Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: dhammasiri on 30 April 2010, 06:22:33 PM

Title: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: dhammasiri on 30 April 2010, 06:22:33 PM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ryu on 30 April 2010, 06:34:15 PM
1. 2. 3. umatnya
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 30 April 2010, 06:35:45 PM
terlepas dari jumlah umat buddha yg merosot, jumlah bhikkhu sepertinya meningkat, jadi menurut saya ini adalah kemajuan Buddhisme di Indonesia, karena dengan semakin banyaknya bhikkhu berarti semakin banyak umat buddha yg menjalani hidup suci.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: yudiboy on 30 April 2010, 06:38:22 PM
baguslah....

buat apa statistik secara kuantitatif banyak,namun kualitas rendah...
lebih baik jumlahnya sedikit..tapi yang benar2 mempelajari dhamma...

sesuatu yg sedikit itu biasanya lebih unggul..(saya lupa nam teorinya)

1. Tidak ada yg perlu beratnggung jawab....
2. sebabya...karmanya belum matang buat mempelajari dhamma....
3. jadilah umat buddha yang baik bagi dir sendiri..sehingga bisa menjadi teladan bagi yg lain....

 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Peacemind on 30 April 2010, 06:47:20 PM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks

Merosotnya jumlah umat Buddha disebabkan karena berkurangnya atau lenyapnya keyakinan umat Buddha sendiri terhadap ajaran Buddha. Jika kita menyimak pernyataan Sang Buddha dalam Saddhammapaṭirūpakasutta dari Saṃyuttanikāya, ajaran sejati Sang Buddha akan lenyap karena lima hal yakni para bhikkhu, bhikkhuni, upāsaka dan upāsikā tidak menaruh hormat lagi kepada (1) Buddha, (2) Dhamma, (3) Sangha), (4) Sikkha / praktik dan (5) samādhi / konsentrasi. Meskipun sutta ini membicarakan lenyapnya ajaran dan bukan merosotnya jumlah umat Buddha, saya rasa ini juga ada hubungannya karena dengan lenyapnya rasa hormat kepada lima hal tersebut, keyakinan terhadap kebenaran Dhamma juga akan lenyap, dan dengan lenyapnya keyakinan, sudah dipastikan umat Buddha akan mudah pindah ke ajaran lain. Berbasis pada sutta ini, maka ketiga pertanyaan di atas bisa dijawab:

1. Umat Buddha sendiri yang bertanggung jawab.
2. Lenyapnya rasa hormat dan keyakinan terhadap Buddha, Dhamma, Sangha, praktik dan juga konsentrasi.
3. Kembangkan keyakinan terhadap Dhamma melalui teori dan praktik sehingga diri sendiri tidak pindah agama dan orang lain akan tertarik dengan ajaran Buddha.

Btw, merosotnya jumlah penganut Buddha di Indonesia bisa bermacam-macam , dan di atas bisa menjadi salah satunya.

Be happy.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr.Jhonz on 30 April 2010, 07:52:27 PM
[pengalaman di kampung..]
jumlah umat buddha merosot??
Yg pindah agama itu bukan umat buddha,tapi umat buddha ktp/tradisi(yg ga tahu sama sekali mengenai buddha-dhamma)..
Ironisnya,beberapa orang yg berteriak(mengaku) menjadi umat buddha adalah orang2 yg menganut aliran2 kontroversial..

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Deva19 on 30 April 2010, 08:34:21 PM
jangan khawatir dengan merosotnya umat Budha. karena faktnya, ajaran sang Budha telah menembus seluruh lapisan masyarakat, menyebar ke berbagai suku bangsa, bahkan Agama. Banyak filsuf, cendikiawan, ilmuwan dan bangsawan yang beragama non Budhis telah belajar pada Sang Budha. dengan demikian, sebenarnya umat budhis itu banyak. sayapun merasa diri sebagai "umat Budhis", walaupun mungkin secara catatan sipil, saya tidak diakui sebagai umat budhis.

Quote
Quote from: the_eddo
Hehe...ada juga yang beginian ya di FFI, eksis lagi!

Tp gw salut kok sama elu mas CM19...elu seragamnya aja Islam, dalemannya asli orang Indonesia yang cinta damai.  Itu cuma penilaian gw lho yang gak tau apa-apa ttg elu, yang cuma tau elu dari tulisan elu, yang gw gak tau bener apa gak bener.

Tp guru lw pasti dah tau elu luar-dalem mas...makanya gw yakin dia 1000% bener nyaranin elu masuk hutan.

Gih sono, jangan jadi murid murtad ahh.....

sebenarnya gw gak peduli, apa gw ini disebut muslim, kapir, hindu, budha, kr****n atau apa saja. apakah seseorang dapat menjadi muslim, hanya karena dirinya mengaku "aku ini muslim"? apaka seseorang dapat secara otomatis menjadi kr****n hanya dirinya mengaku "aku ini kr****n"? seseorang mengaku dirinya dokter. tapi setiap hari dia kerjanya ke ladang dan bercocok tanam, bagaimanapun, dikatakan atau tidak dikatakan, diakui atau tidak, baik oleh dirinya atau orang lain dia itu tetap saja petani. gw ini muslim atau kapir, budhist atau hinduisme, ka****k atau protestan, liat aja sendiri!
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: wong cilik on 30 April 2010, 08:46:36 PM
Pertanyaannya kan tanggung jawab siapa????

1. Secara pribadi
Secara pribadi ya akan menjadi tanggung jawab masing-masing individu yang pindah agama tersebut. Kalau dia mendapat kebahagiaan dan ketentraman pikiran, ya berarti kepindahannya dari agama Buddha adalah better. Kalau pun dia mendapat ketidakbahagiaan dan ketidakdamaian pikiran setelah pindah agama, yach, itu juga better bagi dia karena dia akan jadi bisa tahu mana yang baik dan mana yang gak.

2. Secara organisasi
Kan agama juga ada organisasinya. Ini setahu saya lho ya. Masing-masing sekte juga mempunyai organisasinya masing-masing kan. Misalnya di dalam Theravāda kan ada Saṅgha Theravāda Indonesia, Patria, Vandani dan Maggabuddhi, di Buddhayana ada Majelis Buddhayana Indonesia, dan lain-lain. Tujuan pertamanya mungkin untuk memudahkan dalam melakukan pujabakti bersama, melakukan aktivitas keagamaan yang lain bersama, dll.
Berkaitan dengan kepindahan ini, bagaimana jika yang pindah adalah UMAT BUDDHA PEMULA yang dikarenakan kurangnya pembinaan dalam organisasi-organisasi ini. Padahal jika organisasi-organisasi agama Buddha ini bersikap aktif dan melakukan pembinaan yang baik, mungkin mereka mungkin akan menjadi UMAT BUDDHA SUNGGUHAN yang akan mempunyai keyakinan pada Buddha, Dhamma dan Sangha serta menjalankan Sikkha dan Sāmadhi. Gimana kalau kasusnya kaya gini??????  ??? ???


Kam sia ^:)^

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: stephen chow on 30 April 2010, 09:12:38 PM
Menurut saya merosot atau tidak bukan jadi permasalahan.. Agama tidak penting.. Buat apa jika seseorang beragama tapi melakukan kejahatan.. Yg perlu di takutkan adalah semakin banyaknya orang jahat saat ini..
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andry on 30 April 2010, 09:13:52 PM
saya yg bertanggung jawab
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sukma Kemenyan on 30 April 2010, 09:18:03 PM
Kalao pertanyaan ini, gue ga mao ngasih jawaban muluk2x (Dhamma'ism)...
Tak ada yg kekal... Sesuai ramalan... apalah...

1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
    Para sangha, pandita, anda dan saya.

2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
    Kurangnya pengetahuan Buddhism,
    usah jauh2x, Buddhism masih dianggap cung-cung-cep bukan ?
   
    Lalu...
    dengan kebimbangan mistis yg meragukan, dan minimnya pengetahuan akan buddhism.
    moment bimbang tersebut digunakan oleh para missionaris dari negri seberang.

3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
    Yang pake jubah,
    kembangkan sayap, jangan cuma menetap di satu tempat.
    Coba yang kira-kira dagh agak mapan di mutasikan ke vihara-vihara yg minim jubah.

    Yang pandita, anda dan saya,
    Jangan segen-segen negur yg salah tangkep, salah kaprah, salah memahami.
    Jangan hanya bersembunyi dibalik omongan "buddhism agama damai".
    Yang dipoles dengan kata-kata indah dan menjelimet,
    Sehingga "makna" yang ingin disampaikan tidak tercerna
   
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Wolvie on 30 April 2010, 09:50:41 PM
salah umatnya.

sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.

Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.

Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: eew on 30 April 2010, 10:08:05 PM
salah umatnya.

sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.


Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.

Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.

kalo buat yg saya bold diatas saya kurang setuju.. karena dari pengalaman saya ga perna tuh ada cerita kek gt.. wong aneh ya.. masa mau memeluk agama aja mau ditanya2in dolo ?
agama Buddha ga perna mili2 suku bangsa atopun yg lain lain kok.. di wihara saya, saya sering liat orang pribumi dsini kok.. jadi apa yg dipersulit?

pintu ini selalu terbuka kok.. <-- mengutip cerita ajahn brahm  ;D

once again. no offence bro.. haha

1. umat nya salah..
kenapa selama ini kita tidak pernah menceramahi orang lain dengan kepercayaan kita ?
kalo menurut saya.. sedikitnya jumlah vihara juga mungkin jadi salah saktu faktor sih.. haha

2. "marketing"nya salah nih keknya  ;D
marketing itu dimulai dari pengajaran sejak kecil, tindakan sosial ataupun "iklan" kepada "yg belum percaya"  :o

3. sembuhkan & perbaiki segala hal yang sudah saya tuliskan diatas
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Wolvie on 30 April 2010, 10:45:12 PM
salah umatnya.

sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.


Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.

Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.

kalo buat yg saya bold diatas saya kurang setuju.. karena dari pengalaman saya ga perna tuh ada cerita kek gt.. wong aneh ya.. masa mau memeluk agama aja mau ditanya2in dolo ?
agama Buddha ga perna mili2 suku bangsa atopun yg lain lain kok.. di wihara saya, saya sering liat orang pribumi dsini kok.. jadi apa yg dipersulit?

pintu ini selalu terbuka kok.. <-- mengutip cerita ajahn brahm  ;D

once again. no offence bro.. haha

1. umat nya salah..
kenapa selama ini kita tidak pernah menceramahi orang lain dengan kepercayaan kita ?
kalo menurut saya.. sedikitnya jumlah vihara juga mungkin jadi salah saktu faktor sih.. haha

2. "marketing"nya salah nih keknya  ;D
marketing itu dimulai dari pengajaran sejak kecil, tindakan sosial ataupun "iklan" kepada "yg belum percaya"  :o

3. sembuhkan & perbaiki segala hal yang sudah saya tuliskan diatas

bacalah baik2, sy bilang sebagian, bukan semuanya.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: eew on 30 April 2010, 10:50:17 PM
oh iya.. sory2.. matanya tambah minus ni keknya  ;D

kalo ada "sebagian" itu.. dmn ya ada orang seperti itu ? saya pengen liat..
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Adhitthana on 30 April 2010, 11:03:26 PM
Kalo yg gw liat .... kok beda  :o ::)

umat Buddha saat ini malah lebih banyak dan berkembang ......
Basic dulu waktu sekolah Buddha ....... pernah ikutan waisakan di Dhammacakka Sunter
Rame memang tapi tidak se rame sekarang ..... yang waisakan bisa full tempat
jika dulu .... mungkin hanya terisi 1/2 saja

Hal yg ke dua .......
pusat2 Meditasi Buddhis berkembang sangat cepat ....... utk wilayah Jakarta dan Puncak terdapat 5 (yang gw tau) tempat dengan kapasitas peserta 50 - 120 orang
dan setiap liburan panjang ....... pusat2 meditasi ini full


Seperti kata Deva 19 ..... banyak yg diluar sana yg sudah jatuh cinta pada Buddha Dhamma tidak menganti dan tidak perlu ganti identitas agama yg di anut  ;D .....
Gw saksikan sendiri setiap retreat pasti ketemu dgn orang non Buddhis yang mengatakan di KTP masih tertulis agama yg lama ..... tapi hati dan keyakinan sudah terlanjur jatuh cinta pada Buddha sasana  ;)

Kemudian buku2 Buddhis juga sudah lumayan banyak .... dulu yg gw ingat dan tau
cuma buku Kebahagian dalam Dhamma dan Mahaparinibbana sutta
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: wen78 on 30 April 2010, 11:24:07 PM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks

1 & 2
apakah harus ada yg bertanggung jawab atas atas kemerosotan jumlah umat Buddha?

3
perjodohan dengan Buddhism tidak bisa dipaksakan.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Brado on 30 April 2010, 11:29:24 PM

1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
    Para sangha, pandita, anda dan saya.


Saya setuju banget paparan dari Bro Kemenyan ini... hanya timbul pertanyaan dalam hati..
Apakah bisa dikatakan, bahwa mereka telah gagal dalam pengabdian dan pelestarian Dhamma ?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Peacemind on 30 April 2010, 11:44:23 PM
Sebenarnya kalau dipikir lebih lanjut, memang jumlah umat Buddha di Indonesia merosot tapi keyakinan umat Buddha yang ada sekarang tampak bertambah kuat. Kemerosotan ini sebenarnya terjadi terutama di daerah pedesaan. Satu contoh, saya pernah mendengar bahwa di salah satu kampung dari salah seorang bhikkhu dari Juwono dikatakan pada jaman dulu ketika agama Buddha baru datang tersebar di Indonesia seluruh penduduk kampung beliau beragama Buddha, tapi sekrang malah lebih dari sebagian penduduknya sudah berpindah muslim. Ini sebenarnya terjadi di banyak daerah. Mereka pindah agama tentu karena kurangnya pengetahuan ajaran Buddha sehingga tidak ada pondasi keyakinan yang cukup. Saat ini meskipun umat Buddha berkurang, tapi tampak keyakinan umat BUddha semakin bertambah terutama bisa dilihat dari banyaknya  peserta yang mengikuti program retret meditasi, pabbajja, Dhamma class dan juga seminar2 bernuansa Buddhis.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 01 May 2010, 12:12:30 AM
Sebenarnya kalau dipikir lebih lanjut, memang jumlah umat Buddha di Indonesia merosot tapi keyakinan umat Buddha yang ada sekarang tampak bertambah kuat. Kemerosotan ini sebenarnya terjadi terutama di daerah pedesaan. Satu contoh, saya pernah mendengar bahwa di salah satu kampung dari salah seorang bhikkhu dari Juwono dikatakan pada jaman dulu ketika agama Buddha baru datang tersebar di Indonesia seluruh penduduk kampung beliau beragama Buddha, tapi sekrang malah lebih dari sebagian penduduknya sudah berpindah muslim. Ini sebenarnya terjadi di banyak daerah. Mereka pindah agama tentu karena kurangnya pengetahuan ajaran Buddha sehingga tidak ada pondasi keyakinan yang cukup. Saat ini meskipun umat Buddha berkurang, tapi tampak keyakinan umat BUddha semakin bertambah terutama bisa dilihat dari banyaknya  peserta yang mengikuti program retret meditasi, pabbajja, Dhamma class dan juga seminar2 bernuansa Buddhis.

Tapi secara kualitas perlu dipertanyakan. Saya pernah mendengar seorang Bhikkhu senior mengatakan umat jaman dulu lebih rajin, lebih mau mengeluarkan tenaga untuk membantu perkembangan Dhamma. Mereka rajin chanting & kebaktian, serta penuh kekhidmatan.

Umat sekarang memang banyak, vihara penuh tetapi kualitasnya menurun.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: El Sol on 01 May 2010, 12:43:27 AM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
1. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
2. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
3. itu 3 dibubarkan!!
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: g.citra on 01 May 2010, 03:15:28 AM
Quote
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?

1. Haruskah ada 'kambing hitam' dari sebab kemerosotan yang anda pikirkan ?

2. Keraguan dan ketakutan ... itu yang pasti! Karena kecenderungan orang-orang terus memikirkan masa depan yang kenyataannya 'tidaklah pasti' sedangkan dalam Buddhisme, lebih menekankan tentang 'hidup saat ini' dan kenyataan tentang ketidak pastian hidup ini, sering membuat batin tidak tenang yang berakhir membuat sebagian orang mencari kepastian dan mengingkari kenyataan ...

3. Dimulai dari tiap-tiap pribadi ajalah ... Kalau tiap pribadi bisa menjaga 'label' yang di anutnya dengan baik, itu saja sudah dukup koq ...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ryu on 01 May 2010, 07:10:11 AM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
1. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
2. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
3. itu 3 dibubarkan!!
=))

no 3 harusnya dirikan elsolyana =))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Peacemind on 01 May 2010, 09:28:48 AM
Sebenarnya kalau dipikir lebih lanjut, memang jumlah umat Buddha di Indonesia merosot tapi keyakinan umat Buddha yang ada sekarang tampak bertambah kuat. Kemerosotan ini sebenarnya terjadi terutama di daerah pedesaan. Satu contoh, saya pernah mendengar bahwa di salah satu kampung dari salah seorang bhikkhu dari Juwono dikatakan pada jaman dulu ketika agama Buddha baru datang tersebar di Indonesia seluruh penduduk kampung beliau beragama Buddha, tapi sekrang malah lebih dari sebagian penduduknya sudah berpindah muslim. Ini sebenarnya terjadi di banyak daerah. Mereka pindah agama tentu karena kurangnya pengetahuan ajaran Buddha sehingga tidak ada pondasi keyakinan yang cukup. Saat ini meskipun umat Buddha berkurang, tapi tampak keyakinan umat BUddha semakin bertambah terutama bisa dilihat dari banyaknya  peserta yang mengikuti program retret meditasi, pabbajja, Dhamma class dan juga seminar2 bernuansa Buddhis.

Tapi secara kualitas perlu dipertanyakan. Saya pernah mendengar seorang Bhikkhu senior mengatakan umat jaman dulu lebih rajin, lebih mau mengeluarkan tenaga untuk membantu perkembangan Dhamma. Mereka rajin chanting & kebaktian, serta penuh kekhidmatan.

Umat sekarang memang banyak, vihara penuh tetapi kualitasnya menurun.

Oh really? Saya malah baru mendengar.  Makanya, harus dipersemangat lagi.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 01 May 2010, 10:24:41 AM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
1. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
2. FABB, Aliran Sesat Maitreya and WALUBI
3. itu 3 dibubarkan!!
=))

no 3 harusnya dirikan elsolyana =))
:))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Tommy Fong on 01 May 2010, 05:25:48 PM
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 01 May 2010, 06:59:53 PM
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

saya ada teman-teman yang aktifis buddhis theravada yang pindah agama...

teman saya aktivis buddhis theravada... di kampus dia menjadi ketua UKM Buddha...
ehh.... setelah sekian lama ngga ketemu...  tahun lalu ketemu... agama sudah lain...

bahkan ajaran buddha nya sama sekali udah nga berbekas di pikirannya sama sekali...

kita waktu itu ngobrol di pinggir pantai... ada orang yang mencari kerang...

komentarnya... wah asiknya kalo cari kerang... abis itu bisa dimakan...

waksss...  udah ngga ada bekas dari sila yang dulu sering dia baca... panatipata veramani sikhapadam samadiyami...

teman saya yang lain ada juga... aktifis vihara theravada... setelah beberapa  tahun ngga bertemu...
ketemu dia ditempat makan... eh... udah pakai kalung simbol agama lain.... :)

ada lagi... kakak teman saya.... yang aktifis vihara theravada... pindah kuliah di australia ... eh disana pindah agama juga... padahal katanya di australia agama buddha berkembang pesat...

ini aktifis theravada semua loh... :)

sebetulnya saya sedih... lihat teman-teman yang pindah agama...

apa lagi pada nyatanya mereka itu bukan buddhis ktp, atau buddhis yang cuma hari raya datang ke vihara...
atau cuma seminggu sekali pujabakti di vihara...

tapi lebih dari itu...   

semasa aktif dulu mereka bisa nginap di vihara setiap minggu nya bisa lebih dari semalam...

teman -teman saya ini bisa dibilang militan theravada...  jadi dalam pikiran saya mustahil pindah agama...
eh pada nyatanya... :)

saya ingat waktu itu teman saya yang pernah jadi ketua UKM Buddha mencari kaset di vihara buat  didengar...
saya sodorkan kaset tradisi mahayana, dia tidak berminat sama sekali.... karena bukan theravada...



tentang kakak teman saya.... teman saya mengatakan andai kakaknya ngga fanatik theravada... n mau melongok tradisi buddhis diluar theravada... bisa jadi dia tidak akan pindah agama lain....


apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Tommy Fong on 01 May 2010, 07:23:32 PM
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

saya ada teman-teman yang aktifis buddhis theravada yang pindah agama...

teman saya aktivis buddhis theravada... di kampus dia menjadi ketua UKM Buddha...
ehh.... setelah sekian lama ngga ketemu...  tahun lalu ketemu... agama sudah lain...

bahkan ajaran buddha nya sama sekali udah nga berbekas di pikirannya sama sekali...

kita waktu itu ngobrol di pinggir pantai... ada orang yang mencari kerang...

komentarnya... wah asiknya kalo cari kerang... abis itu bisa dimakan...

waksss...  udah ngga ada bekas dari sila yang dulu sering dia baca... panatipata veramani sikhapadam samadiyami...

teman saya yang lain ada juga... aktifis vihara theravada... setelah beberapa  tahun ngga bertemu...
ketemu dia ditempat makan... eh... udah pakai kalung simbol agama lain.... :)

ada lagi... kakak teman saya.... yang aktifis vihara theravada... pindah kuliah di australia ... eh disana pindah agama juga... padahal katanya di australia agama buddha berkembang pesat...

ini aktifis theravada semua loh... :)

sebetulnya saya sedih... lihat teman-teman yang pindah agama...

apa lagi pada nyatanya mereka itu bukan buddhis ktp, atau buddhis yang cuma hari raya datang ke vihara...
atau cuma seminggu sekali pujabakti di vihara...

tapi lebih dari itu...   

semasa aktif dulu mereka bisa nginap di vihara setiap minggu nya bisa lebih dari semalam...

teman -teman saya ini bisa dibilang militan theravada...  jadi dalam pikiran saya mustahil pindah agama...
eh pada nyatanya... :)

saya ingat waktu itu teman saya yang pernah jadi ketua UKM Buddha mencari kaset di vihara buat  didengar...
saya sodorkan kaset tradisi mahayana, dia tidak berminat sama sekali.... karena bukan theravada...



tentang kakak teman saya.... teman saya mengatakan andai kakaknya ngga fanatik theravada... n mau melongok tradisi buddhis diluar theravada... bisa jadi dia tidak akan pindah agama lain....


apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sukma Kemenyan on 01 May 2010, 07:31:01 PM
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Forte on 01 May 2010, 07:33:48 PM
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.
itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ?  :P
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Tommy Fong on 01 May 2010, 07:49:24 PM
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.
itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ?  :P
Sy setuju dengan anda?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 01 May 2010, 08:27:09 PM
Kalau begitu sy punya jawaban yg lain. Dalam ajaran agama lain orang yg sudah penuh dosa bisa diampuni dan masuk sorga hanya dengan mengakui j***s sebagai penyelamat. Tentu ajaran ini sangat menarik; bayangkan orang yg sudah berbuat dosa seabrek-abrek, dosanya bisa hilang begitu saja. Dalam ajaran i***m pun ada yg seperti itu; bahkan membunuh orang dlm jihad ganjarannya sorga. Sedangkan orang beragama Buddha seperti kita untuk mencapai Nirvana saja susahnya minta ampun. Ini masalah kepercayaan saja. Tapi kalau orang yang dosanya sudah menumpuk tentu saja agama Budha menjadi pilihan yang terakhir (nggak menarik). Enakkan pakai jalan tol dari pada pakai jalan yg penuh lobang, macet lagi.
itu kan "JALAN TOL" versi mereka.. pertanyaan apakah bener2 JALAN TOL ?  :P
Sy setuju dengan anda?


loh kok jadi mengomentari agama lain? bukannya berusaha membenahi yang kurang dalam agama sendiri...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 02 May 2010, 12:49:16 AM
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 02 May 2010, 01:03:34 AM
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.

saya sedih mengetahuinya...

mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...

tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...

bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 02 May 2010, 01:07:36 AM
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: wiithink on 02 May 2010, 01:16:45 AM
emang hati nya kali yang ndak kuat, iman kata orang hehehe
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 02 May 2010, 01:23:26 AM
saya sedih mengetahuinya...

mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...

tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...

bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)

Sejauh yang saya lihat, di setiap agama dan aliran apa pun; pasti selalu ada umat yang akhirnya beralih-keyakinan ke agama atau ke aliran lainnya. Ini adalah fenomena yang terjadi di belahan dunia manapun, dan tidak bisa kita sangkal keberadaannya.

Saya bukanlah orang yang mendalami Ilmu Psikologi di bangku kuliah. Tetapi saya cukup tertarik dengan skema pergaulan dan gaya sosialisasi yang ada di tiap orang, oleh karena itu saya mengerti apa penyebab kedua teman saya beralih-keyakinan. Pada kasus teman saya, adalah sangat wajar bagi mereka untuk pergi mencari "perlindungan" lain yang bisa meyakinkan bahwa diri mereka adalah indah. Saya lihat keduanya adalah orang yang pemurung dan suka mengasihani diri sendiri, boleh dibilang sangat melankolis dan absolutely naive person; ditambah lagi mereka adalah perempuan yang lahir dengan kecenderungan untuk mengikuti perasaan.

Singkat cerita, mereka mencari satu sandaran yang mampu membuat mereka yakin bahwa hidup dan segala permasalahannya harus dihadapi dengan semangat. Mereka tidak menemukan "semangat" ini di lingkungan Buddhis. Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah. Yah, meskipun menurut saya cara mereka pun tidak bijaksana. Tetapi yang dibutuhkan perempuan pada umumnya adalah persetujuan dari orang-orang lain akan pendapatnya; ini penting bagi perempuan karena hal ini mengindikasikan bahwa mereka tidak sendiri dan mereka adalah benar meskipun sesungguhnya mereka sejuta persen adalah salah.

Karena kompleksitas, mereka pun memutuskan untuk bersandar dalam kepercayaan yang menerima mereka apa adanya. Mungkin Anda dan teman-teman sudah menyadari; bahwa di Agama Kr1sten (Katholik), Anda diarahkan untuk mengakui kasih Tuhan apa adanya, maka Anda akan merasa damai dan seolah diterima di dunia ini. Sedangkan di Agama Buddha, Anda disarankan untuk melihat kesalahan diri sendiri dan berubahlah agar Anda bisa "diterima" di dunia ini.

Sebagian lain, saya melihat ada umat Theravada yang beralih keyakinan karena teman, keluarga, kekasih, ataupun karena bisnis. Sebagian lain karena keyakinan mereka yang kurang teguh, pemahaman yang kurang mantap, dan karena ketidak-nyamanan sosial... Ada salah satu mantan member DhammaCitta yang pada awalnya adalah seorang Theravadin "sejati". Namun dia melihat kecenderungan umat Theravada yang merasa sebagai umat Buddha dari aliran yang paling murni, lalu perlahan dia muak dengan semua itu; termasuk muak melihat umat-umat yang "menjilat" para bhikkhu dengan bersikap super jaim dan sering namakara. Akhirnya sekarang dia menyatakan tidak memiliki agama apapun lagi.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 02 May 2010, 02:01:27 AM
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.

saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...

tapi apa sebetulnya Theravada seperti itu? atau karena ada pendekatan yang salah atau kurang dalam pembinaan Theravada ? sehingga jadi bersikap seperti itu  ?

saya sendiri adalah mantan fanatik Theravada... tapi saya sekarang lebih tersentuh dengan kerendahan hati ala mahayana ...

ketika orang mahayana berhadapan dengan orang yang mengalami masalah... mereka akan lebih menampilkan rasa kasih ... empati... kepedulian... rasa ingin ikut menanggung masalah yang sedang dihadapi orang tersebut, seakan melebur dengan orang tersebut dan masalah orang tersebut juga adalah masalahnya...
ketimbang menampilkan diri sebagai orang yang arif bijaksana...



Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: johan3000 on 02 May 2010, 06:41:14 AM
lebih kurang gw setuju dgn bro Andrew mengenai "the human touch" yg memengang peranan penting...
kehangatan, kesopanan, perhatian, dst...


mungkin dlm agama lain membernya lebih mendukung soal

opportunity atau khang tao,.. sehingga membantu kesempatan lebih mudah menjadi kaya..

apalagi pihak lain menawarkan menu spt Keluarga Sukses.... dst, dst...

member saling bantu membantu dalam hal ini pun memegang peranan penting.

apakah begitu?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Brado on 02 May 2010, 06:44:09 AM
Betul sih Bro Johan..
Terkadang mereka membentuk jaringan bisnis dari dasar keyakinan yang sama, hingga menjadi kuat ..
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: johan3000 on 02 May 2010, 06:53:28 AM
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)

Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))

1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
    boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?

dst, dst

(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr.Jhonz on 02 May 2010, 07:44:17 AM
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.

saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...
Lalu,idealnya kita bersikap seperti apa?
Point terpenting dalam buddha-dhamma kan panna..
Apa perlu demi mengejar kuantitas kita mencontoh "marketing" umat tetangga?

IMO,kata bhante uttamo masalah agama adalah masalah "KECOCOKAN",kalo ada buddhist yg pindah agama mungkin karakter sejatinya kurang cocok dgn konsep buddha-dhamma..cmiiw
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 02 May 2010, 12:37:25 PM
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)

Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))

1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
    boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?

dst, dst

(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)

ya kalo kenyataannya seperti itu aku pasti tanya dong...

kelihatan biasa biasa aja...  wajah ngga tambah muda...:)
sukses juga normal normal saja :)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 02 May 2010, 12:56:25 PM
Maklum karena umat Buddha biasanya "terlalu bijaksana" dengan mengajarkan "anicca, dukkha, anatta" pada setiap orang yang memiliki masalah. Nah, kebetulan mereka punya teman-teman dari kepercayaan lain yang lebih proaktif untuk membuat mereka menjadi bergairah.

saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...
Lalu,idealnya kita bersikap seperti apa?
Point terpenting dalam buddha-dhamma kan panna..
Apa perlu demi mengejar kuantitas kita mencontoh "marketing" umat tetangga?

IMO,kata bhante uttamo masalah agama adalah masalah "KECOCOKAN",kalo ada buddhist yg pindah agama mungkin karakter sejatinya kurang cocok dgn konsep buddha-dhamma..cmiiw


bukan tentang mengejar kuantitas...

kalo ditanya idealnya seperti apa saya tidak tau...
tapi saya yakin di Theravada pun lengkap ... cuma belom digali seluruhnya...

pengalaman saya sendiri...saya juga awalnya fanatik theravada...
ketika itu walaupun saya tidak sadar... bisa jadi bila berhadapan dengan orang yang punya masalah... saya juga bersikap sok bijak... sebagai orang arif yang memberi nasehat... yang logis...

sekarang saya terbuka dengan praktek tradisi di luar theravada...
saya tertarik dengan tonglen... meditasi memberi dan mengambil... 
bentuk meditasi yang membuat kita punya kecenderungan untuk belajar punya sikap mengambil beban orang lain n membagi kebahagiaan pada orang lain...

lewat meditasi inii.. perlahan sikap saya ketika berhadapan dengan orang yng punya masalah mulai berubah...
ketika dulu biasanya tampil sebagai sosok sok bijak yang memberikan nasehat...

sekarang saya lebih merasa peduli... empati... n ada keinginan untuk meringankan masalah2 itu...
ada bentuk kepedulian terhadap penderitaan orang lain

ini dulu tidak saya temukan di theravada... tapi saya yakin di theravada pun sebetulnya ada... cuma saya tidak menemukan saja ...

oh ya tentang teman saya yang kakaknya pindah agama, teman saya ini kemudian juga pernah bilang kesaya kalo dia akan pindah agama... kemudian saya tanya lebih lanjut... ternyata bukan pindah agama...  tapi  ingin pindah sekte... awalnya di fanatik theravada juga... kemudian dia ingin pindah ke satu sekte buddhis... di Indonesia kurang dikenal sih sekte ini...  saya tanya kenapa? dia bilang orang -orang di sekte ini kesannya lebih perhatian ke orang lain...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sukuhong on 02 May 2010, 01:46:06 PM
Kalau menurut sy banyak umat Buddha yg pindah agama dan sy bisa pastikan bahwa 99% yang pindah agama itu adalah umat Buddha yg tidak mengerti ajaran Buddha Gotama tapi hanya mengikuti tradisi orang Tionghoa saja. Sejauh ini sy tidak pernah bertemu orang dr Buddha Theravada yg pindah ke agama lain.

Saya punya dua orang teman wanita yang awalnya adalah umat Buddha Theravada. Dahulu mereka dengan bangganya "mengajari" saya tentang Agama Buddha, seolah mereka memiliki kebijaksanaan dan keyakinan yang jauh di atas saya. Tetapi saya lihat mereka memiliki banyak masalah dalam urusan sosial. Dan kabar terbaru yang saya ketahui, mereka semua sudah menjadi umat Kr1sten Kath0lik. Bahkan yang saya lihat, salah satu dari mereka sudah memiliki nama baptis yang dipajang di username account facebook-nya.

saya sedih mengetahuinya...

mungkin pembinaan di Theravada ada yang perlu dibenahi... walaupun sudah cukup baik... terlihat dengan berkembang pesatnya aliran Theravada...

tapi pada nyatanya mereka yang meninggalkan Theravada... adalah orang-orang yang pernah fanatik juga didalam keTheravadaannya... merasa Theravada lebih benar dan murni dari yang lain... tapi kemudian mereka meninggalkan Theravada pindah ke agama lain...

bukan waktunya untuk menjelek-jelekan agama lain... tapi saatnya intropeksi diri untuk menjadi lebih baik :)

kacian deh !
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sukuhong on 02 May 2010, 02:03:10 PM
saya bingung dengan mereka2 yang suka mengkaitkan tradisi Theravada dengan kefanatikan.
sebenarnya Buddha Dhamma tidak ada yang namanya fanatik atau tidak fanatik
yang ada adalah Pengertian Benar terhadap Buddha Dhamma.

Pada prinsipnya setiap orang mempunyai kapasitas batin yang berbeda
Jika ada orang yang pindah agama itu adalah biasa tidak usah sedih dan khawatir
memang hidup itu demikian berubah terus dan berproses.
bahkan di Tipitaka sudah mengatakan suatu saat Buddha Dhamma tidak akan diingat lagi
Dan prilaku manusia2 juga tidak akan bermoral pada suatu saat dan seterusnya ................

kam sia
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sumedho on 02 May 2010, 02:38:43 PM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
1. nda tahu
2. pengaruh dari luar= ada tawaran yg lebih menjanjikan
pengaruh dari dalam= kurangnya pembinaan
3. perbaiki komunikasi. tak kenal maka tak sayang :)

ada 1001 teori, mari kita ambil beberapa utk kita praktekkan, mulai dari melaksanakan sang ajaran agar kita sebagai contoh hidup.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: johan3000 on 02 May 2010, 05:15:11 PM
apa ada yang salah dengan pola pembinaan theravada saat  ?
Karena anda memiliki 3 contoh kasus,
kalau saya boleh tau...

Apa jawaban mereka ketika anda tanyakan, kenapa pindah ?

saya tidak tanya kenapa pindah...
ngga etis lah tanya seperti itu... dan gengsi juga tanya seperti itu :)
cuma ada perasaaan sedih aja saat tau :)

Kalau gw ketemu, pasti deh... gak segan2 meluncur 10 pertanyaan.... =))

1. Anda kelihatan lebih ceria, wajah tambah muda, lebih sukses...
    boleh share perubahan apa yg terjadi selama ini... ?

dst, dst

(posting ini bukan jokes lho,.. mohon jangan salah menanggapin)

ya kalo kenyataannya seperti itu aku pasti tanya dong...

kelihatan biasa biasa aja...  wajah ngga tambah muda...:)
sukses juga normal normal saja :)

bro Andrew, itu kan teknik bertanya.... siapa sih gak suka kalau dibilang tambah muda ???
belum terlambat, kalau ketemu boleh ditanyakan lagi tuhhhh,

mana tau dia kalau hari minggu ada fasilitas ANTAR JEMPUT............ nahhhh lhooooo
malah kadang kala ada bungkusan makanan dibawa pulang.....   
(maklum ibadahnya di pemilik resto). =))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 03 May 2010, 11:00:28 AM
saya tertarik dengan pendapat ini... saya juga mendapat kesan begitu... di Theravada sebagian terbentuk menjadi  besikap " terlalu bijaksana " atau " sok bijaksana  "  ketika berhadapan dengan orang yang memiliki  masalah...

tapi apa sebetulnya Theravada seperti itu? atau karena ada pendekatan yang salah atau kurang dalam pembinaan Theravada ? sehingga jadi bersikap seperti itu  ?

saya sendiri adalah mantan fanatik Theravada... tapi saya sekarang lebih tersentuh dengan kerendahan hati ala mahayana ...

ketika orang mahayana berhadapan dengan orang yang mengalami masalah... mereka akan lebih menampilkan rasa kasih ... empati... kepedulian... rasa ingin ikut menanggung masalah yang sedang dihadapi orang tersebut, seakan melebur dengan orang tersebut dan masalah orang tersebut juga adalah masalahnya...
ketimbang menampilkan diri sebagai orang yang arif bijaksana...

Di dalam Theravada diajarkan metta-karuna-mudita-upekkha. Tentu saja keempat sifat luhur ini sebaiknya dipraktikkan secara seimbang. Mungkin ada sebagian umat Buddha dari Aliran Theravada yang berusaha lebih menonjolkan pemahaman sesuai text book, makanya seolah ia tampil "sok bijaksana". Seperti yang kita tahu, di dalam Sutta seringkali diceritakan ketika ada orang yang "curhat" dengan Sang Buddha, maka Sang Buddha akan menasihatinya dengan membawa pesan "anicca, dukkha, anatta". Ironisnya hampir semua umat Buddha (terutama para perumah tangga) berusaha mengikuti "gaya" Sang Buddha ini, padahal itu adalah "gaya"-nya Sammasambuddha.

Sebenarnya umat Buddha yang berusaha "tampil" bijaksana di depan temannya yang mendapat masalah ini tidak sepenuhnya salah. Namun kadangkala kita harus bisa melihat kondisi. Apakah teman kita yang mendapat masalah itu puas hanya dengan mendapat ceramah ala bijaksana seperti itu? Di dalam Sutta juga Sang Buddha menyatakan ada 4 cara menjawab pertanyaan. Salah satunya adalah dengan cara berdiam diri / tidak berkomentar; cara ini dilakukan apabila kita tidak memiliki kata-kata yang tepat untuk pendengar. Adalah lebih baik berdiam dan tidak berkomentar daripada menjelaskan panjang-lebar namun kita tidak mengerti bagaimana rasanya ketika berada di posisi teman yang mendapat masalah itu.

Menurut pendapat saya, semua hal dalam Aliran Theravada diajarkan dengan "tepat". Namun ada sebagian umat Buddha yang kurang terampil dalam menjelaskan; sehingga yang bisa ditampilkan oleh mereka hanyalah "kebijaksanaan"  yang itu-itu saja. Ini menjenuhkan. Makanya ada orang yang kemudian tertarik dan beralih ketika mendengar motivasi dari teman lain yang kadang sambil berteriak-teriak dan penuh emosi itu.

Di sinilah letak permasalahan di sebagian besar orang. Orang-orang hanya ingin mencari kepercayaan / agama yang memiliki lingkungan kondusif baginya. Anda mengatakan bahwa Anda tersentuh dengan kerendahan hati umat Mahayana, tapi yang sebenarnya membuat Anda tersentuh adalah umatnya. Di dalam Theravada pun diajarkan tentang kerendahan hati. Jadi sebenarnya Anda tersentuh oleh umatnya atau kepercayaan (ajarannya)?

Saya seringkali menyarankan pada teman-teman saya yang mau diberi saran, agar memelajari suatu agama langsung dari kitab sucinya. Jangan memelajari atau pun menilai suatu agama dari perilaku umatnya, perilaku pemuka agamanya, apalagi menilainya dari apa yang terdengar di masyarakat saja. Lupakan semua buku-buku kesaksian dan buku-buku inspirasi yang berderet rapi di rak toko buku di bagian "agama". Yang perlu Anda lakukan adalah buka isi kitab suci dari agama tersebut, lalu pelajari isinya secara teliti. Itu yang harus pertama kali dilakukan.

Jadi sama juga ketika seseorang hendak beralih keyakinan. Yang harus mereka lakukan adalah memelajari isi dari kitab suci suatu agama / aliran tersebut. Bila sesuai dengan pola pikir Anda, maka silakan ambil. Keyakinan adalah masalah kepantasan. Bila pemikiran kedua teman saya adalah mengharapkan kenyamanan instan di lingkungannya, maka pantaslah kalau mereka beralih ke keyakinan yang mendukung hal tersebut. Namun sebaiknya janganlah beralih keyakinan ataupun memeluk keyakinan hanya karena melihat umat dari kepercayaan ini lebih ramah, ataupun melihat bahwa umat dari kepercayaan ini munafik. Ketika kita meyakini satu ajaran, yang diyakini adalah ajarannya. Meskipun seluruh umat dari kepercayaan ini tidak sesuai dengan harapan kita, namun kita bisa tetap teguh pada ajaran yang kita yakini. Inilah keyakinan yang sesungguhnya, yaitu keyakinan setelah melihat dan mengalaminya.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 03 May 2010, 01:26:24 PM
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?

mungkin jawaban saya akan sama seperti bro kemenyan bihkkhu/biksu, pandita, anda & saya karena kita itu mencakup semua + penggembala yang mencari domba yg banyak :)


2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?

a. masih banyaknya buddhis ktp yg tetap ngotot bahwa semua agama adalah sama n baik jadi ga perlu belajar agama buddha lebih dalam, nah sebab itu ketika di goda jadi domba pindah

b. marketing dari kita yg jelek sekali serta pola pikir, yg menggangap lebih baik kualitas dari pada kuantitas serta kamma mereka habis atau belum cukup untuk belajar dhamma, sehingga mereka yg memiliki kualitas n pola pikir ini hanya menyimpan dhamma untuk diri sendiri hingga menjadi sok eksklusif. bukan menyebarkannya.

c. kurangnya dharma duta, ini juga merupakan penyebab karena dengan umat buddha yg saat ini tidak berbanding lurus dengan jumlah dharma duta. sehingga bhikkhu jadi sibuk (trus klo bhikkhunya dah sibuk di pertanyakan lagi sama sebagian orang kok bhikkhu begini begitu dll
, lalu pandita jg sibuk, lalu ada calon pandita yg jg akhirnya harus turun tangan untuk membantu yg nota bene belum terlalu siap walau pun sedang belajar. dan lagi ada ke takutan lain bahwa kalau salah bawa dhamma avici menunggu :) yg juga di perparah dengan umat yg memang sudah ahli dan iseng mengerjai penceramah, sehingga penceramah kebinggungan n umat di vihara langsung mencap penceramah tidak kompeten serta penceramah sendiri menjadi krisis pd, karena duduk sebagai penceramah sesuatu yg mudah.

d. sepinya umat yg memang memiliki pengetahuan dhamma di vihara untuk membantu  n merangkul mereka yg masih mengikuti kebaktian hanya untuk ritual. serta adanya sifat elo - elo gua - gua. saya lebih respek dengan umat maitreya (mudah2an ga di komlain elsol :hammer: ) mereka menyambut umat dengan senyum n salam n rasa kekeluargaan.

e. faktor luar pencari domba karena ini pun faktor penyebab n saya tidak perlu menjelaskan krn semua sudah tahu bagaimana evangelish :)


3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
yah kita harus segera instropeksi diri serta  harus lebih giat membabarkan buddha dhamma bukan hanya tunggu atau  pun bilang mereka lom ada jodoh/kammanya karena smapai kapan pun kalau merreka tidak di perkenalkan buddha dhamma agak sulit untuk memiliki jodoh k sana.


setelah saya membaca tulisan edward n upasaka di atas saya kembali mencoba instropeksi bahwa selama ini memang saya merasa sudah agak menjurus fanatik theravada karena buku yg saya baca theravada semua namun saya sangat mengagumi sosok kuan yin n kuan kong jadi biar saya tidak menjadi fanatik saya mau coba baca buku non theravada khususnya saya ingin baca buku master cheng yen karena bentuk cinta kasihnya yg tersalurkan melalui yayasan nya, karena kadang saya merasa sering menjadi sok bijak ketika menbantu orng ketika ada masalah karena terlalu teks book justru kurang brahma viharanya :). hope i'll be better person   
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 03 May 2010, 07:51:08 PM


Di sinilah letak permasalahan di sebagian besar orang. Orang-orang hanya ingin mencari kepercayaan / agama yang memiliki lingkungan kondusif baginya. Anda mengatakan bahwa Anda tersentuh dengan kerendahan hati umat Mahayana, tapi yang sebenarnya membuat Anda tersentuh adalah umatnya. Di dalam Theravada pun diajarkan tentang kerendahan hati. Jadi sebenarnya Anda tersentuh oleh umatnya atau kepercayaan (ajarannya)?



bukan... bukan tersentuh oleh umatnya...  tapi oleh ajarannya... dan ajaran ini memang tercermin dari orang yang mendalaminya...

seperti dalam posting sebelumnya... saya mengungkapkan saya tertarik dengan tonglen... yang hasilnya mengubah seseorang menjadi bersikap rendah hati... n sangat peduli ke mahluk lain...

ini yang dulu tidak saya temukan di Theravada...
saya yakin sebetulnya di Theravada ada metode yang bisa menghasilkan hasil yang sama seperti tonglen...
tapi mungkin selama ini di pembinaan theravada kurang menekankan hal ini...
jadi selama ini saya merasakan ada yang kurang dalam praktek saya...
sampai akhirnya dilengkapi dengan tonglen ini....

bukan berarti sekarang saya tidak praktek hal-hal dari tradisi theravada...
tapi hal-hal yang penekanannya kurang.... bisa terlengkapi dari praktek yang ditekankan di tradisi lain...

oh ya... sebelumnya ada posting yang mengatakan bukan kah memang di buddhis yang d itekankan adalah panna?

entah di theravada sebetulnya penekanannya hanya panna atau dibarengi dengan kasih... saya tidak tau pasti...

tapi sepertinya ada tradisi buddhis yang menganggap penekanan buddhis itu bukan hanya panna ...
tapi panna dan kasih... yang tumbuh seimbang... seperti dua sayap dari seekor burung... yang mesti berkembang bersama agar bisa terbang...

kalo saya tidak salah ingat...

di dalam candi mendut... ada tiga patung berukuran besar...
di tengah adalah patung Sakyamuni Buddha ... sedangkan patung disisi kanan dan sisi kirinya adalah patung bodhisatva yang menyimbolkan kebijaksanaan dan cinta kasih....

jadi kemungkinan kedua hal ini memang mesti dikembangkan bersamaan secara utuh... bukan cuma menekankan pada satu hal saja... kebijaksanaan saja... atau cintakasih saja....
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 04 May 2010, 10:10:26 AM
bukan... bukan tersentuh oleh umatnya...  tapi oleh ajarannya... dan ajaran ini memang tercermin dari orang yang mendalaminya...

seperti dalam posting sebelumnya... saya mengungkapkan saya tertarik dengan tonglen... yang hasilnya mengubah seseorang menjadi bersikap rendah hati... n sangat peduli ke mahluk lain...

ini yang dulu tidak saya temukan di Theravada...
saya yakin sebetulnya di Theravada ada metode yang bisa menghasilkan hasil yang sama seperti tonglen...
tapi mungkin selama ini di pembinaan theravada kurang menekankan hal ini...
jadi selama ini saya merasakan ada yang kurang dalam praktek saya...
sampai akhirnya dilengkapi dengan tonglen ini....

bukan berarti sekarang saya tidak praktek hal-hal dari tradisi theravada...
tapi hal-hal yang penekanannya kurang.... bisa terlengkapi dari praktek yang ditekankan di tradisi lain...

oh ya... sebelumnya ada posting yang mengatakan bukan kah memang di buddhis yang d itekankan adalah panna?

entah di theravada sebetulnya penekanannya hanya panna atau dibarengi dengan kasih... saya tidak tau pasti...

tapi sepertinya ada tradisi buddhis yang menganggap penekanan buddhis itu bukan hanya panna ...
tapi panna dan kasih... yang tumbuh seimbang... seperti dua sayap dari seekor burung... yang mesti berkembang bersama agar bisa terbang...

kalo saya tidak salah ingat...

di dalam candi mendut... ada tiga patung berukuran besar...
di tengah adalah patung Sakyamuni Buddha ... sedangkan patung disisi kanan dan sisi kirinya adalah patung bodhisatva yang menyimbolkan kebijaksanaan dan cinta kasih....

jadi kemungkinan kedua hal ini memang mesti dikembangkan bersamaan secara utuh... bukan cuma menekankan pada satu hal saja... kebijaksanaan saja... atau cintakasih saja....

Saya turut bersimpati bila Anda tersentuh oleh ajaran yang tercermin lewat perilaku umatnya... Saya juga turut bersimpati kalau tonglen bisa membuat Anda lebih peduli dengan makhluk lain...

Menurut pendapat saya, apa yang diajarkan di Theravada lebih condong pada pemahaman dan kesadaran. Semua aspek ditekankan di Theravada. Anda bisa sebutkan semua aspek, dan kita bisa cek apakah di Theravada diajarkan hal itu atau tidak. :) Sebagai ajaran yang menekankan pada pemahaman dan kesadaran, Aliran Theravada lebih cenderung mengajak orang untuk bertindak atas pemahaman dan kesadaran diri mereka sendiri. Ini yang mungkin tidak sejalan dengan beberapa pola pikir orang lain.

Di Theravada diajarkan tentang metta (cinta kasih universal), diajarkan tentang karuna (belas kasih kepada semua makhluk), diajarkan tentang mudita (ikut berbahagia dengan kebahagiaan makhluk lain), diajarkan tentang upekkha (keseimbangan batin), diajarkan tentang menghormat pada 6 arah (orangtua, guru, istri dan anak, saudara dan sahabat, bawahan dan karyawan, petapa dan brahmana), diajarkan untuk tidak mengharapkan orang lain celaka, diajarkan untuk memancarkan pikiran semoga semua makhluk berbahagia, diajarkan untuk merawat orang yang sakit, dsb. Namun pelaksanaan dari ini semua ditentukan dari pemahaman dan kesadaran diri masing-masing. Sebab dalam pandangan Aliran Theravada, tidak perlu suatu persuasi nyata untuk berperilaku seperti ini. Aliran Theravada lebih fokus menanamkan pemahaman bahwa "ini adalah baik, itu adalah kurang baik". Selanjutnya silakan setiap individu menentukan perilaku dan jalan hidupnya masing-masing.

Bagi sebagian orang, mungkin kurang cocok dengan sistem pengajaran Theravada. Makanya di luar sana tersedia "metode" lainnya. Jika ternyata Anda lebih cocok dengan persuasi untuk berbuat baik lewat metode tonglen atau persuasif lainnya, maka itu baik. :) Sebab memang ada orang tertentu yang lebih termotivasi dari faktor eksternal, bukan dari faktor internal. Orang yang lebih tertarik dengan faktor pengembangan diri dari sektor eksternal, maka pantaslah bila kurang cocok dengan ajaran yang lebih menitik-beratkan pada sektor internal.

Di dalam Theravada, semua aspek perlu ditekankan termasuk panna dan metta. Bila ada yang menakankan hanya pada salah satu aspek saja, itu merupakan kekeliruan.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 04 May 2010, 11:13:57 AM
Teman-teman sekalian, kadang kita mendengar mengenai ajaran Theravada yang katanya kurang metta dsbnya hal ini aneh sekali. Karena di Theravada diajarkan cinta kasih bahkan hingga cinta kasih yang paling tinggi sekalipun diajarkan.

Bila kita membaca Jataka, disana diajarkan mengenai pengorbanan Bodhisatta yang mengorbankan semua harta kekayaan, kerajaan, bahkan mengorbankan kehidupannya sendiri untuk mahluk lain. ada 500 lebih kisah heroik Bodhisatta melatih kesempurnaan diri. Apakah ini bukan ajaran kasih sayang dengan memberikan contoh?

Tapi coba kita renungkan kembali, mereka yang gembar-gembor kasih sayang, apakah mereka mau mengorbankan nyawanya untuk mahluk lain? Bila memang benar demikian tolong tanyakan kepada mereka  untuk menyumbangkan sebelah matanya supaya orang lain dapat melihat, atau menyumbangkan sebelah ginjalnya agar orang lain dapat selamat, umpamanya menyumbangkan sebuah ginjal mereka untuk bro William Phang yang sekarang ini sangat membutuhkan donor ginjal. Beranikah mereka yang gembar-gembor cinta kasih untuk menyumbangkan sebelah ginjalnya?

Bodhisatta melakukan parami seperti itu di kala tidak ada Buddha, dikala kosong Buddha. Tetapi di kala ada muncul Buddha, Beliau berlatih di bawah bimbingan Buddha, seperti Jotipala ketika hidup di jaman Sang Buddha Kassapa. Beliau berlatih meditasi dan belajar Dhamma dengan masuk menjadi bhikkhu.

Theravada mengutamakan pengertian dan kebijaksanaan (wisdom dan understanding).
Spirit mau berkorban dan melatih kasih sayang bisa dilakukan kapan saja, oleh siapa saja, oleh agama dan keyakinan apa saja, tetapi Dhamma yang mengantarkan kita ke Nibbana dan Vinaya yang merupakan sila yang tertinggi hanya bisa ada, jika muncul seorang Buddha, dan kemunculan seorang Buddha sangat singkat. Jadi manakah yang lebih penting? Melatih kasih sayang atau melatih kebijaksanaan (wisdom)?

menyumbangkan jantung agar orang lain selamat dapat membuat kita terlahir di alam-alam bahagia, tetapi melatih Vipassana  menyebabkan kita mencapai Nibbana.

Manakah yang lebih penting menyumbangkan jantung agar orang lain selamat (melatih kasih sayang) atau melatih meditasi Samatha dan Vipassana agar terbebas dari kilesa?

 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 04 May 2010, 11:29:32 AM
^
sama pentingnya bro karena cinta kasih tau brahma vihara pun ajaran dari sang buddha yah bagusnya bila kita memilikinya bersamaan. kalau lau di lihat dari tulisan anda anda lebih mementingkan pengertian n kebijaksanaan dan cinta kasih nomor selanjutnya. yah itu memang hak masing  orang untuk menyampaikan pengertiannya. namun saya rasa ini lah sebabnya bro edward merasa d theravada kurang cinta kasih karena  lebih mengussung panna. itu pun bukan sesuatu yg salah, hanya bro edward belum bertemu dengan orang yg memiliki metta karuna yg kuat :) dan ber temu dengan orang yg seperti bro fabian sehingga merasa ada kurang cintakasih d theravada. no offense buat bro fabian  hanya menyampaikan apa yg saya pikirkan _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 04 May 2010, 11:45:47 AM
^
sama pentingnya bro karena cinta kasih tau brahma vihara pun ajaran dari sang buddha yah bagusnya bila kita memilikinya bersamaan. kalau lau di lihat dari tulisan anda anda lebih mementingkan pengertian n kebijaksanaan dan cinta kasih nomor selanjutnya. yah itu memang hak masing  orang untuk menyampaikan pengertiannya. namun saya rasa ini lah sebabnya bro edward merasa d theravada kurang cinta kasih karena  lebih mengussung panna. itu pun bukan sesuatu yg salah, hanya bro edward belum bertemu dengan orang yg memiliki metta karuna yg kuat :) dan ber temu dengan orang yg seperti bro fabian sehingga merasa ada kurang cintakasih d theravada. no offense buat bro fabian  hanya menyampaikan apa yg saya pikirkan _/\_

Pendapat Ko Fabian dan Bro Kusalaputto benar...

Tapi ada perbedaan intepretasi mengenai "cinta-kasih" di sini. Ada orang yang memiliki intepretasi bahwa "cinta-kasih" berkenaan dengan pikiran dan perbuatan yang sesuai dengan moralitas. Ada yang memiliki intepretasi bahwa "cinta-kasih" adalah menolong dan ikut merasakan penderitaan setiap orang. Makanya diperlukan kebijaksanaan di sini... Tanpa kebijaksanaan, orang yang mengembangkan "cinta-kasih" akan terlalu sibuk mencintai makhluk lain bahkan melupakan diri sendiri yang patut dicintai dan dikasihi.

Kalau terlalu lebar membahas perihal ini juga ujung-ujungnya malah meruncingkan perbedaan pandangan antar aliran. Tapi hal ini sebenarnya menarik, karena dari perbedaan intepretasi ini pula; maka seseorang bisa beralih keyakinan.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 04 May 2010, 11:48:56 AM
^
 bro di tetangga ada penawaran cinta kas8ih tanpa batas loh dr tuhan nya :)) apapun salah mu kalau sudah tobat n menerima mr J anda masuk surga :))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 04 May 2010, 12:02:01 PM
Amat disayangkan bila umat Buddha yang terlahir di jaman Adanya Buddha lebih menekankan cinta kasih yang juga ada di ajaran-ajaran lain. Menurut saya Master Cheng Yen hanya meniru Mother Theresa, bukan suatu hal yang asli. Agama Buddha di Indonesia dari dulu hanya belajar latah, hanya meniru agama lain.

Padahal ada permata yang lebih penting (selain cinta-kasih) untuk dilatih, karena hanya muncul kesempatan melatih di jaman ada Buddha ini  saja,  Yaitu melatih membebaskan diri dari kekotoran batin.

Seorang yang melatih cinta-kasih tanpa membersihkan  batin masih akan berbuat kejahatan di masa yang akan datang.
Seorang yang membersihkan kekotoran batin tak akan pernah berbuat kejahatan lagi selama-lamanya.

 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 04 May 2010, 12:19:58 PM
^
 yah latah tapi sebenernya kebaikan bukan masalah menurut saya. trus sebenernya bukan latah ikut mother theresa d kayaknya. kan emang dari dulu buddha udah mengajarkan cinta kasih jadi duluan kita donk yg belajar cinta kasih jadi mereka yg latah :))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 04 May 2010, 12:38:46 PM
Saat pengungsi membanjiri Thailan dari Laos dan Kamboja, organisasi kemanusiaan yang datang menolong begitu banyak. Hal ini membuat para bhikkhu dari Barat berpikir adalah tidak benar para bhikkhu dan bhikkhuni hanya duduk di hutan sedangkan organisasi beragama lainnya dengan aktif berpartisipasi meringankan penderitaan para pengungsi. Lalu mereka mendekati Ajahn Chah untuk mengungkapkan kepeduliannya dan inilah yang beliau katakan :
"Membantu di tenda pengungsian adalah baik. Adalah memang tugas kita sebagai manusia untuk saling membantu. Tapi melewati kegilaan sendiri agar kita dapat membawa orang lain melewatinya, itulah satu-satunya penyembuhan. Siapapun bisa pergi dan membagikan pakaian dan membangun tenda, tetapi berapa yang dapat datang ke hutan  dan duduk untuk mengenali pikirannya? Selama kita tidak tau bagaimana cara "memberi pakaian" dan "memberi makan" pikiran orang, selalu ada masalah pengungsi  di mana saja di dunia ini"
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 04 May 2010, 12:46:08 PM
Membantu orang lain membersihkan kekotoran batinnya masing-masing, itulah kasih sayang tertinggi, itulah pemberian tertinggi yang tak ada bandingannya.


 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Hendra Susanto on 04 May 2010, 12:54:33 PM
hmm... ko saudara fabian makannya apa sich?? kok sakti bener haa??
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 04 May 2010, 05:56:23 PM
^
 bro di tetangga ada penawaran cinta kas8ih tanpa batas loh dr tuhan nya :)) apapun salah mu kalau sudah tobat n menerima mr J anda masuk surga :))


:)

kata kata " apapun salahmu kalo sudah tobat n menerima mr J anda akan masuk surga"

ini mengingatkanku pada kata kata ajahn brahm :)

apapun yang kamu lakukan ... pintu hatiku selalu terbuka untukmu :)


memang keduanya berbicara tentang kasih...

tapi keduanya kemudian berkembang ke arah yang berbeda...

yang satu penekanannya menjadi dikasihi...
yang satu lagi penekanannya menjadi mengasihi ...:)

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: nyanadhana on 04 May 2010, 05:58:28 PM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks

1. umat Buddha yang merasa dirinya tercerahkan.
2. anicca
3. segala sesuatu yang berkondisi suatu saat akan lenyap dan muncul kembali.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 04 May 2010, 06:58:11 PM


Kalau terlalu lebar membahas perihal ini juga ujung-ujungnya malah meruncingkan perbedaan pandangan antar aliran. Tapi hal ini sebenarnya menarik, karena dari perbedaan intepretasi ini pula; maka seseorang bisa beralih keyakinan.

yang saya alami setelah keluar melongok tradisi lain...  saya tidak merasakan suatu pertentangan... dimana satu tradisi dianggap benar dang yang lain salah...

saya lebih melihat setiap tradisi mempunyai penekanan yang berbeda, dari keseluruhan ajaran Buddha...
jadi bukannya yang satu memiliki kekurangan ...

saya tidak mengatakan theravada kurang... :) didalam theravada lengkap.... :) cuma mungkin dalam pembabaran cenderung lebih ditekankan pada satu sisi... misalnya theravada menekankan sisi arahat...
bukan berari threvada tidak ada jalan bodhisattva...    di theravada ada juga kan jalan bodhisattva...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 04 May 2010, 08:25:28 PM
lah  para anggota sangha mesti rajin melakukan penampakan di muka umum agar orang buddha ktp juga jadi tahu mana sih anggotta sangha yang sebenarnya dan ketika penampakan itu terjadi maka orang orang yang tidak mengerti itu mungkin akan bertanya tanya seperti apakah Budhisme yang saya anut.  Juga bisa menjadi buffer shock bagi agama lain dan umat nya.

Penampakan di muka umum seperti pindapata yang di lakukan sangha theravada pada tanggal 16 mei ini di kota (jakarta) dalam rangka hari tri suci waisak. Alangkah baiknya bila pindapatta tersebut di laksanakan tidak hanya oleh sangha theravada saja.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 04 May 2010, 09:09:34 PM
hmm... ko saudara fabian makannya apa sich?? kok sakti bener haa??

Maksudnya...?   :hammer:   
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. Wei on 04 May 2010, 10:14:40 PM
Pengaruh budaya instan dan praktis juga...

Di agama sebelah kan praktis, mau damai? Akui tuhanmu. Mau bahagia? Pujilah tuhanmu. Mau sejahtera selama-selamanya? Cintailah tuhanmu

Di agama kita, mau damai? Sejuta teori keluar, seabrek sutta dipaparkan. Mau bahagia? Sejuta teori filosofis keluar. Bahagia adalah tidak mengejar bahagia, bla bla bla. Mau sejahtera selama-lamanya? Hapuskanlah 'aku'.

Yang gw bingung, semua ke-ribed-an ini memang muncul dari Buddhanya langsung (karena ajaran Dhamma yang konon katanya begitu luhurnya) atau karena ulah manusia yang sok ribed? Nanya sedikit aja dijawabnya langsung berfilosofi-filosofi ria.

Seseorang yang sedang sedih, ketika berhadapan dengan seorang kristiani, maka ia akan mengatakan, "bersukacitalah, tuhan sebenarnya terus bersamamu. Cintailah dia maka engkau akan bahagia." Simple.

Tapi kalau berhadapan dengan yang buddhis, maka jawabannya, "Inilah dukkha, dukkha, dukkha. Maka itu hapuskanlah egomu, lepaskanlah keinginanmu, bla bla bla." Malah bikin makin nelangsa.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 04 May 2010, 11:50:47 PM
Pengaruh budaya instan dan praktis juga...

Di agama sebelah kan praktis, mau damai? Akui tuhanmu. Mau bahagia? Pujilah tuhanmu. Mau sejahtera selama-selamanya? Cintailah tuhanmu

Di agama kita, mau damai? Sejuta teori keluar, seabrek sutta dipaparkan. Mau bahagia? Sejuta teori filosofis keluar. Bahagia adalah tidak mengejar bahagia, bla bla bla. Mau sejahtera selama-lamanya? Hapuskanlah 'aku'.

Yang gw bingung, semua ke-ribed-an ini memang muncul dari Buddhanya langsung (karena ajaran Dhamma yang konon katanya begitu luhurnya) atau karena ulah manusia yang sok ribed? Nanya sedikit aja dijawabnya langsung berfilosofi-filosofi ria.

Seseorang yang sedang sedih, ketika berhadapan dengan seorang kristiani, maka ia akan mengatakan, "bersukacitalah, tuhan sebenarnya terus bersamamu. Cintailah dia maka engkau akan bahagia." Simple.

Tapi kalau berhadapan dengan yang buddhis, maka jawabannya, "Inilah dukkha, dukkha, dukkha. Maka itu hapuskanlah egomu, lepaskanlah keinginanmu, bla bla bla." Malah bikin makin nelangsa.

Kalo di Buddhisme, kebahagiaannya ditemukan dalam diri sendiri, tapi berbeda dengan tetangga, kalo  kebahagiaannya umat tetangga  justru condong didapatkan dari luar dirinya. Bahkan ada  tetangga bahagia apabila melihat umat bada agamanya menderita. Syukurlah pemikiran umat Buddha tidak demikian.

Saya melihat banyaknya tetangga kita dengan bersemangat mengunjungi si A untuk mengajak mereka bergabung pada kepercayaannya, dengan menawarkan bantuan tertentu. Bagi si A yang lagi down, bantuan yang mendadak datang tentu saja membuat si A simpati terhadap "kawan barunya." Disaat kawan barunya meminta untuk kesaksian di depan umum, "apakah anda merasa hidupnya ada perubahan setelah bergabung dengan keyakinan ini ?" Tentu saja si A tidak akan mengeluh didepan umum dan akan memberikan kalimat yang baik2 saja. Disini kawan2 yang mendengarnya akan merasa senang karena orang ini berbahagia atas pilihan agamanya. dan setelah mendengar kesaksian ini, mereka akan menyambung lidah, si A telah bergabung dan kini telah bahagia hidupnya. sehingga kesannya terdapat banyak keunggulan di agama ini. Apakah si A benar2 bahagia? Itu tidak masalah!!!  :)) :)) :))

Bagi Mr. Wei mengangap kalo nasihat dalam Buddhisme selalu memberikan filosofi dan nasihat kaku "ini lah dukkha, dukkha, dan dukkha" itu karena yang menasihati Mr. Wei itu orangnya kutu buku dan kurang pengalaman dalam memberikan nasihat. Tetapi, Hal ini sangat berbeda dengan mereka yang memahami dan mengerti masalah hidup dan kehidupan.

Ada sebuah cerita :
Seorang pedagang kekayaannya ditipu habis oleh orang kepercayaannya, semua miliknya habis ditipu orang tersebut.  yang dia miliki hanya tinggal pakaian yang menempel di tubuhnya.
Dia pergi ke Bhikkhu meditasi dan menangisi nasibnya,
"habis sudah bhante, segala-galanya sudah habis, tidak ada sisa apapun bagi saya............"
Bhikkhu ini dengan tenang balik menanya:
"Saudara masih hidup?" "Ya bhante"
"saudara masih sehat?" "masih sehat bhante"
"NAH, IITULAH SEGALA-GALANYA"

Nasihat ini membuka pikiran dan harapan bagi si pedagang dan menghapus "dukkha" yang di hati serta memberikan semangat hidupnya kembali, tidak perlu filosofi dan sutta yang panjang lebar koq.  ;D ;D ;D
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 05 May 2010, 09:28:38 AM
yang saya alami setelah keluar melongok tradisi lain...  saya tidak merasakan suatu pertentangan... dimana satu tradisi dianggap benar dang yang lain salah...

saya lebih melihat setiap tradisi mempunyai penekanan yang berbeda, dari keseluruhan ajaran Buddha...
jadi bukannya yang satu memiliki kekurangan ...

saya tidak mengatakan theravada kurang... :) didalam theravada lengkap.... :) cuma mungkin dalam pembabaran cenderung lebih ditekankan pada satu sisi... misalnya theravada menekankan sisi arahat...
bukan berari threvada tidak ada jalan bodhisattva...    di theravada ada juga kan jalan bodhisattva...

Saya juga tidak bermaksud menyatakan tradisi ini lebih, tradisi itu kurang. Sejauh ini saya berusaha realistis. Semakin lama saya mendalami inti ajaran di aliran Buddhisme masing-masing, yang saya temukan adalah makin kontrasnya perbedaan pandangan di antara masing-masing. Di saat banyak orang yang berusaha mendengungkan persamaan dan simbiosis mutualisme (saling melengkapi) di antara aliran Buddhis, saya justru dengan konsisten melihat bahwa setiap aliran Buddhisme adalah tidak sama.

Namun saya tidak ingin makin meruncingkan perbedaan ini sehingga terjadi konflik psikis apalagi fisik.:)

Kembali ke topik permasalahan, bahwa dikatakan jumlah umat Buddha di Indonesia merosot; saya agak ragu dengan kesimpulan ini. Soalnya kalau kita lihat di lingkungan Indonesia, yang disebut sebagai Agama Buddha adalah sangat banyak; sedangkan dalam dunia internasional, yang diakui sebagai Buddhisme hanyalah tiga aliran mainstream. Selain itu, sejak masa pemerintahan Gus Dur sebagai Presiden Republik Indonesia, kepercayaan Konghuchu sudah diakui sebagai agama yang sah. Hal ini mungkin memberi pengaruh signifikan bagi masyarakat Indonesia yang semula tercatat sebagai umat dari Agama Buddha untuk dicatat ulang sebagai umat dari Agama Konghuchu.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 05 May 2010, 10:44:23 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 05 May 2010, 10:53:13 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Johsun on 05 May 2010, 11:12:09 AM
umat buddha scra ktp? atau umat buddha scra moral?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 05 May 2010, 10:15:16 PM
yang saya alami setelah keluar melongok tradisi lain...  saya tidak merasakan suatu pertentangan... dimana satu tradisi dianggap benar dang yang lain salah...

saya lebih melihat setiap tradisi mempunyai penekanan yang berbeda, dari keseluruhan ajaran Buddha...
jadi bukannya yang satu memiliki kekurangan ...

saya tidak mengatakan theravada kurang... :) didalam theravada lengkap.... :) cuma mungkin dalam pembabaran cenderung lebih ditekankan pada satu sisi... misalnya theravada menekankan sisi arahat...
bukan berari threvada tidak ada jalan bodhisattva...    di theravada ada juga kan jalan bodhisattva...

Saya juga tidak bermaksud menyatakan tradisi ini lebih, tradisi itu kurang. Sejauh ini saya berusaha realistis. Semakin lama saya mendalami inti ajaran di aliran Buddhisme masing-masing, yang saya temukan adalah makin kontrasnya perbedaan pandangan di antara masing-masing. Di saat banyak orang yang berusaha mendengungkan persamaan dan simbiosis mutualisme (saling melengkapi) di antara aliran Buddhis, saya justru dengan konsisten melihat bahwa setiap aliran Buddhisme adalah tidak sama.

Namun saya tidak ingin makin meruncingkan perbedaan ini sehingga terjadi konflik psikis apalagi fisik.:)


ketika saya melihat yang tampak dipermukaan... berbagai aliran agama buddha terlihat kontras...
baik dalam hal pernak pernik ritualnya...  atau kisah -kisah sutra/ sutta nya...
kadang terlihat bertolak belakang..

tapi ketika saya masuk ke intinya... semuanya menjadi sama...

semuanya bertujuan meluluhlantakan ego


ya... semisal ego kita ini seperti sebuah kota... yang dikelilingi dengan tembok benteng yang kuat...

ajaran Buddha secara keseluruhan adalah strategi lengkap untuk menaklukan kota ini...

sedangkan tiap aliran mempunyai penekanan yang berbeda...

ada yang menekankan menggempur benteng di bagian utara... ada yang menekankan menggempur benteng di bagian selatan... dan sebagainya...

setiap aliran mempunyai penekanan dalam metode/strategi yang berbeda...

tapi tujuan intinya sama...  menaklukan kota ego yang dikelilingi benteng yang kuat...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 05 May 2010, 11:48:52 PM
ketika saya melihat yang tampak dipermukaan... berbagai aliran agama buddha terlihat kontras...
baik dalam hal pernak pernik ritualnya...  atau kisah -kisah sutra/ sutta nya...
kadang terlihat bertolak belakang..

tapi ketika saya masuk ke intinya... semuanya menjadi sama...

semuanya bertujuan meluluhlantakan ego


ya... semisal ego kita ini seperti sebuah kota... yang dikelilingi dengan tembok benteng yang kuat...

ajaran Buddha secara keseluruhan adalah strategi lengkap untuk menaklukan kota ini...

sedangkan tiap aliran mempunyai penekanan yang berbeda...

ada yang menekankan menggempur benteng di bagian utara... ada yang menekankan menggempur benteng di bagian selatan... dan sebagainya...

setiap aliran mempunyai penekanan dalam metode/strategi yang berbeda...

tapi tujuan intinya sama...  menaklukan kota ego yang dikelilingi benteng yang kuat...


:)

Ada pendapat mengenai tiga pertanyaan yang diajukan oleh TS?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 11:32:56 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 11:36:26 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 11:48:18 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh

Pernyataan yang aneh
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 11:52:01 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh

Pernyataan yang aneh

Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 11:56:44 AM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh

Pernyataan yang aneh

Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan

cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 06 May 2010, 12:00:06 PM
gurkha n sumedha dah oot nih  back to topik kasian dhammasiri yg jd tsnya :)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 12:01:38 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh

Pernyataan yang aneh

Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan

cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh



sewaktu anda mengatakan YANG PASTI ....

saya menanyakan sumber statistik darimana anda bisa memberikan statement tsb, anda yg semestinya sudah memiliki data malah menyuruh saya cari ke BPS, bukankah lebih memudahkan anda memaparkan data yg anda miliki?
itulah sebabnya maka saya bilang cara diskusi anda aneh
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 12:02:29 PM
gurkha n sumedha dah oot nih  back to topik kasian dhammasiri yg jd tsnya :)


Maaf Bro, tapi saya masih mengharapkan data ilmiah sehubungan dengan statement bahwa KUALITAS MENURUN DAN KUANTITAS MENINGKAT
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 12:11:05 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh

Pernyataan yang aneh

Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan

cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh



sewaktu anda mengatakan YANG PASTI ....

saya menanyakan sumber statistik darimana anda bisa memberikan statement tsb, anda yg semestinya sudah memiliki data malah menyuruh saya cari ke BPS, bukankah lebih memudahkan anda memaparkan data yg anda miliki?
itulah sebabnya maka saya bilang cara diskusi anda aneh

Ada yang salah bila cari di BPS?

Jelas saya pernah lihat datanya memang kualitas turun kuantitas banyak. Lihat disana. jadi kalau mau data tentu disana. Kalau tidak mau kesana dan telah diberi jawaban dan menyatakan aneh maka siapa yang aneh ? ha...ha kalau apa-apa mau mudah cari doraemon saja.

Setuju dengan bro kusala daripada mengotori topik ini selanjutnya saya abaikan saja si orang aneh.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 01:08:56 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

cara berdiskusi yg aneh

Pernyataan yang aneh

Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

itu pernyataan anda sendiri yg saya pertanyakan

cara berdiskusi yg aneh
Itu pernyataan anda sendiri yang saya sebut aneh



sewaktu anda mengatakan YANG PASTI ....

saya menanyakan sumber statistik darimana anda bisa memberikan statement tsb, anda yg semestinya sudah memiliki data malah menyuruh saya cari ke BPS, bukankah lebih memudahkan anda memaparkan data yg anda miliki?
itulah sebabnya maka saya bilang cara diskusi anda aneh

Ada yang salah bila cari di BPS?

Jelas saya pernah lihat datanya memang kualitas turun kuantitas banyak. Lihat disana. jadi kalau mau data tentu disana. Kalau tidak mau kesana dan telah diberi jawaban dan menyatakan aneh maka siapa yang aneh ? ha...ha kalau apa-apa mau mudah cari doraemon saja.

Setuju dengan bro kusala daripada mengotori topik ini selanjutnya saya abaikan saja si orang aneh.

saya sudah berusaha dengan menjelajahi http://www.bps.go.id. namun saya tidak menemukan data yg anda sebutkan di atas. kesimpulan saya saat ini adalah argumentasi anda tidak didukung data yg valid hanya data karangan anda, argumentasi yg tidak didukung data yg valid sebagai referensi adalah argumentsi kosong. sekali lagi anda mengatakan sudah melihat datanya, namun saya tebak anda pasti tidak akan menyebutkan dimana data itu anda lihat. sayang sekali anda memutuskan untuk mengabaikan saya.

menurut saya komentar saya tidak OOT.

topik yg dibawakan TS adalah mengenai merosotnya jumlah umat Buddha di Indonesia. seseorang di sini mengatakan bahwa hal YG PASTI JUMLAH MENINGKAT, ini berlawanan dengan fakta yg dikemukakan oleh TS. kemudian saya mempertanyakan atas dasar data apa kesimpulan bahwa jumlah umat Buddha meningkat. dimanakah letak OOTnya?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 06 May 2010, 02:35:17 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: eew on 06 May 2010, 03:35:26 PM
^

betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 06 May 2010, 04:11:04 PM
^

betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D

Bukan masalah newbie atau bukan. Saya rasa tidak ada larangan bagi siapapun juga untuk diskusi, tapi diskusilah dengan baik. Sekarang seandainya saya bilang, "Buddha saja menyuruh mencatat statistik Umat Buddha," misalnya. Kemudian anda tanya, "ada referensi/buktinya saya bicara demikian?" Lalu saya jawab dengan enteng, "cari aja di tipitaka," menurut anda sendiri bagaimana?

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 06 May 2010, 04:20:26 PM
Saya pernah ikut sebuah conference, yang ada theme song-nya.
judul lagu theme song-nya adalah: Buddhism rely on me (Fo Ciau Khau Wo)...wah, denger arti lagu itu betul-betul terharu. Itu maksudnya, kita gak usah nyalahin siapa-siapa en malah ribut sendiri tapi yang kita perlu lakukan adalah ACTION
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: johan3000 on 06 May 2010, 04:26:28 PM
^

betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D

Gak papa dehh newbi... (newbi kan cuma postingnya dikit, boleh jadi pengalaman hidupnya banyak)...

nah tolong bro gurkha tunjukan lebih rinci bagaimana mendptkan informasi tsb..

apakah bro gurkha sering ke kantor bps ? apakah hrs kesana atau ada solusi lainnya?

thx... semoga kita juga belajar dari bro gurkha mengenai pengambilan data dari bps ya....!
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 06 May 2010, 04:43:45 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Menurut sensus nasional tahun 1990, lebih dari 1% dari total penduduk Indonesia beragama Buddha, sekitar 1,8 juta orang. Kebanyakan penganut Agama Buddha berada di Jakarta, walaupun ada juga di lain provinsi seperti Riau, Sumatera Utara dan Kalimantan Barat. Namun, jumlah ini mungkin terlalu tinggi, mengingat Agama Konghucu dan Taoisme tidak dianggap sebagai agama resmi di Indonesia, sehingga dalam sensus diri mereka dianggap sebagai penganut Agama Buddha.

Sedangkan pada sensus tahun 2000, kira-kira 86,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam; 8,7% Protestan; 3% Kath0lik, 1,8% Hindu; dan 0,4% kepercayaan lainnya. Kepercayaan lainnya ini meliputi Agama Buddha, Agama Konghuchu (dan Taoisme), Agama Yahudi, Agama Baha'i, Agama Kr1sten Ortodoks, Kejawen, dan lain sebagainya. Melihat dari statistik ini, jelas bahwa jumlah umat Buddha yang tercatat di badan sensus pada tahun 2000 merosot dari tahun 1990. Sebagian besar dipengaruhi karena disahkannya Agama Konghuchu, sehingga ada sebagian besar penganut Agama Buddha yang mencatat ulang agamanya menjadi Agama Konghuchu.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia)

Setahu saya, sensus nasional diadakan setiap sepuluh tahun sekali. Karena itu saya agak bingung kalau Bro gurkha bisa memastikan bahwa jumlah umat Buddha merosot. Sebab saya sendiri tidak tahu bagaimana hasil statistik dari sensus tahun 2010 ini, sedangkan sensus saja belum selesai sampai detik ini.

Dan yang saya tahu juga, BPS tidak bisa mengadakan "sensus kualitas umat Buddha". Ini hal kedua yang agak membingungkan.   
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 06 May 2010, 04:44:29 PM
Saya pernah ikut sebuah conference, yang ada theme song-nya.
judul lagu theme song-nya adalah: Buddhism rely on me (Fo Ciau Khau Wo)...wah, denger arti lagu itu betul-betul terharu. Itu maksudnya, kita gak usah nyalahin siapa-siapa en malah ribut sendiri tapi yang kita perlu lakukan adalah ACTION

Karena teringat satu hal, baru saja tadi pagi saya baca ulang tentang Dhammadayada Sutta. Di situ Buddha mengajarkan bagaimana kita menjadi pewaris dalam dhamma, bukan dalam hal materi. Jika Agama Buddha eksis, tapi umatnya melekat sama patung, merk, hafalan sila, teori rumit-rumit, menyalahkan ini-itu, ribut dengan aliran/agama lain, tapi tidak berusaha mengamalkan dhamma yang diajarkan sendiri, maka orang melihat hanya sebegitulah warisan dari Buddha. Hanya sebatas patung, tulisan dan pertengkaran.

Buat saya pribadi, tidak perlu mengkhawatirkan jumlah umat, tidak perlu khawatir macam-macam, mengharapkan orang lain atau instansi tertentu begini-begitu. Jadikanlah diri sendiri pewaris dhamma dengan mengamalkan dhamma itu sendiri. Dengan cara itulah Buddha-dhamma bertahan.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 04:45:55 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 06:05:22 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys

Bro Gurkha,

terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi.  ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.

jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 06 May 2010, 06:43:57 PM
Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: johan3000 on 06 May 2010, 06:49:05 PM
Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.

siapakah sang guru tsb ?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 06 May 2010, 07:00:53 PM
tercatat di badan sensus pada tahun 2000 merosot dari tahun 1990. Sebagian besar dipengaruhi karena disahkannya Agama Konghuchu, sehingga ada sebagian besar penganut Agama Buddha yang mencatat ulang agamanya menjadi Agama Konghuchu.

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia (http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia)



bukannya tahun 2000, agama konghucu belum disahkan ?



Setahu saya, sensus nasional diadakan setiap sepuluh tahun sekali. Karena itu saya agak bingung kalau Bro gurkha bisa memastikan bahwa jumlah umat Buddha merosot. Sebab saya sendiri tidak tahu bagaimana hasil statistik dari sensus tahun 2010 ini, sedangkan sensus saja belum selesai sampai detik ini.

Dan yang saya tahu juga, BPS tidak bisa mengadakan "sensus kualitas umat Buddha". Ini hal kedua yang agak membingungkan.   

saya baca komentar di blognya ratnakumaro...
 
katanya menurut data BPS umat buddha 11 juta... perkiraanku ini salah data deh...
3 juta aja kayaknya udah kebanyakan...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 06 May 2010, 07:29:16 PM
Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.

siapakah sang guru tsb ?
Siapa Sang Guru tidak penting yang penting inti dari kata2 beliau.
Pemuda ini juga (mungkin) seperti teman2 yang ada disini, selalu berharap umat Buddha cepat2 bertambah banyak, ini merupakan suatu kebanggaan bagi umat Buddha, tetapi ketika masalah umat buddha muncul dimana-mana, umat Buddha yang banyak sudah tidak bisa kita banggakan lagi.
Percakapan ini tidak lebih dari 1/2 tahu.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 06 May 2010, 07:31:42 PM
duh ribut gini untuk urusan sepele ingat aturan tidak tertulis sabar sabar yahh jangan sampai kepanasaan nanti overheating meludek lagi dah.

sebenarnya tidak hanya konghucu tapi ingat sebenarnya masyarakat kita lebih dekat dengan tridharma kenapa soalnya tidak repot tinggal tung tung cep (entah setahun sekali) lalu kembali ke kesibukan nya masing masing.

seperti hari ini ulang tahun ma co po di vihara dewi samudra (dijakarta) dimana tah anggota sangha nya atau setidak nya Pandita Buddha(romo)? bagaimana pun tuh vihara dewi samudra ada patung Buddha nya, dan sebelah kanan dalam ada khusus altar Buddha dan ruangan nya. 

bahkan tadi ada umat yang mau sembahyang tapi lagi kedatangan tamu tak di undang(biasa dateng bulan) tidak berani masuk kedalam vihara dewi samudra dan jadi nya bertanya ke pengurus yang lebih tua tapi tetap tidak masuk kedalam dan sembahyang.( tentu saja aku tutup mulut wong baru pertama kali dateng ke vihara dewi samudra ini, nanti sok pintar lagi coba kalau ada pandita nya kan bisa di terangkan yang sebenarnya)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr.Jhonz on 06 May 2010, 07:36:54 PM
kalo di kampung halaman(kalimantan barat) agama buddha(baca;buddhism) sulit berkembang dikarenakan pendidikan mayoritas warga disana masih tertinggal,di sisi lain agama buddha adalah agama yg berdasarkan pemahaman/pengertian bukan cuma iman semata..nah,jadi untuk menyebarkan ajaran buddha disana mengalami kendala KOMUNIKASI,tahu sendiri kan,teory2 buddhism yg mengunakan bahasa2 mendalam,bahasa teknis,dan bahasa inggris.
IRONISnya,agama buddha di kalimantan barat menduduki posisi ke dua terbesar di kal-bar ;D <= berdasarkan data Ya :))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 07:52:25 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys

Bro Gurkha,

terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi.  ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.

jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.

Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 06 May 2010, 07:55:50 PM
sebenarnya kemerosotan agama Buddha ini sudah takdir gitu lohh yang sekarang melek tentang dhammacakapavatana sutta saja dapetnya kebanyakan dari bangku sekolah.

ketika bhante Ashin hidup kita bisa melihat banyak perubahan dari namanya kelenteng (tepekong)jadi bernama vihara sayang nya sebelum semua nya rampung menjadi satu di bawah payung Buddha telah terjadi perpecahan di dalam nya hingga timbul tindakan pemurniaan yang terlalu dini sekali, akibatnya munculah yang sekarang klita kenal sebagai tridharma, konfusiu dsb.  jadi ini namanya takdir.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 07:56:15 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys

Bro Gurkha,

terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi.  ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.

jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.

Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha

tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 06 May 2010, 07:56:25 PM
tiap kebaktian tiap meditasi ujung2nya bilang semoga semua makhluk berbahagia. tapi baru diskusi gini udah keliatan sifatnya.
please lar.........
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 08:00:01 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys

Bro Gurkha,

terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi.  ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.

jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.

Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha

tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati

Tahu saja dan ternyata anda mengaku kalau itu adalah anda sendiri
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 06 May 2010, 08:02:16 PM
tidak boleh terlalu cepat nyamber nya memang listrik kali yahh, semuanya yang di atas mesti tunggu 3 posting orang lain sehabis wa.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 06 May 2010, 08:06:55 PM


ketika bhante Ashin hidup kita bisa melihat banyak perubahan dari namanya kelenteng (tepekong)jadi bernama vihara sayang nya sebelum semua nya rampung menjadi satu di bawah payung Buddha telah terjadi perpecahan di dalam nya hingga timbul tindakan pemurniaan yang terlalu dini sekali, akibatnya munculah yang sekarang klita kenal sebagai tridharma, konfusiu dsb.  jadi ini namanya takdir.

ngga kok...

 Tridharma itu lebih tua dari Bhante Ashin ...
Tridharma itu didirikan oleh Kwee Tek hoay  jauh jauh sebelum bhante Ashin menjadi bhikku...
(sepertinya saya tulis namanya salah deh )
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 08:11:48 PM
tiap kebaktian tiap meditasi ujung2nya bilang semoga semua makhluk berbahagia. tapi baru diskusi gini udah keliatan sifatnya.
please lar.........

Maaf Tante Yuri, justru karena belas kasih saya kepada si brainless itu makanya saya bersedia membimbingnya dalam hal etika berdiskusi.


tidak boleh terlalu cepat nyamber nya memang listrik kali yahh, semuanya yang di atas mesti tunggu 3 posting orang lain sehabis wa.

tawar deh, cukup 2 saja
Tahu saja dan ternyata anda mengaku kalau itu adalah anda sendiri

ada maling teriak maling.
 
Jujur saja saya mengharapkan usaha yg lebih baik dari ini tapi sptnya saya hanya membuang2 waktu saja. apakah ini sudah maksimal dari anda? pathetic.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 06 May 2010, 08:12:42 PM
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 06 May 2010, 08:16:31 PM
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya

Maaf nona, kembalikan dong
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 06 May 2010, 08:19:39 PM


ketika bhante Ashin hidup kita bisa melihat banyak perubahan dari namanya kelenteng (tepekong)jadi bernama vihara sayang nya sebelum semua nya rampung menjadi satu di bawah payung Buddha telah terjadi perpecahan di dalam nya hingga timbul tindakan pemurniaan yang terlalu dini sekali, akibatnya munculah yang sekarang klita kenal sebagai tridharma, konfusiu dsb.  jadi ini namanya takdir.

ngga kok...

 Tridharma itu lebih tua dari Bhante Ashin ...
Tridharma itu didirikan oleh Kwee Tek hoay  jauh jauh sebelum bhante Ashin menjadi bhikku...
(sepertinya saya tulis namanya salah deh )

yang diakui pemerintah tuh Buddha duluan, Tridharma baru belakangan ini kan di akui nya. 5 agama (islam, kr****n ka****k, kr****n protestan, Hindu, Buddha) yang lain baru belakangan.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 06 May 2010, 08:33:11 PM


yang diakui pemerintah tuh Buddha duluan, Tridharma baru belakangan ini kan di akui nya. 5 agama (islam, kr****n ka****k, kr****n protestan, Hindu, Buddha) yang lain baru belakangan.

Tridharma itu bukannya baru diakui ... tapi memang nga ada pengakuan pemerintah tentang agama Tridharma :)

Tridharma itu kelompok yang mempelajari tiga agama (Buddha , Konghucu, Taois...)

ini agama leluhur orang tionghoa...

ini dulu didirikan kwee tek hoay agar generasi muda tionghoa tetap memeluk agama leluhurnya...
seingat ku kwee tek hoay mendirikan tridharma kala itu namanya sam kauw... sebelum kemerdekaan...

jadi jauh sebelum ada pemerintah RI organisasi ini udah ada...
Sam kauw ini juga yang mempunyai andil buat kebangkitan agama buddha di indonesia... sebelum ada bhante Ashin...

kemudian kejadian politik di tahun 60an... pemerintah mengakui 5 agama, dan melarang semua tradisi dan agama tionghoa...   kemudian organisasi Tridharma ini menjadi salah satu organisasi dalam agama buddha...


Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 06 May 2010, 08:47:24 PM
yah begitulah seperti cerita diatas ku agama Buddha ktp termasuk pengikut tridharma ini. Maka perlunya bimbingan dari anggotta sangha, dan pandita Buddhis(romo) yang teratur juga penampakan penampakan yang teratur dan juga bimbingan yang teratur kepada kaum tridharma ini.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 06 May 2010, 09:09:34 PM
yah begitulah seperti cerita diatas ku agama Buddha ktp termasuk pengikut tridharma ini. Maka perlunya bimbingan dari anggotta sangha, dan pandita Buddhis(romo) yang teratur juga penampakan penampakan yang teratur dan juga bimbingan yang teratur kepada kaum tridharma ini.

yaah... yang Taois biar Taois... yang Konghucu biar Konghucu... yang Buddha ... biar Buddha...
kenapa harus di buddhiskan semua...

klenteng- klenteng itu sebetulnya juga  bukan semuanya milik buddhis... lebih banyak milik Tao sebetulnya...
kita mestinya belajar menghormati keyakinan orang lain...
jangan memaksakan keyakinan kita kepada agama orang lain lah...

buat saya... mengubah klenteng menjadi vihara... kalo ini usaha penyelamatan ... saya merasa ini tindakan terpuji dari buddhis...

tapi kalo mengubah klenteng menjadi vihara... dilanjutkan pencaplokan tempat ibadah & umat Taois ke umat Buddha... waaah... ini sepertinya tercela deh...

biarlah yang Taois tetap Taois... kita menggunakan tempat ibadah klenteng bersama -sama ( baik taois, konghucu, Buddhis )...  tanpa perlu mengubah yang bukan buddhis menjadi buddhis...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr.Jhonz on 06 May 2010, 09:12:51 PM
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya
:))
Ayo.. Jangan maling teriak maling..
:))

Ampun bu,eh salah ampun sis..:))
Jangan di BRP ya ^:)^
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: gurkha on 06 May 2010, 09:32:00 PM
ada orang idiot bisa jadi pembimbing pelajaran diskusi ha..ha. pathetic

cu all good nite
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 06 May 2010, 09:42:56 PM
kalau manggil tante lagi, ta' kasih brp ya

Tante Yuri.....   :-[
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 06 May 2010, 10:09:43 PM
Mengapa Sangha perlu bertanggung jawab... atas kemerosotan umat Buddha di Indonesia.....
Kalao pertanyaan ini, gue ga mao ngasih jawaban muluk2x (Dhamma'ism)...
Tak ada yg kekal... Sesuai ramalan... apalah...

1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
    Para sangha, pandita, anda dan saya.

2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
    Kurangnya pengetahuan Buddhism,
    usah jauh2x, Buddhism masih dianggap cung-cung-cep bukan ?
   
    Lalu...
    dengan kebimbangan mistis yg meragukan, dan minimnya pengetahuan akan buddhism.
    moment bimbang tersebut digunakan oleh para missionaris dari negri seberang.

3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
    Yang pake jubah,
    kembangkan sayap, jangan cuma menetap di satu tempat.
    Coba yang kira-kira dagh agak mapan di mutasikan ke vihara-vihara yg minim jubah.

    Yang pandita, anda dan saya,
    Jangan segen-segen negur yg salah tangkep, salah kaprah, salah memahami.
    Jangan hanya bersembunyi dibalik omongan "buddhism agama damai".
    Yang dipoles dengan kata-kata indah dan menjelimet,
    Sehingga "makna" yang ingin disampaikan tidak tercerna
   

Mengapa Sangha Bhikkhu Indonesia perlu bertanggung jawab atas kemerosotan umat Buddha di Indonesia, setahu saya kerja keras Sangha telah diakui dan nyata untuk memajukan ap bukan umatnya sndiri yg bertanggung jawab, lbih meyakini hal" yang klenik atau mistik" daripada Tipitaka / Tripitaka...suka sekali mengetes para Bhikkhu, Merasa sok pintar stlah mempelajari teori bagaimanapn juga Bhikkhu lbih tinggi Silanya. Dan lebih menyukai hal" yg menarik walaupun salah, mendukung yg tdak benar(Bhikkhu perusuh Thai cthnya).
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 06 May 2010, 10:15:42 PM
ups. saya nggak salah baca? bhikkhu perusuh Thai? kategorinya apa, anda bisa komen seperti itu? setahu saya, belum pernah dalam sejarah di indo, bhikkhu Thai (yang notabene adalah pembabar Dhamma) melakukan kerusuhan.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: eew on 06 May 2010, 11:00:01 PM
^

betul.. kalo masi nubie jgn ikut campur d.. boleh nyimak aja ud sukur.. :D

Bukan masalah newbie atau bukan. Saya rasa tidak ada larangan bagi siapapun juga untuk diskusi, tapi diskusilah dengan baik. Sekarang seandainya saya bilang, "Buddha saja menyuruh mencatat statistik Umat Buddha," misalnya. Kemudian anda tanya, "ada referensi/buktinya saya bicara demikian?" Lalu saya jawab dengan enteng, "cari aja di tipitaka," menurut anda sendiri bagaimana?




ado2 kok mala saya yg timpuk bata..

secara saya kan masi nubie dengan pengetahuan pas2an..

kalo saya sotoy sotoy kan ga enak --"
jadi nyimak aja..

makanya setelah liat si gurkha itu ngejawab gt.. spontan aja saya bales gt
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: johan3000 on 06 May 2010, 11:10:46 PM
Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.

siapakah sang guru tsb ?
Siapa Sang Guru tidak penting yang penting inti dari kata2 beliau.
Pemuda ini juga (mungkin) seperti teman2 yang ada disini, selalu berharap umat Buddha cepat2 bertambah banyak, ini merupakan suatu kebanggaan bagi umat Buddha, tetapi ketika masalah umat buddha muncul dimana-mana, umat Buddha yang banyak sudah tidak bisa kita banggakan lagi.
Percakapan ini tidak lebih dari 1/2 tahu.

protest, siapakah guru itu jelas penting...
soalnya gw tidak sependapat dgn guru itu.....
terutama kelihatan guru itu takut/kwatir akan masalah muncul dimana-mana...
kelihatannya dia menghindarin masalah................

bayangkan kalau di forum DC ini .... setahun hanya punya 1 masalah.........................
kan sepi banget dehhhhhhhhhhh (sehingga kita gak punya kesempatan utk menyelesaikan masalah tsb)

 ;D ;D ;D
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ENCARTA on 07 May 2010, 01:56:11 AM
^ wkkk siapa tau guru yg cuma bisa meditasi saja (http://www.cute-factor.com/images/smilies/onion/sillyp1.gif)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 07 May 2010, 08:45:16 AM
ado2 kok mala saya yg timpuk bata..

secara saya kan masi nubie dengan pengetahuan pas2an..

kalo saya sotoy sotoy kan ga enak --"
jadi nyimak aja..

makanya setelah liat si gurkha itu ngejawab gt.. spontan aja saya bales gt
Bukan gitu. Maksud saya memang "sotoy-sotoy" dikit tidak apa, setiap orang boleh berpendapat. Hanya saja jangan mengeluarkan pendapat dengan format fakta, juga cara penyampaiannya itu yang baik. "Newbie" atau "sesepuh" tidak berarti apa-apa sama sekali.

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 07 May 2010, 08:59:10 AM
Maaf Tante Yuri, justru karena belas kasih saya kepada si brainless itu makanya saya bersedia membimbingnya dalam hal etika berdiskusi.
Coba lebih dikembangkan lagi belas kasihnya, nanti ditinjau ulang.



protest, siapakah guru itu jelas penting...
soalnya gw tidak sependapat dgn guru itu.....
terutama kelihatan guru itu takut/kwatir akan masalah muncul dimana-mana...
kelihatannya dia menghindarin masalah................
Saya juga pikir kuantitas tidak menentukan banyak atau sedikitnya masalah. Jika penyampaiannya "kena" dan mayoritas menjalankan dhamma sesuai ajaran, semakin banyak umatnya, bukannya tambah masalah, justru tambah baik. Jika kuantitas banyak tetapi kualitas rendah, itu baru yang namanya masalah.

Dalam hal pribadi mengenal dhamma, itu tanggung jawab masing-masing. Tetapi dalam hal sosial, kita juga perlu menjadi "kalyana mitta" yang bermanfaat bagi orang lain. Jangan orang baru bertanya Ajaran Buddha, langsung diserang kepercayaannya. Itu bukan sikap seorang yang baik dan cenderung menjauhkan orang dari dhamma.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 07 May 2010, 10:25:13 AM
buset dah ni thread panas amat yah melenceng kanan kiri, pantesan tsnya ga mo masuk lg d thread ini.  ^-^
Disaat seorang Pemuda memikir bagaimana menambah umat Buddha di Indonesia, Sang Guru menjawab :
"Jangan kamu kira umat Buddha banyak itu baik, makin banyak umat, masalah yang muncul akan semakin banyak"
Hal ini memberikan sebuah pemahaman kepada pemuda, lebih baik sidikit dan berkualitas ketimbang banyak tapi membawa nama buruk agama Buddha.

siapakah sang guru tsb ?
Siapa Sang Guru tidak penting yang penting inti dari kata2 beliau.
Pemuda ini juga (mungkin) seperti teman2 yang ada disini, selalu berharap umat Buddha cepat2 bertambah banyak, ini merupakan suatu kebanggaan bagi umat Buddha, tetapi ketika masalah umat buddha muncul dimana-mana, umat Buddha yang banyak sudah tidak bisa kita banggakan lagi.
Percakapan ini tidak lebih dari 1/2 tahu.

protest, siapakah guru itu jelas penting...
soalnya gw tidak sependapat dgn guru itu.....
terutama kelihatan guru itu takut/kwatir akan masalah muncul dimana-mana...
kelihatannya dia menghindarin masalah................

bayangkan kalau di forum DC ini .... setahun hanya punya 1 masalah.........................
kan sepi banget dehhhhhhhhhhh (sehingga kita gak punya kesempatan utk menyelesaikan masalah tsb)

 ;D ;D ;D
g setuju banget sama lo bro johan kok takut makin banyak umat makin banyak masalah, kan klo makin banyak umat juga makin banyak orng yg belajar buddha dhamma n melestarikan n makin banyak pula kesempatan orang untuk menjadi bhikkhu n pandita sehingga kualitas umat pun bisa ter jaga :). kan klo umat buddh a ga perlu banyak2 seakan2 agama buddha eksklusif banget :) malah klo seperti itu lama2 agama buddha lebih cepet lagi berkurang umatnya. :))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 07 May 2010, 01:40:44 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys

Bro Gurkha,

terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi.  ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.

jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.

Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha

tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati





Aduuuh Sumedha....gini hari kok ributin ARAHAT sehhh? mending urusin ARAHAN syahwat kalee wkwkwk atau mungkin lo mending main gundu di grogol atau di sumehang aja ...wkwkwkpizzz. ^:)^

Suatu data ga bisa dibilang valid kalau diambil dari data wikipedia. suatu data dikatakan valid HANYA BILA dikeluarkan oleh SUATU BADAN RESMI. kalau hanya ambil copas dr wikipedia atau internet itu namanya OPINI. Jadi mungkin betul bahwa bro Gurkha mengatakan  harus ada data  dari BPS atau mungkin badan lain yang  BERWENANG, sehingga validitasnya BENAR dan dapat dipertanggungjawabkan.

jadi bro sumedhong eh salah sumedha maksud saya,  pengalaman memang mahal, tapi kalau kebodohan adalah faktor keturunan wkwkwwk piizzz

jadi sekali lagi kalau bicara data, mohon yg  benar jgn asal posting,  kalo asbun manaya  penggiriingan opini. kalau opini katakan opini, kalau data valid katakan siapa lembaga berwenangnya. seringkali kita lihat  misal  data dan fakta berbeda. contoh: misalnya skr mungkin  di situs2 internet bilang penduduk indo 250 juta, itu kan asumsi , tp FAKTAnya adalah kalau BPS / data sensus bil   data nya 267,658,765 jiwa..nah itu valid, ada yg berwenang..

Ini  hanya saran saya aja supaya masing2 bs  berpikir jernih jgn pake emosi..kl pake emosi  ya itu main gundu aja deh  wkwkwk thx all

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 07 May 2010, 01:51:58 PM
Quote from: andrew
bukannya tahun 2000, agama konghucu belum disahkan ?

Tadinya saya ingin menambahkan informasi di postingan kemarin. Tapi karena saya masih sibuk dengan pekerjaan saya, saya tidak sempat mengedit. Dan baru hari ini saya sempat membuka thread ini lagi... Sebelumnya saya juga ingin mengedit kata-kata saya di postingan sebelumnya, yang menyatakan bahwa: "...karena itu saya agak bingung kalau Bro gurkha bisa memastikan bahwa jumlah umat Buddha merosot...", seharusnya menjadi "...karena itu saya agak bingung kalau Bro gurkha bisa memastikan bahwa jumlah umat Buddha meningkat..."

Seingat saya juga, kepercayaan Konghuchu mulai disahkan kembali sebagai salah satu agama di Indonesia pada tahun 2006. CMIIW. Tapi ada sumber yang mengatakan bahwa Konghuchu sudah disahkan sebagai agama lagi di Indonesia sejak perayaan Tahun Baru Imlek diperbolehkan kembali pada tahun 2000.   


Quote from: andrew
saya baca komentar di blognya ratnakumaro...
 
katanya menurut data BPS umat buddha 11 juta... perkiraanku ini salah data deh...
3 juta aja kayaknya udah kebanyakan...

Nah, perlu diketahui bahwa setiap sumber menyajikan data statistik yang berbeda. Saya lupa apa nama organisasinya... Tapi sepertinya pihak di Indonesia pernah bekerja-sama dengan salah satu badan statistik di Singapura untuk melakukan survei atau sensus. Dan salah satu aspek yang didapati adalah statistik jumlah penganut agama di Indonesia pada tahun 2000. Hasil yang didapatkan cukup berbeda dengan hasil yang diumumkan oleh BPS atau sensus nasional.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 07 May 2010, 02:11:22 PM
Boleh banyak lembaga survei..beoleh banyak data  TAPI YG  VALID hanya ada 1 lembaga berwenang. Kita ga bisa klaim kalau BUKAN dari lembaga berwenang. Maksud saya disini, sebelum kita tahu jelas sumber data valid, mohon  di rinci jelas supaya ga ada lagi  perdebatan2 model bro gurkha dan bro sumedhong wkwkwk.

kalau  lupa data,  sebaiknya jgn posting. Soal kepercayaan konghucu disahkan, itu di sahkan oleh presiden Gus Dur. dengan Keppres no 27 tahun 2000.bukan 2006. Implementasi dan publikasinya  mungkin betul anda 2006. Coba anda cek yang benar.

kalau ada data berbeda tetap 1 lembaga  berwenang yg dijadikan acuan. thanks
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 07 May 2010, 02:33:35 PM
Boleh banyak lembaga survei..beoleh banyak data  TAPI YG  VALID hanya ada 1 lembaga berwenang. Kita ga bisa klaim kalau BUKAN dari lembaga berwenang. Maksud saya disini, sebelum kita tahu jelas sumber data valid, mohon  di rinci jelas supaya ga ada lagi  perdebatan2 model bro gurkha dan bro sumedhong wkwkwk.

kalau  lupa data,  sebaiknya jgn posting. Soal kepercayaan konghucu disahkan, itu di sahkan oleh presiden Gus Dur. dengan Keppres no 27 tahun 2000.bukan 2006. Implementasi dan publikasinya  mungkin betul anda 2006. Coba anda cek yang benar.

kalau ada data berbeda tetap 1 lembaga  berwenang yg dijadikan acuan. thanks

Sumber yang dapat dipercaya untuk menyajikan data statistik agama di Indonesia adalah sensus nasional. Sensus ini diadakan setiap 10 tahun sekali, jadi kita belum tahu apakah jumlah umat Buddha meningkat atau merosot. Sedangkan Bro gurkha sudah bisa memastikan bahwa kuantitas umat Buddha meningkat. Ini yang agak membingungkan. Memang ada kemungkinan kuantitas umat Buddha meningkat, tetapi karna Bro gurkha sudah berani "memastikan"; makanya Bro sumedha bertanya darimana sumbernya. Lalu Bro gurkha menjawab dengan "santai", sehingga lama-lama suasana jadi sedikit hangat.

Maksudnya dirinci jelas itu seperti apa yah? Bukankah di forum, semua orang bebas berdiskusi... Diskusi di forum bisa jadi "panas" kalau ada orang-orang yang terlalu sensitif dan ikut memanas-manasi.

Terimakasih atas informasinya. Tapi supaya lebih terpercaya, bisakah Anda sendiri mencantumkan sumbernya?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: hatRed on 07 May 2010, 02:34:51 PM
Yang pasti secara kualitas menurun dan secara kuantitas bertambah.

ada data statistik pendukung?

Silakan anda cari di BPS (Badan Pusat Statistik)

Kalau mau berdiskusi, menjawablah dengan baik. Kalau memang tidak punya bukti pendukung atau referensi, katakanlah tidak punya, jangan menggunakan kata-kata seperti itu.

memangnya kenapa? apakah diskusi anda juga baik! kalau memang saya melihat maka saya katakan melihat. Apakah semua diskusi di sini memiliki data statistik arahat jaman Sang Buddha, jumlah bhikkhu yang ada dan tentang nibbana?. Hal sepele ini memang ada datanya. Kalau tidak cermat dan sok tahu tidak akan ketemu. Silakan anda bilang data itu tidak ada ha..ha. Contoh -contoh orang frustasi dalam diskusi. Malah ada yang penasaran. Inilah beberapa data contoh kualitas umat Buddha yg turun tepat disini baru  kita saksikan tanpa harus menunggu ke BPS ha..ha.  Kalau ada yang bertanya lalu saya katakan cari di tipitaka itupun tidak salah. Ketidakpuasan batin itulah bentuk dari kualitas batin itu sendiri yang terobsesi akan suatu jawaban. Akuilah apa adanya ha...ha

 [at]  johan

Karena anda sopan maka memang benar jawabannya ke BPS nanti dan pasti ketemu jawabannya.

Ok selanjutnya terserah anda-anda semua bagaimana melihat fenomena ini . C U guys

Bro Gurkha,

terlihat jelas di sini, andalah yg frustasi.
bacalah data valid yg diberikan Bro Upasaka pada reply #90. jelas bahwa secara kuantitas pun umat Buddha merosot berlawanan dengan statement anda bahwa secara kuantitas meningkat.
statistik mengenai Nibbana? di sinilah terlihat bahwa anda sudah frustasi.  ilmu statistik berhubungan dengan angka2, apakah anda menanyakan jumlah Nibbana? kalau jumlah Arahat mungkin masih bisa di-statistik-kan, tapi sayangnya itu OOT.

jika anda menenangkan diri sejenak mungkin anda akan bisa berdiskusi dengan lebih baik.

Ada yang sewot dan ada yang sedang berbicara ya. ha..ha

tepatnya ... ada yg frustasi dan panik setengah mati





Aduuuh Sumedha....gini hari kok ributin ARAHAT sehhh? mending urusin ARAHAN syahwat kalee wkwkwk atau mungkin lo mending main gundu di grogol atau di sumehang aja ...wkwkwkpizzz. ^:)^

Suatu data ga bisa dibilang valid kalau diambil dari data wikipedia. suatu data dikatakan valid HANYA BILA dikeluarkan oleh SUATU BADAN RESMI. kalau hanya ambil copas dr wikipedia atau internet itu namanya OPINI. Jadi mungkin betul bahwa bro Gurkha mengatakan  harus ada data  dari BPS atau mungkin badan lain yang  BERWENANG, sehingga validitasnya BENAR dan dapat dipertanggungjawabkan.

jadi bro sumedhong eh salah sumedha maksud saya,  pengalaman memang mahal, tapi kalau kebodohan adalah faktor keturunan wkwkwwk piizzz

jadi sekali lagi kalau bicara data, mohon yg  benar jgn asal posting,  kalo asbun manaya  penggiriingan opini. kalau opini katakan opini, kalau data valid katakan siapa lembaga berwenangnya. seringkali kita lihat  misal  data dan fakta berbeda. contoh: misalnya skr mungkin  di situs2 internet bilang penduduk indo 250 juta, itu kan asumsi , tp FAKTAnya adalah kalau BPS / data sensus bil   data nya 267,658,765 jiwa..nah itu valid, ada yg berwenang..

Ini  hanya saran saya aja supaya masing2 bs  berpikir jernih jgn pake emosi..kl pake emosi  ya itu main gundu aja deh  wkwkwk thx all



 [at] gurkha

om Sumedha kan tanya doank, u bisa ngomong jumlah jumlahan gitu dapet darimana, kok malah nyuruh ke BPS sih?

kalo emang asal sebut yah bilang aja napa, gak usah nyari ribut...

 [at] bangToyib

baca lagi yg bener
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 07 May 2010, 02:41:24 PM
Boleh banyak lembaga survei..beoleh banyak data  TAPI YG  VALID hanya ada 1 lembaga berwenang. Kita ga bisa klaim kalau BUKAN dari lembaga berwenang. Maksud saya disini, sebelum kita tahu jelas sumber data valid, mohon  di rinci jelas supaya ga ada lagi  perdebatan2 model bro gurkha dan bro sumedhong wkwkwk.

kalau  lupa data,  sebaiknya jgn posting. Soal kepercayaan konghucu disahkan, itu di sahkan oleh presiden Gus Dur. dengan Keppres no 27 tahun 2000.bukan 2006. Implementasi dan publikasinya  mungkin betul anda 2006. Coba anda cek yang benar.

kalau ada data berbeda tetap 1 lembaga  berwenang yg dijadikan acuan. thanks

bangtoyib atau Gurkha, kalau anda mau membaca ulang, justru sayalah yg mempertanyakan validitas dari statement yg dikemukakan oleh Bro Gurkha, yg tidak dapat ia pertahankan karena memang tidak berdasar. wiki mungkin bukan sumber yg valid tapi masih lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

nah sekarang, bisakah bangtoyib memberikan data valid mengenai statement bahwa umat Buddha secara kuantitas meningkat dan secara kualitas secara menurun?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 07 May 2010, 05:57:44 PM
 :P ^:)^

sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah  naik atau turun secara kuantitas  penganut Budha.

Kalau anda bertanya pada saya punya data  atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.

kalau pendapat bung sumedhang yang bilang lebih baik ada data daripada ga ada data sama sekali , KESIMPULAN SAYA ADALAH: ANDA TERMASUK ORANG yang berusaha mempertahankan argumen TANPA OBJEKTIFITAS. Kalau memang ga ada data, katakan tidak ada, kalau data tidak valid, katakan ini  tidak valid. TAPI JANGAN JUGA KLAIM data uda valid wkwkwk


Kalau saya ditanya apakah saya tahu umat budha makin banyak atau tidak ,maka saya jawab tidak tahu, menurut saya HANYA DEWI KWAN IM yang tau wkwkwkwk.

Saya mau tanya juga nih, org dengan KTP  Budha, tapi ga pernah sembhayang budha bukan? wkwkw, atau org yang KTP nya kr****n, tapi  suka aktif di vihara itungannya apa? makanya saya bilang hanya Dewi Kwan Im yang tau.wkwkwkw ^-^

Dan perlu saya sampaikan,  bahwa satu2nya negara di dunia yang mencantumkan agama pada kartu identitas hanya di Indonesia. Oleh karena itulah persoalan diskusi soal KUANTITAS ini ada. Dah ah capek  juga ngurusi  debat kusir. Tapi kalau pake logika...LOGIKA org bodoh ya..maap saya org yg  IQ rendah , tidak seperti bro2 sumedhang yg IQ nya jenius atau upasaka yang  mungkin masuk dalam daftar MENSA ( organisasi org ber IQ >164 di singapura), ..logika bangtoyib  yang  org bodoh gini:

pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.

nah dari logika org bodoh aja kita  tahu kuantitas  umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan  mungkin sumedhang org jenius wkwkwk ^:)^ :

Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.

Tapi kalau bro sumedhang masih mau ngotot2an soal  masalhkuantitas ya monggo  mas.... silakan aja..tapi nanti  forum ini bs menilai wkkwkk.

jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk
3. kita ga pernah nyari ribut cuma nyari makan aja wkwkwk yg ribut2 kan situ kaleee.
4.  [at] hatred:maap saya org bodo   jd ga baca dr awal, tapi kalau soal analisa  persoalan  dari satu posting saya bs tahu akar amslah wkwkwk.


Nih saya mau menguji  KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.

Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI  KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI  APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:

PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.

sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita  tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda  tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong wkwkwk

thanks
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 07 May 2010, 06:28:10 PM
sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah  naik atau turun secara kuantitas  penganut Budha.

Kalau anda bertanya pada saya punya data  atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.
Ini benar. Memang siapa pula yang tahu kepercayaan orang sebenar-benarnya. Tetapi dalam diskusi, alangkah baiknya mengatakan sumbernya ketika mengatakan sesuatu, misalnya "menurut yang saya lihat di vihara saya", "menurut perhitungan sensus tahun xxxx".

Dan juga sikap yang tidak mau memberikan penjelasan, tidak mau mengakui bahwa tidak memiliki data, malah menyuruh orang mencari sendiri datanya, adalah sikap yang tidak baik. Saya sering mengutip sutta tetapi lupa di mana. Maka ketika ditanya, saya jujur mengakui, "saya lupa," bukan berkelit dengan menyuruh orang lain cari sendiri di Tipitaka. Bukan masalah ilmiah-statistika di sini, namun masalah sikap dalam diskusi. Anda saja yang tidak menangkap maksudnya dengan baik.


Quote
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.
Ini jelas opini subjektif. Kalau orang nikah lalu pindah agama lain (ikut pasangan), pertumbuhannya jelas minus. Saya tidak ingin mempermasalahkan faktor2 tersebut juga bukan mencari tahu secara ilmiah pertumbuhannya. Saya hanya ingin menyampaikan kalau mau beropini, beropinilah yang baik.


Quote
Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.
Bertambah banyaknya wihara berarti bertambah banyaknya daya tampung orang yang ke wihara. Namun itu belum tentu berarti bertambahnya umat Buddha.



Quote
jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
Jika Bro gurkha juga mengatakan hal serupa, saya akan menghargainya karena mengakui keterbatasan, bukan menggunakan sikap defensif yang menyuruh orang mencari di BPS.

Quote
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk
Saya pun beropini bahwa Umat Buddha kuantitasnya bertambah. Sekali lagi bukan masalah opininya, tetapi cara menyampaikannya.


Quote
Nih saya mau menguji  KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.

Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI  KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI  APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:

PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.

sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita  tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda  tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong
Tolong kembali ke topik.

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 07 May 2010, 07:10:21 PM
sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah  naik atau turun secara kuantitas  penganut Budha.

Kalau anda bertanya pada saya punya data  atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.
Ini benar. Memang siapa pula yang tahu kepercayaan orang sebenar-benarnya. Tetapi dalam diskusi, alangkah baiknya mengatakan sumbernya ketika mengatakan sesuatu, misalnya "menurut yang saya lihat di vihara saya", "menurut perhitungan sensus tahun xxxx".

Dan juga sikap yang tidak mau memberikan penjelasan, tidak mau mengakui bahwa tidak memiliki data, malah menyuruh orang mencari sendiri datanya, adalah sikap yang tidak baik. Saya sering mengutip sutta tetapi lupa di mana. Maka ketika ditanya, saya jujur mengakui, "saya lupa," bukan berkelit dengan menyuruh orang lain cari sendiri di Tipitaka. Bukan masalah ilmiah-statistika di sini, namun masalah sikap dalam diskusi. Anda saja yang tidak menangkap maksudnya dengan baik.


Quote
pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.
Ini jelas opini subjektif. Kalau orang nikah lalu pindah agama lain (ikut pasangan), pertumbuhannya jelas minus. Saya tidak ingin mempermasalahkan faktor2 tersebut juga bukan mencari tahu secara ilmiah pertumbuhannya. Saya hanya ingin menyampaikan kalau mau beropini, beropinilah yang baik.

Tidak subjektif. pendapat anda  yg scopenya subjektif hanya melihat secara per keluarga. harus liat makro pak. lalu bagaiman juga yg dari agama lain pindah ke budha? wkwkwk banyak tuh..di keluarga saya aja ada tuh 5 org dari agama lain pindah ke budha.



Quote
Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.
Bertambah banyaknya wihara berarti bertambah banyaknya daya tampung orang yang ke wihara. Namun itu belum tentu berarti bertambahnya umat Buddha.

pertambahan wihara JELAS menunjukan pertambahan umat. Mengapa? karena manusianya bertambah, sumber daya  pendanaan logistik dan lain2 bertambah. indikator palingjelas nih: dulu di wihara banyak orang tua, sekarang sudah mulaibanyak muda mudi remaja, JELAS FAKTA menunjukan ad anya pertambahan. indikator lain: yang saya amati,  jumlah donatur tiap wihara  dan atau kegiatan ibadah pada hari raya budha.. setiap wihara cenderung  penambahan peserta yang berdoa. bagaimana mungkin kalau umatnya ga bertambah wiharanya bertambah wkwkwk dari mana dananya kalau gitu dan untuk siapa wihara itu wkwkkw ..maap saya hanyalah org bodoh ..tp ya sudah..saya terima aja dehpendapat anda wkwkwkw capek debat soalnya wkwkw ^:)^

Quote
jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
Jika Bro gurkha juga mengatakan hal serupa, saya akan menghargainya karena mengakui keterbatasan, bukan menggunakan sikap defensif yang menyuruh orang mencari di BPS.

Tapi kalau mau jujur memang BPS lah  kemungkinan yang paling mendekati untuk tahu maslah itu. Dan saya pikir  ga ada yg salah kalau toh si gurkha minta cari di BPS, cukup bil ogah ah kan selesai wkwkwk. sama halnya misal saya  tidak mempercayai data sumedha,  ya paling saya bil salah tuh , ga valid selesai.yang saya heran malah  urusan BPS aja digede2in

Quote
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk
Saya pun beropini bahwa Umat Buddha kuantitasnya bertambah. Sekali lagi bukan masalah opininya, tetapi cara menyampaikannya.

kalau anda setuju umat bertambah, artinya jelas juga anda  mempunyai pendapat yg berlawanan dengan data sumedhang...mana nih sumedhang wkwkwk





Quote
Nih saya mau menguji  KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.

Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI  KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI  APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:

PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.

sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita  tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda  tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong
Tolong kembali ke topik.

ini adalah tes kejujuran. kalau ga mau jawab ga apa2...karena jelas nantinya jawaban ini  akan saya lanjutkan korelasinya dengan topik. saya hanya mau tahu... apakah kita yg ada disini berani  membuka diri objektifitas, keberanian memikul  responsibility atas apa yg disampaikan, dan untegritas atas suatu honesty. kalau  yg banyak cuap2 aja ga berani jujur at least pada diri sendiri, bagaimana mungkin kita sebagai umat lainnya/sesama umat mempercayai apa yg disampaikan ?
Biarkan upasaka dan sumedhang yang menjawab ...yg lain kalau mau jawab silakan jawab kalau ga  mau jawab ga usah banyak komentar. intropeksi diri dulu baru ngomong,

justru  disini kita perlu org yg bener2 berhati bersih . Saya pernah  ke hangzhou di suatu gunung ..disana kuil vihara benar2 dipimpin oleh yg berhati bersih dan bijak dan pemimpin disana  tidak mewajibkan pemikiran  harus sesuai si  pemimpin ..kalau disini kan kalau  ada yg tidak berkenan bisa di banned wkwwk ..kacian deh...


Udah gini aja teman2...ada yg berani jawab gak pertanyaan saya diatas? mana nih yg  ngaku as leader? come on show me your honesty and your integrity. yang  ga mau jawab ga apa2..diam aja ga usah banyak komentar. Saya hargai yang diam, tapi kalau banyak yg komentar ga berani  jawab, ya kita2 bisa nilailah.Ingat member sini yang menilai bukan saya bukan anda.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 07 May 2010, 07:28:31 PM
lah kok makin melenceng yah mestinya kita membicarakan bagaimana agar umat buddha bertambah banyak dengan kualitas yang baik dan lebih baik lagi gitu dengan cara baik baik pula.

bukan adu otot? ini seperti mau pergi duel saja.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ryu on 07 May 2010, 07:37:43 PM
tambah banyak klonengan nih =)) parah2 =))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sumedha on 07 May 2010, 09:30:03 PM
 [at]  bangtoyib, sebenarnya saya ingin menjawab, tapi karena bukan ditujukan kepada saya, ntar dianggap kepo, biar sumedhang dan upasaka aja deh yg jawab
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr.Jhonz on 07 May 2010, 09:56:07 PM
Quote from: bangtoyib
Nih saya mau menguji  KEJUJURAN
ANDA semua khususnya bro
sumedhang.
Saya mohon dijawab jujur
ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk
danmohon diikuti bro upasaka dan
lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI
KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG
SENIOR DI FORUM INI  APALAGI
MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya
begini:
PERNAHKAN KITA MELAKUKAN
HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH
DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN
KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ),
DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN
HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.
sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya
dulu: Saya pernah dan sudah tobat
sekarang, bagimana dengan anda bro
sumedhang? Ingat kalau anda bohong
kita  tidak bisa tahu, tapi ingat hati
anda  tidak bisa mebohongi anda
wkwkwwk DOSA dan KARMA akan
selalu menyertai anda kalau bohong
wkwkwk
thanks
Nah kalo mau jujur-jujuran dan menyerang kepribadian..
Sy mau tanya apa anda clonengan dari salah satu member senior di sini???^-^



Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: andrew on 07 May 2010, 10:12:06 PM


pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.

nah dari logika org bodoh aja kita  tahu kuantitas  umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan  mungkin sumedhang o
rg jenius wkwkwk ^:)^ :


iyaaa... gw maklum... kan logika orang bodoh :) kalo logika orang pinter yang meninggal  juga diitung ngurangi.. :)





Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 08 May 2010, 08:13:15 AM
Quote from: bangtoyib
:P ^:)^

sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah  naik atau turun secara kuantitas  penganut Budha.

Betul. Cuma Bro gurkha yang bisa memastikan apakah kuantitas umat Buddha di Indonesia naik atau turun. Dan cuma Bro bangtoyib yang setuju dengannya.


Quote from: bangtoyib
Kalau anda bertanya pada saya punya data  atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.

Wikipedia (contoh sumber yang saya cantumkan) misalnya, menyajikan data yang cukup valid. Mungkin tidak bisa langsung diyakini sebagai yang paling tepat, namun setidaknya data yang disajikan dari Wikipedia bisa dipertanggung-jawabkan; daripada komentar orang yang tidak punya data dan justru malah mendukung pernyataan orang lain yang juga tidak didukung dari data yang dapat dipertanggung-jawabkan.


Quote from: bangtoyib
kalau pendapat bung sumedhang yang bilang lebih baik ada data daripada ga ada data sama sekali , KESIMPULAN SAYA ADALAH: ANDA TERMASUK ORANG yang berusaha mempertahankan argumen TANPA OBJEKTIFITAS. Kalau memang ga ada data, katakan tidak ada, kalau data tidak valid, katakan ini  tidak valid. TAPI JANGAN JUGA KLAIM data uda valid wkwkwk

Sekali lagi, Wikipedia merupakan ensiklopedia dunia maya. Ini merupakan referensi yang jelas. Sama saja dengan buku ensiklopedia yang dijual di toko buku, demikian pula kredibilitas Wikipedia. Pernyataan  yang dikemukakan dengan sumber dari Wikipedia lebih baik daripada asal cuap-cuap tidak jelas. Sebab orang yang dewasa bisa mempertanggung-jawabkan pernyataan dan sumber pernyataannya jika memang salah. Sedangkan orang yang melindungi dirinya dengan cara berlaga "polos" karena tidak punya sumber, sebenarnya adalah "anak hijau".


Quote from: bangtoyib
Kalau saya ditanya apakah saya tahu umat budha makin banyak atau tidak ,maka saya jawab tidak tahu, menurut saya HANYA DEWI KWAN IM yang tau wkwkwkwk.

Anda tidak konsisten. Anda menyatakan persetujuan tentang pendapat Bro gurkha bahwa kuantitas umat Buddha meningkat. Ini buktinya: "2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk".

Anda tidak tahu tapi Anda mendukung pernyataan Bro gurkha? Anda sering sekali mengucapkan pernyataan kontradiksi, yah... 


Quote from: bangtoyib
Saya mau tanya juga nih, org dengan KTP  Budha, tapi ga pernah sembhayang budha bukan? wkwkw, atau org yang KTP nya kr****n, tapi  suka aktif di vihara itungannya apa? makanya saya bilang hanya Dewi Kwan Im yang tau.wkwkwkw ^-^

Kan dari halaman-halaman sebelumnya secara implisit juga sudah dibahas... Kalau data statistik umat Buddha di Indonesia didapatkan dari sensus / survei, maka yang tercatat sebagai umat Buddha adalah semua orang yang teridentifikasi sebagai penganut Agama Buddha di identitasnya. Selain itu, di Indonesia ini banyak sekali kepercayaan yang mengaku sebagai bagian dari Agama Buddha. Jadi sebenarnya agak sulit  untuk mendapatkan data statistik berapa jumlah umat Buddha sesungguhnya (Theravadin + Mahayanis + Tantrayanis).

 
Quote from: bangtoyib
Dan perlu saya sampaikan,  bahwa satu2nya negara di dunia yang mencantumkan agama pada kartu identitas hanya di Indonesia. Oleh karena itulah persoalan diskusi soal KUANTITAS ini ada. Dah ah capek  juga ngurusi  debat kusir.

Anda keliru. Selain Indonesia, Arab Saudi juga merupakan negara yang mencantumkan identitas "agama" di kartu tanda penduduknya. Selain itu, beberapa negara di Timur Tengah misalnya Mesir, menetapkan hanya orang Islam, kr****n dan Yudaisme yang bisa mendapatkan kartu tanda penduduk (ID Card).

Anda sepertinya keliru lagi. Survei statistik agama ada bukan hanya dilakukan karena ada kolom "agama" di KTP. Tetapi karena jumlah umatnya ingin diidentifikasi. Tidak hanya di Indonesia, ada negara lain pun yang juga mengadakan survei statistik agama. Makanya data statistiknya bisa kita baca di Buku Pintar, dan bahkan persentase jumlah penganut agama di seluruh dunia pun bisa diidentifikasi.

Spoiler: ShowHide
(http://www.religioustolerance.org/worldrel.gif)


Spoiler: ShowHide
(http://i448.photobucket.com/albums/qq202/notalunas/untitled-6.jpg)


Yang membuka topik diskusi ini adalah S. Dhammasiri. Beliau membuka topik ini karena mendapat info bahwa jumlah umat Buddha di Indonesia makin merosot, dan mengajak semua teman-teman di sini untuk berdiskusi. Pembahasan mengenai kuantitas ini ada karena berkaitan dengan pertanyaan dari S. Dhammasiri. Yang merasa ini adalah debat kusir yah Anda. Dari awal semua teman-teman di sini berdiskusi dengan baik, lalu muncullah Bro gurkha dan Anda yang memancing ikan di air keruh. Sebelumnya Anda tahu tidak arti dari "debat kusir"? Sebaiknya jangan sering memakai istilah konotatif kalau artinya saja kurang Anda pahami. :)


Quote from: bangtoyib
Tapi kalau pake logika...LOGIKA org bodoh ya..maap saya org yg  IQ rendah , tidak seperti bro2 sumedhang yg IQ nya jenius atau upasaka yang  mungkin masuk dalam daftar MENSA ( organisasi org ber IQ >164 di singapura), ..logika bangtoyib  yang  org bodoh gini:

pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.

nah dari logika org bodoh aja kita  tahu kuantitas  umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan  mungkin sumedhang org jenius wkwkwk ^:)^ :

Anda keliru lagi. Seperti yang ditulis Bro andrew, bahwa mortalitas (kematian) pun berlaku di kalangan umat Buddha. Jadi kalau ada pertambahan kuantitas umat Buddha karena kelahiran dan peralihan kepercayaan, maka penurunan kualitas pun bisa terjadi bila ada mortalitas (kematian) dan peralihan kepercayaan. Selain itu, kuantitas umat Buddha ini dihitung berdasarkan perentase. Bila 1000 orang umat Buddha beranak-pinak sekitar 1-2 anak, sedangkan 10.000 orang dari agama lain beranak-pinak 3-5 anak; maka jelas kuantitas umat Buddha secara persentase pun merosot dari sebelumnya. Ini disebabkan karena pertumbuhan kuantitas umat dari agama lain lebih pesat daripada pertumbuhan kuantitas umat Buddha.

Ya, saya maafkan karena kekurangan Anda ini.


Quote from: bangtoyib
Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.

Belum tentu. Jumlah vihara meningkat bisa saja karena daya tampung orang yang ke vihara semakin banyak; seperti yang dijelaskan Bro Kainyn_Kutho. Misalnya dulu orang-orang malas ke vihara, namun generasi sekarang mayoritas jadi rajin ke vihara, padahal secara kuantitas tidak terlalu berbeda jauh. 


Quote from: bangtoyib
jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk
3. kita ga pernah nyari ribut cuma nyari makan aja wkwkwk yg ribut2 kan situ kaleee.
4.  [at] hatred:maap saya org bodo   jd ga baca dr awal, tapi kalau soal analisa  persoalan  dari satu posting saya bs tahu akar amslah wkwkwk.

Tidak punya data valid soal kuantitas tapi setuju dengan pernyataan Bro gurkha? Anda tahu apa arti logika? Sebaiknya Anda mulai belajar membedakan arti tiap kosakata; bedakan arti logika dengan logis. :)

Saya juga tidak mencari ribut. Saya harap semuanya damai-damai saja. Tapi saya agak ragu, soalnya Anda sendiri merasa ada debat kusir di sini. Dan ternyata Anda malah ikut terjun di sini dengan memanaskan suasana dan menyerang beberapa personil di sini; dan salah satunya saya.

Semoga batin Anda terpuaskan.


Quote from: bangtoyib
Nih saya mau menguji  KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.

Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI  KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI  APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:

PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.

sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita  tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda  tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong wkwkwk

thanks

Pertanyaan ini sudah di luar topik. Kalau Anda beritikad baik, silakan jelaskan apa hubungannya dengan topik ini. Saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan ini, tapi pertanyaan ini sepertinya tendensius. Lagipula pertanyaan ini bukan pertanyaan yang cocok untuk dipertanyakan di depan umum, kecuali Anda bisa menjelaskan kaitannya dengan pembahasan topik.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 08 May 2010, 08:41:11 AM
baru segini aja udah ribut. pantesan dibilang jumlah umat buddha merosot. sikut sana sini terus....
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 08 May 2010, 09:02:35 AM
ini adalah tes kejujuran. kalau ga mau jawab ga apa2...karena jelas nantinya jawaban ini  akan saya lanjutkan korelasinya dengan topik. saya hanya mau tahu... apakah kita yg ada disini berani  membuka diri objektifitas, keberanian memikul  responsibility atas apa yg disampaikan, dan untegritas atas suatu honesty. kalau  yg banyak cuap2 aja ga berani jujur at least pada diri sendiri, bagaimana mungkin kita sebagai umat lainnya/sesama umat mempercayai apa yg disampaikan ?
Biarkan upasaka dan sumedhang yang menjawab ...yg lain kalau mau jawab silakan jawab kalau ga  mau jawab ga usah banyak komentar. intropeksi diri dulu baru ngomong,
Kejujuran pada diri sendiri adalah ketika seseorang tidak membenarkan dirinya dan mengakui kesalahannya. Sikap tersebut bisa ditunjukkan ke luar, bisa juga tidak. Dalam hal ini, saya tidak melihat anda, saya, ataupun member lain di sini sebagai orang yang cukup pantas bagi orang lain untuk "mengaku dosa" di hadapannya. Apakah anda punya alasan khusus sehingga merasa pantas, ataukah sedang memproklamasikan diri sebagai orang suci?


Quote
justru  disini kita perlu org yg bener2 berhati bersih . Saya pernah  ke hangzhou di suatu gunung ..disana kuil vihara benar2 dipimpin oleh yg berhati bersih dan bijak dan pemimpin disana  tidak mewajibkan pemikiran  harus sesuai si  pemimpin ..kalau disini kan kalau  ada yg tidak berkenan bisa di banned wkwwk ..kacian deh...
Di sini tidak mewajibkan orang memiliki hati bersih total, minimal berusaha bersikap sopan dan baik dalam diskusi. Kalau dalam diskusi saja sikapnya tidak baik, apalagi bathinnya.


Quote
Udah gini aja teman2...ada yg berani jawab gak pertanyaan saya diatas? mana nih yg  ngaku as leader? come on show me your honesty and your integrity. yang  ga mau jawab ga apa2..diam aja ga usah banyak komentar. Saya hargai yang diam, tapi kalau banyak yg komentar ga berani  jawab, ya kita2 bisa nilailah.Ingat member sini yang menilai bukan saya bukan anda.
Ketimbang menyuruh semua orang diam, lebih baik anda saja yang diam.

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 08 May 2010, 09:02:56 AM
 [at]  upasaka
Jawaban yang mantap. Netral dan tidak berniat mencari masalah dengan si penanya.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: chocoedd on 08 May 2010, 02:14:48 PM
tret ini kayak ceritanya Ajahn Chah tentang suami istri ribut hanya karena mempermasalahkan suara ayam ato suara bebekkah yang terdengar.

Kalo soal temen Buddhis yang pindah agama, ada juga temen gw yang pindah. Awalnya menyayangkan, tapi kalo itu membuat dia hidup lebih baik, baguslah buat dia, semoga berbahagia. Sang Buddha aja bilang, suruh cobain dulu, kalo gak percaya ya jangan percaya. gitu aja kok repot.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 08 May 2010, 03:44:20 PM
Quote from: bangtoyib
:P ^:)^

sesungguhnya TIDAK ADA satu pun diantara kalian yang dapat memastikan apakah  naik atau turun secara kuantitas  penganut Budha.

Betul. Cuma Bro gurkha yang bisa memastikan apakah kuantitas umat Buddha di Indonesia naik atau turun. Dan cuma Bro bangtoyib yang setuju dengannya.


Quote from: bangtoyib
Kalau anda bertanya pada saya punya data  atau tidak SAYA JUJUR jawab TIDAK PUNYA DATA VALID. Jawaban saya yang tidak punya data JAUH LEBIH BAIK daripada memberikan data yang tidak valid.

Wikipedia (contoh sumber yang saya cantumkan) misalnya, menyajikan data yang cukup valid. Mungkin tidak bisa langsung diyakini sebagai yang paling tepat, namun setidaknya data yang disajikan dari Wikipedia bisa dipertanggung-jawabkan; daripada komentar orang yang tidak punya data dan justru malah mendukung pernyataan orang lain yang juga tidak didukung dari data yang dapat dipertanggung-jawabkan.


Quote from: bangtoyib
kalau pendapat bung sumedhang yang bilang lebih baik ada data daripada ga ada data sama sekali , KESIMPULAN SAYA ADALAH: ANDA TERMASUK ORANG yang berusaha mempertahankan argumen TANPA OBJEKTIFITAS. Kalau memang ga ada data, katakan tidak ada, kalau data tidak valid, katakan ini  tidak valid. TAPI JANGAN JUGA KLAIM data uda valid wkwkwk

Sekali lagi, Wikipedia merupakan ensiklopedia dunia maya. Ini merupakan referensi yang jelas. Sama saja dengan buku ensiklopedia yang dijual di toko buku, demikian pula kredibilitas Wikipedia. Pernyataan  yang dikemukakan dengan sumber dari Wikipedia lebih baik daripada asal cuap-cuap tidak jelas. Sebab orang yang dewasa bisa mempertanggung-jawabkan pernyataan dan sumber pernyataannya jika memang salah. Sedangkan orang yang melindungi dirinya dengan cara berlaga "polos" karena tidak punya sumber, sebenarnya adalah "anak hijau".


Quote from: bangtoyib
Kalau saya ditanya apakah saya tahu umat budha makin banyak atau tidak ,maka saya jawab tidak tahu, menurut saya HANYA DEWI KWAN IM yang tau wkwkwkwk.

Anda tidak konsisten. Anda menyatakan persetujuan tentang pendapat Bro gurkha bahwa kuantitas umat Buddha meningkat. Ini buktinya: "2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk".

Anda tidak tahu tapi Anda mendukung pernyataan Bro gurkha? Anda sering sekali mengucapkan pernyataan kontradiksi, yah... 


Quote from: bangtoyib
Saya mau tanya juga nih, org dengan KTP  Budha, tapi ga pernah sembhayang budha bukan? wkwkw, atau org yang KTP nya kr****n, tapi  suka aktif di vihara itungannya apa? makanya saya bilang hanya Dewi Kwan Im yang tau.wkwkwkw ^-^

Kan dari halaman-halaman sebelumnya secara implisit juga sudah dibahas... Kalau data statistik umat Buddha di Indonesia didapatkan dari sensus / survei, maka yang tercatat sebagai umat Buddha adalah semua orang yang teridentifikasi sebagai penganut Agama Buddha di identitasnya. Selain itu, di Indonesia ini banyak sekali kepercayaan yang mengaku sebagai bagian dari Agama Buddha. Jadi sebenarnya agak sulit  untuk mendapatkan data statistik berapa jumlah umat Buddha sesungguhnya (Theravadin + Mahayanis + Tantrayanis).

 
Quote from: bangtoyib
Dan perlu saya sampaikan,  bahwa satu2nya negara di dunia yang mencantumkan agama pada kartu identitas hanya di Indonesia. Oleh karena itulah persoalan diskusi soal KUANTITAS ini ada. Dah ah capek  juga ngurusi  debat kusir.

Anda keliru. Selain Indonesia, Arab Saudi juga merupakan negara yang mencantumkan identitas "agama" di kartu tanda penduduknya. Selain itu, beberapa negara di Timur Tengah misalnya Mesir, menetapkan hanya orang Islam, kr****n dan Yudaisme yang bisa mendapatkan kartu tanda penduduk (ID Card).

Anda sepertinya keliru lagi. Survei statistik agama ada bukan hanya dilakukan karena ada kolom "agama" di KTP. Tetapi karena jumlah umatnya ingin diidentifikasi. Tidak hanya di Indonesia, ada negara lain pun yang juga mengadakan survei statistik agama. Makanya data statistiknya bisa kita baca di Buku Pintar, dan bahkan persentase jumlah penganut agama di seluruh dunia pun bisa diidentifikasi.

Spoiler: ShowHide
(http://www.religioustolerance.org/worldrel.gif)


Spoiler: ShowHide
(http://i448.photobucket.com/albums/qq202/notalunas/untitled-6.jpg)


Yang membuka topik diskusi ini adalah S. Dhammasiri. Beliau membuka topik ini karena mendapat info bahwa jumlah umat Buddha di Indonesia makin merosot, dan mengajak semua teman-teman di sini untuk berdiskusi. Pembahasan mengenai kuantitas ini ada karena berkaitan dengan pertanyaan dari S. Dhammasiri. Yang merasa ini adalah debat kusir yah Anda. Dari awal semua teman-teman di sini berdiskusi dengan baik, lalu muncullah Bro gurkha dan Anda yang memancing ikan di air keruh. Sebelumnya Anda tahu tidak arti dari "debat kusir"? Sebaiknya jangan sering memakai istilah konotatif kalau artinya saja kurang Anda pahami. :)


Quote from: bangtoyib
Tapi kalau pake logika...LOGIKA org bodoh ya..maap saya org yg  IQ rendah , tidak seperti bro2 sumedhang yg IQ nya jenius atau upasaka yang  mungkin masuk dalam daftar MENSA ( organisasi org ber IQ >164 di singapura), ..logika bangtoyib  yang  org bodoh gini:

pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.

nah dari logika org bodoh aja kita  tahu kuantitas  umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan  mungkin sumedhang org jenius wkwkwk ^:)^ :

Anda keliru lagi. Seperti yang ditulis Bro andrew, bahwa mortalitas (kematian) pun berlaku di kalangan umat Buddha. Jadi kalau ada pertambahan kuantitas umat Buddha karena kelahiran dan peralihan kepercayaan, maka penurunan kualitas pun bisa terjadi bila ada mortalitas (kematian) dan peralihan kepercayaan. Selain itu, kuantitas umat Buddha ini dihitung berdasarkan perentase. Bila 1000 orang umat Buddha beranak-pinak sekitar 1-2 anak, sedangkan 10.000 orang dari agama lain beranak-pinak 3-5 anak; maka jelas kuantitas umat Buddha secara persentase pun merosot dari sebelumnya. Ini disebabkan karena pertumbuhan kuantitas umat dari agama lain lebih pesat daripada pertumbuhan kuantitas umat Buddha.

Ya, saya maafkan karena kekurangan Anda ini.


Quote from: bangtoyib
Wihara makin banyak didirikan bukan? itu PERTANDA PASTI meningkat umatnya. nah saya bicara FAKTA nih. Kalau data hanay bisa membentuk opini.

Belum tentu. Jumlah vihara meningkat bisa saja karena daya tampung orang yang ke vihara semakin banyak; seperti yang dijelaskan Bro Kainyn_Kutho. Misalnya dulu orang-orang malas ke vihara, namun generasi sekarang mayoritas jadi rajin ke vihara, padahal secara kuantitas tidak terlalu berbeda jauh. 


Quote from: bangtoyib
jadi pertanyaan saudara2 my brothers sudah say jawab:
1. saya ga punya data valid soal kuantitas.
2. mengapa saya setuju dengan bro grukha? krn  logically  memang  harusnya bertambah wkwkwk
3. kita ga pernah nyari ribut cuma nyari makan aja wkwkwk yg ribut2 kan situ kaleee.
4.  [at] hatred:maap saya org bodo   jd ga baca dr awal, tapi kalau soal analisa  persoalan  dari satu posting saya bs tahu akar amslah wkwkwk.

Tidak punya data valid soal kuantitas tapi setuju dengan pernyataan Bro gurkha? Anda tahu apa arti logika? Sebaiknya Anda mulai belajar membedakan arti tiap kosakata; bedakan arti logika dengan logis. :)

Saya juga tidak mencari ribut. Saya harap semuanya damai-damai saja. Tapi saya agak ragu, soalnya Anda sendiri merasa ada debat kusir di sini. Dan ternyata Anda malah ikut terjun di sini dengan memanaskan suasana dan menyerang beberapa personil di sini; dan salah satunya saya.

Semoga batin Anda terpuaskan.


Quote from: bangtoyib
Nih saya mau menguji  KEJUJURAN ANDA semua khususnya bro sumedhang.

Saya mohon dijawab jujur ya..kejujuranitu nilai tinggi lohwkwkwk danmohon diikuti bro upasaka dan lain2 deh.. sAYA INGIN MENGUJI  KEJUURAN ANDA SEBAGAI ORANG YANG SENIOR DI FORUM INI  APALAGI MEMBAHAS AGAMA.pertanyaanya begini:

PERNAHKAN KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL/SELINGKUH DENGAN ORANG YANG BUKAN PASANGAN KITA ( BAGI YANG SUDAH MENIKAH ), DAN PERNAHAKAH KITA MELAKUKAN HUBUNGAN SEKSUAL PRANIKAH.

sAYA AKAN mulai jawab dari diri saya dulu: Saya pernah dan sudah tobat sekarang, bagimana dengan anda bro sumedhang? Ingat kalau anda bohong kita  tidak bisa tahu, tapi ingat hati anda  tidak bisa mebohongi anda wkwkwwk DOSA dan KARMA akan selalu menyertai anda kalau bohong wkwkwk

thanks

Pertanyaan ini sudah di luar topik. Kalau Anda beritikad baik, silakan jelaskan apa hubungannya dengan topik ini. Saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan ini, tapi pertanyaan ini sepertinya tendensius. Lagipula pertanyaan ini bukan pertanyaan yang cocok untuk dipertanyakan di depan umum, kecuali Anda bisa menjelaskan kaitannya dengan pembahasan topik.

Aduh banyak amat bang wkwkwk saya  yg pokok aja ya jawabnya:

Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman  nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih  penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.

Kalau vihara makin banyak tapi org nya makin dikit...dananya dari mana? wkwkwkapakah iya donatur  cuma 1-2 org bs bangun 10 vihara misalnya wkwkwk

Ah saya ga nyerang anda, anda aja merasa terserang...cuci muka dulu deh wkwkwk makanya  saran saya santai aja, ohya soal arab pake KTP ada tanda agama, maap saya ga pernah ke arab jadi saya  ga tau, yg saya tau  Amerika Australia Singapura China... mungkin anda sering ke arab  kali  makanya punya sifat arab yg sensi wkwkwk.

OK saya akan jelaskan hubungan pertanyaan saya  wkwkwk: Hal itu untuk menguji apakah kita  yg ada di forum ini memiliki sikap munafik atau tidak. dari anda tidak mau jawab tp banyak koar2  soal pertanyaan saya aja uda jelas MUNA wkwkwk. kalau di agama kr****n anda tau cerita orang Farisi? nah kira2 gitulah. wkwkwkw. Jadi korelasinya adalah: Janganlah  selalu merasa benar, selalu merasa  suci, kalau ditanya  belit2 muter2, just YES or NO jawabnya..very simple kok...Kalau saya salah ya saya minta maaf, dari awal saya sudah bilang IQ saya rendah dan saya hanyalah orang bodoh tidak seperti  anda  yg jenius2 wkwwk. Saya membuat pertanyaan itu bertujuan untuk mengetes sejauh mana keberanian, kematangan, anda-anda yg dipandang sebagai leader disini untuk  dapat meberikan contoh baik.  PRESIDEN CLINTON AJA BERANI MENGAKUI . ITU CONTOH NYATA. SEORANG PRESIDEN BESAR LOH. Nah saya yakin anda2 lebih religius dari clinton wkwkwk. sayangnya sejak kemarin ga ada berani 1 pun jawab yes or no...malah menghindar bil tendensius lah,  bla bla bla...ya uda  kalau ga mau jawab  diam aja getu loh..gitu aja kok repot ..ini  uda jawab tp ga berai YES OR NO wkwkwk PUBLIK menilai bro. Saya mengajukan pertanyaan karena saya liat  disini semua kalao bicara agama kesucian moralitas ....wuiiihhhhh TOP BANGET...maslahnya OMDO gak? wkwkwk kebayang gak seh.... di depan  forum bilang A kelakuan B? nah itu yang saya mau tau..sejauh MANA ANDA punya integritas dalam ceramah agama...kalau ga berani uda  main  gundu aja di grogol mendingan wwkkwwkk

Sekali lagi saya minta maaf kepada semua rekan2 bila ada statement saya yg tidak berkenan, saya  hanyalah seorang umat manusia biasa..yang bodoh dan masih belajar tentang kehidupan sesuai ajaran Budha, dan dalam melaksanakan ajarannya pun saya masih seringpenuh kesalahan, saya hanyalah orang biasa..tidak seperti bro2 disini yang hebat2 sekali dalam memberikan ceramah / argumen. Saya hanyalah org yg  terbatas pengetahuannya tidak seperti anda yang  bisa  mencari tahu semua data padahal datanya copas dr google wkwkkwk.

Ya sudah  saya juga capek.. nanti kalau ada topik bagus lagi yang anda2 khususnya upasaka dan sumedhang saya akan  reply di topik lain.  Saya hanya mau  2 org itu upasaka dan Sumedha menjawab pertanyaan saya: Pernahkan anda bla bla bla...pernah atau tidak aja. kalau ga mau jawab ya uda. santai aja..ga usah berdalih macam2. Anda diam / berdalih  justru SUDAH MENUNJUKAN anda  pasti pernah wkwkwkwk kalaupernah maka kok disini anda keliatan suci sekali   wkwkwkwk ( moga2 jawaban anda NO ya ) . wwkwkwkwk byeeee
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 08 May 2010, 03:52:55 PM
[at]  bangtoyib, sebenarnya saya ingin menjawab, tapi karena bukan ditujukan kepada saya, ntar dianggap kepo, biar sumedhang dan upasaka aja deh yg jawab

yg saya maksudkan sumedhang ya anda bro sumedha wkwkwk  anda sudah bil mau jawab kan sumedha? silakan jawab PERNAH ATAU TIDAK wkwkw thanks KITATUNGGU JAWABAN SUMEDHA wkwkw moga2 dia ga pernah ya wkwkwkw
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 08 May 2010, 03:58:54 PM


pertumbuhan angka kelahiran di indonesia termasuk tinggi ( termasuk penduduk top 5 terbanyak di dunia). Nah kalau umat budha  let's say MISAL ada 1000 org lalu masing2 beranak 1-2 orang jadilah pertumbuhan kuantitas umat budha jadi 2000 orang..anggap deh 50% nya pindah agama, tetep aja lebih banyak menjadi 1500 misalnya.

nah dari logika org bodoh aja kita  tahu kuantitas  umat budha pasti naik wkwkwkwk..ga usah pake data lagi. Contoh lagi nih:( maap saya org bodoh dan  mungkin sumedhang o
rg jenius wkwkwk ^:)^ :


iyaaa... gw maklum... kan logika orang bodoh :) kalo logika orang pinter yang meninggal  juga diitung ngurangi.. :)

iya bro..soalnya saya beneran org bodoh..jadi ngitungnya langsung NET PLUS pastinya.

net plus= laju kelahiran( pertumbuhan- laju kematian (mortalitas). wkwkwkwk

70-80% negara2 di dunia ini mencoba mengerem laju  pertumbuhan penduduknya khususnya china.. dan ada juga yg  membuat program seperti KB, jadi jelas lahu pertumbuhan pasti lebih tinggi dari mortalitas kwkwk...sebelum anda bil  itung kurangin  angka kematian saya uda kepikiran kok ..maklum org bodoh saya ini dari desa pula wkwkwk
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Mr. pao on 08 May 2010, 04:25:14 PM
Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman  nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih  penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.

Bang toyib agama apa? koq semakin OOT aja? Koq ada zaman nabi adam hawa? itu bukan kepercayaan Budhisme.
Dan pembahasanmu koq semakin membingungkan.
Bisa lebih logika kah, agar saya atau pembaca lainnya bisa lebih mengerti apa yang bang toyip sampaikan.
Kalo Bang toyip berasal dari agama tetangga, gw saranin bangtoyip bisa buat thread baru di board ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html)



Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 09 May 2010, 10:06:34 AM
Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman  nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih  penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.

Bang toyib agama apa? koq semakin OOT aja? Koq ada zaman nabi adam hawa? itu bukan kepercayaan Budhisme.
Dan pembahasanmu koq semakin membingungkan.
Bisa lebih logika kah, agar saya atau pembaca lainnya bisa lebih mengerti apa yang bang toyip sampaikan.
Kalo Bang toyip berasal dari agama tetangga, gw saranin bangtoyip bisa buat thread baru di board ini:
http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/board,42.0.html)


Bro Pao yang baik, bila saya meneliti tulisannya, nampaknya Bangtoyip memang sudah memiliki ganjelan sejak lama terhadap bro Upasaka dan bro Indra, bro Sumedha hanya kena getah, karena Bangtoyip menduga bro Sumedha adalah cloningan bro Indra.

Sayang sekali thread ini dijadikan ajang balas dendam pribadi.

 :backtotopic:

Samanera yang saya hormati, saya teringat ucapan pak Herman S Endro, beliau mengatakan: "dalam sejarahnya ajaran Sang Buddha hancur dari dalam, bukan dari luar" Semakin direnungkan semakin mengena pendapat pak Endro tsb. Kehancuran agama Buddha oleh invasi agama lain (you know which) di masa yang lampau saya rasa lebih disebabkan para bhikkhu waktu itu sudah tak menjaga Vinaya, tak bermoral, oleh karena itu tak mendapatkan respek dari masyarakat. Karena masyarakat memandang rendah para bhikkhu yang tak bermoral (tak menjaga Vinaya).

Kehancuran organisasi dari dalam terus terjadi bagi organisasi yang tidak "waspada". Karena bila dalam ajaran Sang Buddha diajarkan empati (seperti empati yang ditunjukkan oleh Sang Buddha terhadap suku Vajji dalam Mahaparinibbana sutta) tetapi agama lain tak diajarkan hal ini, bahkan ada ajaran agama lain yang hanya berpikir untuk menghancurkan agama lainnya seperti predator.

Arah positif di masa yang akan datang bagi perkembangan Buddha Sasana akan terjadi bila Sangha dengan konsisten menjaga Vinaya sebagai pedoman, sebagai pagar, sebagai perlindungan, dengan memberi contoh yang baik, yang menjadi suri tauladan bagi masyarakat, karena sebagian besar umat Buddha masih cenderung mengkultuskan indvidu, bukan mengkultuskan Tiratana.

Saya mendapatkan contoh keluarga yang diselewengkan, sebelumnya ia adalah umat Tiratana, belakangan ia menjadi umat Sai Baba, karena ia mengkultuskan individu tertentu dan selalu mengikuti secara membuta apapun yang dilakukan atau dianjurkan oleh gurunya.

Kasus keluarga saya tersebut belum parah, bahkan kita tahu ada mantan bhikkhu yang memiliki pengikut (pengetahuan Dhammanya cukup luas), berusaha memperkenalkan ajaran atau filosofi dari filosofer non-Buddhist terkenal yang dikatakan sejalan dengan Buddhist.


 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Peacemind on 09 May 2010, 10:18:49 AM

Arah positif di masa yang akan datang bagi perkembangan Buddha Sasana akan terjadi bila Sangha dengan konsisten menjaga Vinaya sebagai pedoman, sebagai pagar, sebagai perlindungan, dengan memberi contoh yang baik, yang menjadi suri tauladan bagi masyarakat, karena sebagian besar umat Buddha masih cenderung mengkultuskan indvidu, bukan mengkultuskan Tiratana.


Saya setuju sekali dengan anda. Tapi umat awam pun harus mendukung / memberikan kondisi yang baik supaya bhikkhusaṅgha bisa mempraktikkan dan menjaga vinaya dengan baik.

Quote
Kasus keluarga saya tersebut belum parah, bahkan kita tahu ada mantan bhikkhu yang memiliki pengikut (pengetahuan Dhammanya cukup luas), berusaha memperkenalkan ajaran atau filosofi dari filosofer non-Buddhist terkenal yang dikatakan sejalan dengan Buddhist.

Kalau boleh tahu ajaran apa ya? :) Terimakasih.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Nevada on 09 May 2010, 10:55:06 AM
Quote from: bangtoyib
Aduh banyak amat bang wkwkwk saya  yg pokok aja ya jawabnya:

Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman  nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih  penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.

Bukan hanya faktor mortalitas yang perlu diperhitungkan. Saya sudah jelaskan di postingan sebelumnya. Coba Anda tengok kembali dan baca perlahan-lahan.


Quote from: bangtoyib
Kalau vihara makin banyak tapi org nya makin dikit...dananya dari mana? wkwkwkapakah iya donatur  cuma 1-2 org bs bangun 10 vihara misalnya wkwkwk

Dana yang banyak juga belum tentu menandakan bahwa umat Buddha semakin banyak. Bisa saja umat Buddha sekarang sudah lebih makmur, sudah lebih aktif berdana, atau mungkin saja donasi juga datang dari simpatisan Buddhis.

Perlu dijelaskan sedikit, bahwa semua komentar saya dinyatakan bukan untuk menentang persepsi kemungkinan bahwa jumlah umat Buddha meningkat. Namun semua komentar saya dinyatakan untuk mengimbangi persepsi kemungkinan bahwa jumlah umat Buddha merosot. Apakah jumlah umat Buddha merosot atau meningkat, hanya bisa diketahui dari hasil sensus. Setidaknya hasil sensus lebih bisa dipercaya daripada "percaya meskipun belum melihat".


Quote from: bangtoyib
Ah saya ga nyerang anda, anda aja merasa terserang...cuci muka dulu deh wkwkwk makanya  saran saya santai aja, ohya soal arab pake KTP ada tanda agama, maap saya ga pernah ke arab jadi saya  ga tau, yg saya tau  Amerika Australia Singapura China... mungkin anda sering ke arab  kali  makanya punya sifat arab yg sensi wkwkwk.

Anda berbohong. :) Semua orang yang bisa berpikir sehat di sini tahu bahwa Anda menyerang saya. Dan bahkan pernyataan Anda di atas ini sudah menyerang saya dan menyerang orang Arab. Anda tahu apa yang Anda lakukan? Anda baru saja melakukan 5 perbuatan buruk:
- mengembangkan kebencian pada upasaka (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile)
- menyerang saya secara personal
- tidak mengakui apa yang Anda perbuat, dan malah berbohong (musavada)
- tidak menghentikan penyerangan, bahkan melanjutkan penyerangan kata-kata ke arah upasaka (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile)
- menjustifikasi orang Arab sebagai orang yang sensitif (mudah emosi); ini adalah bentuk penyerangan SARA

Tapi saya ragu Anda bisa berhenti setelah melakukan 5 perbuatan buruk ini. Ada kemungkinan Anda melakukan lebih banyak perbuatan buruk setelah membaca tulisan saya ini.


Quote from: bangtoyib
OK saya akan jelaskan hubungan pertanyaan saya  wkwkwk: Hal itu untuk menguji apakah kita  yg ada di forum ini memiliki sikap munafik atau tidak. dari anda tidak mau jawab tp banyak koar2  soal pertanyaan saya aja uda jelas MUNA wkwkwk. kalau di agama kr****n anda tau cerita orang Farisi? nah kira2 gitulah. wkwkwkw. Jadi korelasinya adalah: Janganlah  selalu merasa benar, selalu merasa  suci, kalau ditanya  belit2 muter2, just YES or NO jawabnya..very simple kok...Kalau saya salah ya saya minta maaf, dari awal saya sudah bilang IQ saya rendah dan saya hanyalah orang bodoh tidak seperti  anda  yg jenius2 wkwwk. Saya membuat pertanyaan itu bertujuan untuk mengetes sejauh mana keberanian, kematangan, anda-anda yg dipandang sebagai leader disini untuk  dapat meberikan contoh baik.  PRESIDEN CLINTON AJA BERANI MENGAKUI . ITU CONTOH NYATA. SEORANG PRESIDEN BESAR LOH. Nah saya yakin anda2 lebih religius dari clinton wkwkwk. sayangnya sejak kemarin ga ada berani 1 pun jawab yes or no...malah menghindar bil tendensius lah,  bla bla bla...ya uda  kalau ga mau jawab  diam aja getu loh..gitu aja kok repot ..ini  uda jawab tp ga berai YES OR NO wkwkwk PUBLIK menilai bro. Saya mengajukan pertanyaan karena saya liat  disini semua kalao bicara agama kesucian moralitas ....wuiiihhhhh TOP BANGET...maslahnya OMDO gak? wkwkwk kebayang gak seh.... di depan  forum bilang A kelakuan B? nah itu yang saya mau tau..sejauh MANA ANDA punya integritas dalam ceramah agama...kalau ga berani uda  main  gundu aja di grogol mendingan wwkkwwkk

Saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan Anda itu. Tapi apa hubungannya kejujuran dengan jawaban dari pertanyaan itu? Anda pasti menjustifikasi saya sudah pernah selingkuh dan berhubungan seks di luar nikah. Yah, karena itu Anda dengan semangatnya berusaha memojokkan saya untuk menjawab pertanyaan Anda. Ini dilakukan dengan harapan untuk mempermalukan saya. Saya tahu pemikiran Anda semua. Rupanya kelakuan Anda 100% mirip dengan apa yang diceritakan teman saya.

Sebenarnya setelah tahu tujuan dari pertanyaan Anda, saya tidak ingin menjawabnya di depan umum seperti ini. Anda tidak punya itikad baik. Tapi untuk memuaskan rencana Anda, baiklah saya akan jawab.

"Saya tidak pernah selingkuh. Saya juga tidak pernah berhubungan seks di luar nikah."

Saya tahu Anda tidak akan percaya dengan jawaban saya.

Sebelumnya, cobalah untuk memastikan suatu hal sebelum berusaha mempermalukan saya di depan umum. Anda belum pernah bertemu dengan saya, Anda belum pernah melihat cara saya bersosialisasi, bahkan Anda saja belum tahu kalau siapa saya sebenarnya. Karena saya baik, saya akan beri tahu kelemahan Anda. Anda seringkali menjustifikasi dan memfitnah seseorang tanpa ada dasarnya. Apa yang Anda kira ternyata tidak benar dengan kenyataannya. Makanya Anda sering mendapat malu. Cara Anda untuk ikut tertawa karena kelemahan Anda itu tidak efektif. Anda hanya semakin membuat diri Anda malu. Dan tampaknya Anda selalu terjatuh di lubang yang sama. Semoga rencana Anda untuk mempermalukan saya belum gagal.


Quote from: bangtoyib
Sekali lagi saya minta maaf kepada semua rekan2 bila ada statement saya yg tidak berkenan, saya  hanyalah seorang umat manusia biasa..yang bodoh dan masih belajar tentang kehidupan sesuai ajaran Budha, dan dalam melaksanakan ajarannya pun saya masih seringpenuh kesalahan, saya hanyalah orang biasa..tidak seperti bro2 disini yang hebat2 sekali dalam memberikan ceramah / argumen. Saya hanyalah org yg  terbatas pengetahuannya tidak seperti anda yang  bisa  mencari tahu semua data padahal datanya copas dr google wkwkkwk.

Saya akui beberapa referensi saya cari di Google. Tapi tidak semuanya, karena saya sekalian melatih ingatan dan pengetahuan saya. Jadi apa yang mampu saya tuangkan tanpa membaca ulang suatu referensi, akan saya lakukan. Saya pikir beberapa teman-teman di sini mungkin juga melakukan hal yang sama.

Melakukan kesalahan itu masih wajar dalam tahap sekarang. Saya juga pernah melakukan kesalahan. Tetapi mengakui kesalahan itu yang sulit. Terbukti pada Anda dari dahulu sampai sekarang. Apa yang Anda lakukan pada saya, Indra dan sumedha (serta teman-teman lain; kalian perlu sadar, kalau bangtoyib juga mengincar yang lainnya), itu tidak baik. Anda hanya membuat hidup Anda sendiri menjadi tidak baik. Dan maaf, semoga keadaan Anda baik-baik saja setelah ini... Saya harap hal itu tidak datang terlalu cepat. :)


Quote from: bangtoyib
Ya sudah  saya juga capek.. nanti kalau ada topik bagus lagi yang anda2 khususnya upasaka dan sumedhang saya akan  reply di topik lain.  Saya hanya mau  2 org itu upasaka dan Sumedha menjawab pertanyaan saya: Pernahkan anda bla bla bla...pernah atau tidak aja. kalau ga mau jawab ya uda. santai aja..ga usah berdalih macam2. Anda diam / berdalih  justru SUDAH MENUNJUKAN anda  pasti pernah wkwkwkwk kalaupernah maka kok disini anda keliatan suci sekali   wkwkwkwk ( moga2 jawaban anda NO ya ) . wwkwkwkwk byeeee

Betul. Membenci orang dan membalas dendam itu sangat meletihkan. Namun lucunya Anda mau bergumul dalam hal yang meletihkan ini.

Saya sudah jawab pertanyaan Anda di atas. Lalu apa rencana Anda selanjutnya? Pasti Anda tidak akan percaya dan memulai lagi dengan menjustifikasi saya. Yah, saya bisa melihat semua dengan jelas.

Thread ini dibuat oleh S. Dhammasiri untuk berdiskusi dengan baik. Semua komentar Anda tidak dikeluarkan untuk berdiskusi mengenai topik ini. Kalau Anda ingin "menantang" saya sebaiknya jangan dilakukan di thread ini. Tidak baik bagi Samanera, dan karena hal ini beliau jadi sulit melanjutkan diskusi. Saya pikir Anda sudah dewasa. Anda jauh lebih tua daripada saya. Karna itu cobalah "menantang" saya dengan cara yang lebih anggun.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Riky_dave on 09 May 2010, 11:00:07 AM
Interopeksi DIRI..
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 09 May 2010, 11:07:27 AM

Arah positif di masa yang akan datang bagi perkembangan Buddha Sasana akan terjadi bila Sangha dengan konsisten menjaga Vinaya sebagai pedoman, sebagai pagar, sebagai perlindungan, dengan memberi contoh yang baik, yang menjadi suri tauladan bagi masyarakat, karena sebagian besar umat Buddha masih cenderung mengkultuskan indvidu, bukan mengkultuskan Tiratana.


Saya setuju sekali dengan anda. Tapi umat awam pun harus mendukung / memberikan kondisi yang baik supaya bhikkhusaṅgha bisa mempraktikkan dan menjaga vinaya dengan baik.
Saya setuju Samanera, umat awam yang sudah tahu Vinaya bhikkhu tetapi memancing-mancing memang patut dicela, tetapi kadangkala umat juga tidak tahu mengenai Vinaya, bila sudah begini saya rasa bhikkhu juga harus memberitahu.  ^:)^

Quote
Quote
Kasus keluarga saya tersebut belum parah, bahkan kita tahu ada mantan bhikkhu yang memiliki pengikut (pengetahuan Dhammanya cukup luas), berusaha memperkenalkan ajaran atau filosofi dari filosofer non-Buddhist terkenal yang dikatakan sejalan dengan Buddhist.

Kalau boleh tahu ajaran apa ya? :) Terimakasih.

PM saja Samanera.

 _/\_


Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 09 May 2010, 12:04:16 PM
:whistle:
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: bangtoyib on 09 May 2010, 01:15:02 PM
Quote from: bangtoyib
Aduh banyak amat bang wkwkwk saya  yg pokok aja ya jawabnya:

Bicara angka mortalitas( angka kematian menurunkan jumlah)....Bro di mana mana sejak jaman  nabi adam hawa..manusia ada 2 skr jadi lebih dari 5 M lebih  penduduk. laju mortalitas lebih lambat dari laju kelahiran. Tapi kalau menurut anda gara2 mortalitas dll umat budha menurun ya uda monggo mass. emang gw pikirin wkwkwk, cuma ga masuk akal bro.

Bukan hanya faktor mortalitas yang perlu diperhitungkan. Saya sudah jelaskan di postingan sebelumnya. Coba Anda tengok kembali dan baca perlahan-lahan.


Quote from: bangtoyib
Kalau vihara makin banyak tapi org nya makin dikit...dananya dari mana? wkwkwkapakah iya donatur  cuma 1-2 org bs bangun 10 vihara misalnya wkwkwk

Dana yang banyak juga belum tentu menandakan bahwa umat Buddha semakin banyak. Bisa saja umat Buddha sekarang sudah lebih makmur, sudah lebih aktif berdana, atau mungkin saja donasi juga datang dari simpatisan Buddhis.

Perlu dijelaskan sedikit, bahwa semua komentar saya dinyatakan bukan untuk menentang persepsi kemungkinan bahwa jumlah umat Buddha meningkat. Namun semua komentar saya dinyatakan untuk mengimbangi persepsi kemungkinan bahwa jumlah umat Buddha merosot. Apakah jumlah umat Buddha merosot atau meningkat, hanya bisa diketahui dari hasil sensus. Setidaknya hasil sensus lebih bisa dipercaya daripada "percaya meskipun belum melihat".


Quote from: bangtoyib
Ah saya ga nyerang anda, anda aja merasa terserang...cuci muka dulu deh wkwkwk makanya  saran saya santai aja, ohya soal arab pake KTP ada tanda agama, maap saya ga pernah ke arab jadi saya  ga tau, yg saya tau  Amerika Australia Singapura China... mungkin anda sering ke arab  kali  makanya punya sifat arab yg sensi wkwkwk.

Anda berbohong. :) Semua orang yang bisa berpikir sehat di sini tahu bahwa Anda menyerang saya. Dan bahkan pernyataan Anda di atas ini sudah menyerang saya dan menyerang orang Arab. Anda tahu apa yang Anda lakukan? Anda baru saja melakukan 5 perbuatan buruk:
- mengembangkan kebencian pada upasaka (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile)
- menyerang saya secara personal
- tidak mengakui apa yang Anda perbuat, dan malah berbohong (musavada)
- tidak menghentikan penyerangan, bahkan melanjutkan penyerangan kata-kata ke arah upasaka (http://dhammacitta.org/forum/index.php?action=profile)
- menjustifikasi orang Arab sebagai orang yang sensitif (mudah emosi); ini adalah bentuk penyerangan SARA

Tapi saya ragu Anda bisa berhenti setelah melakukan 5 perbuatan buruk ini. Ada kemungkinan Anda melakukan lebih banyak perbuatan buruk setelah membaca tulisan saya ini.


Quote from: bangtoyib
OK saya akan jelaskan hubungan pertanyaan saya  wkwkwk: Hal itu untuk menguji apakah kita  yg ada di forum ini memiliki sikap munafik atau tidak. dari anda tidak mau jawab tp banyak koar2  soal pertanyaan saya aja uda jelas MUNA wkwkwk. kalau di agama kr****n anda tau cerita orang Farisi? nah kira2 gitulah. wkwkwkw. Jadi korelasinya adalah: Janganlah  selalu merasa benar, selalu merasa  suci, kalau ditanya  belit2 muter2, just YES or NO jawabnya..very simple kok...Kalau saya salah ya saya minta maaf, dari awal saya sudah bilang IQ saya rendah dan saya hanyalah orang bodoh tidak seperti  anda  yg jenius2 wkwwk. Saya membuat pertanyaan itu bertujuan untuk mengetes sejauh mana keberanian, kematangan, anda-anda yg dipandang sebagai leader disini untuk  dapat meberikan contoh baik.  PRESIDEN CLINTON AJA BERANI MENGAKUI . ITU CONTOH NYATA. SEORANG PRESIDEN BESAR LOH. Nah saya yakin anda2 lebih religius dari clinton wkwkwk. sayangnya sejak kemarin ga ada berani 1 pun jawab yes or no...malah menghindar bil tendensius lah,  bla bla bla...ya uda  kalau ga mau jawab  diam aja getu loh..gitu aja kok repot ..ini  uda jawab tp ga berai YES OR NO wkwkwk PUBLIK menilai bro. Saya mengajukan pertanyaan karena saya liat  disini semua kalao bicara agama kesucian moralitas ....wuiiihhhhh TOP BANGET...maslahnya OMDO gak? wkwkwk kebayang gak seh.... di depan  forum bilang A kelakuan B? nah itu yang saya mau tau..sejauh MANA ANDA punya integritas dalam ceramah agama...kalau ga berani uda  main  gundu aja di grogol mendingan wwkkwwkk

Saya tidak keberatan untuk menjawab pertanyaan Anda itu. Tapi apa hubungannya kejujuran dengan jawaban dari pertanyaan itu? Anda pasti menjustifikasi saya sudah pernah selingkuh dan berhubungan seks di luar nikah. Yah, karena itu Anda dengan semangatnya berusaha memojokkan saya untuk menjawab pertanyaan Anda. Ini dilakukan dengan harapan untuk mempermalukan saya. Saya tahu pemikiran Anda semua. Rupanya kelakuan Anda 100% mirip dengan apa yang diceritakan teman saya.

Sebenarnya setelah tahu tujuan dari pertanyaan Anda, saya tidak ingin menjawabnya di depan umum seperti ini. Anda tidak punya itikad baik. Tapi untuk memuaskan rencana Anda, baiklah saya akan jawab.

"Saya tidak pernah selingkuh. Saya juga tidak pernah berhubungan seks di luar nikah."

Saya tahu Anda tidak akan percaya dengan jawaban saya.

Sebelumnya, cobalah untuk memastikan suatu hal sebelum berusaha mempermalukan saya di depan umum. Anda belum pernah bertemu dengan saya, Anda belum pernah melihat cara saya bersosialisasi, bahkan Anda saja belum tahu kalau siapa saya sebenarnya. Karena saya baik, saya akan beri tahu kelemahan Anda. Anda seringkali menjustifikasi dan memfitnah seseorang tanpa ada dasarnya. Apa yang Anda kira ternyata tidak benar dengan kenyataannya. Makanya Anda sering mendapat malu. Cara Anda untuk ikut tertawa karena kelemahan Anda itu tidak efektif. Anda hanya semakin membuat diri Anda malu. Dan tampaknya Anda selalu terjatuh di lubang yang sama. Semoga rencana Anda untuk mempermalukan saya belum gagal.


Quote from: bangtoyib
Sekali lagi saya minta maaf kepada semua rekan2 bila ada statement saya yg tidak berkenan, saya  hanyalah seorang umat manusia biasa..yang bodoh dan masih belajar tentang kehidupan sesuai ajaran Budha, dan dalam melaksanakan ajarannya pun saya masih seringpenuh kesalahan, saya hanyalah orang biasa..tidak seperti bro2 disini yang hebat2 sekali dalam memberikan ceramah / argumen. Saya hanyalah org yg  terbatas pengetahuannya tidak seperti anda yang  bisa  mencari tahu semua data padahal datanya copas dr google wkwkkwk.

Saya akui beberapa referensi saya cari di Google. Tapi tidak semuanya, karena saya sekalian melatih ingatan dan pengetahuan saya. Jadi apa yang mampu saya tuangkan tanpa membaca ulang suatu referensi, akan saya lakukan. Saya pikir beberapa teman-teman di sini mungkin juga melakukan hal yang sama.

Melakukan kesalahan itu masih wajar dalam tahap sekarang. Saya juga pernah melakukan kesalahan. Tetapi mengakui kesalahan itu yang sulit. Terbukti pada Anda dari dahulu sampai sekarang. Apa yang Anda lakukan pada saya, Indra dan sumedha (serta teman-teman lain; kalian perlu sadar, kalau bangtoyib juga mengincar yang lainnya), itu tidak baik. Anda hanya membuat hidup Anda sendiri menjadi tidak baik. Dan maaf, semoga keadaan Anda baik-baik saja setelah ini... Saya harap hal itu tidak datang terlalu cepat. :)


Quote from: bangtoyib
Ya sudah  saya juga capek.. nanti kalau ada topik bagus lagi yang anda2 khususnya upasaka dan sumedhang saya akan  reply di topik lain.  Saya hanya mau  2 org itu upasaka dan Sumedha menjawab pertanyaan saya: Pernahkan anda bla bla bla...pernah atau tidak aja. kalau ga mau jawab ya uda. santai aja..ga usah berdalih macam2. Anda diam / berdalih  justru SUDAH MENUNJUKAN anda  pasti pernah wkwkwkwk kalaupernah maka kok disini anda keliatan suci sekali   wkwkwkwk ( moga2 jawaban anda NO ya ) . wwkwkwkwk byeeee

Betul. Membenci orang dan membalas dendam itu sangat meletihkan. Namun lucunya Anda mau bergumul dalam hal yang meletihkan ini.

Saya sudah jawab pertanyaan Anda di atas. Lalu apa rencana Anda selanjutnya? Pasti Anda tidak akan percaya dan memulai lagi dengan menjustifikasi saya. Yah, saya bisa melihat semua dengan jelas.

Thread ini dibuat oleh S. Dhammasiri untuk berdiskusi dengan baik. Semua komentar Anda tidak dikeluarkan untuk berdiskusi mengenai topik ini. Kalau Anda ingin "menantang" saya sebaiknya jangan dilakukan di thread ini. Tidak baik bagi Samanera, dan karena hal ini beliau jadi sulit melanjutkan diskusi. Saya pikir Anda sudah dewasa. Anda jauh lebih tua daripada saya. Karna itu cobalah "menantang" saya dengan cara yang lebih anggun.


Salut buat bro Upasaka,... Kita patut untuk mencontoh beliau... Saya percaya kok denagn  pernyataan anda soal pertanyaan saya ( tes kejujuran).  Bagaimana dengan Bro Sumedha?? lom jawab2 nih wkwkwk.

Tapi  ini dengan catatan ya, kalau misalnya and aberbohong,  persaaan bersalah akan menghantui anda seumur hidup loh wkwkwk. Dosa dankarmanya lebih berat. ya uda  saya salah deh  maap ya  bro upasaka ...

Soal anda menilai saya menyerang pribadi or whatever,  itu adalah HAK anda  untuk menilai, dan bagi saya WAJAR2 saja  kok. Anda mau bilang saya apapun bagi saya wajar, ini jaman demokrasi, setiap orang bebas berpendapat. Bahkan saya minta maaf bila ada kesalahan kata2 yang mungkin tidak berkenan di hati anda. Hanya sebaiknya juga anda menghargai pendapat saya bukan ? wkwkwk.

Soal  anda menilai saya menjustifikasi anda..ah..itu kan  perasaan anda saja. soal SARA, hehehe..malas ah tanggapinnya....makanya baca koran dan coba pelajari  hubungan internasional dan geopolitik sana..uda ah ntar melebar lagi wkwkwk.

Bagi saya jawab2 dan  berargumen gini ga meletihkan ah..anda kalee yg merasa letih wkwkwk saya santai2 aja kok. wkwkw...ternyata banyak  pikrian2 negatif yang menselubungi ya wkwkw... dari cara menjawab dan merespons kan keliatan seseorang itu santai atau tidak..mungkin upasaka yangterlalu serius  kaleeee wkwkwk..kacian deh lo kl sampe menguras pikiran.


Bro upasakan tolong  JAWABAN ANDA KURANG LENGKAP...SAYA PERCAYA ANDA GA PERNAH HUB SEKS DILUAR NIKAH/ SELINGKUH..TETAPI PERTANYAANYA KAN SEKS PRANIKAH? WKWKWKWK? KARENA MUNGKIN BISA AJA ANDA LOM NIKAH YA KAN? WKWKWKWK, COBA DI JAWAB  YANG LENGKAP JANGAN SEPOTONG2 .. sory kalau menganggu wkwkkw baca pertanyaan yg lengkap bro  :P..muidaha2an  lom juga kalee ya wkwwk




Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 05:20:13 PM
ups. saya nggak salah baca? bhikkhu perusuh Thai? kategorinya apa, anda bisa komen seperti itu? setahu saya, belum pernah dalam sejarah di indo, bhikkhu Thai (yang notabene adalah pembabar Dhamma) melakukan kerusuhan.
Yah...Beginilah...Tangagl 2 Mei-2010..diadakan Rapat antara 11 Bhikkhu Theravada dan 50 Bhikkhu Thai...
Pembahasan : -Mengapa BHikkhu Ind yg di tabihskan di Thai, Tidak diajari Dhamma langsung pulang tangan Kosong..?
- Sudah Menjadi Peraturan Umum Apabila Bhikkhu Asing Harus Mengkonfirmasikan Kedatangan dan Harus Meminta Ijin utk Ceramah..dll Di Tempat yg ada Sangha....
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
-Saya Tidak Mau Berdebat....tapi...apa boleh buat.....
-Mengenai Nebiew ato bukan  i don't care.... :)
-Anumodana...
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 11 May 2010, 06:09:50 PM
ups. saya nggak salah baca? bhikkhu perusuh Thai? kategorinya apa, anda bisa komen seperti itu? setahu saya, belum pernah dalam sejarah di indo, bhikkhu Thai (yang notabene adalah pembabar Dhamma) melakukan kerusuhan.
Yah...Beginilah...Tangagl 2 Mei-2010..diadakan Rapat antara 11 Bhikkhu Theravada dan 50 Bhikkhu Thai...
Pembahasan : -Mengapa BHikkhu Ind yg di tabihskan di Thai, Tidak diajari Dhamma langsung pulang tangan Kosong..?
- Sudah Menjadi Peraturan Umum Apabila Bhikkhu Asing Harus Mengkonfirmasikan Kedatangan dan Harus Meminta Ijin utk Ceramah..dll Di Tempat yg ada Sangha....
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
-Saya Tidak Mau Berdebat....tapi...apa boleh buat.....
-Mengenai Nebiew ato bukan  i don't care.... :)
-Anumodana...


1. saya gak peduli apa anda newbie atau bukan.
2. apa anda tahu makna dari kata "rusuh"? sepertinya contoh yang anda sebutkan melenceng jauh dari makna 'rusuh' yang sesungguhnya.
3. saya tidak pernah makan jasa dari mereka (entah siapa maksud anda ini), karena saya makan dari usaha saya sendiri. saya kan bukan makhluk peta
4. maaf, apa para bhikkhu tinggalnya di lapangan? setahu saya para bhikkhu tinggal di cetiya atau vihara
5. tak tahu dengan anda, tapi  sangha saya hanya satu: SANGHAM SARANAM GACCHAMI, bukan Sangha Theravada Indonesia Saranam Gacchami atau SANGHA BHIKKHU THAI SARANAM GACCHAMI. paham nggak maksudnya??
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 11 May 2010, 06:26:00 PM
Yah...Beginilah...Tangagl 2 Mei-2010..diadakan Rapat antara 11 Bhikkhu Theravada dan 50 Bhikkhu Thai...
Pembahasan : -Mengapa BHikkhu Ind yg di tabihskan di Thai, Tidak diajari Dhamma langsung pulang tangan Kosong..?
- Sudah Menjadi Peraturan Umum Apabila Bhikkhu Asing Harus Mengkonfirmasikan Kedatangan dan Harus Meminta Ijin utk Ceramah..dll Di Tempat yg ada Sangha....
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..
-Saya Tidak Mau Berdebat....tapi...apa boleh buat.....
-Mengenai Nebiew ato bukan  i don't care.... :)
-Anumodana...
Setahu saya, dalam dhamma dikenal umat awam/perumah tangga dan bhikkhu. Bisa dijelaskan apa itu definisi "kami yang di lapangan" yang merupakan "bukan umat awam"?

PS: Huruf besar hanya digunakan untuk kata pertama dalam kalimat atau kata yang merujuk pada nama tertentu. Kata lain dalam kalimat tidak diawali dengan huruf besar.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 06:34:11 PM
Hahaha... Saya Paham, Maaf dan Terima Kasih...^0^
- Mungkin ada sedikit kesalahpahaman, tolong tenang. Saya tidak mau bertengkar memang betul Bhikkhu tinggal di Cetya atau di Vihara...
- Mungkin agak susah, sebab hal ini kurang diketahui oleh Umat awam.
-Rusuh maksud saya adalah, dengan tanpa ijin dari Sangha setempat dan mengexpansi Umat Buddha sudah merupakan pelanggaran aturan antar Sangha Negara"..
-Bersikap tidak selayaknya Bhikkhu Theravada, dan mereka yg melihat itu tidak peduli apakah STI atau Bhikkhu Thai yg pnting itu Bhikkhu dan itu Merusak Citra STI..mohon anda mengerti dgn hal ini.
-Apabila tanpa Ijin namun mengajarkan Dhamma sesuai Tipitaka, tidak masalah hanya saja sebagian(TIDAK SEMUA) mereka kemari hanya membuat onar. cth membagi"kan 'Jimat', Membeli patung dan memberikan tagihan pada salah satu Umat tanpa pemberitahuan. mungkin Anda tidak mengetahui hal tersebut....tapi laporan Umat(dari manapun di Indonesia atas keonaran 'Mereka') selalu terdengar oleh Kami....dan yang merasa bersalah atau bertanggung jawab adalah Kami...dan saat ini Kami sedang memikirkan bagaimana agar hal" tersebut tidak terulang lagi, tentu Umatlah yang dirugikan..Maaf bila kata" saya menyinggung Anda...saya sama sekali tidak bermaksud..Anumodana..
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 06:39:53 PM

Setahu saya, dalam dhamma dikenal umat awam/perumah tangga dan bhikkhu. Bisa dijelaskan apa itu definisi "kami yang di lapangan" yang merupakan "bukan umat awam"?

PS: Huruf besar hanya digunakan untuk kata pertama dalam kalimat atau kata yang merujuk pada nama tertentu. Kata lain dalam kalimat tidak diawali dengan huruf besar.

Haha. Maaf" Saya ngetiknya agak tergesa". Jadi besar kecilnya gak karuan.
Haha...maaf" Saya masih Samanera...cuma tertarik melihat topik ini jadi ikut"an post..gak taunya efeknya begini gak enak juga. Hahaha
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 11 May 2010, 07:02:35 PM

Setahu saya, dalam dhamma dikenal umat awam/perumah tangga dan bhikkhu. Bisa dijelaskan apa itu definisi "kami yang di lapangan" yang merupakan "bukan umat awam"?

PS: Huruf besar hanya digunakan untuk kata pertama dalam kalimat atau kata yang merujuk pada nama tertentu. Kata lain dalam kalimat tidak diawali dengan huruf besar.

Haha. Maaf" Saya ngetiknya agak tergesa". Jadi besar kecilnya gak karuan.
Haha...maaf" Saya masih Samanera...cuma tertarik melihat topik ini jadi ikut"an post..gak taunya efeknya begini gak enak juga. Hahaha
_/\_ , Samanera!

Oh, begitu. Maaf, tadi saya pikir anda sengaja karena muda-mudi belakangan ini sering menggunakan huruf besar dengan cara amburadul, entah apa tujuannya. Hasilnya, yang baca jadi pusing.

Kalau menyangkut Umat Buddha, sudah tentu rumit dan banyak perbedaan pendapat karena semua melihat dengan sudut pandang berbeda. Silahkan dilanjutkan lagi.

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 11 May 2010, 07:06:44 PM
Samanera,  _/\_
Sebagai seorang Samanera, adalah wajar jika Samanera lebih mengetahui selak-beluk antara STI dengan bhikkhu Thai, tapi maaf, menurut saya tidaklah etis bila Samanera menjelek2kan bhikkhu lain di depan umum.
Anumodana.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: K.K. on 11 May 2010, 07:11:18 PM
Samanera,  _/\_
Sebagai seorang Samanera, adalah wajar jika Samanera lebih mengetahui selak-beluk antara STI dengan bhikkhu Thai, tapi maaf, menurut saya tidaklah etis bila Samanera menjelek2kan bhikkhu lain di depan umum.
Anumodana.
Kalau memang memaparkan fakta, tanpa ditambah-tambahi untuk maksud tertentu, saya pikir tidak masalah. Terutama jika memang memiliki bukti. Kalau mengatakan untuk kepentingan tertentu, untuk membangkitkan kebencian, maka jadi tidak sesuai dengan Ajaran Buddha.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 07:12:59 PM
Samanera,  _/\_
Sebagai seorang Samanera, adalah wajar jika Samanera lebih mengetahui selak-beluk antara STI dengan bhikkhu Thai, tapi maaf, menurut saya tidaklah etis bila Samanera menjelek2kan bhikkhu lain di depan umum.
Anumodana.
Hahaha...ya maaf". saya bermaksud hanya ingin memberitahu Anda agar hal itu tidak terulang kembali. Hanya itu maksud saya tidak ada maksud untuk menjelk-jelekkan. Terima kasih atas nasihat Anda saya mmang memerlukannya disebabkan usia yg masi sngat muda dan baru keluar hutan. Tidak perlu sungkan" untuk mengkritik saya. Hahaha...Anumodana
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ryu on 11 May 2010, 07:40:12 PM
seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 08:28:47 PM
seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?
Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Shining Moon on 11 May 2010, 08:34:37 PM
Samanera,
setahu saya, mekanisme pemanggilan penceramah adalah pihak vihara menghubungi penceramah dan menyebutkan tanggal serta waktu. Saya belum pernah tahu ada penceramah yang tanpa diundang tiba2 nongol dan memberikan konfirmasi kalau dia mau ceramah hari ini juga di vihara ini (kecuali kalau gantiin penceramah yang seharusnya, karena berhalangan).
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ryu on 11 May 2010, 08:43:12 PM
seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?
Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
kalau tidak ada tata cara bagaimana bisa umat Buddha mengerti dhamma, nanti makin banyak dhammadutta yang asal2an memberikan dhamma yang belum tentu benar.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 11 May 2010, 08:48:23 PM
ini kasus nya mirip dengan dakwah dari malaysia yang menimpa agama tetangga kita.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 08:49:49 PM
Samanera,
setahu saya, mekanisme pemanggilan penceramah adalah pihak vihara menghubungi penceramah dan menyebutkan tanggal serta waktu. Saya belum pernah tahu ada penceramah yang tanpa diundang tiba2 nongol dan memberikan konfirmasi kalau dia mau ceramah hari ini juga di vihara ini (kecuali kalau gantiin penceramah yang seharusnya, karena berhalangan).
Ya...Itu mekanisme di vihara yang bernaung di bawh Theravada. tapi tidak WALUBI...
Dan siapa yang tidak tertarik dengan kehadiran Bhikkhu" asing. (saya aja tertarik.. :) )
Dan itu mempengaruhi ke Umat" yang lainnya. Jadi mereka memang kebanyakan tidak ceramah di vihara" tetapi langsung ke rumah umat, sudah sepantasnya dan sesuai dengan Tata Etika apabila di teritory asing kita harus konfirmasi sebab bila ada apa" dan tidak ada konfirmasi yang rugi 'kita' bukan 'mereka'. Seperti yang saya tulis bahwa "Bila mereka membabarkan Dhamma sesuai dengan Tipitaka tidak masalah 'tetapi' apabila melenceng dari Dhamma Umatlah yang rugi dan Kami yang repot". ^0^
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 11 May 2010, 08:53:11 PM
ehm Walubi? walubi ini masuk persamuan sangha theravada atau persamuan sangha mahayana atau persamuan Budhayana? atau Sangha agung indonesia?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 08:57:25 PM
seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?
Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
kalau tidak ada tata cara bagaimana bisa umat Buddha mengerti dhamma, nanti makin banyak dhammadutta yang asal2an memberikan dhamma yang belum tentu benar.
Inilah gunanya dibentuk organisasi" sperti Sangha Bhikkhu, MB, Patria, Wandani, dll. Untuk menjga para Umat agar selaras dengan Dhamma. Dhamma yg melenceng itulah yang menjadi point utama. Diperlukan kesadaran dari para Umat untuk tidak menerima apapun tanpa analisa seperti dalam "Kalama Sutta"...
Tapi sering kali karena Segala yang Asing" itu 'Keren' dan dianggap 'benar' ya mangut" aja. Ini yang disayangkan dan yang paling disayangkan apabila Dhammadutanya gak beres otomatis Umatnyapun gak beres nantinya. Dhammaduta yg "asal-asalan" inilah yang sedang dibahas dan menjadi penyebab kacaunya keyakinan Umat Buddha. Umat jadi bingung dan memilih Ajaran lain yg lbih Simpel. Jadi siapa yg disalahkan ? Tidak ada yang salah dalam hal ini.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 09:03:32 PM
ehm Walubi? walubi ini masuk persamuan sangha theravada atau persamuan sangha mahayana atau persamuan Budhayana? atau Sangha agung indonesia?
Sangha Theravada Indo, Sangha Mahayana Indo, Sangha Agung Indo, semua bernaung dibawah KASI. Sedangkan WALUBI adalah organisasi pemerintahan, dan di dalamnya siapapun, organisasi apapun yang berlabel(menamakan diri) Buddha boleh masuk. Dan saat ini WALUBI sedang turun 'citranya' cth kasus waisak di Borobudur. Selama beberapa tahun ini Acara Waisak di Borobudur berjalan secara tenang dan semstinya. Tapi beberapa saat yg lalu entah apa motif dan alasan sebenarnya WALUBI dan KASI disuruh waisak bersama.
Seumpama MU dan Muhamadiyah apakah bisa disuruh bersatu..? Hal ini membuat kacau aturan yang sdah berjalan dengan lancar.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 11 May 2010, 09:07:10 PM
walubi organisasi pemerintahan? itu organisasinya bentukan baru oleh ibu hartati murdaya poh kan.

coba tanya dulu dimana ada sangha theravada dan sangha mahayana, kenapa mereka pecah dari walubi. kenapa ada KASI.  Apa walubi yang sekarang ada tuh sama dengan walubi yang dulu.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 09:13:30 PM
walubi organisasi pemerintahan? itu organisasinya bentukan baru oleh ibu hartati murdaya poh kan.

coba tanya dulu dimana ada sangha theravada dan sangha mahayana kenapa mereka pecah dari walubi. kenapa ada KASI.
Hahaha....ya hanya saja skarang organisasi itu lbih ke arah pemerintahan. Ada sebabnya yang pasti apabila WALUBI 'beres' Sangha" tidak akan pecah, jadi penyebab adanya KASI karena ad yg gak beres. Hihihi...^0^
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kullatiro on 11 May 2010, 09:16:06 PM
sudah ngerti kan tidak beres buat apa di panjangin lagi cerita lama, luka lama. pasti ada kammanya sendiri.

Masalah organisasi yang merupakan bentukan ibu hartati murdaya, wa rasa banyak orang yang tidak akan dan mau ikut campur lagi setelah pengalaman mereka dengan ibu hartati murdaya poh.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 11 May 2010, 09:23:54 PM
sudah ngerti kan tidak beres buat apa di panjangin lagi cerita lama, luka lama. pasti ada kammanya sendiri.

Masalah organisasi yang merupakan bentukan ibu hartati murdaya, wa rasa banyak orang yang tidak akan dan mau ikut campur lagi setelah pengalaman mereka dengan ibu hartati murdaya poh.
Hahaha....Saya setuju dan menurut Saya sudah tidak ada lagi Sangha yg mau berurusan dengan mereka kecuali terpaksa. Sebab 'citra' mereka sudah terkenal(negatif). Hanya menunggu waktu Kamma Vipakanya, Hanya menunggu waktu..... :)
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: mo_mink on 17 May 2010, 09:05:43 AM
Ikutan ah.,,
teman-teman perlu belajar sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia.
Semua hiruk pikuk ini tidak akan terjadi jika tidak ada sekelompok Biksu yang memisahkan diri dari Sangha yang didirikan pertama kali kembali oleh Mendiang Maha Biksu Ashin Jinarakkhita (Sukong)
Beliau mengirim mereka ke Thailand untuk belajar dan ketika kembali malah memisahkan diri (singkatnya). Nah, dari sana cikal bakal agama Buddha Indonesia pecah berantakan n hancur-hancuran kayak gini. Semangat sektarian kalau dipupuk dan dilestarikan akhirnya mengacaukan.
Sukong yang nyata-nyatanya berjasa ternyata oleh segelintir orang dicoba dihapuskan perannya. Sejarah beliau dilupakan tetapi malah lebih menyebut peran biksu Narada Thera (tanpa bermaksud untuk merendahkan biksu Narada).
Kita tunggu waktunya saja kalau nanti umat Buddha tinggal kita-kita saja yang ada di forum ini


Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: kusalaputto on 17 May 2010, 11:08:56 AM
seorang bhikkhu atau dhammadutta apakah selalu di uji kelayakannya untuk membabarkan dhamma? dan apakah ada badan yang memberikan "ujian" / sertifikat seseorang untuk mengajarkan dhamma?
Tidak ada Ijasah atau Sertifikat. Begitu Anda merasa layak untuk menjadi Dhammaduta Anda bole ceramah atau melakukan hal lainnya. Hanya saja sudah menjadi Tata Etika untuk ada konfirmasi. Seumpama Anda memiliki sebuah Sekolah lalu ad orng asing datang dan tiba" ngajar murid" Anda dan yg diajarkan hal" yg bertentangan dengan yang seharusnya. Seperti perumpamaan itulah kondisi saat ini. Jadi yang dirugikan Pihak Indonesia mereka sih 'enjoy' aja.....Hahaha... :)
kalau tidak ada tata cara bagaimana bisa umat Buddha mengerti dhamma, nanti makin banyak dhammadutta yang asal2an memberikan dhamma yang belum tentu benar.
bro mau sedikiit menjawab mengenai tata cara n sertifikasi dhammaduta.
dharma dutta khususnya theravada di bawahi atau di naungi oleh MAGABUDHI yang memang merupakan wadah berkumpulnya para pandita. nah dalam magabudhi ini seseorang bila inggin bergabung harus mengikuti kursus dhammaduta setelah lulus ujian kursus pun akan ada wawancara untuk menilai kelayakan seseorang menjadi dhammaduta. setelah bergabung dalam  magabudhi sebagai upacarika  bukan berarti seseorang langsung menjadi dhammaduta ada pelatihan pendalaman dhamma serta public speaking. mereka yg kurang dalam public speaking dia arah kan untuk menjadi panitia maupun membantu ke organisasian sisanya di gembleng untuk menjadi dhammaduta, setelah dirasa cukup untuk dapat membabarkan dhamma para dhammaduta ini di terjunkan ke cetiya2 untuk memulai namun sambil terus di pantau, n paling cepat setelah mengabdi 2 tahun baru bisa menjadi seorang pandita dengan syarat harus lulus dari kursus kepanditaan serta mendapat rekomendasi dari pembimbingnya. setiap kursus tersebut mendapat sertifikat, setelah menjadi upacarika juga d wajibkan untuk  memperdalam dhamma serta mendapat pengawasan serta bimbingan agar tidak melenceng.
_/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 19 May 2010, 04:34:58 PM
-Dalam organisasi memang begitu, maksud saya apakah utk membabarkan Dhamma atau menajdi Dhammaduta memerlukan suatu ijasah baku.
-Saya pikir hal itu hanya sebagai pembatas agar tidak sembarangan orang yg dapat menjadi Dhammaduta, agar Dhamma yang dibabarkan tidak melenceng dari yg seharusnya ( sesuai Tipitaka ).
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Brado on 19 May 2010, 04:39:02 PM
-Dalam organisasi memang begitu, maksud saya apakah utk membabarkan Dhamma atau menajdi Dhammaduta memerlukan suatu ijasah baku.
-Saya pikir hal itu hanya sebagai pembatas agar tidak sembarangan orang yg dapat menjadi Dhammaduta, agar Dhamma yang dibabarkan tidak melenceng dari yg seharusnya ( sesuai Tipitaka ).


Ada koq sertifikat dan kartu resmi Dhammaduta.. saya pernah kongkow2 oleh seorang Dhammaduta.. dan beliau memperlihatkan saya kartu anggotanya  _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 19 May 2010, 10:21:23 PM
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..

Yang jimat ini bisa saya konfirm. Bahkan di kalangan bhikkhu Thai sendiri, bhikkhu semacam ini gak dianggap sebagai tamu. Ketika bhikkhu yang bagi-bagi jimat datang malah kepala viharanya pergi ke tempat umat.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Indra on 19 May 2010, 10:25:04 PM
- Banyak Berita..Mengenai Kerusuhan yg Dibuat Oleh Beliau"....Mungkin anda Umat Awam tdk Mengetahuinya..tetapi Kami yg di lapangan....dan memiliki Bukti".....Cth Bhikkhu yg bagi" Jimat (Ap Gunanya Hukum Kamma...? Klo Masi Percaya Jimat..?) Anda yg Terpelajar Tolong Dukung Sangha Anda....Dengan Melihat Sebagaimana Adanya.....Kita MEmang Banyak Makan Jasa dari Mereka Tapi COba LIhat...Keadaan Sekarang...Mereka Mulai Unjuk Kekuatan..

Yang jimat ini bisa saya konfirm. Bahkan di kalangan bhikkhu Thai sendiri, bhikkhu semacam ini gak dianggap sebagai tamu. Ketika bhikkhu yang bagi-bagi jimat datang malah kepala viharanya pergi ke tempat umat.

bisa juga spt ini, umat yg menganggap sebuah souvenir dari bhikkhu sebagai jimat padahal sang bhikkhu tidak bermaksud demikian. ingat sunk, waktu kita menyerahkan DN kepada YM. Wongsin?
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 19 May 2010, 10:28:01 PM
iye, ryu, indra, aye dapet supenir emas. jadi jangan bilang kalo dn gak ada untungnya =))
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Indra on 19 May 2010, 10:29:20 PM
tapi yg punya gue udah gak tau kemana
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: ryu on 20 May 2010, 06:48:35 AM
di gw masih ada, di jual laku kagak? ;D
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Khun_sang90 on 27 May 2010, 10:40:17 PM
-Dalam organisasi memang begitu, maksud saya apakah utk membabarkan Dhamma atau menajdi Dhammaduta memerlukan suatu ijasah baku.
-Saya pikir hal itu hanya sebagai pembatas agar tidak sembarangan orang yg dapat menjadi Dhammaduta, agar Dhamma yang dibabarkan tidak melenceng dari yg seharusnya ( sesuai Tipitaka ).


Ada koq sertifikat dan kartu resmi Dhammaduta.. saya pernah kongkow2 oleh seorang Dhammaduta.. dan beliau memperlihatkan saya kartu anggotanya  _/\_
-Dhammaduta di Jaman Buddha tidak menggunakan kartu anggota, maksud saya untuk membabarkan Dhamma siapa saja boleh tidak peduli status jabatan atau lainnya, jadi mereka yang memberitahukan Dhamma sudah dapat disebut Dhammaduta dan tidak perlu krtu anggota untuk memberitahukan Dhamma. Kartu anggota sprti itu memang saat ini digunakan namun hanya sebatas pembatas agar tidak sembarangan orang dapat menjadi Dhammaduta mengingat kesulitan dalam pemahaman Dhamma.
-Dhammaduta bukan hanya Bhikkhu Sangha, Pandita/Romo, tapi siapa saja bahkan anak kecil asalkan dia membabarkan Dhamma, memberikan nasehat sesuai Dhamma, dan memberitahukan inf ttng Dhamma sudah merupakan Dhammaduta, hanya saja  Dhammaduta skarang dianggap sebagai seorang yg memberikan kotbah. Anda semua yg berdiskusi saling berbagi inf dan pengetahuan ttng Dhamma juga sudah dpt disbut Dhammaduta....
-Dhamma = Dhamma / Duta = Deti: Membabarkan, membicarakan.
-Dhammaduta: Membicarakan Dhamma atau membabarkan Dhamma.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: fabian c on 31 May 2010, 01:11:12 PM
Saya pernah membaca (lupa, buku Ledi Sayadaw atau Visuddhi Magga), dikatakan memberikan souvenir kepada umat, memuji-muji anak umat dengan tujuan mengambil hati orang tuanya dianggap tidak pantas bagi bhikkhu.

 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: sukuhong on 31 May 2010, 03:01:57 PM
Ikutan ah.,,
teman-teman perlu belajar sejarah perkembangan agama Buddha di Indonesia.
Semua hiruk pikuk ini tidak akan terjadi jika tidak ada sekelompok Biksu yang memisahkan diri dari Sangha yang didirikan pertama kali kembali oleh Mendiang Maha Biksu Ashin Jinarakkhita (Sukong)
Beliau mengirim mereka ke Thailand untuk belajar dan ketika kembali malah memisahkan diri (singkatnya). Nah, dari sana cikal bakal agama Buddha Indonesia pecah berantakan n hancur-hancuran kayak gini. Semangat sektarian kalau dipupuk dan dilestarikan akhirnya mengacaukan.
Sukong yang nyata-nyatanya berjasa ternyata oleh segelintir orang dicoba dihapuskan perannya. Sejarah beliau dilupakan tetapi malah lebih menyebut peran biksu Narada Thera (tanpa bermaksud untuk merendahkan biksu Narada).
Kita tunggu waktunya saja kalau nanti umat Buddha tinggal kita-kita saja yang ada di forum ini
belum tentu ah ! anda hanya mereka2. :))
kam sia
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: silemot on 01 June 2010, 11:41:52 AM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks

iya nih bnr banget.. sensus di daerah saya jg dolonya umat buddha ke 2 paling banyak. skrg mlh jd terakhir.. apakah sebabnya.. hmmm
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: L1M on 01 June 2010, 11:27:35 PM
hehehe ikut nusuk ah..Ga ada yang perlu untuk bertanggung jawab kali,
  :?? soale kalo mau dimintain pertanggung jawaban yang paling tepat ya kemungkinan pemimpin umat yang kena  ;D tapi ngeri ah gw kalo mau ngomong begitu,alih2 nanti kena kamma buruk :o
Mumpung gw baru mulai/masuk ke forum n suka topik ini,gw ada saran khususnya buat umat2, mudah2an bisa terlaksana dan tercapai ^:)^
Masalahnya MuNgKiN cuma KuRaNg PrOmOsI,ga kaya tetangga yang sering mondar mandir ngenalin kebenaran mereka kesegala penjuru  ^-^...Harusnya kita juga mungkin harus kaya begitu,itung2 bukan jualan tapi kita mengenalkan kebenaran(dhamma)yang kita pelajari juga ;D 1.Contoh mungkin bisa dimulai dari bazarrrr2 Buddhis karena suasananya agak ga terlalu kaku,,Di MALL kalo perlu yang dingin karena ber-AC  :)) :)) :)) udah gt aja ;D ;D ;D

semoga semua makhluk berbahagia,sejahtera,dan damai
                                         _/\_

Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjaw
Post by: fabian c on 02 June 2010, 08:07:26 AM
hehehe ikut nusuk ah..Ga ada yang perlu untuk bertanggung jawab kali,
  :?? soale kalo mau dimintain pertanggung jawaban yang paling tepat ya kemungkinan pemimpin umat yang kena  ;D tapi ngeri ah gw kalo mau ngomong begitu,alih2 nanti kena kamma buruk :o
Mumpung gw baru mulai/masuk ke forum n suka topik ini,gw ada saran khususnya buat umat2, mudah2an bisa terlaksana dan tercapai ^:)^
Masalahnya MuNgKiN cuma KuRaNg PrOmOsI,ga kaya tetangga yang sering mondar mandir ngenalin kebenaran mereka kesegala penjuru  ^-^...Harusnya kita juga mungkin harus kaya begitu,itung2 bukan jualan tapi kita mengenalkan kebenaran(dhamma)yang kita pelajari juga ;D 1.Contoh mungkin bisa dimulai dari bazarrrr2 Buddhis karena suasananya agak ga terlalu kaku,,Di MALL kalo perlu yang dingin karena ber-AC  :)) :)) :)) udah gt aja ;D ;D ;D

semoga semua makhluk berbahagia,sejahtera,dan damai
                                         _/\_



Bro Lim yang baik, menurut pendapat saya umat Buddha agak sulit mengadakan kebaktian di Mall.... karena berbeda dengan K*****n, umat Buddha tidak diminta bayaran sepuluh persen seperti mereka. Bila ada umat Buddha yang mau menyumbangkan penghasilannya sepuluh persen setiap bulan, maka kebaktian di Mall tentu dapat diadakan, karena dengan demikian kalkulasi bisnisnya cocok....

Di kitab suci mereka memang ada himbauan sepuluh persen dari penghasilan, jadi tinggal kasih iming-iming bahwa permintaan mereka semua akan terkabulkan, lalu minta sepuluh persen sebagai Down Payment. Tentu tidak rugi bahkan sangat menguntungkan... bayangkan bila kita mengajak 300 orang, yang terjaring sepuluh persen saja (biasanya lebih dari sepuluh persen), kemudian sepuluh persen penghasilan mereka tiap bulan masuk kas, apa tidak menguntungkan?

Kalau kebetulan ada karma baik salah satu umat sedang berbuah, tinggal bilang tuuuuhhhh kaaaan....? Dikabulkan olehNya kaaan....? Lalu suruh dia bersaksi, kita tinggal menimpali jadi jangan lalai berdoa, semua doamu pasti akan dikabulkan olehNya, ini buktinya, doa andapun juga akan dikabulkan seperti dia.... sabarr... pastiii..... Jadi rajin berdoa dan jangan lupa sepuluh persen.....

 _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: L1M on 02 June 2010, 04:23:05 PM
to : bro FABIAN C  _/\_
Maksut aku bukan seperti untuk mengadakan KeBaKtIaN2 di mall yang sekarang kebanyakan sudah mereka2 lakukan (terlalu kaku)
Justru sarannya bikin yang agak santai supaya lebih bisa dinikmati oleh semua kalangan UnTuK mengenalkan buddhisme secara umum,cotoh kaya BAZAR-BAZAR buddhis  :jempol: juga ga perlu harus di Mall,yang penting agak lebih sering  :))  soale aku juga agak tertarik ada keramaian2 yang ga harus kita bertemu/ngumpul di Vihara   ^:)^  :))
 :-? :-? :-? masalah yang paling keliatan kenapa"buddhis"bisa DiLuPaKaN LaGi sebenernya bukan karena kita ga jago lobby kaya tetangga walaupun memang kadang ada pengakuan2 seperti itu,,,tapi karena "umat2" sebelumnya yang memang pada dasarnya ga menikmati indahnya DhAmMa..Barangkali juga mungkin awalnya  dikarenakan RiBeT sama bahasa,jadi sama sekali mungkin ga ada yang ngerti/paham dengan apa yang disampaikan oleh ajaran(kalo therawada MeNdInGaN,tapi mahayana,dsb...kalo ga sanskrit/mandarin,trus bagi yang cuma bisa bahasa lokal?)  ~X( paling taunya pada saat itu hanya bisa pasrah n satu2nya jalan DoA kepada yang kuasa  [-o< dan masih mending kalo terkabul tuh DoA  :)) :)) :))..Ato juga ada yang sering berasa ELO-ELO GUE-GUE(kurang diperhatiin sama kita2 yang lebih lama stay di Vihara dan paham diBuddhisme)  :whistle:

Gt aja deh untuk bro Fabian C dan juga buat kawan2 seDhAmMa :-*
SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA,SEJAHTERA,DAN DAMAI
                                           _/\_
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Gwi Cool on 28 November 2017, 08:56:10 PM
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
Mungkin karena umatnya yang sebagian fanatik, tercerai berai. Agama lain pada bersatu, sebagian pengikut Buddhis malah saling beradu. Misalnya kelompok Theravada menyerang Mahayana, atau sebaliknya atau aliran lainnya. (Kalau reda, nanti muncul lagi.)

Saya sebagai kelompok Theravada sih, tetap mengikuti Sang Buddha:

Di zaman Sang Buddha, para brahmana yang berkeyakinan pada Sang Buddha, mereka masih menyembah deva-deva, Sang Buddha tidak melarang mereka, tetapi yang berlindung pada Buddha, cukup ikuti Tiratana dan menjaga lima sila, jika ia mau menyembah deva, silakan, tetapi harus diingat Sang Buddha, Ajaran Buddha.

Kalau Theravada, sebagian mereka terlalu fanatik; ketika keturunan Cina menyembah deva, beberapa menolak mentah-mentah, bahwa harusnya cuman menyembah Sang Buddha.

Kalau ia sendiri cuman ingin menyembah Sang Buddha, ya terserah dia, kalau orang lain mau nyembah deva, harusnya itu hak orang itu, tetapi kalau ia pengikut Buddha, harusnya tidak melupakan Sang Buddha.
Title: Re: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?
Post by: Alucard Lloyd on 28 November 2017, 09:30:39 PM
Bukan nya sekarang umat buddha sudah banyak bertambah ya bukti nya banyak vihara dibangun bagus bagus.

Cuma saja sangat disayangkan sekarang ini banyak umat Bhikkhu daripada umat buddha sesungguhnya. Jadi secara kuantitas meningkat tapi secara kwalitas belum.