JAKARTA–Jaringan terorisme disinyalir akan kembali meledakkan lokasi wisata Candi Borobudur yang terletak di Magelang Jawa Tengah. Sasaran ini sengaja dipilih karena candi terbesar di Indonesiaitu merupakan simbul masyarakat dunia
Menurut pengamat teroris Universitas Indonesia, Ery Sofyan, teroris sepertinya ingin menarik perhatian dunia dengan meledakan Candi Borobudur. Selain itu, dampaknya juga akan lebih luas karena bisa menimbulkan kepedulian internasional.
“Bisa dibayangkan jika Candi Borobudur diledakan pasti akan menimbulkan kemarahan dunia. Apalagi Borobudur termasuk salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang bisa menggemparkan dunia internasional bila diledakan,” tegas Ery kepada Harian Terbit, Senin (24/9).
Saat ini katanya, sasaran terorisme tak hanya masalah agama atau turis asing saja. Borobudur dipilih karena menjadi icon pariwista dunia krena akan memberikan efek lebih luas disbanding meledakkan hotel maupun kafe.
Pengamat politik Universitas Indonesia, Prof Maswadi Rauf juga mengatakan sasaran teroris meledakan Candi Borobudur karena sudah menjadi simbul dunia. Selain itu, pengamanan di sekitar Candi Borobudurpun dirasakan tidak seketat pengamanan Istana Negara.
“Siapa saja bisa masuk dengan bebas, termasuk teroris bisa memasukan jenis bom ke Candi Borobudur. Tentu saja dampaknya juga akan menjadi luas. Hal itu bukan semata-mata alasan agama atau turis asing saja,” tegasnya.
Sementara itu pengamat teroris, Umar Abduh menilai terlalu banyak pernyataan pejabat keamanan mengenai ancaman teroris justru membuat masyarakat bingung. Sebelumnya disebut-sebut teroris merayakan ulang tahun bom Bali I , sekarang muncul lagi pernyataan teroris akan menyerang candi borobodur.
Umar berharap dalam membasmi teroris janganlah berlebihan publikasinya. “Kalau perlu masyarakat tidak diberitahu soal penangkapan terduga teroris. Masyarakat mengetahui setelah kasusnya di sidangkan di pengadilan agar tidak terlalu banyak komentar yang justru membingungkan rakyat.”
Dalam aksi penangkapan juga tidak berlebihan kalau untuk menangkap seorang terduga teroris jangan pula mengerahkan ratusan petugas dan diusahakan bisa ditangkap hidup-hidup agar kasusnya bisa terbongkar tuntas, kata Umar Abduh yang pernah terlibat kasus pembajakan pesawat Woyla.
“Saya lebih setuju cara-cara zaman sebelumnya dalam penangkapan teroris. Tersangka tiba-tiba hilang dan tiga bulan kemudian baru masyarakat tahu tersangka ditangkap petugas,” tambahnya.
Sebelumnya Komandan Korem (Danrem) 072 Pamungkas, Brigjen Adi Widjaja, mengatakan jaringan teroris disinyalir mengincar Candi Borobudur yang terletak di Magelang Jawa Tengah. Berdasar data-data intelejen TNI AD, Candi Borobudur dijadikan sasaran berikutnya karena dipandang sebagai tempat ibadah yang harus dihancurkan sekaligus tempat berkumpulnya warga asing.
Adi Widjaja membenarkan bahwa informasi dari intelejen tersebut berhasil mengungkapkan gerakan-gerakan yang mengarah pada rencana pada kegiatan aksi teror di Candi Borobudur.
Candi Borobudur pada 1985 pernah diledakkan. “Belajar dari pola-pola teror selama ini, candi-candi di wilayah Indonesia juga dianggap sebagai produk masa lalu yang layak dihancurkan. Karena itu, meski data tersebut masih sangat mendasar, butuh pengolahan lebih lanjut, namun indikasi itu sudah jelas,” tegasnya.
http://nasional.lintas.me/go/harianterbit.com/harian-terbit-candi-borobudur-diancam-diledakkan/