Komunitas > Sains

Everything about Pupuk

<< < (3/3)

markosprawira:
Zat Pengatur Tumbuh untuk Perangsang Bunga

Munculnya bunga pada suatu tanaman menunjukkan tingkat kematangan tanaman memasuki fase atau masa dari vegetatif ke generatif. Perubahan ini dapat dikarenakan pengaruh internal hormon tanaman atau zat pengatur tumbuh tanaman secara eksternal.

Secara alamiah di dalam tanaman terdapat banyak hormon yang mengatur dan memicu terjadi proses fisiologis. Proses-proses fisiologis itu antara lain pertumbuhan akar, tunas, pembungaan dan sebagainya. Pembahasan topik dibatasi pada hormon ataupun zat pengatur tumbuh yang berperan dalam mendorong pembungaan.
Catatan: zat pengatur tumbuh adalah hormon yang disintesis (buatan)

Ada beberapa hormon di dalam tanaman yang berpengaruh dalam pembungaan, yaitu Gibberelin. Sedangkan zat pengatur tumbuh tanaman yang berperanan adalah kelompok Auksin NAA, gas etilen (karbid) dan penghambat tanaman (retardan) Paklobutrasol, Alar dan Cycocel.

Contoh penggunaan zat pengatur tumbuh untuk perangsang pembungaan:
1. Tanaman kelompok Bromelia (Nanas) dirangsang dengan gas Etilen (Karbid) dan Ethepon (Ethrel).
2. Tanaman Mangga dan Durian dirangsang dengan Paklobutrasol (Patrol, Golstar).
3. Tanaman Aglaonema dan Spathiphyllum dirangsang dengan Gibberelin/GA3 (Grow Quick Flower, Sunerellin).

source : http://www.godongijo.com/index2.php?task=fullart&PID=37

markosprawira:
Keseimbangan Penggunaan Pupuk Organik dan Non Organik

Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya, tanaman memerlukan nutrisi berupa pupuk. Sumber pupuk dapat diperoleh dari bahan organik dan non organik.

Ada suatu perkembangan info yang menarik mengenai pupuk, perkembangan ini menyangkut silang pendapat antara penggunaan pupuk organik dan non organik pada tanaman. Ada satu pihak menyatakan bahwa pupuk organik dapat memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan non organik, demikian pula sebaliknya.

Tanaman (tanaman hias, sayuran, buah, perkebunan, kehutanan) memerlukan nutrisi berupa pupuk tidak memandang dari mana sumbernya. Misal tanaman memerlukan unsur N (Nitrogen) untuk mendukung pertumbuhan daun, unsur N ini dapat berupa dari N-NH4 (Amonium) dan N-NO3 (Nitrat).

Kandungan N dalam berbagai bentuk tersebut dapat diperoleh dari bahan organik maupun non organik dan tanaman tidak pernah membedakan asal sumbernya, karena yang diperlukan tanaman adalah unsur N.

Mengenai nitrogen yang berasal dari NH4 dan NO3, tentunya dapat terlihat pada pertumbuhan tanaman lebih lanjut, dimana bila pemberian N dalam bentuk NH4 terlalu banyak maka yang terlihat adalah pertumbuhan tanaman yang besar, misal daunnya lebih besar, namun lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit dan tekanan lingkungan (cepat layu dalam kondisi kekeringan).

Di dalam setiap tanaman terdapat potensi genetik untuk dapat memberikan hasil yang maksimal, dimana potensi hasil yang maksimal dapat diberikan dengan dukungan nutrisi yang terukur (misal 1 gram per liter atau 1 ml per liter). Nutrisi tanaman dalam bentuk pupuk organik pada dasarnya sudah memberikan hasil yang baik namun belum maksimal, misal pupuk kandang mempunyai kandungan N yang berfluktuasi (naik-turun), hal ini tergantung dari makanan yang dimakan oleh hewan tersebut. Untuk itu diperlukan tambahan pupuk non organik yang terukur misal pupuk Urea, Gandasil Hijau, Bayfolan, dan lain-lain untuk memberikan hasil yang maksimal. Jadi mana yang lebih baik? Yang lebih baik tentunya adalah keseimbangan pemberian keduanya.

Kelompok pupuk organik:

* Pupuk kandang (fermentasi kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam)
* Pupuk hijau (dari kelompok kacang-kacangan)
* Pupuk kascing (dari kotoran cacing)
* Kompos daun (fermentasi dari sampah daun kaliandra, bambu, dll)
* Pupuk organik konsentrat padat Green Farm, Subur Ijo, NPK organik Novelgro
* Pupuk organik konsentrat cair (Wide Spectrum, Nungtulo, Green Source)

Kelompok pupuk non organik:

* Pupuk tunggal Urea, SP36, KCl
* Pupuk majemuk NPK padat (Gandasil, Growmore, Hyponex, Rapid Gro, Vitabloom, Calcinit, Kalinitra, Kaliphos, Dekastar, Osmocote)
* Pupuk majemuk NPK cair (Bayfolan, Liquinox Grow, Liquinox Bloom, Miracle Gro All Purpose, Bloom Plus, Quick Start)

source : http://www.godongijo.com/index2.php?task=fullart&PID=35

markosprawira:
Tips Perkecambahan Benih

Teknik perkecambahan benih tanaman yang baik mempunyai dampak dalam menentukan keberhasilan benih untuk berkecambah. Kemampuan benih untuk berkecambah ditentukan oleh beberapa faktor kualitas benih, lingkungan media tanam, zat perangsang pertumbuhan (ZPT) dan serangan penyakit benih.

Kualitas benih terkait dengan proses pematangan benih dalam buah yang secara tidak langsung terkait dengan cara pemupukan dan penanganan pasca panen.

Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkecambahan benih, karena untuk mampu berkecambah benih memerlukan kondisi media tanam yang lembab. Kondisi lembab akan merangsang munculnya akar utama yang akan diikuti oleh pergerakan lain sampai menjadi bibit.

Untuk lebih meningkatkan keberhasilan benih berkecambah dan waktu berkecambah lebih cepat, penggunaan zat pengatur tumbuh dapat dilakukan. Secara umum beberapa kasus perkecambahan meningkat sampai 100% dan benih dapat berkecambah lebih cepat 4 - 5 hari dari normalnya. Beberapa zat pengatur tumbuh yang dapat dipergunakan adalah Atonik (Polyphenol), Superthrive (Vitamin B-1+NAA), Liquinox Start B-1 (Vitamin B-1+NAA), Grow Quick Plus (Vitamin B-1+NAA), Sunerelin (GA-3).

Faktor lain yang sama pentingnya adalah mencegah serangan penyakit rebah bibit (Damping Off) yang utamanya disebabkan oleh cendawan Phytophtora sp. dan Phytium sp. Beberapa kasus dapat menyebabkan benih gagal berkecambah sampai 80 - 100%. Penyakit ini akan muncul dalam kondisi media tanam yang telah mengandung penyakit (media lama) dan kelembaban tinggi. Untuk mencegah penyakit rebah bibit ini dapat menggunakan fungisida protektan untuk benih seperti Previcur N (Propamocarb HCl), Topsin (Thiophanate), Vilan (Hexaconazole), Score (Difeconazole), Benstar (Benomyl), Daconil (Chlorotalonil)

Penggunaan secara bersamaan dengan zat pengatur tumbuh dengan cara dicampur (mix) contoh: Atonik 0,5 - 1 ml/L dicampur dengan fungisida Previcur 0,5 - 1 ml/L, kemudian benih direndam selama 15-20 menit, selanjutnya ditanam. Dapat pula dengan cara terpisah yaitu perendaman benih dengan zat pengatur tumbuh terlebih dahulu selama 15 - 20 menit, kemudian setelah benih berkecambah dapat disemprot dengan fungisida 1-2 kali seminggu

source : http://www.godongijo.com/index2.php?task=fullart&PID=50

kullatiro:
sebenarnya agak heran kita ini tinggal di daerah tropis jadi pembusukan yang berlangsung semestinya lebih cepat jadi pembuatan pupuk organik seharusnya melimpah bagi para petani tetapi kita sering mendengar bahwa petani kekurangan pupuk, harga pupuk yang terus naik dan lain sebagai nya.


--- Quote ---# Pupuk kandang (fermentasi kotoran hewan seperti sapi, kambing, ayam)
# Pupuk hijau (dari kelompok kacang-kacangan)
# Pupuk kascing (dari kotoran cacing)
# Kompos daun (fermentasi dari sampah daun kaliandra, bambu, dll)

--- End quote ---

apakah petani kita terlalu tergantung pada pupuk buatan pabrik?

Navigation

[0] Message Index

[*] Previous page

Go to full version