Terkadang kita harus menyadari bahwa bahwa dalam kehidupan konvensional ini, baik dan buruk itu relatif.
Suatu masalah --apapun-- apakah dipandang sebagai bermanfaat atau merugikan, memuji atau menghina, tergantung dari sudut pandang dan cara kita melihatnya. Suatu masalah menjadi berat bila kita salah memandangnya. Suatu masalah menjadi ringan bila kita tepat cara menghadapinya. Disinilah artinya mengapa mempelajari Dharma sangat berharga, yaitu a.l. adalah kita tidak menjadi menderita hanya karena hinaan-hinaan. Seseorang yang menghayati Dharma akan berfikiran positif, dan tentu saja hinaan itu akan dia pelajari, telusuri dan jadikan kritik diri untuk memperbaiki diri. Disamping itu bahkan ia akan berterimakasih kepada si penghina karena telah berjasa untuk memberikan pelajaran penggemblengan kesabaran dan menunjukkan kesalahan-kesalahannya yang tak terlihat.
Agama Buddha dihina?
- Agama adalah buatan manusia juga. Selama dalam tataran relatif , tidak ada kebenaran yang absolut. Demikian pula ajaran yg kita sebut Buddhism, tentu tidak lepas dari keterbatasan tafsiran2 kita. Sebuah ajaran dengan bahasa dan kata-kata tidaklah terlepas dari dualisme. Kata-kata mengarahkan kita untuk melihat kebenaran absolut, tapi kata-kata itu sendiri relatif. Oleh karena itu, tentu tidak pula luput dari kritikan dan hinaan. Yang terpenting, adalah apakah yg bisa kita pelajari dari hinaan tsb utk mengembangkan kebijaksanaan kita?
- Konsekwensi dari penjelasan sekilas di atas adalah : bahwa walaupun menurut kita Sang Buddha adalah manusia yang sempurna, tapi bagi mereka yang tidak menyenanginya toh akan bisa menunjuk setumpuk kesalahan-kesalahan dalam diriNya. Inilah arti dari sebuah kerelatifan. Oleh karena itu, kita bisa tetap stabil tidak terombang-ambing dalam pandangan-pandangan yang relatif ini menunjukkan bahwa kita telah sedikit mengarah kepada kebijaksanaan. Stabil bukan berarti kaku. Sesuatu yang kaku tidak akan stabil.
Semoga bermanfaat.
Salam,
S
Nice post namun kadang kala sangat susah dilakukan..
Tapi IMO, opsi penjelasan ke mereka yang belum mengerti itu baik juga, setelah dijelaskan mereka tetap tidak mengerti dan tetap pada pendirian mereka itu merupakan urusan mereka.
Yang pernah saya alami ketika saya diejek mengenai Buddhism,
Saya hanya memberikan statement kepada teman saya itu.
Di dalam Buddhism, saya mendapatkan bahwa menghina kepercayaan orang sangat tidak baik.
Dan saya mengikutinya makanya saya tidak membalas penghinaan Anda.
Dan sekarang Anda dengan agama X menghina kepercayaan orang lain.
Apakah di agama X ada diajarkan toleransi atau Anda yang tidak mengikutinya ?
Jika Agama X tidak mengajarkan toleransi umat beragama, apa bisa disebut agama yang baik ?
Dan jika diajarkan namun Anda tidak mengikuti, apa bisa disebut umat X yang baik ?
Dan apakah logis umat X yang tidak baik menghina kepercayaan orang lain itu dikatakan perbuatan yang benar ?
Jika tidak benar.., kenapa Anda melakukannya ?
Simpel kan..