//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: OOT : A Pictorial Campaign Against Smoking: Statistics yay!-1  (Read 1542 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline aitristina

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.758
  • Reputasi: 52
  • Gender: Female
  • every1 is #1...
 
Posted by: "andrew kurniawan" xenocross [at] yahoo.com   xenocross
Fri Mar 13, 2009 6:38 am (PDT)
http://www.tempoint eraktif.com/ hg/ekbis/ 2007/03/14/ brk,20070314- 95442,id. html

Badan Pusat Statistik. Pada 2001, kelompok berpenghasilan tertinggi
membelanjakan 7,47 persen uangnya untuk membeli rokok. Bandingkan
dengan proporsi belanja rokok pada kelompok berpenghasilan terendah,
yang mencapai 9,1 persen.

Masih mengutip data BPS, masyarakat miskin cenderung mengorbankan
alokasi belanja bahan kebutuhan pokok keluarga--termasuk beras, susu,
telur, dan daging--demi tetap mempertahankan kebiasaan merokok. Pada
1999, proporsi belanja makanan pokok keluarga miskin, yang 28 persen,
turun menjadi 19 persen pada 2003. Pada periode yang sama, proporsi
belanja rokok keluarga miskin justru meningkat, dari 8 menjadi 13
persen.

Komisi Nasional Penanggulangan Masalah Merokok juga menyatakan biaya
kesehatan yang terkait dengan masalah merokok mencapai Rp 14,5 triliun.

Sementara itu, Indonesian Forum on Parliamentarians for Population and
Development (IFPPD) menghitung simulasi belanja rokok pada keluarga
miskin. Menurut survei BPS, "Dua dari tiga ayah di Indonesia adalah
perokok," kata Sri Utari Setyawati dari IFPPD.

Lembaga ini memperkirakan, dengan merujuk pada data, ada 19 juta
keluarga miskin. Dari angka itu, 12 juta ayah dari keluarga miskin
adalah perokok. "Mereka membelanjakan Rp 23 triliun setiap tahun untuk
rokok." Ini pun dengan menggunakan penghitungan moderat, yakni
rata-rata 10 batang rokok diisap setiap hari.

http://www.promosik esehatan. com/?act= news&id=346

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam sebuah laporannya, Kamis (7/2), memperkirakan sekitar 1 miliar orang di seluruh dunia akan meninggal akibat rokok pada abad 21 jika pemerintah dan warga sipil tidak segera bertindak mengatasi epidemik penggunaan tembakau.

Seratus juta kematian tercatat akibat tembakau pada abad ke 20 lalu.
Jika tren ini terus berlanjut, akan ada kenaikan hingga satu miliar
kematian pada abad ke-21. Bila tidak dikendalikan, kematian yang
berkaitan dengan tembakau akan meningkat lebih dari delapan juta per
tahunnya pada 2030, dan 80 persen dari kematian tersebut akan terjadi
di negara-negara berkembang,ungkap laporan yang disampaikan Director
General WHO, Margaret Chan, dalam jumpa pers bersama dengan Walikota
New York, Michael Bloomberg.

http://akuinginhija u.org/2009/ 02/10/kolam- puntung-rokok/

Kita semua pasti tahu bahwa untuk setiap rokok yang dikonsumsi akan
menghasilkan satu buah puntung rokok. Ini jelas karena tidak ada orang
yang membakar habis setiap rokok karena bagian puntung rokok adalah
filternya. Apakah anda tahu bahwa setiap rokok membutuhkan waktu hingga
10 tahun untuk terdaur? Ini pun belum mengingat bahwa bila puntung
rokok tersebut terdaur di dalam tanah maka bahan kimia yang terkandung
dalam rokok dapat mencemari tanah dan air tanah lingkungan kita.

Menurut artikel dari Reuters maka produksi rokok di Indonesia untuk
tahun 2009 akan mencapai 240 milyar rokok. Sebagai gambaran, produksi
total rokok dunia pada tahun 2004 saja sudah mencapai 5.5 triliun rokok
atau kira-kira 10.5 juta rokok per menit.

Bila volume setiap 20 buah puntung rokok adalah 10ml maka volume total
untuk 5.5 triliun puntung rokok adalah 2,750,000,000 liter. Volume
sebanyak ini akan mengisi sekitar 1,100 kolam renang ukuran olympic
penuh dengan puntung rokok (total volume kolam menurut wikipedia adalah
2,500,000 liter). Bayangkan bahwa ini hanya puntung rokoknya, bukan
rokok utuh dan dihasilkan setiap tahun!

Ocean Conservancy International setiap tahun mengadakan acara
bersih-bersih pantai yang dilakukan diseluruh dunia, walaupun tidak
mencapai semua pantai di semua negara. Tetapi data yang mereka memiliki
dapat menjadi sample mengenai sampah yang ada di pantai dan laut. Dalam
laporan terakhir untuk tahun 2007 mereka mencatat bahwa secara global
sampah puntung rokok mencapai 38% dari semua sampah yang terkumpul atau
1,971,551 puntung rokok.

Sebuah yayasan bernama No Butts About It yang berlokasi Amerika Serikat
memperkirakan bahwa 80% puntung rokok yang dibuang masuk ke dalam
saluran got, sistem air, sungai dan pada akhirnya berakhir di laut.
Jumlah ini sangat signifikan karena bila kita tetap ambil data konsumsi
tahunan di atas maka hasilnya adalah 4.4 triliun puntung rokok atau 880
kolam renang ukuran olympic penuh puntung rokok yang kita buang ke laut
setiap tahunnya.

Untuk di Indonesia sendiri, dengan konsumsi 240 milyar rokok, maka
kolam renang puntung rokok yang kita hasilkan setiap tahunnya adalah 48
kolam renang!

Jangan senang dulu karena terlihat kecil dibandingkan jumlah seluruh
dunia. Kalau anda perokok, coba anda penuhkan 1 gayung mandi saja,
tidak usah ember yang ukurannya besar. Untuk memenuhi ini pun mungkin
sebelum penuh anda sudah pingsan. Nah, baru bayangkan banyaknya puntung
rokok dalam 1 kolam renang, apalagi 48 kolam.

Kalau menurut data WHO, maka konsumsi rokok Indonesia per kapita adalah
1,742 rokok per orang per tahun. Bila kita urutkan maka menurut
NationMaster kita berada di urutan 35 di dunia. Kelihatannya kita kok
jauh dibawah. Tetapi bila kita lihat dari segi populasi, maka kita
berada di urutan ketiga dunia sehingga tetap saja secara total volume
kita tetap sangat besar dengan adanya hubungan antara populasi dan
konsumsi per kapita tersebut.

http://blogberita. net/2008/ 06/08/jenis- rokok-dan- statistik- rokok/

Rokok dalam angka

Rp 130 triliun biaya konsumsi tembakau di Indonesia tiap tahun. Penerimaan cukai tembakau tiap tahun sekitar Rp 16,5 triliun.

5,4 juta orang meninggal dalam setahun karena penyakit yang berkaitan dengan rokok, seperti kanker paru dan penyakit jantung.

100 juta orang di dunia terbunuh oleh tembakau pada abad ke-20.

37,3% pelajar Indonesia pernah merokok, 31 persen pertama kali merokok di bawah usia 10 tahun.

8 juta orang per tahun diperkirakan mengalami kematian akibat tembakau
pada 2030. Selama abad ke-21 diperkirakan tembakau membunuh satu miliar orang.

427.948 perokok meninggal di Indonesia dalam setahun. Angka ini setara dengan 22,5 persen total kematian di Indonesia.

20% dari pendapatan rata-rata [Rp20 ribu per hari] penduduk Indonesia digunakan untuk membeli rokok.

82% perokok di dunia ingin berhenti merokok. Hanya dua persen yang berhasil tanpa bantuan.

http://www.gizi. net/cgi-bin/ berita/fullnews. cgi?newsid108667 1390,56372,

Di Indonesia, seperti diungkapkan Puguh B Irawan MA PhD, peneliti
bidang sosial dan ekonomi Badan Pusat Statistik maupun dalam seminar
Rokok dan Kemiskinan pekan lalu, prevalensi merokok ditemukan paling
tinggi di antara penduduk berusia 15 tahun ke atas yang tidak sekolah
dan tidak tamat SD (31,5 persen tahun 2003). Statistik Kesehatan 2001
juga menunjukkan, lebih banyak perokok ditemukan di pedesaan daripada
di perkotaan.

Masalah ini memicu lingkaran setan kemiskinan, karena biaya rokok ini
menyedot lebih banyak anggaran rumah tangga dibanding untuk membiayai
kesehatan dan pendidikan. Direktur Kesehatan dan Gizi Masyarakat
Bappenas Drs Arum Atmawikarta SKM MPH dalam seminar yang sama
menyebutkan, dua sampai lebih dari empat pada 10 anak balita menderita
gizi kurang di 72 persen kabupaten Indonesia. Data menunjukkan,
pengeluaran untuk rokok memang lebih tinggi dibanding untuk membeli
daging, susu, telur, dan buah. Apalagi untuk biaya kesehatan dan
sekolah.

Menteri Kesehatan Achmad Sujudi pernah mengakui, kondisi kesehatan anak
Indonesia bahkan termasuk rendah di kelompok ASEAN. Mereka mengalami
defisiensi yodium, zat besi, dan juga vitamin A. Padahal, semua ini
terkait dengan pengembangan sumber daya manusia yang pintar dan
kompetitif di masa depan.

PEMERINTAH memang masih terbuai argumen klise industri rokok bahwa bila
orang berhenti merokok maka begitu banyak pekerja pabrik rokok yang
akan di-PHK. Mereka tak pernah menyebut, industri rokok makin banyak
menggunakan mesin daripada tenaga manual. Petani tembakau pun
sebenarnya bisa beralih ke tanaman hortikultur yang bernilai ekonomi
tinggi.

Prof dr FA Moeloek SpOG saat menjabat Menteri Kesehatan pernah
menghitung, kerugian akibat merokok Rp 14,5 triliun atau delapan
setengah kali pengeluaran pemerintah untuk sektor kesehatan, sementara
cukai dari tembakau hanya Rp 2,6 triliun.

http://rokok. komunikasi. org/2007/ 09/03/perokok- berisiko- tinggi-terserang -dementia/

Antara News - Orang yang merokok lebih mungkin untuk terserang penyakit
Alzheimer dan bentuk lain sakit jiwa (dementia) dibanding orang yang
telah berhenti atau tak pernah merokok. Perokok yang berusia di atas 55
tahun menghadapi kemungkinan 50 persen untuk terserang sakit jiwa
dibandingkan dengan orang yang tak merokok, kata Dr. Monique Breteler
dari Erasmus Medical Center di Rotterdam, Belanda, dan
rekannya.Breteler dan rekannya, yang menulis di jurnal Neurology,
mengatakan mereka menelusuri hampir 7.000 orang yang berusia 55 tahun
dan lebih selama rata-rata tujuh tahun. Selama masa itu, 706 di antara
orang-orang tersebut terserang sakit jiwa.

Ada satu jenis gen yang sudah diketahui yang meningkatkan risiko sakit
jiwa yang disebut APOE4 atau apolipoprotein E4. Merokok tak berdampak
pada resiko Alzheimer bagi orang yang memiliki gen itu. Namun orang
yang tak memiliki gen tersebut menghadapi 70 persen risiko Alzheimer
kalau mereka merokok.

http://kompas. com/health/ news/0107/ 06/1010.htm

Rokok Mendukung Tumor dan Plak Arteri

Kompas memaparkan kembali: Nikotin Percepat Pertumbuhan Pembuluh Darah Baru

Dalam suatu riset terhadap sel manusia dan binatang, para ahli di
Universitas Stanford menemukan, nikotin ternyata dapat merangsang
pembentukan pembuluh darah baru - suatu proses yang dipercaya dapat
membantu tumor dan plak pada arteri tumbuh dan berkembang. Peneliti
melakukan publikasi atas temuannya dalam Jurnal Nature Medicine edisi
Juli.

Peneliti juga menyarankan, nicotine-replacemen t therapy atau terapi
penggantian nikotin sebaiknya tetap hanya dijadikan sebagai tindakan
jangka pendek dalam menghentikan kebiasaan merokok -dan bukannya terapi
jangka panjang untuk mengobati kecanduan nikotin.

Rokok Haram

Dari Komite Tarbiyah dan Pengembangan Diskusi Isnet: Rokok hukumnya haram, karena

1. Bahayanya lebih banyak dari manfaatnya ( Q2:219) )
2.
Merusak badan atau kesehatan. Kata khamar dalam ayat berikut ini
(Q5:90) adalah segala sesuatu yang merusak ( badan, otak, kesehatan
dsb), bukan hanya arak. Acu juga (Q2:195)

3. Termasuk Israf (membuang-buang uang) (Q40:28 Q6:141 Q7:31)

4. Termasuk dalam Hadith La dhororo wala dhirara: tidak boleh
membinasakan diri, dan diri orang lain. Bayangkan nanti hari qiamat
kalau kita menjadi penyebab meninggalnya seseorang karena asap rokok
kita. Orang itu berhak untuk menuntut kita di hadapan Allah

http://ardiz. blogspot. com/2008/ 09/stop-merokok- sangat-berbahaya .html

Menurut data dari National Health Education, Ministry of Health of Singapore, bahwa 90% kematian
karena kanker paru-paru terjadi diantara perokok di Singapura. Penyebab
utama kematian di Singapura adalah penyakit jantung. Hasil penelitian
membuktikan, 40% kematian karena penyakit jantung sebelum umur 65 tahun
berhubungan dengan rokok/perokok. Sementara Stroke menempati peringkat
ketiga penyebab kematian di Singapura.

Apakah terbukti bahwa merokok dapat menimbulkan penyakit ?

Semua Pusat Kesehatan terbesar di dunia setuju bahwa merokok dapat
menyebabkan kanker paru-paru, mulut, leher, pancreas, ginjal, kandung
kemih, serta menjadi penyebab serangan jantung, stroke, tekanan darah
tinggi, dan gangguan pembuluh darah. Juga sebagai penyebab penyakit
paru-paru kronik seperti bronchitis dan pembengkakan paru-paru. Perokok
lebih sering menderita batuk dan flu, infeksi paru-paru, radang usus,
osteoporosis, impotensi dan kemandulan.

Life is about living...

 

anything