O ya ketinggalan, satu lagi: dalam sutta Pali Sang BUddha tidak begitu membedakan antara diri-Nya dengan para Arahat spt yang disebutkan dalam sutta berikut:
“Para bhikkhu, melalui kekecewaan terhadap bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, dan kesadaran, melalui peluruhannya dan lenyapnya, Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, terbebaskan melalui ketidak-melekatan; Beliau disebut Yang Tercerahkan Sempurna. Melalui kekecewaan terhadap bentuk, perasaan, persepsi, bentukan-bentukan kehendak, dan kesadaran, melalui meluruhnya dan lenyapnya, seorang bhikkhu yang terbebaskan oleh kebijaksanaan terbebaskan melalui ketidak-melekatan; ia disebut terbebaskan melalui kebijaksanaan. [57]
“Karena itu, para bhikkhu, apakah yang menjadi perbedaan, kesenjangan, yang membedakan antara Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, dan seorang bhikkhu yang terbebaskan melalui kebijaksanaan?”
“Yang Mulia, ajaran kami berakar dalam Sang Bhagavā, dituntun oleh Sang Bhagavā, dilindungi oleh Sang Bhagavā. Sudilah Sang Bhagavā menjelaskan makna dari pernyataan ini. Setelah mendengarkan dari Beliau, para bhikkhu akan mengingatnya.”
“Maka dengarkan dan perhatikanlah, para bhikkhu, Aku akan menjelaskan.”
“Baik, Yang Mulia,” para bhikkhu menjawab. Sang Bhagavā berkata sebagai berikut:
“Sang Tathāgata, para bhikkhu, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, adalah penemu jalan yang belum muncul sebelumnya, pembuat jalan yang belum dibuat sebelumnya, yang menyatakan jalan yang belum dinyatakan sebelumnya. Beliau adalah pengenal sang jalan, penemu sang jalan, yang terampil dalam jalan. Dan para siswaNya sekarang berdiam dengan mengikuti jalan tersebut dan menjadi memilikinya sesudahnya.“Ini, para bhikkhu, adalah perbedaan, kesenjangan, yang membedakan antara Sang Tathāgata, Sang Arahant, Yang Tercerahkan Sempurna, dan seorang bhikkhu yang terbebaskan oleh kebijaksanaan.”
(SN 22:58,
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,21311.msg401429.html#msg401429)