//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Renungan hari ini ^^  (Read 43425 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #15 on: 28 November 2007, 05:09:38 PM »
Thanks atas infonya, tapi buanyak sekali mesti lihat satu2  :)

 _/\_
Smile Forever :)

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #16 on: 29 November 2007, 10:09:32 AM »
Selasa, 16 Mei 2006

Umat Buddha Kehilangan Buddhanya

Gunung Api akan meluapkan baranya. Lima ratus tahun dari sekarang. Ajaran Buddha akan kembali. Kemudian sang hulubalang menghilang dari depan seterusnya, setelah memilih untuk tetap mempertahankan apa yang diyakininya, dengan meninggalkan beberapa baris ramalan. Tahun 1478, kejayaan Kerajaan Majapahit berakhir. Kala itu turut runtuh pula pilar-pilar kejayaan Buddha Dharma di Nusantara. Lima ratus tahun berselang, pada tengah hari, tepat 12 siang bulan purnama Waisak, 22 mei 1953, di Candi Agung simbol pusaka ajaran Buddha bernapas kembali. Lebih dari tiga ribu pasang mata menjadi saksi. Itulah secuplik kisah Upacara Waisak untuk pertama kalinya diselenggarakan di Candi Agung setelah sekian lama Buddha Dharma tertidur lelap di bumi Nusantara.

Adalah jasa besar Bhiksu Ashin Jinarakkhita yang kala itu masih menjadi Anagarika yang bergagas ide dan menjadi penggerak utama kebangkitan Buddha Dharma. Mengingat Waisak, membuat kita melihat Borobudur, dan melihat Borobudur membuat kita mengingat Buddha Gotama yang selama empat puluh lima tahun menunjukkan pada umat manusia jalan untuk mencapai atau Nirwana. Jalan dan kesadaran akan Nirwana bisa diraih dengan memeras intisari kehidupan manusia yang unggul.

Waisak adalah hari besar agama Buddha guna memperingati tiga peristiwa agung yang terjadi pada kehidupan Pangeran Siddharta: lahir, penerangan sempurna, dan meninggalnya beliau. Namun, sebagian besar dari kita melihat kisah itu sebagai sebuah perjalanan orang lain yang bernama Siddharta yang pada akhirnya menjadi Buddha. Melihat sebuah riwayat "orang lain" yang menjalani sekian episode kehidupan. Kita tidak pernah melihat "kisah Waisak" sebagai sebuah proses dari perjalanan seorang manusia yang berjuang menuju pencerahan yang menjadi inspirasi kita semua dalam menjalani hidup kita, sekarang atau kelak suatu waktu nanti.

Menyelaminya, dan mengerti bahwa tubuh seorang Buddha adalah hasil yang diperoleh melalui proses panjang dari memeras intisari kehidupan manusia yang berharga. Meskipun kita telah memahami semua itu, ada pertanyaan yang mengganjal, yaitu di manakah Buddha sebenarnya? Jawaban pada umumnya adalah sudah meninggal atau telah diperabukan. Kita tidak menyadari bahwa kita telah kehilangan Buddha sejak kita dilahirkan. Bila orang Jawa bilang "orang Jawa hilang jawanya", kita menjadi "umat Buddha hilang Buddhanya". Kita telah kehilangan seseorang yang menunjukkan betapa besarnya arti sebuah nilai dari tubuh mulia manusia yang penuh arti. Akhirnya kita hanya menggunakannya untuk mengumpulkan ketidakbajikan dan menyia-nyiakan tanpa berbuat sesuatu yang berarti. Kita membuat sebab-sebab yang akhirnya mendatangkan kesedihan dalam kehidupan kita. Pohon tak berisi.

Guru besar Bhawawiwveka berkata, "Tubuh yang kita miliki sekarang ini adalah sama seperti pohon pisang yang tak berisi. Ia kekurangan inti seperti gelembung di atas permukaan air. Tetapi, marilah kita gunakan tubuh ini untuk mencapai hal-hal yang besar, sebesar Gunung Meru, untuk kebaikan semua makhluk hidup". Walaupun kita memiliki sebuah tubuh, kita tidak dapat membawanya ke kehidupan yang akan datang. Tubuh ini dikatakan tidak mempunyai inti sejati. Dalam pengertian ini Bhawawiweka berkata, "Orang-orang bijak menggunakan tubuhnya (yang mana setiap saat merupakan sumber penyakit, penuaan, dan kematian) bukan sebagai sebuah wahana untuk mencapai kesejahteraannya sendiri. Mereka mentransformasikannya menjadi suatu sumber kebahagiaan bagi semua makhluk". Arya Nagarjuna berkata dalam hal yang sama, "Bayangkan seseorang mempunyai mangkuk emas yang dihiasi dengan permata berharga, tetapi ia tidak tahu nilai dari mangkuk itu. Malah ia menggunakan mangkuk itu untuk tempat kotoran. Setiap orang akan setuju bahwa orang itu benar-benar bodoh karena ia tidak menyadari bahwa ia memiliki sesuatu yang sangat berharga di tangannya. Walaupun setiap orang menganggap dia tidak waras,” Nagarjuna berkata bahwa kebodohan dirinya tidak berarti bila dibandingkan dengan kebodohan seseorang yang menggunakan bentuk kehidupan manusia yang berharga untuk menghimpun besar perbuatan tidak bajik. Raden Ngabehi Ranggawarsita mengatakan, "Amenang jaman edan, ewuh aya ing pambudi, melu edan ora tahan, yen tan milu anglakoni, boya kaduman melik, kaliren wekasnipun, ndilalah karas Gusti, begja- begjane kang lali, luwih begja kang eling lan waspada". (Hidup di zaman yang gila, sungguh hati betapa repotnya, ikut gila tidak tahan, namun jika tidak ikut-ikutan, tidak akan meraih kehidupan, dan akhirnya kelaparan. Atas kehendak dan anugerah Yang Kuasa, seberuntung-beruntungnya, yang lebih beruntung adalah orang yang sadar dan waspada.)

Membohongi diri

Pada umumnya sebagian besar orang melihat praktik spiritual adalah satu hal, sedangkan kehidupan duniawi adalah hal yang lain. Layaknya seperti minyak dan air yang memiliki batas yang jelas. Saat hari biasa adalah seorang manusia biasa yang membutuhkan duniawi. Sedangkan saat berada di tempat spritual adalah seorang baik, layaknya seorang dermawan agung yang penuh dengan kebajikan besar. Tindakan ini tidak lebih dari membohongi diri sendiri dan pada akhirnya kita semua kehilangan Buddha dan melihat Buddha sebagai orang lain, bernama Siddharta, yang tidak lagi berada dalam hati kita dan tidak dekat lagi dengan kita.

Saat ini adalah momen yang paling tepat untuk merenungkan apakah kita masing masing memiliki Buddha di dalam hati kita. Andai semua orang di Nusantara ini memiliki Buddha masing-masing di dalam dirinya, negeri ini akan lebih tenteram, lebih makmur. Dengan sendirinya semua hal akan menjadi lebih baik, tidak ada lagi korupsi karena semua orang akan jujur dan tidak akan mengambil apa yang tidak diberikan. Orang tidak serakah melihat segalanya adalah rezeki yang tidak boleh ditolak. Pemerintah akan berpikir sebesar-besarnya untuk rakyat tercinta.

Buruh tidak lagi perlu lagi berunjuk rasa karena hak dan kewajiban adalah hubungan timbal-balik yang saling bergantungan. Pengusaha menjadi kaya karena harus bergantung dari kebaikan hati para buruh dan buruh bisa mengepulkan asap dapur mereka karena ada rasa aman dari majikan yang berhati murah. Kita tidak perlu takut dan bertanggung jawab karena salah memilih wakil rakyat yang tidak mempunyai nurani dan tidak cakap. Kita juga tidak perlu dipusingkan dengan berbagai macam undang-undang yang membuat kita susah. Kita tidak lagi membedakan perlakuan terhadap perempuan dan laki-laki. Anak-anak mendapatkan pendidikan yang memadai dan tumbuh menjadi manusia yang berguna dan bijaksana.

Pengangguran, kelaparan, wabah penyakit, konflik sosial dapat teratasi dan tidak ada lagi orang yang memperlakukan manusia bak barang dagangan seperti yang sering kita lihat, baca, atau dengar di media massa. Tentu kita masih ingat dalam sejarah, mengapa masa lalu Indonesia pernah makmur, tenteram, dan damai ketika Kerajaan Sriwijaya, Majapahit, Kalingga masih berjaya. Karena itu, Waisak bukanlah peringatan yang semata menjadi milik umat Buddha. Namun, Waisak adalah peringatan bagi seluruh rakyat Indonesia, rakyat Indonesia yang masih memiliki hati dan jiwa untuk berjuang bagi sesama manusia dan seluruh makhluk. Selamat Hari Suci Waisak 2550/2006.

BHIKSU BHADRA RUCI Anggota Sangha Agung Indonesia
sumber : http://kompas.com/kompas-cetak/0605/16/Jabar/2107.htm
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #17 on: 03 December 2007, 12:23:43 AM »
Ada tiga macam manusia di dunia ini.

Siapa sajakah mereka?

Mereka adalah orang yang suka memahat pada sebongkah karang, orang yang suka menggores di atas tanah dan orang yang suka menulis di permukaan air.

Seperti apakah orang yang suka memahat pada sebongkah karang?
Bayangkanlah seseorang yang suka marah dan kemarahannya bertahan lama, seperti halnya dengan pahatan pada karang yang tidak cepat terhapus oleh angin, air ataupun waktu.

Seperti apakah orang yang suka menggores di atas tanah?
Bayangkanlah seseorang yang suka marah tetapi kemarahannya segera lenyap, seperti halnya dengan goresan di atas tanah yang segera terhapus oleh angin, air ataupun waktu.

Dan seperti apakah orang yang suka menulis di permukaan air?
Bayangkanlah seseorang yang, walaupun dicaci, dicerca, dan dimaki, dengan mudah dapat berdamai dan menjadi ramah serta bersahabat, seperti halnya dengan tulisan di permukaan air yang segera lenyap.


Sumber : Dharma Mangala, Buletin Maya Indonesia
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #18 on: 04 December 2007, 12:31:56 PM »

Menjauhi, tidak melakukan kejahatan,
Menghindari minuman keras,
Mendengarkan Dhamma pada saat yang tepat
Itulah berkah utama.

Selalu hormat dan rendah hati,
Merasa puas dan berterima kasih,
Mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai,
Itulah berkah utama.
...

[Mangala Sutta]
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #19 on: 09 January 2008, 02:04:26 AM »
Kalau Anda telah terlatih dengan benar,
Anda tidak akan merasa ketakutan ketika jatuh sakit,
juga tidak sedih jika seseorang meninggal.

Ketika Anda pergi ke rumah sakit untuk menjalani perawatan,
tanamkan di dalam pikiran jika Anda merasa lebih baik,
itu bagus; dan jika Anda meninggal, itu bagus.

Saya menjamin Anda bahwa bila dokter berkata kepada
saya bahwa saya mengidap kanker dan akan mati beberapa
bulan lagi, saya akan mengingatkan ke dokter itu, “Hati-hati,
karena kematian juga akan menjemputmu. Ini hanya
masalah siapa yang pergi duluan dan siapa yang pergi belakangan.”

Dokter tidak dapat menyembuhkan kematian dan tidak dapat mencegah kematian.
Hanya Buddha yang dapat disebut dokter,
jadi kenapa tidak pergi dan menggunakan obat dari Buddha?

Sumber :Tidak ada Ajahn Chah - Reflection
Situs :  http://www.dhammacitta.org/perpustakaan/ebook/umum/tidak-ada-ajahn-chah
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #20 on: 09 February 2008, 03:19:11 PM »
Pedagang Tikus

Pada suatu ketika, seorang penasehat penting seorang raja sedang dalam perjalanan menghadiri rapat bersama raja dan penasehat-penasehat lainnya. Dalam perjalanannya, dia melihat seekor tikus yang telah mati di jalan. Dia lalu berkata kepada orang-orang yang mengikutinya.

“Bahkan dari permulaan kecil seperti tikus mati ini, seorang pemuda yang energik dapat membangun keberuntungannya. Jika dia bekerja keras dan menggunakan kepintarannya, dia dapat memulai sebuah usaha dan menafkahi seorang istri dan keluarga.”

Seorang yang lewat di jalan itu mendengar perkataannya. Dia tahu orang ini adalah seorang penasehat raja yang terkenal, maka dia memutuskan untuk mengikuti kata-kata penasehat tersebut. Dia memungut tikus mati tersebut dan membawanya pergi.

Sepertinya keberuntungan sedang mengikutinya, sebelum dia berjalan bahkan satu blok, seorang pengurus toko memberhentikannya. Dia berkata, “kucing saya telah mengganggu saya sepanjang pagi. Saya akan memberikan anda dua koin tembaga untuk tikus itu.” Maka berjalanlah transaksi tersebut.

Dengan dua koin tembaga itu, dia membeli kue-kue manis, dan menunggu di tepi jalan raya dengan kue-kue tersebut dan minuman. Seperti yang di harapkan, orang-orang yang memetik bunga untuk membuat karangan bunga baru pulang dari kerja. Karena mereka sangat lapar dan haus, mereka setuju untuk membeli kue-kue manis dan minuman dengan harga seikat bunga.

Pada sore harinya, pria itu menjual bunga di dalam kota. Dengan sebagian uang yang diperolehnya, dia membeli lebih banyak kue manis dan kembali pada hari berikutnya untuk menjual kue-kue tersebut kepada pemetik bunga.

Hal ini berlangsung beberapa saat, sampai suatu hari terjadilah badai besar, dengan hujan lebat dan angin yang kencang. Sewaktu berjalan di kebun tempat raja bersantai, dia melihat banyak cabang-cabang pohon yang terbang dan berserakan di tanah. Maka dia menawarkan diri kepada tukang kebun raja untuk membersihkannya secara sukarela, jika dia bisa membawa cabang-cabang tersebut pulang. Tukang kebun yang malas itu dengan cepat menyatakan setuju.

Pria itu melihat beberapa orang anak bermain di sebuah taman di seberang jalan. Mereka dengan gembira memungut cabang-cabang dan semak-semak di pintu masuk kebun raja, hanya dengan harga sebuah kue manis.

Terus datanglah pembuat tembikar raja, yang selalu mencari kayu bakar untuk menyalakan tungkunya. Ketika dia melihat seonggokan kayu yang baru saja dikumpulkan anak-anak, dia membayar pria itu dengan harga yang bagus. Dia bahkan memberi beberapa tembikarnya.

Dengan keuntungan yang didapat dari menjual bunga dan kayu bakar, pria tersebut membuka sebuah kedai makanan kecil. Suatu hari semua pemotong rumput, yang sedang dalam perjalanan ke kota, berhenti di tokonya.

Pria tersebut memberi mereka kue manis dan minuman gratis. Mereka terkejut dengan kebaikan hatinya dan bertanya, “Apa yang dapat kami lakukan untuk anda?”
Dia berkata tidak ada pekerjaan untuk mereka sekarang, tapi dia akan memberitahukan mereka pada lain waktu.

Seminggu kemudian, dia mendengar bahwa seorang pedagang kuda datang ke kota dengan 500 ekor kuda untuk di jual. Maka dia memberitahukan masing-masing
pemotong rumput untuk memberikannya seikat rumput. Dia memberitahukan mereka untuk tidak menjual rumput kepada pedagang kuda sampai dia menjual rumputnya. Dengan cara ini, pria tersebut mendapatkan harga yang baik.

Waktu pun berlalu hingga suatu hari, di kedai makanannya, beberapa pelanggan memberitahukannya bahwa sebuah kapal baru dari negri asing baru saja berlabuh. Pria tersebut melihat ini sebagai kesempatan yang telah dinantikannya. Dia terus berpikir dan berpikir sampai tercetuslah sebuah rencana berbisnis yang bagus.

Pertama-tama, dia pergi ke seorang temannya yang berjualan perhiasan dan membayar dengan harga yang rendah untuk sebuah cincin emas yang sangat berharga,
dengan sebuah batu delima merah yang cantik di dalamnya. Dia tahu bahwa kapal asing tersebut berasal dari negri yang tidak menghasilkan batu delima, dimana
emas juga mahal harganya. Maka dia memberikan cincin tersebut kepada kapten kapal sebagai uang muka komisi.

Untuk mendapatkan komisinya itu, kapten tersebut setuju untuk mengirimkan semua penumpangnya kepada pria tersebut. Dia kemudian akan mengarahkan mereka ke toko-toko terbagus di kota. Sebagai timbalannya, pria itu mendapat bayaran dari para pedagang di kota sebagai komisi telah mengirimkan pelanggan kepada mereka.

Sebagai perantara, setelah beberapa kapal berlabuh, pria tersebut menjadi sangat kaya. Senang dengan apa yang diperolehnya, dia juga teringat bahwa itu semua berawal dari kata-kata seorang penasehat raja yang bijaksana. Maka dia memutuskan untuk memberikannya sebuah hadiah 100,000 koin emas. Ini merupakan setengah dari seluruh kekayaannya. Setelah mengatur semuanya, dia bertemu dengan penasehat raja dan memberikannya hadiah, serta berterima kasih kepadanya.

Penasehat tersebut sangat terkejut, dan dia bertanya, “Bagaimana kamu dapat mengumpulkan begitu banyak kekayaan untuk memberikan hadiah yang sangat murah hati ini?” Pria tersebut memberitahukannya bahwa itu semua berawal dari kata-kata penasehat itu sendiri pada waktu yang lewat. Kata-kata itu telah mengarahkannya kepada seekor tikus yang mati, kucing yang lapar, kue-kue manis, seikat bunga, badai yang merusak cabang-cabang pohon, anak-anak di taman, pembuat tembikar kerajaan, kedai makanan, rumput untuk 500 ekor kuda, sebuah cincin emas delima, koneksi bisnis yang baik, dan akhirnya keberuntungan yang besar.

Mendengar kesemuanya itu, Penasehat tersebut berpikir, ”Tidaklah baik menyia-nyiakan bakat seorang pemuda yang energetik ini. Saya pun mempunyai banyak kekayaan, dan juga satu-satunya putri tercinta. Karena pria ini masih bujangan, dia pantas untuk menikahinya. Kemudian dia dapat mewariskan kekayaan saya ditambah dengan kekayaannya sendiri, dan putriku akan terjaga dengan baik.”

Ini semua berlalu, dan setelah penasehat tersebut meniggal, pria yang mengikuti nasehatnya itu menjadi orang terkaya di kota. Raja menunjuknya sebagai penasehat. Sepanjang hidupnya, dia menyumbangkan uangnya untuk kebahagiaan dan kesejahteraan banyak orang.

Pesan moral: Dengan usaha dan kemampuan, kekayaan datang bahkan dari awal yang kecil.

Sumber : Buddha’s Tales for Young and Old Volume 2 – Illustrated, Interpreted by Ven. Kurunegoda Piyatissa, Stories told by Todd Anderson, Buddha Dharma Education Association Inc., www.buddhanet.net
Alih bahasa : Meryana Lim
Editor : Junarto M. Ifah

Buletin Maya Indonesia, Dharma Mangala
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #21 on: 01 March 2008, 10:16:20 AM »
SEBUTIR PIL PAHIT UNTUK KITA SEMUA

Aku melihat saudaraku melalui mikroskop kritik
   Dan aku berkata, “ Betapa kasarnya saudaraku itu !”
   Aku melihatnya melalui teleskop penghinaan
   Dan aku berkata, “Betapa kecilnya saudaraku itu !”
Kemudian aku melihat ke cermin kebenaran
   Dan aku berkata, “Betapa miripnya saudaraku itu dengan diriku.”
                           ( Bolton Hall )

Kalimat-kalimat di atas menggambarkan sifat kehidupan kita. Lingkungan kita adalah pantulan dari pikiran dan kepercayaan kita. Setiap orang masing-masing memberikan pengaruh, besar atau kecil kepada lingkungannya. Misalnya kita membenci seseorang, lalu kita menceritakannya kepada orang lain. Kebencian itu akan merambat ke orang lain, lama-kelamaan di sekitar kita akan penuh dengan kebencian. Kita dan orang-orang di sekitar kita saling mempengaruhi, oleh karena itu jika kita menyalahkan orang lain, menjelek-jelekan orang lain, maka itu berarti kita juga menjelek-jelekan kita sendiri.
   Melihat kesalahan orang lain, sekecil apapun itu, adalah hal yang mudah dilakukan, tetapi biasanya kita tidak menyadari kesalahan kita sendiri. Kita mudah sekali menuding orang lain berbuat salah, tetapi kadang kala kita lupa mungkin kita juga melakukan kesalahan yang sama, mungkin kita juga punya andil dalam kesalahan itu. Misalnya kita menyelenggarakan suatu acara dan ternyata acara itu tidak seperti yang kita harapkan, lalu kita mulai mengatakan, “Teman-teman yang lain tidak membantu, ketua panitia tidak bekerja dengan sunguh-sungguh, dsb.” Karena terlalu sibuk mencari-cari kesalahan kita lupa bertanya pada diri sendiri sudahkah kita memberikan yang terbaik ? Jika teman-teman lain tidak bekerja, mengapa bisa seperti itu ? Apakah bukan karena kita tidak meminta bantuan mereka ? Atau mereka ingin membantu tetapi tidak tahu apa yang harus dilakukan, dalam hal ini mungkin kita kurang terbuka terhadap mereka.
   Dalam kehidupan ini kita tidak bisa menghindari kritikan dari  orang lain. Tidak ada seorangpun yang selalu dipuji dan tidak ada yang selalu dikritik atau disalahkan. Jika kita disalahkan, dikritik oleh orang lain kita seharusnya berpikir apakah memang kita salah ? Kita tidak boleh membenci orang yang mengkritik kita, tidak semua orang yang mengkritik kita adalah musuh. Motivasi orang dalam melontarkan kritikan bermacam-macam, ada yang memeng bermaksud baik, ada yang ingin menjatuhkan, ada yang mengkritik untuk kepuasan/ kesenangan, ada yang merasa bangga bisa menemukan kesalahan orang lain. Terlepas dari semua motivasi itu, selama kritikan itu baik dan benar, maka dapat dijadikan pemacu semangat kita, jika kritikan itu tidak benar kita tidak perlu berkecil hati. Jangan sampai usaha kita terhalang olehnya. Pujian menimbulkan kebanggan, membuat kita cepat merasa puas, seperti gula-gula yang rasanya manis tetapi membuat kita sakit. Tetapi kritikan membuat kita terpacu untuk berusaha lebih baik lagi, seperti pil yang pahit yang menyembuhkan sakit. Kita tidak bisa hanya merasakan gula-gula terus-menerus, kita juga perlu merasakan pil pahit agar kita selalu terpacu untuk maju.

Sumber  “Why Worry” karangan
Ven.K. Sri Dhammananda
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Pitu Kecil

  • Sebelumnya Lotharguard
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.344
  • Reputasi: 217
  • Gender: Male
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #22 on: 01 March 2008, 02:06:46 PM »
_/\_ Sep2 bagus banget  ;D
Smile Forever :)

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #23 on: 04 March 2008, 11:34:32 AM »
“KITA KORBANKAN KESEHATAN
UNTUK MENDAPATKAN KEKAYAAN,
KITA BERENCANA, BEKERJA, DAN MENYIMPAN,
KEMUDIAN MENGORBANKAN KEKAYAAN
UNTUK MENDAPATKAN KESEHATAN.
DAN SERING YANG DIDAPAT ADALAH KUBURAN.
KITA HIDUP DAN BANGGA ATAS APA YANG DISIMPAN,
KITA MATI DAN HANYA MEMPEROLEH SEBUAH BATU NISAN.”
[Unknown]
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #24 on: 12 March 2008, 12:47:45 AM »
HIDUP SEPERTI CERMIN,
KAU TERTAWA,
DUNIA TERTAWA,
KAU MENANGIS,
DUNIA PUN MENANGIS.
[Unknown]
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #25 on: 12 March 2008, 06:33:14 AM »
(at) atas;
Seingat saya;

Tertawalah dan dunia akan tertawa bersamamu, Menangislah dan engkau akan menangis sendiri
Samma Vayama

Offline EVO

  • Sebelumnya Metta
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.369
  • Reputasi: 60
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #26 on: 12 March 2008, 07:41:05 AM »
 [at] atas;
MANTAPPPP

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #27 on: 12 March 2008, 08:27:03 AM »
(at) atas;
Seingat saya;

Tertawalah dan dunia akan tertawa bersamamu, Menangislah dan engkau akan menangis sendiri

bro andry, kayaknya keduanya punya makna masing2.
maybe tergantung sudut pandangnya dari dalam ato dari luar diri kita.  :)


By : Zen 
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Hikoza83

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.295
  • Reputasi: 60
  • Gender: Male
  • panda is so cute... ^-^
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #28 on: 13 March 2008, 11:16:18 AM »
Bahagia dalam kondisi yang membahagiakan adalah kebahagiaan biasa,
jika dalam keadaan sulit tetap bahagia;
inilah kebahagiaan yang membahagiakan.  _/\_
[Unknown]
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

Offline Fei Lun Hai

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 686
  • Reputasi: 24
  • Gender: Female
Re: Renungan hari ini ^^
« Reply #29 on: 14 March 2008, 12:34:18 PM »
Anumodana  _/\_
your life simple or complex is depend on yourself

 

anything