sesungguhnya alam semesta adalah dhamma itu sendiri, dari alam semesta maka rahasia yang terpendam terkuak oleh sang buddha. sang buddha dengan kebijaksanaannya, dengan mata batinnya bisa melihat yang akan datang dan bisa melihat yang masa lalu tak terhingga 'jauhnya'. sebelum sang buddha menjadi buddha ia harus bertapa selama 6 tahun lamanya. beliau seorang calon bodhisatva yang penuh dengan welas asih, melaksanakan tapanya dengan penuh kesabaran. melihat dan merenungi setiap siklus alam semesta. sehingga beliau menyadari, menyimak, dan mengetahui hukum kesunyaan. berkat perjuangannya serta bantuan dari alam beliau menjadi buddha.
begitu halnya bodhisatva matteya, beliau memang belum datang kedunia, beliau tidak mengajarkan dhamma yang sudah di ajarkan sang buddha. namun beliau melanjutkan apa yang sudah sang buddha ajarkan. bodhisatva matteya lebih memfokuskan pada hati nurani setiap manusia, khususnya pemeluk agama buddha. karena beliau tahu dari hati nuranilah pemakluman, pemaafan, kasih, kesadaran yang paling dalam bisa terlaksanakan. bukan hanya mengandalkan logika belaka atau pemikiran serta konsep ilmu pengetahuan saja. namun lebih kepada hati nurani.
berhubung dengan dhamma, bodhisatva matteya tau apabila adanya perbedaan dhamma atau penambahan serta adanya perubahan dhamma maka bisa terjadinya konflik antar sesama manusia itu sendiri, khususnya umat buddha itu sendiri. karena beliau lebih mengutamakan kita adalah satu keluarga, satu saudara, walaupun berbeda tapi tetap sama karena ada kasih didalam hati kita semua.
semoga dengan pemahaman ini kita dapat bertambah pengetahuan dan pengembangan kasih di dalam hati.
sadhu...sadhu...sadhu