “Kapan Anda akan kembali lagi?”

Itu dia, pertanyaan yang mengguncang hingga dasar hati nuraniku. Nona, ini adalah hal yang hanya dilakukan satu kali saja, bathinku. “Kami memerlukan bantuan,” ujarnya. “Kami selalu memerlukan lebih.’

Lagi-lagi dalam penerbangan pulang aku tidak dapat menghalau bayangan anak-anak tersebut dari pikiranku, seperti Tuhan menaruh hal tersebut di mataku. Sewaktu kembali ke rumah aku memberitahu teman-temanku, “Kita harus tetap melakukan hal ini.”

Aku memprakarsai berdirinya organisasi Share Your Soles. Apapun boleh, mulai dari sepatu bot hingga sandal dan selop, bahkan roller blades dan sepatu bola, disumbangkan kepada kami. Proyek ini telah berkembang melebihi rumahku. Perusahaan real-estate setempat, mendengar tentang kami dan menyumbangkan sebuah gudang. Kami mendapat sukarelawan lebih banyak dan menjadi terorganisir. Sepatu kets dicuci, sepatu pesta disemir. Sepatu untuk pemakaian sehari-hari diperbaiki.

Share Your Soles berkembang pesat hingga American Airlanes menawarkan untuk menerbangkan kami ke tempat-tempat pendistribusian di seluruh dunia secara Cuma-Cuma. Kami dapat mengirim 13.000 pasang sepatu ke korban badai Katrina di New Orleasns dan 15.000 pasang sepatu ke korban bencana Sri Lanka di Thailand.

Aku sangat menyukai tugas mengantar sepatu, dan kadangkala aku membawa anak-anakku turut serta. Itu adalah cara baruku dalam memanjakan mereka – dengan menunjukkan betapa kita diberkati dengan mampu membantu orang lain. Apakah itu dengan membawa bot musim dingin ke daerah penampungan orang Indian Amerika, sandal ke Afrika ataupun sepatu kets ke Amerika Tengah, anak-anakku suka melihat ekspresi kebahagiaan yang terpancar di wajah anak-anak yang mendapatkan sepasang sepatu. Hal itu melebihi segala hal yang mempu kubeli untuk mereka.
Sepatu bekas dapat memilki dampak besar terhadap kehidupan seorang anak: sepatu tersebut dapat menjadi sebuah sarana transportasi, sebuah perangkat pendidikan (ada anak-anak yang tidak diterima oleh sekolah bila tidak bersepatu), dan sumber kepercayaan diri. Sepasang sepatu dapat memiliki makna yang besar. Sepatu dapat mengubah hidup seseorang.

Share Your Soles telah mendistribusikan lebih dari 350.000 pasang sepatu. Semua orang, mulai dari Pramuka hingga anak-anak cacat hinggar orang-orang dengan berbagai kepercayaan turut menjadi sukarelawan. Aku bertanya kepada mereka pertanyaan yang pernah ditanyakan kepadaku: “Kapan Anda akan kembali lagi?” Aku sadar sekarang bahwa bila kita memperhatikan sekitar kita, kita dapat mengubah hidup seseorang , bahkan hidup kita sendiri.

Semoga Bermanfaat

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #32 on: 23 July 2011, 01:47:29 PM »
 [at]  stephen chow

OK, intinya adalah pengorbanan. Jadi seandainya pelita 20rb, lalu bro SC punya uang 100rb, beli 1, sumbang. Di sisi lain, saya tidak punya uang, harus cari uang dulu, jadi calo tiket atau ngamen, dapet uang, beli pelita 20rb juga. Tapi karena saya lebih miskin, berarti 20rb = pengorbanan lebih besar. Berarti kalau pelita dihembus angin Tavatimsa, punya saya ga mati.

Kesimpulan: jadi orang miskin dananya lebih mantep, bukan? ;D


Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #33 on: 23 July 2011, 03:30:35 PM »
dana tertinggi itu pengorbanan dan ketulusan lantas kata2 bhwa dana dhamma lah yang tertinggi apa masih bisa di gunakan? mohon pencerahannya
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #34 on: 23 July 2011, 03:36:12 PM »
dana tertinggi itu pengorbanan dan ketulusan lantas kata2 bhwa dana dhamma lah yang tertinggi apa masih bisa di gunakan? mohon pencerahannya

tergantung konteksnya, kalo lagi ada proyek cetak buku, maka dana dhamma lah yg tertinggi

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #35 on: 23 July 2011, 03:39:20 PM »
tergantung konteksnya, kalo lagi ada proyek cetak buku, maka dana dhamma lah yg tertinggi
jadi semua itu tergantung dari situasi dan kondisi bro dan tidak bisa di lihat dari segi besarnya materi yang di keluarkan?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #36 on: 23 July 2011, 03:42:55 PM »
jadi semua itu tergantung dari situasi dan kondisi bro dan tidak bisa di lihat dari segi besarnya materi yang di keluarkan?

maksud saya, jika ada penggalangan dana cetak buku, dan anda mengatakan dana dhamma tidak bernilai, siapa yg mau dana? ini hanyalah bahasa marketing

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #37 on: 24 July 2011, 01:13:23 PM »
saya ambil contoh fangshen, misalnya kita melepas ikan dengan niat untuk menyelamatkan ikan itu dari kematian akibat dibunuh oleh koki, perbuatan melepaskan ikan itu adalah tetap perbuatan mulia, walaupun mungkin saja setelah kita lepaskan, ikan itu mati karena tertangkap oleh ikan besar lain, atau terperangkap dalam jala penangkap ikan, atau jatuh terpeleset kulit pisang. matinya ikan itu bukan urusan kita, dan kita tidak terlibat dalam matinya itu.

apakah temen kita akan merampok lagi setelah kita tolong, itu bukan urusan kita. hal itu sepenuhnya keputusan si teman itu, jika ia tau diri, ia akan bersyukur karena telah ditolong dan mengubah cara hidupnya, jika sebaliknya, maka itu adalah urusannya sendiri, dan dia tidak bisa berharap akan dapat ditolong lagi kelak. intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat
terlepas dari ikan juga bisa jatuh kepleset kulit pisang <--- pengetahuan baru buat saya..  :)
saya ingin bertanya om, bagaimna kalau setelah kita menolong perampok yang kakinya terluka itu, kita lalu kedapatan oleh polisi dan diduga sebagai bagian dari kompotan perampok??
bukankah karna kamma baik menolong itu malah kita jadi terlibat masalah?
ataukah akan dijawab perbuatan menolong itu satu kamma baik, dan jika ternyata terbawa dalam masalah maka itu adalah vipaka dari kamma buruk kita yang lain (dalam hal ini bukan karena menolong)??


maksud saya, jika ada penggalangan dana cetak buku, dan anda mengatakan dana dhamma tidak bernilai, siapa yg mau dana? ini hanyalah bahasa marketing
sudah kuduga..  ;D
tapi apakah dana dhamma bukan benar2 yang tertinggi om indra??
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #38 on: 24 July 2011, 01:33:55 PM »
terlepas dari ikan juga bisa jatuh kepleset kulit pisang <--- pengetahuan baru buat saya..  :)
bisa saja kalau ikan itu sedang berjalan tidak hati2.

Quote
saya ingin bertanya om, bagaimna kalau setelah kita menolong perampok yang kakinya terluka itu, kita lalu kedapatan oleh polisi dan diduga sebagai bagian dari kompotan perampok??
bukankah karna kamma baik menolong itu malah kita jadi terlibat masalah?
ataukah akan dijawab perbuatan menolong itu satu kamma baik, dan jika ternyata terbawa dalam masalah maka itu adalah vipaka dari kamma buruk kita yang lain (dalam hal ini bukan karena menolong)??
melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat. tapi jika kita sedang berlatih untuk mengembangkan metta karuna, maka resiko tertangkap polisi layak dihadapi, bahkan jika hukuman bagi pelindung penjahat adalah hukum pancung.

Quote
sudah kuduga..  ;D
tapi apakah dana dhamma bukan benar2 yang tertinggi om indra??

tentu saja dana dhamma adalah dana tertinggi. tapi saat ini banyak sekali pihak yg mengecilkan makna dana dhamma ini untuk tujuan yg kurang mulia demi kepentingan pribadi atau kelompok. Dana Dhamma yg saya pahami adalah ketika seseorang menasihati orang lain agar menjalankan moralitas (pancasila untuk orang awam), mengokohkan keyakinan pada sang Tiratana, menghilangkan keragu2an sehubungan dengan 4KM. sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Sang Buddha dalam MN 142 Dakhinavibhanga Sutta.

terlepas dari ikan terpeleset kulit pisang itu, dalam konteks Parami, maka dana tertinggi dilakukan dengan mengorbankan nyawa.


Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #39 on: 24 July 2011, 01:53:01 PM »
bisa saja kalau ikan itu sedang berjalan tidak hati2.

melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat. tapi jika kita sedang berlatih untuk mengembangkan metta karuna, maka resiko tertangkap polisi layak dihadapi, bahkan jika hukuman bagi pelindung penjahat adalah hukum pancung.

tentu saja dana dhamma adalah dana tertinggi. tapi saat ini banyak sekali pihak yg mengecilkan makna dana dhamma ini untuk tujuan yg kurang mulia demi kepentingan pribadi atau kelompok. Dana Dhamma yg saya pahami adalah ketika seseorang menasihati orang lain agar menjalankan moralitas (pancasila untuk orang awam), mengokohkan keyakinan pada sang Tiratana, menghilangkan keragu2an sehubungan dengan 4KM. sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Sang Buddha dalam MN 142 Dakhinavibhanga Sutta.

terlepas dari ikan terpeleset kulit pisang itu, dalam konteks Parami, maka dana tertinggi dilakukan dengan mengorbankan nyawa.

terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)
intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat.
melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat..
makasih penjelasannya om..  :)

jadi apakah membantu (materi) penerbitan buku dhamma itu tidak termasuk dana dhamma om?
mungkin karena kalimat2 seperti itu sudah sangat sering tercetak di buku2, makanya tidak bermakna tinggi lagi..
dana dhamma menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan..
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #40 on: 24 July 2011, 02:16:54 PM »
terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)
intinya adalah perbuatan menolong itu adalah baik, tidak perlu membeda2kan apakah orang yg kita tolong itu adalah orang baik atau orang jahat. walaupun tentu saja, menolong orang baik jelas lebih bermanfaat daripada menolong orang jahat.
melindungi penjahat adalah perbuatan melanggar hukum, jika kita taat hukum maka sebaiknya kita tidak menolong penjahat..
makasih penjelasannya om..  :)

jadi apakah membantu (materi) penerbitan buku dhamma itu tidak termasuk dana dhamma om?
mungkin karena kalimat2 seperti itu sudah sangat sering tercetak di buku2, makanya tidak bermakna tinggi lagi..
dana dhamma menjadi hal yang sangat mudah untuk dilakukan..

baca2 dulu thread ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=18724.0

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #41 on: 24 July 2011, 02:28:46 PM »
setelah membaca dari link yang di berikan bro indra saya tertarik dengan yang ini
Ini bukan tentang media sih. Tapi, kalo mencetak buku dhamma, yang kita danakan adalah uang/materi (bukan Dhamma). mungkin begitu? CMIIW.

seperti pada awal saya tanyakan jika dana dhamma tertinggi apakah harus menggunakan materi?

sedangkan seperti om indra bilang seperti dibawah ini, yang lebih dapat di terima oleh saya , bahwa dana dhamma tertinggi adalah ketika kita memberikan pengetahuan atau pembabaran dhamma yang baik untuk orang lain adalah dhamma tertinggi
Quote
Dana Dhamma yg saya pahami adalah ketika seseorang menasihati orang lain agar menjalankan moralitas (pancasila untuk orang awam), mengokohkan keyakinan pada sang Tiratana, menghilangkan keragu2an sehubungan dengan 4KM. sesuai dengan apa yg diajarkan oleh Sang Buddha dalam MN 142 Dakhinavibhanga Sutta.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #42 on: 24 July 2011, 02:30:55 PM »
terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)


jangan sampai terlepas semuanya, ntar jadi bugil

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #43 on: 24 July 2011, 02:55:10 PM »
jangan sampai terlepas semuanya, ntar jadi bugil
;D
terlepas dari semuanya <--- semoga ndak jadi bugil..
terima kasih untuk penjelasannya om, semoga itu adalah dhamma dana juga..  :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #44 on: 24 July 2011, 04:07:48 PM »
Jadi kalau orang kaya, harus mengorbankan hartanya sampai pada taraf 'gue bakal modar kelaparan nih' baru bisa menyaingi pemberian 1 nasi dari si miskin?

Bukankah ini berarti orang miskin dananya lebih besar dari orang kaya; orang lemah, dana tenaganya lebih baik dari orang kuat; orang bodoh, dana pengajarannya lebih besar dari orang pintar? Apakah Buddha mengajarkan sedemikian mudah berdana bagi orang miskin, lemah, bodoh, dan sejumlah kekurangan lainnya?

Saya tahu kok maksud bro Indra tentang 'pengorbanan', tapi menurut saya, dalam kisah ini tidak dijelaskan dengan baik, dan justru bisa menggiring pada pemahaman salah.


jadi orang miskin merupakan berkah utama, itulah ajaran buda =))

plus, dikomporin oleh Mr. Y:
"lebih mudah bagi unta untuk lolos di lubang jarum ketimbang orang kaya masuk sorga..."

 :))

::

Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #45 on: 24 July 2011, 09:58:27 PM »
terlepas dari ikan juga bisa berjalan <--- pengetahuan baru lagi..  :)

Mestinya ikan berjalan banyak di temui di Indonesia, tapi lingkungan kota tidak memungkinkan untuk melihat fenomena ini:
Berikut photo ikan "papuyu" (kalo di jawa mungkin disebut "betik"?) Anabas testudineus (climbing perch), sebenarnya ada banyak ikan yang sedang "menyebrang" jalan, tapi telah ditangkapi teman orang yang sedang duduk di sepeda motor di photo, jelas untuk sumber protein.

yaa... gitu deh

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #46 on: 24 July 2011, 10:07:01 PM »
Mestinya ikan berjalan banyak di temui di Indonesia, tapi lingkungan kota tidak memungkinkan untuk melihat fenomena ini:
Berikut photo ikan "papuyu" (kalo di jawa mungkin disebut "betik"?) Anabas testudineus (climbing perch), sebenarnya ada banyak ikan yang sedang "menyebrang" jalan, tapi telah ditangkapi teman orang yang sedang duduk di sepeda motor di photo, jelas untuk sumber protein.



hanya saja dengan gaya berjalan seperti itu tampaknya mustahil terpeleset kulit pisang

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #47 on: 24 July 2011, 10:14:21 PM »
hanya saja dengan gaya berjalan seperti itu tampaknya mustahil terpeleset kulit pisang

 ;D

Tapi kalo medannya tertutup kulit pisang, kemungkinan ikannya cukup sulit menyeberang.


yaa... gitu deh

Offline williamhalim

  • Sebelumnya: willibordus
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.869
  • Reputasi: 134
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #48 on: 25 July 2011, 06:56:59 AM »
Dana Tertinggi...

jadinya dibanding2kan antara dana si A dengan dana si B.. dibandingkan antara orang kaya yg berdana dengan orang miskin... jadinya tolak-ukur tingginya manfaat dana adalah: antar orang yg berbeda2...

Padahal Buddhisme adalah untuk pengembangan batin sendiri, sehingga tolak-ukur nya adalah batin sendiri juga. Jadinya, dana-tertinggi ukurannya adalah 'kerelaan melepas' dan manfaatnya bagi perkembangan batin sendiri; seberapa ampuh kegiatan 'berdana' tersebut mampu mengikis kemelekatan batin diri-sendiri.


::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #49 on: 25 July 2011, 09:02:14 AM »
Dana Tertinggi...

jadinya dibanding2kan antara dana si A dengan dana si B.. dibandingkan antara orang kaya yg berdana dengan orang miskin... jadinya tolak-ukur tingginya manfaat dana adalah: antar orang yg berbeda2...

Padahal Buddhisme adalah untuk pengembangan batin sendiri, sehingga tolak-ukur nya adalah batin sendiri juga. Jadinya, dana-tertinggi ukurannya adalah 'kerelaan melepas' dan manfaatnya bagi perkembangan batin sendiri; seberapa ampuh kegiatan 'berdana' tersebut mampu mengikis kemelekatan batin diri-sendiri.


::

Nah, ini yang sebetulnya saya coba bahas. Dana adalah dana, latihan kerelaan adalah latihan kerelaan. Kalau dikatakan dana itu lebih baik karena si nenek miskin, maka seolah-olah dana orang miskin lebih baik daripada dana dari orang kaya. Padahal menurut Ajaran Buddha, seseorang bisa menjadi kaya adalah buah kamma baiknya. Pendek kata, adalah sebuah kamma baik bagi seseorang untuk menjadi kaya dan bisa berdana tulus tanpa perlu pengorbanan, sementara adalah kekurang-beruntungan menjadi seorang miskin yang walaupun tulus, sulit untuk berdana.

Di sisi lain, ada juga latihan pelepasan/pengorbanan yang dilakukan. Latihan ini dimulai dari melepas milik kita yang kurang berarti, sampai ke milik kita yang paling berarti (anggota tubuh, nyawa).

Dalam cerita di atas, menurut saya, dana yang diberikan si nenek adalah sama saja dengan dana lain-lainnya. Tapi memang latihan mengikis kekikirannya berbeda, mungkin lebih baik daripada yang lainnya.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #50 on: 25 July 2011, 09:32:05 AM »
Nah, ini yang sebetulnya saya coba bahas. Dana adalah dana, latihan kerelaan adalah latihan kerelaan. Kalau dikatakan dana itu lebih baik karena si nenek miskin, maka seolah-olah dana orang miskin lebih baik daripada dana dari orang kaya. Padahal menurut Ajaran Buddha, seseorang bisa menjadi kaya adalah buah kamma baiknya. Pendek kata, adalah sebuah kamma baik bagi seseorang untuk menjadi kaya dan bisa berdana tulus tanpa perlu pengorbanan, sementara adalah kekurang-beruntungan menjadi seorang miskin yang walaupun tulus, sulit untuk berdana.

Di sisi lain, ada juga latihan pelepasan/pengorbanan yang dilakukan. Latihan ini dimulai dari melepas milik kita yang kurang berarti, sampai ke milik kita yang paling berarti (anggota tubuh, nyawa).

Dalam cerita di atas, menurut saya, dana yang diberikan si nenek adalah sama saja dengan dana lain-lainnya. Tapi memang latihan mengikis kekikirannya berbeda, mungkin lebih baik daripada yang lainnya.


IMO, itu adalah interpretasi pembaca, saya sendiri lebih menangkap kesan pengorbanannya daripada miskinnya.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #51 on: 25 July 2011, 09:48:43 AM »
IMO, itu adalah interpretasi pembaca, saya sendiri lebih menangkap kesan pengorbanannya daripada miskinnya.
Terlepas dari latihan pengikisan kekikirannya, pengorbanannya tidak menyebabkan pelitanya lebih baik dari pelita yang lainnya. (Dengan catatan, yang lain juga berdana dengan niat baik, dari penghidupan benar, dsb.) 

Saya coba berikan perbandingan lain untuk menjelaskan maksud saya. Ada dua orang di tempat berbeda yang menyumbang ide. Satu orang biasa, satu lagi memang jenius. Untuk memberikan satu ide yang bermanfaat, orang biasa harus belajar giat dan tekun, sementara yang jenius memang bisa spontan memberikan ide tersebut.

Pemberian kedua ide tersebut adalah sama, bermanfaat sama, membuahkan hasil yang sama. Yang berbeda adalah dari sisi latihan, memang si orang biasa lebih mengembangkan semangat dan ketekunan dalam belajar.

Kalau dituangkan ke dalam cerita di atas, maka seolah-olah pemberian ide dari si orang biasa lebih baik, sebab dia harus belajar dulu mati-matian untuk sampai ke ide tersebut, sedangkan si jenius idenya "ditiup angin Sakkha" langsung lenyap. Maka kembali lagi, 'betapa ruginya jadi orang pinter/kaya' sebab dananya jadi kurang berarti.

Spoiler: ShowHide
Ya, memang ini 'karya seni' dan maksudnya baik juga bermanfaat, tapi saya memang 'kolot' pada celah-celah seperti ini.

« Last Edit: 25 July 2011, 10:15:51 AM by Kainyn_Kutho »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #52 on: 25 July 2011, 10:04:28 AM »
Cerita ini terjadi pada jaman modern dimana pada saat itu guru Ryu mengunjungi suatu tempat untuk membabarkan Dharma ajarannya. Sudah menjadi kebutuhan diwaktu malam diperlukan lampu dengan penerangan yang bagus dan watt yang besar karena waktu itu  listrik sudah sangat maju. Orang membuat lampu dari wadah logam atau keramik bahkan kaca / kristal. Semua orang ingin mendengarkan pembabaran Dharma dari Ryu. Dimana yang hadir merupakan orang-orang yang kaya dengan mempersembahkan lampu yang indah yang wattnya besar terbuat dari bahan logam mulia/emas – perak/kristal untuk menerangi ruangan tempat guru Sakyamuni Buddha membabarkan ajarannya.

Diantara sekian orang kaya, terdapat seorang janda tua yang sudah lanjut usia sangat miskin berbadan bungkuk yang juga ingin mendengarkan Dharma Ryu, tapi malang sekali dia tidak memiliki uang ataupun barang berharga, yang ada hanya rambut panjangnya yang sudah memutih, menjadi milik satu satunya yang paling berharga, akhirnya dia mengambil  keputusan memotong rambutnya, dengan harapan potongan rambutnya itu dapat ditukarkan dengan secangking minyak. Dengan susah payah kesana kemari akhirnya dia berhasil mendapatkan sedikit minyak yang kemudian dia tempatkan didalam tempurung kelapa, barang yang masih dimilikinya. Lampu pelita yang sederhana dinyalakan kemudian dipersembahkan kepada Ryu sebagai rasa hormat kepada sang guru dunia. Ditengah ratusan manusia yang melakukan penghormatan kepada Ryu dan mendengarkan Dharma, tiba-tiba para Dewa (Dewa PLN) mematikan aliran listrik yang mengakibatkan suasana menjadi hiruk pikuk. Keajaiban pun terjadi ! semua lampu mewah yang di persembahkan kepada Sang Buddha padam, kecuali satu pelita yang masih menerangi ruangan Dharma, yaitu pelita dari tempurung kelapa yang dipersembahkan si Janda tua, meskipun nyalanya kecil tetapi tenang tidak terkena dampak akibat listrik mati.

Dengan keagungannya ituRyu mengatakan “Ketahuilah wahai kalian semua, satu lampu yang tetap menyala ini adalah persembahan yang di sertai pengorbanan dan ketulusan hati dari seorang yang saat ini duduk di bagian paling belakang. Karena dia merasa dirinya tidak pantas untuk duduk di barisan depan sejajar dengan kalian karena merasa persembahannya sangat sederhana dan tak ternilai sama sekali “. Ratusan mata dengan serempak memandang seorang nenek tua dengan rambut terpotong pendek lalu Ryu melanjutkan “Rambutnya telah di potong hingga hampir habis dan potongannya telah di tukarkan dengan sedikit minyak, yang ia nyalakan di lampu pelita yang kalian lihat terang ini”. Persembahan dengan hati tulus dan ikhlas Sang Ibu janda tua ini, merupakan tauladan Bhakti Pelita. Persembahan yang betapa kecil dan sederhanapun asalkan di lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas pasti akan membuahkan karma yang baik dan mendatangkan kebahagiaan di masa datang.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #53 on: 25 July 2011, 10:14:10 AM »
Cerita ini terjadi pada jaman modern dimana pada saat itu guru Ryu mengunjungi suatu tempat untuk membabarkan Dharma ajarannya. Sudah menjadi kebutuhan diwaktu malam diperlukan lampu dengan penerangan yang bagus dan watt yang besar karena waktu itu  listrik sudah sangat maju. Orang membuat lampu dari wadah logam atau keramik bahkan kaca / kristal. Semua orang ingin mendengarkan pembabaran Dharma dari Ryu. Dimana yang hadir merupakan orang-orang yang kaya dengan mempersembahkan lampu yang indah yang wattnya besar terbuat dari bahan logam mulia/emas – perak/kristal untuk menerangi ruangan tempat guru Sakyamuni Buddha membabarkan ajarannya.

Diantara sekian orang kaya, terdapat seorang janda tua yang sudah lanjut usia sangat miskin berbadan bungkuk yang juga ingin mendengarkan Dharma Ryu, tapi malang sekali dia tidak memiliki uang ataupun barang berharga, yang ada hanya rambut panjangnya yang sudah memutih, menjadi milik satu satunya yang paling berharga, akhirnya dia mengambil  keputusan memotong rambutnya, dengan harapan potongan rambutnya itu dapat ditukarkan dengan secangking minyak. Dengan susah payah kesana kemari akhirnya dia berhasil mendapatkan sedikit minyak yang kemudian dia tempatkan didalam tempurung kelapa, barang yang masih dimilikinya. Lampu pelita yang sederhana dinyalakan kemudian dipersembahkan kepada Ryu sebagai rasa hormat kepada sang guru dunia. Ditengah ratusan manusia yang melakukan penghormatan kepada Ryu dan mendengarkan Dharma, tiba-tiba para Dewa (Dewa PLN) mematikan aliran listrik yang mengakibatkan suasana menjadi hiruk pikuk. Keajaiban pun terjadi ! semua lampu mewah yang di persembahkan kepada Sang Buddha padam, kecuali satu pelita yang masih menerangi ruangan Dharma, yaitu pelita dari tempurung kelapa yang dipersembahkan si Janda tua, meskipun nyalanya kecil tetapi tenang tidak terkena dampak akibat listrik mati.

Dengan keagungannya ituRyu mengatakan “Ketahuilah wahai kalian semua, satu lampu yang tetap menyala ini adalah persembahan yang di sertai pengorbanan dan ketulusan hati dari seorang yang saat ini duduk di bagian paling belakang. Karena dia merasa dirinya tidak pantas untuk duduk di barisan depan sejajar dengan kalian karena merasa persembahannya sangat sederhana dan tak ternilai sama sekali “. Ratusan mata dengan serempak memandang seorang nenek tua dengan rambut terpotong pendek lalu Ryu melanjutkan “Rambutnya telah di potong hingga hampir habis dan potongannya telah di tukarkan dengan sedikit minyak, yang ia nyalakan di lampu pelita yang kalian lihat terang ini”. Persembahan dengan hati tulus dan ikhlas Sang Ibu janda tua ini, merupakan tauladan Bhakti Pelita. Persembahan yang betapa kecil dan sederhanapun asalkan di lakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas pasti akan membuahkan karma yang baik dan mendatangkan kebahagiaan di masa datang.

Lanjutan: sayang sekali beberapa detik kemudian, lampu menyala kembali karena memang ada orang kaya yang menyumbang gen-set dan dana pelita itu tertutup kembali oleh cahaya lampu-lampu listrik yang terang benderang.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #54 on: 25 July 2011, 01:21:36 PM »
Lanjutan: sayang sekali beberapa detik kemudian, lampu menyala kembali karena memang ada orang kaya yang menyumbang gen-set dan dana pelita itu tertutup kembali oleh cahaya lampu-lampu listrik yang terang benderang.
Quote
pada saat gen-set di nyalakan dan lampu ikut menyala juga, tiba2 angin kencang berhembus dari kipas angin yang dinyalakan WAL akibat kepanasan , dan sang guru ryu akhirnya berkata " yah... ternyata saya salah nilai, mati juga pelita kamu "  :))
=))

terpatahkan juga alibi guru agung ryu btw secangking itu apa ya om ryu ??
« Last Edit: 25 July 2011, 01:24:54 PM by wang ai lie »
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #55 on: 25 July 2011, 07:28:31 PM »
Terlepas dari latihan pengikisan kekikirannya, pengorbanannya tidak menyebabkan pelitanya lebih baik dari pelita yang lainnya. (Dengan catatan, yang lain juga berdana dengan niat baik, dari penghidupan benar, dsb.) 



pelitanya terbukti lebih baik kok. lebih tahan angin ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #56 on: 26 July 2011, 09:56:48 AM »
pelitanya terbukti lebih baik kok. lebih tahan angin ;D
Kalau bisa menyala underwater baru sah.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #57 on: 26 July 2011, 10:02:01 AM »
Kalau bisa menyala underwater baru sah.

tentu saja bisa, tapi biaya produksi akan jadi sangat mahal

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #58 on: 27 July 2011, 11:05:38 AM »
Mestinya ikan berjalan banyak di temui di Indonesia, tapi lingkungan kota tidak memungkinkan untuk melihat fenomena ini:
Berikut photo ikan "papuyu" (kalo di jawa mungkin disebut "betik"?) Anabas testudineus (climbing perch), sebenarnya ada banyak ikan yang sedang "menyebrang" jalan, tapi telah ditangkapi teman orang yang sedang duduk di sepeda motor di photo, jelas untuk sumber protein.



:)  Cekidot:
Spoiler: ShowHide


Conservation status:
Not evaluated (IUCN 3.1)
Scientific classification Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Actinopterygii Order: Perciformes Family: Channidae Genus: Channa Species: C. micropeltes Binomial name Channa micropeltes
(Cuvier, 1831)

:) Kita mengenal hiu dan piranha sebagai predator air paling ganas. Namun kelihatannya reputasi mereka mendapat saingan berat dari seorang pendatang baru. Seekor ikan liar yang lebih mematikan dibanding piranha dan telah membunuh orang baru-baru ini ditangkap di pantai Inggris untuk pertama kalinya.

The Giant Snakehead - disebut demikian karena tubuhnya yang panjang dan giginya yang menakutkan tertangkap oleh seorang pemancing di Lincolnshire, Inggris. Giant Snakehead adalah salah satu spesies dari bermacam-macam jenis ikan Snakehead.

Ikan ini diberi julukan "gangster" nya dunia ikan. Ia memakan apapun yang terlihat olehnya dan bahkan dilaporkan telah membunuh manusia. Monster ini yang diduga berasal dari Asia Tenggara juga dapat merayap di daratan dan bertahan hidup tanpa air hingga 4 hari. Walaupun baru ditemukan, ikan ini telah memiliki reputasi sebagai predator yang menakutkan di beberapa bagian dunia. Di Amerika Serikat, ikan ini dijuluki "Franken Fish" karena kelihatan seperti makhluk yang keluar dari film horor.
Ikan ini pertama kali ditangkap oleh Andy Alder dari Lincoln. Tanpa sengaja ia menangkap ikan sepanjang 60 cm ini ketika ia sedang memancing di sungai Witham dekat Hykeham utara, Inggris. Dia berkata,"Ikan itu memiliki mulut penuh dengan gigi setajam silet. Sejujurnya, saya takut setengah mati."

Setelah ditemukan, ikan ini bukan saja membuat panik para pemancing saja namun juga para aktivis konservasi alam. Sebuah organisasi lingkungan hidup berkata bahwa apabila spesies ini berkembang biak, maka ia dapat memusnahkan makhluk lain di dalam air dan mereka beranggapan bahwa ini adalah sebuah bencana besar. Ben Weir, seorang wartawan dari majalah memancing berkata,"Selama hidupku bekerja di bidang pemancingan, aku belum pernah mendengar banyak suara kekuatiran seperti sekarang. Ikan ini nyata dan mereka tidak segan-segan menyerang manusia untuk melindungi anak-anak mereka."

Para ahli telah meneliti foto-foto ikan ini dan mengkonfirmasi bahwa ikan ini adalah predator sejati. Sekarang, ikan ini telah masuk dalam daftar hitam spesies yang dilarang untuk diimpor oleh Inggris. Ada kekuatiran bahwa ikan ini dapat diselundupkan untuk hewan piaraan akuarium dan kemudian dilepaskan secara ilegal. Salah satu pemancing terkemuka didunia, Jean Francois Helias dari majalah Angling Adventures Thailand berkata bahwa ikan ini yang bernama latin Channa Micropeltes adalah ikan terjahat dari semua spesies Snakehead. "Giant Snakehead tidak mengenal rasa takut" Katanya.
Ikan yang sama juga telah menimbulkan kekacauan ketika mereka masuk ke perairan Amerika Serikat tahun 2002. Para penembak jitu disiapkan di pinggir sungai untuk menembaki mereka. Pada waktu itu, air sungai dipenuhi oleh darah untuk memancing mereka keluar.

Untuk diketahui, Snakehead dewasa dapat mencapai panjang 90 cm dan berat 20 kilogram, Dan tebak, darimana persisnya ikan ini berasal ? ya, Indonesia. Kita mengenal jenis snakehead dengan sebutan IKAN GABUS. Giant Snakehead adalah salah satu variannya. (sumber kaskus)
:) Jika Bro& Sis ingin tahu lebih banyak ttg ikan yg dpt merayap di daratan ini silahkan googling “ giant snakehead/ giant mudfish (Channa micropeltes)”
:) sy pernah nonton film ttg ikan ini di National Geographic, bayangkan jika ikan ini ada di kolam renang rumah anda  :'(
:) bonus:
[spoiler]

:) Siyuegen
_/\_ SSBS
[/spoiler]

Offline hendrako

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.244
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #59 on: 27 July 2011, 10:14:33 PM »
:)  Cekidot:
Spoiler: ShowHide


Conservation status:
Not evaluated (IUCN 3.1)
Scientific classification Kingdom: Animalia Phylum: Chordata Class: Actinopterygii Order: Perciformes Family: Channidae Genus: Channa Species: C. micropeltes Binomial name Channa micropeltes
(Cuvier, 1831)

:) Kita mengenal hiu dan piranha sebagai predator air paling ganas. Namun kelihatannya reputasi mereka mendapat saingan berat dari seorang pendatang baru. Seekor ikan liar yang lebih mematikan dibanding piranha dan telah membunuh orang baru-baru ini ditangkap di pantai Inggris untuk pertama kalinya.

The Giant Snakehead - disebut demikian karena tubuhnya yang panjang dan giginya yang menakutkan tertangkap oleh seorang pemancing di Lincolnshire, Inggris. Giant Snakehead adalah salah satu spesies dari bermacam-macam jenis ikan Snakehead.

Ikan ini diberi julukan "gangster" nya dunia ikan. Ia memakan apapun yang terlihat olehnya dan bahkan dilaporkan telah membunuh manusia. Monster ini yang diduga berasal dari Asia Tenggara juga dapat merayap di daratan dan bertahan hidup tanpa air hingga 4 hari. Walaupun baru ditemukan, ikan ini telah memiliki reputasi sebagai predator yang menakutkan di beberapa bagian dunia. Di Amerika Serikat, ikan ini dijuluki "Franken Fish" karena kelihatan seperti makhluk yang keluar dari film horor.
Ikan ini pertama kali ditangkap oleh Andy Alder dari Lincoln. Tanpa sengaja ia menangkap ikan sepanjang 60 cm ini ketika ia sedang memancing di sungai Witham dekat Hykeham utara, Inggris. Dia berkata,"Ikan itu memiliki mulut penuh dengan gigi setajam silet. Sejujurnya, saya takut setengah mati."

Setelah ditemukan, ikan ini bukan saja membuat panik para pemancing saja namun juga para aktivis konservasi alam. Sebuah organisasi lingkungan hidup berkata bahwa apabila spesies ini berkembang biak, maka ia dapat memusnahkan makhluk lain di dalam air dan mereka beranggapan bahwa ini adalah sebuah bencana besar. Ben Weir, seorang wartawan dari majalah memancing berkata,"Selama hidupku bekerja di bidang pemancingan, aku belum pernah mendengar banyak suara kekuatiran seperti sekarang. Ikan ini nyata dan mereka tidak segan-segan menyerang manusia untuk melindungi anak-anak mereka."

Para ahli telah meneliti foto-foto ikan ini dan mengkonfirmasi bahwa ikan ini adalah predator sejati. Sekarang, ikan ini telah masuk dalam daftar hitam spesies yang dilarang untuk diimpor oleh Inggris. Ada kekuatiran bahwa ikan ini dapat diselundupkan untuk hewan piaraan akuarium dan kemudian dilepaskan secara ilegal. Salah satu pemancing terkemuka didunia, Jean Francois Helias dari majalah Angling Adventures Thailand berkata bahwa ikan ini yang bernama latin Channa Micropeltes adalah ikan terjahat dari semua spesies Snakehead. "Giant Snakehead tidak mengenal rasa takut" Katanya.
Ikan yang sama juga telah menimbulkan kekacauan ketika mereka masuk ke perairan Amerika Serikat tahun 2002. Para penembak jitu disiapkan di pinggir sungai untuk menembaki mereka. Pada waktu itu, air sungai dipenuhi oleh darah untuk memancing mereka keluar.

Untuk diketahui, Snakehead dewasa dapat mencapai panjang 90 cm dan berat 20 kilogram, Dan tebak, darimana persisnya ikan ini berasal ? ya, Indonesia. Kita mengenal jenis snakehead dengan sebutan IKAN GABUS. Giant Snakehead adalah salah satu variannya. (sumber kaskus)
:) Jika Bro& Sis ingin tahu lebih banyak ttg ikan yg dpt merayap di daratan ini silahkan googling “ giant snakehead/ giant mudfish (Channa micropeltes)”
:) sy pernah nonton film ttg ikan ini di National Geographic, bayangkan jika ikan ini ada di kolam renang rumah anda  :'(
:) bonus:
[spoiler]

:) Siyuegen
_/\_ SSBS
[/spoiler]


Spesies Channa "hanya" menyerang manusia saat merasa gerombolan anak2nya terancam bahaya. Jadi menyerang manusia bukan dalam rangka mengisi perut sebagaimana halnya piranha, tetapi hanya tindakan protektif terhadap anak2nya.

Ane pernah digigit Channa striata, ukurannya lebih kecil daripada Channa micropeltes. Kejadiannya pd saat ane mau mengambil tanaman air di sebuah sungai kecil, pada saat jari baru masuk sedikit dari permukaan air ada yang menggigit, awalnya dikira ular...tapi bekas gigitannya ada banyak bekas gigi kecil2 dan tidak dalam....pas merhatiin ke air...hening.... si ikan keliatan berenang pelan dari bawah menuju dekat permukaan dan kami saling bertatapan beberapa detik... pas ane menggerakkan tangan ikan reflek menghilang ke dalam air. Kemungkinan besar si ikan salah mengenali jari ane sebagai mahluk langganan mangsanya.

Kalo merhatiin bagaimana penjual ikan menyiangi ikan Channa (gabus).... ngeri juga.... karena ikan ini memang tidak gampang mati, termasuk ikan labirin yang punya organ (seperti labirin) yang bisa mengambil oksigen dari udara.

Jenis Channa (nama ini juga ada di Tipitaka ;D) dari India sampai utara indochina banyak yg memiliki warna yang keren....se-keren harganya.

Spoiler: ShowHide

yaa... gitu deh

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #60 on: 28 July 2011, 01:10:21 AM »
Dari Dana .... lari ke Ikan ??   ::)  ???

Sekalian promosi Ikan koleksi Bro Nevada  ^-^




sihitam-manis  ;D


lagi teler?  ^-^


warna ngejreng ..... mantap  :x

Bila berminat ... silakan kontak nama yg di atas
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #61 on: 28 July 2011, 11:28:44 AM »
Ini ada kutipan bagus tentang dana dan kemelekatan. Keseluruhannya bagus, tapi saya spoiler sebagian biar tidak terlalu panjang. Bacanya santai [di saat santai] saja, biar meresap di otak ;D

Sumber:
http://dhammacitta.org/perpustakaan/venerable-acariya-man-bhuridatta-thera-a-spiritual-biography/

Quote
Sekali waktu ketika ia bermeditasi, di pedalaman pegunungan Chiang Mai, Acariya Man mendapat penglihatan seorang wanita dan pengikut muda berjalan mondar-mandir di daerah tersebut, hampir setiap malam. Menjadi curiga setelah beberapa lama mengamati hal tersebut, ia bertanya mengapa mereka di sana. Mereka bilang bahwa mereka khawatir akan nasib dari stupa yang belum terselesaikan yang mereka bangun bersama ketika mereka meninggal. Bhikkhu muda tersebut adalah adik dari wanita itu, dan mereka bekerja sama dalam membangun stupa itu. Kekhawatiran mereka mengenai stupa dan penyesalan mereka karena mereka meninggal sebelum stupa tersebut selesai, membuat mereka memiliki ikatan yang kuat terhadapnya.

Spoiler: ShowHide
Meskipun mereka bertumimbal lahir di keadaan yang gelisah, mereka tidaklah tersiksa seperti yang dipikirkan. Tetapi, mereka tidak memiliki keputusan untuk terlahir kembali di alam yang lain. Jadi Acariya Man menasihati mereka: “Kamu janganlah memikirkan hal yang telah berlalu, karena mereka tak dapat ditebus kembali. Tidak peduli seyakin apa pun kamu bisa membalik waktu – hal ini tidaklah mungkin. Setiap orang yang mengira mereka bisa, akan mengalami frustrasi, ketika harapan mereka tidak terjadi. Masa depan, belumlah datang, jangan dipegang erat juga. Apa yang telah terjadi haruslah dilepas karena hal itu adalah masa lalu. Apa yang belum datang juga haruslah dilepas karena hal itu belum matang. Hanya yang di saat inilah yang bisa dicapai dengan hal yang berarti.

“jika impianmu membangun stupa tersebut memang bisa menjadi kenyataan, maka kamu akan dapat menyelesaikannya dahulu daripada meninggal secara tiba-tiba. Sekarang kamu sedang menyangkal kematian. Bukan hanya itu, kamu masih ingin menyelesaikan stupa tersebut meskipun hal tersebut sekarang tidaklah mungkin. Jadi, kamu sekarang telah salah berpikir dua kali. Jika kamu terus menginginkan hal tersebut menjadi kenyataan, kamu akan menumpuk kesalahanmu tiga kali lipat. Bukan hanya pikiranmu terpengaruh oleh hal ini, akan tetapi kelahiranmu yang mendatang dan kesehatanmu di saat itu juga akan terpengaruhi. Oleh karena itu hal ini tidak boleh diteruskan.


Lalu Acariya Man lanjut menasihati “Dalam membangun stupa, kita mengharapkan mendapat buah kebajikan – bukan bata dan semen. Nilai yang kamu dapatkan dalam membangun stupa adalah buah kebajikkan yang kamu dapatkan dari hal tersebut – buah yang berdasarkan usaha yang murni milikmu. Kamu janganlah khawatir akan materi duniawi seperti bata dan semen yang tidak akan dapat memenuhi keinginanmu. Semua orang yang mendapat buah dari berbuat baik hanyalah membawa kamma baiknya, bukan materi yang mereka berikan.

Sebagai contohnya, memberikan kontribusi untuk pembangunan vihara, tempat tinggal bhikkhu, tempat berkumpul, jalan, tangki air, bangunan umum, atau persembahan materi lainnya, hanyalah suatu wujud dari kebaikan dari mereka yang ingin berbuat baik. Mereka bukanlah hadiah dari perbuatan baik, yang berarti persembahan materi tersebut bukanlah buah atau kebaikan atau surga atau Nibanna, atau mereka adalah penerima dari buah tersebut. Karena, dengan lewatnya waktu, semua hal materiil akan rusak dan hancur.

“Kualitas spiritual yang didapat dari usaha dan kebaikan untuk perbuatan baik dialami dari dalam sebagai buah dan kebaikan. Inspirasi dibalik tujuan baik untuk berdana adalah batin masing-masing pendonor. Batin adalah suatu hal yang luhur. Batin adalah sangat terpuji. Adalah batin di mana surga atau magga, phala dan Nibbana berada, dan batinlah yang dapat mencapai hal tersebut. Tidak ada hal yang lain yang dapat mencapainya.“

Stupa yang belum terselesaikan yang kalian berdua bangun kekurangan kapasitas kesadaran untuk memiliki tujuan baik untuk kemajuan spiritualnya. Kekhawatiranmu berakar dari ketamakan yang merupakan halangan untukmu meskipun kamu melekat kepada suatu hal yang baik. Melekat padanya bukanlah suatu hal yang baik untukmu. Penundaanmu di sini akan memperlambat kelahiranmu kembali. Daripada berusaha membawa semuanya denganmu, jika saja kamu puas dengan perbuatan baik yang kamu lakukan dengan membangun stupa tersebut, kalian berdua mestinya bisa telah hidup dengan nyaman pergi ke kehidupan yang lebih baik di waktu yang lalu – karena perbuatan baik adalah bahan utama untuk kelahiran kembali yang baik. Dan perbuatan baik tidak pernah berakibat buruk. Hal ini akan tetap baik selamanya – akāliko.


Spoiler: ShowHide
“Adalah suatu kesalahan untuk khawatir akan hal yang telah lalu. Tidak mungkin kamu dapat menyelesaikan stupa itu sekarang, jadi kamu jangan menanamkan batinmu di perjalanan yang tak ada harapan. Kekuatan perbuatan baik yang kamu lakukan mengakibatkan kamu sekarang di sini. Jadi janganlah kamu menghabiskan waktu memikirkan masa lalu atau masa depan sewaktu kamu dapat menuai hasil baik dari apa yang telah kamu lakukan sekarang. Benarkan cara pikirmu dan kamu dapat pergi dengan tenang, bebas dari kegelisahan. Perhatikan masa sekarang. Yang mengandung hal yang diperlukan untuk magga, phala dan Nibbana. Masa lalu dan masa depan adalah hambatan yang harus kamu lewati tanpa membuang waktu.


“Saya turut berduka untuk kalian berdua. Kalian telah berbuat kebaikan yang sangat baik demi masa depan yang bahagia, hanya untuk diikat kembali dengan bata dan semen sehingga kalian tidak bisa pergi dengan tenang. Jika kalian berdua berusaha untuk memotong kemelekatan ini dari batin kalian, kalian akan terbebas dari ikatan. Kekuatan kamma baik kalian yang telah terkumpul telah siap dan menunggumu untuk memilih kelahiran kembali yang kalian pilih.”

Acariya Man lalu menjelaskan kepada mereka arti penting dari lima sila, suatu kode etik yang berlaku bagi semua makhluk hidup.


Spoiler: ShowHide
Pertama: semua makhluk hidup menghargai hidupnya, jadi tidak ada orang lain yang boleh mengambil nilai tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kamma yang sangat buruk.

Ke dua: semua makhluk menghargai semua miliknya. Meskipun barang tersebut tampaknya tidak memiliki suatu nilai, pemiliknya menghargainya bagaimanapun juga. Tidak peduli akan nilainya, tidak ada suatu barang pun yang milik seseorang yang boleh dicuri. Hal tersebut tidak hanya berlaku kepada barang milik mereka saja, akan tetapi batinnya juga. Mencuri adalah tindakan buruk – jadi janganlah mencuri.

Ke tiga: Suami dan istri, anak dan cucu, semua saling mencintai. Mereka tidak ingin orang lain memperlakukan mereka seenaknya. Hak pribadinya harus dihormati dan ruangan pribadinya tidak boleh dilewati oleh orang lain. Penyelewengan sangat melukai batin seseorang, jadi hal ini adalah kejahatan yang tak dapat dihitung.

Ke empat: kebohongan dan dusta menghancurkan kepercayaan orang, menyebabkan orang untuk kehilangan penghargaan. Hewan pun membenci penipuan, jadi seseorang seharusnya tidak menyakiti orang lain menggunakan bahasa yang berbohong.

Ke lima: Alkohol sangat beracun dan sangat berbahaya. Meminumnya dapat menyebabkan orang yang normal menjadi gila. Siapa pun yang ingin menjadi orang normal yang sadar harus menghindari minum segala jenis alkohol karena dapat melukai kesehatan psikis dan fisik, yang dapat menghancurkan dirinya dan orang-orang di sekitar mereka.

Tiap sila tersebut memiliki manfaat masing-masing. Dengan menjaga yang pertama, kita dapat mengharapkan kesehatan dan umur panjang. Dengan menjaga yang ke dua, kekayaan dan kemakmuran kita akan aman dari kejahatan dan ketidakberuntungan. Dengan menjaga yang ke tiga, anggota keluarga akan memiliki keyakinan antar anggota
keluarga, tanpa gangguan yang tidak diinginkan. Dengan menjaga yang ke empat, kita akan dipercaya karena integritas kita. Ketika ucapan kita baik dan lembut, manusia dan deva akan menghormati dan menghargai kita. Orang yang jujur bukanlah suatu ancaman bagi dirinya dan orang lain. Dan dengan menjaga yang sila ke lima, kita akan menjadi orang yang cerdik, pintar yang tidak dengan mudah dihasut dan dibuat bingung.

Orang yang menjaga moralitas cenderung meyakinkan makhluk hidup lain dengan memancarkan rasa kepuasan dan kepercayaan. Orang yang tidak bermoral, sebaliknya, menyebabkan penderitaan dengan menyakiti orang lain dan hewan di seluruh dunia. Mereka yang menghargai keberadaanya harus mengerti bahwa semua orang menghargai dirinya serupa, dan seharusnya, menahan diri dari menyakiti orang lain dengan cara apa pun. Karena kekuatan menyokong dan melindungi dari moralitas, orang yang baik, dan jujur bisa berharap untuk terlahir kembali di kehidupan surgawi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga standar moral yang tinggi – hasilnya akan mengalami kehidupan surgawi di kehidupan selanjutnya. Ingatlah ajaran Dhamma ini, latihlah secara tekun, dan kemakmuranmu di masa mendatang akan terjamin.

Ketika Acariya Man selesai menasehati bhikkhu muda dan kakaknya, keduanya merasa senang akan ajarannya dan meminta kelima sila darinya, yang ia berikan. Setelah mereka menerima sila tersebut, mereka penuh hormat mohon diri dengan Acariya Man, dan segera menghilang. Kekuatan dari kumpulan perbuatan baik mereka yang mereka tuai dari mendengar pengajarannya dan menerima lima sila darinya, membuat mereka terlahir kembali di alam surga Tāvatiṁsa.

Mereka kemudian secara rutin mengunjungi Ācariya Man untuk mendengarkan ajarannya. Di kunjungan mereka yang pertama, mereka berterima kasih karena bantuannya untuk menunjukkan jalan keluar dari lingkaran berulang-ulang yang mereka alami, yang mengakibatkan mereka dapat merasakan kenikmatan surgawi yang mereka nanti sekian lama. Mereka memberitahunya bahwa sekarang mereka telah menyadari betapa bahayanya kemelekatan dapat memengaruhi batin mereka, dan dapat menyebabkan penundaan mereka untuk kelahiran kembali yang lebih baik. Setelah menerima nasihat yang penuh kasih sayang ini, mereka dapat meninggalkan kekhawatiran mereka dan terlahir kembali di alam surgawi.


Acariya Man menjelaskan sifat dari kemelekatan kepada mereka, menunjukkan kalau hal tersebut merupakan suatu halangan di banyak hal. Mereka yang bijaksana selalu mengajarkan kepada kita kalau menjelang ajal kita harus berhati-hati agar tidak memiliki kemelekatan terhadap apa pun. Bahayanya adalah kita bisa menjadi ingat kembali, lalu, kebanggaan, atau yang lebih buruk, kemarahan, pikiran dendam terhadap seseorang. Di saat ketika citta akan meninggalkan tubuh itu sangatlah penting. Jika pada saat itu citta terikat kepada pikiran buruk, maka ia akan dapat terbakar dan dapat terlahir kembali di alam menderita seperti neraka, atau alam setan, makhluk halus, atau hewan – semuanya alam menderita, yang tidak menyenangkan.

Jadi ketika kita di posisi yang bagus untuk melatih citta – ketika kita lahir sebagai manusia dan memiliki kesadaran akan diri sendiri – kita harus memiliki keputusan untuk memanfaatkannya. Sebagai manusia, kita bisa menyadari kekurangan kita dan bertindak secara cepat untuk membenarkannya, jadi ketika, kita terpojok – ketika menjelang ajal – kita akan siap untuk bertahan untuk diri kita sendiri. Kita tidak perlu khawatir menjadi mangsa kekuatan jahat yang menghancurkan.

Semakin kita melatih diri kita untuk memutuskan ikatan batin, baik ataupun buruk, makin bagus untuk diri kita. Ia yang bijaksana tahu kalau batin adalah hal yang paling penting di seluruh alam semesta, karena keberadaan mental dan spiritual bergantung kepada batin. Jadi, mereka melatih batin mereka dengan cara yang benar kemudian mengajar orang lain untuk melakukan hal yang sama. Kita hidup dengan batin kita, dan mengalami kesenangan dan kekecewaan dengan batin kita. Ketika kita meninggal, kita pergi dengan batin kita. Kemudian kita akan terlahir kembali berdasarkan kamma kita – dengan batin sebagai penyebab utama. Karena hal itu adalah sumber dari segala sesuatu yang terjadi kepada kita, kita harus melatih batin kita dengan cara yang benar jadi kita dapat bertingkah laku benar di saat ini dan masa datang.

Ketika Acariya Man selesai berbicara, deva yang baru terlahir ini menjadi senang akan ajarannya. Memujinya dengan tinggi, mereka bilang kalau mereka belum pernah mendengar sesuatu seperti ini sebelumnya. Di waktu mereka pergi. Mereka mengelilinginya tiga kali, lalu pergi ke ujung areanya sebelum melayang ke atas langit seperti kapas dihembus angin.
« Last Edit: 28 July 2011, 11:37:27 AM by Mayvise »

Offline Pikochan_chan

  • Sebelumnya: Good Listener
  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 232
  • Reputasi: 4
  • Gender: Male
  • Welcome at Jungle
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #62 on: 28 July 2011, 01:29:38 PM »
Spesies Channa "hanya" menyerang manusia saat merasa gerombolan anak2nya terancam bahaya. Jadi menyerang manusia bukan dalam rangka mengisi perut sebagaimana halnya piranha, tetapi hanya tindakan protektif terhadap anak2nya.

Ane pernah digigit Channa striata, ukurannya lebih kecil daripada Channa micropeltes. Kejadiannya pd saat ane mau mengambil tanaman air di sebuah sungai kecil, pada saat jari baru masuk sedikit dari permukaan air ada yang menggigit, awalnya dikira ular...tapi bekas gigitannya ada banyak bekas gigi kecil2 dan tidak dalam....pas merhatiin ke air...hening.... si ikan keliatan berenang pelan dari bawah menuju dekat permukaan dan kami saling bertatapan beberapa detik... pas ane menggerakkan tangan ikan reflek menghilang ke dalam air. Kemungkinan besar si ikan salah mengenali jari ane sebagai mahluk langganan mangsanya.

Kalo merhatiin bagaimana penjual ikan menyiangi ikan Channa (gabus).... ngeri juga.... karena ikan ini memang tidak gampang mati, termasuk ikan labirin yang punya organ (seperti labirin) yang bisa mengambil oksigen dari udara.

Jenis Channa (nama ini juga ada di Tipitaka ;D) dari India sampai utara indochina banyak yg memiliki warna yang keren....se-keren harganya.

Spoiler: ShowHide



Spoiler: ShowHide


:) Thx4info Koko Hendrako yg baek.....

:) Hayo hayo, Koko Hendra ke sungai kecil utk ngambil tanaman air / utk ngintip bunga desa mandi (bercanda mode on, peace)  :P

:) Btw, ini adalah ikan yg paling bikin merinding menurut sy:

[spoiler]


:) Ngemeng2 ada baiknnya jika kita  :backtotopic: “Dana Tertinggi”

_/\_ SSBS

[/spoiler]

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #63 on: 29 July 2011, 06:53:04 PM »
[at]  stephen chow

OK, intinya adalah pengorbanan. Jadi seandainya pelita 20rb, lalu bro SC punya uang 100rb, beli 1, sumbang. Di sisi lain, saya tidak punya uang, harus cari uang dulu, jadi calo tiket atau ngamen, dapet uang, beli pelita 20rb juga. Tapi karena saya lebih miskin, berarti 20rb = pengorbanan lebih besar. Berarti kalau pelita dihembus angin Tavatimsa, punya saya ga mati.

Kesimpulan: jadi orang miskin dananya lebih mantep, bukan? ;D
Baru ol dan bisa post ko..  :x

Manfaat buat yg penerima dana sih sama saja, kan sama-sama dana dengan nominal yg sama..  :D

IMO, mungkin si miskin dananya mendapat balasan hukum karma yg lebih baik daripada dana si kaya..  8)
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #64 on: 29 July 2011, 07:09:17 PM »
Nah, ini yang sebetulnya saya coba bahas. Dana adalah dana, latihan kerelaan adalah latihan kerelaan. Kalau dikatakan dana itu lebih baik karena si nenek miskin, maka seolah-olah dana orang miskin lebih baik daripada dana dari orang kaya. Padahal menurut Ajaran Buddha, seseorang bisa menjadi kaya adalah buah kamma baiknya. Pendek kata, adalah sebuah kamma baik bagi seseorang untuk menjadi kaya dan bisa berdana tulus tanpa perlu pengorbanan, sementara adalah kekurang-beruntungan menjadi seorang miskin yang walaupun tulus, sulit untuk berdana.

Di sisi lain, ada juga latihan pelepasan/pengorbanan yang dilakukan. Latihan ini dimulai dari melepas milik kita yang kurang berarti, sampai ke milik kita yang paling berarti (anggota tubuh, nyawa).

Dalam cerita di atas, menurut saya, dana yang diberikan si nenek adalah sama saja dengan dana lain-lainnya. Tapi memang latihan mengikis kekikirannya berbeda, mungkin lebih baik daripada yang lainnya.
Ini lah maksud cerita yg saya post ko..  :>-

Judul ini memang salah bukan dana tertinggi dari semua dana, mungkin lebih tepat dana yang diberikan si nenek adalah sama saja dengan dana lain-lainnya. Tapi memang latihan mengikis kekikirannya berbeda, mungkin lebih baik daripada yang lainnya.

Bagaimana tanggapannya ko.  <:-P Sudah sama pemikiran kita ber 2.  :x
 
Apa boleh di buat, nasi sudah jadi bubur, judulnya tidak bisa di rubah, jika GM bisa rubah, silahkan di rubah dengan kata2 yg lebih tepat..  >:)<

Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #65 on: 29 July 2011, 11:16:41 PM »
bentar, ini sutra asli atau palsu nih.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #66 on: 30 July 2011, 09:38:04 AM »
bentar, ini sutra asli atau palsu nih.
bagaimana hasilnya Bro Ryu?
Asli atau palsu?
Saya lihat dari brosur waisak, vihara di dekat daerah rumah saya yg bagikan brosur ini untuk dana pelita..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: "Dana tertinggi"
« Reply #67 on: 01 August 2011, 09:48:10 AM »
Ini lah maksud cerita yg saya post ko..  :>-

Judul ini memang salah bukan dana tertinggi dari semua dana, mungkin lebih tepat dana yang diberikan si nenek adalah sama saja dengan dana lain-lainnya. Tapi memang latihan mengikis kekikirannya berbeda, mungkin lebih baik daripada yang lainnya.

Bagaimana tanggapannya ko.  <:-P Sudah sama pemikiran kita ber 2.  :x
 
Apa boleh di buat, nasi sudah jadi bubur, judulnya tidak bisa di rubah, jika GM bisa rubah, silahkan di rubah dengan kata2 yg lebih tepat..  >:)<
Iya, kira-kira sama. Tidak apalah, dibiarkan saja judulnya, supaya lebih "mengundang" orang untuk baca. :)




Baru ol dan bisa post ko..  :x

Manfaat buat yg penerima dana sih sama saja, kan sama-sama dana dengan nominal yg sama..  :D

IMO, mungkin si miskin dananya mendapat balasan hukum karma yg lebih baik daripada dana si kaya..  8)
Kalau dari sisi 'latihan', menurut saya latihan melepas kemelekatan adalah kamma 'bukan gelap-bukan terang', jadi tidak berbuah kebahagiaan atau penderitaan, tapi lebih mengkondisikan pada lenyapnya kamma (=nibbana).