http://vista.plasadana.com/detail.php?id=4206 PLASADANA.COM - Bank Dunia
menyebutkan bahwa memasuki
tahun 2013, tingkat pertumbuhan
permintaan properti di Indonesia
mengalami kenaikan sangat tinggi.
Khususnya untuk apartemen, ritel,
perkantoran, serta lahan industri.
Di tengah gairah industri properti
yang terus meningkat ini, ternyata
diiringi kekhawatiran akan
terjadinya bubble atau
penggelembungan di sektor
properti. Apa penyebabnya?
Berdasarkan analisa yang dilakukan
Bank Dunia, terdapat dua faktor
yang berpotensi menyebabkan
pecahnya gelembung properti di
Indonesia, khusunya di Jakarta.
Pertama, peningkatan harga jual
apartemen di Jakarta yang tumbuh
45 persen (year-on-year) per
Desember 2012. Tidak hanya itu,
peningkatan serupa juga terjadi
pada properti perkantoran
komersial dan lahan industri.
Harga jual ruang kantor di Jakarta
naik sekitar 43 persen per
Desember. Sementara sewa lahan
industri berada di atas 22 persen.
Kedua, tingkat pertumbuhan kredit
untuk apartemen yang melaju cepat
hingga 84 persen pada periode
yang sama. "Pinjaman dari
perbankan ini ikut mendorong
kenaikan harga properti," ungkap
laporan Indonesia Economic
Quarterly 2013 yang dikeluarkan
Bank Dunia.
Lebih jauh Bank Dunia menjelaskan,
pasar properti telah mengalami
pertumbuhan harga yang sangat
pesat. Di lain sisi, harga perumahan
secara nasional yang diukur dengan
indeks 14 kota oleh Bank Indonesia
menunjukkan pertumbuhan rata-
rata 4 persen per tahun sejak awal
2010.
"Secara ril, pertumbuhan harga
perumahan (menyesuaikan dengan
inflasi) sebenarnya telah terjadi
selama tiga tahun terakhir," tutup
Bank Dunia dalam laporan analisis
Indonesia Economic Quarterly
2013.
____
saat ini, pemerintah indonesia ada melakukan penyangkalan terhadap buble properti indonesia.
Beberapa Maal di jakarta seperti Roxy square dan Glodok plaza banyak yang gagal bayar kredit pemilikan nya.
Di glodok plaza/ pasar glodok bahkan banyak stiker penyitaan di tempel di depan toko toko.
Bahkan di ITC Roxy Mas, di arah berlawanan dari arah pintu utama banyak toko toko yang tutup tidak berjualan.