He he he, BUMI jadi mesti disimpan di bawah bantal nih.
Sebelumnya BUMI berencana menerbitkan surat hutang untuk membiayai buy back sahamnya. Namun karena tidak disetujui otoritas pasar modal, dia mengatakan akan menggunakan dana internal (cuma ada 700an milyar) untuk membiayai buy back (yang hampir 8 Triliun).
Kemudian berhembus rumor dia akan melakukan right issue di harga 500. Saat itu harga BUMI masih 800an. Langsung auto rejection bertubi-tubi. Kemudian diketahui yang akan right issue adalah Bakrie and Brothers (BNBR).
Tiba-tiba BUMI mengumumkan akan melakukan akuisisi atas 3 perusahaan senilai lebih dari Rp 6 Triliun.
BUMI mengumumkan akan membeli 44% saham kontraktor tambang Darma Henwa (DEWA) dengan nilai transaksi USD 218 juta, 75.74% saham Fajar Bumi Sakti (tambang batu bara) senilai Rp 2.47 Triliun, dan 89% saham Pendopo Coal senilai Rp 1.3 Triliun.
Ketidaktransparan transaksi-transaksi ini membuat kecewa para investor asing. Dari lebih dari 2 juta lot transaksi hari ini, broker asing membukukan penjualan bersih 90%nya.
Secara fundamental, kalau BUMI beroperasi seperti biasa saja perusahaan ini msh mampu membukukan keuntungan yang cukup baik. Namun dengan adanya transaksi aneh ini (disinyalir ketiga target akuisisi ini msh ada hubungan dgn grup sehingga ini adalah upaya cash out) BUMI mempunyai beban selama tiga tahun masing-masing 1.01 T, 3.12 T dan 1.56 T. Dimana kontribusi dari ketiga perusahaan itu dalam laporan konsolidasi masih belum jelas.
Sebagai catatan kalau dihitung 44% saham DEWA = USD 218 juta maka harga transaksi per saham adalah Rp 350. Sedangkan harga saham DEWA saat ini adalah 55/saham.
Untuk saat ini valuasi yang pasti untuk saham BUMI belum dapat dilakukan karena adanya aksi di luar kewajaran ini.
Semoga tidak terlalu kecewa
Demikianlah saham... high risk high gain