//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Theravada atau Mahayana ?  (Read 48934 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #90 on: 17 November 2008, 11:37:29 PM »
Ini komentar saya yang terakhir dalam topik ini.


anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
 
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.

mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.

good night everybody.


Sdr. Petrus, seorang anak prasekolah akan merasa dirinya diberikan sebuah teka-teki ketika ia diberitahukan bahwa 1000 dikurangi 50 adalah 950. Mengapa? Karena ia belum memiliki pengetahuan yang baik dan benar akan matematika.

Begitu juga Nibbana, Sdr. Petrus. Nibbana sampai kapan pun akan tetap menjadi sebuah teka-teki bagi kita yang belum memiliki pengetahuan akan kebijaksanaan untuk menembusnya.

Pengetahuan yang terbatas akan Nibbana terlihat pada keinginan kita ketika pertanyaan kita hanya ingin dijawab simple dengan ya dan tidak. Padahal untuk menjawabnya tidak bisa menggunakan hanya ya dan tidak. Bahkan masalah duniawi pun tidak selamanya hanya dapat diselesaikan dengan menggunakan ya dan tidak.

Jadi jika keinginan Sdr. Petrus adalah hanya untuk mendapatkan jawaban ya dan tidak, maka anda tidak akan mendapatkan jawaban yang sesungguhnya. Dan keputusan ada ditangan anda, apakah ingin mendapatkan jawaban yang sesungguhnya, atau tidak sesungguhnya atau setengah-setengah. Sekali lagi keputusan ada ditangan anda.


Nice comment  :jempol:
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline k4r1mun

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 31
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #91 on: 18 November 2008, 12:52:16 AM »
Quote
anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
 
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.

mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.

good night everybody.


Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.

Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?

Salam

Offline Petrus

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: -26
  • Gender: Male
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #92 on: 18 November 2008, 11:32:46 AM »
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.

Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?

Salam

Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.

Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?

Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........

Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.

« Last Edit: 18 November 2008, 11:34:58 AM by Petrus »

Offline William_phang

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.101
  • Reputasi: 62
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #93 on: 18 November 2008, 11:39:32 AM »
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.

Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?

Salam

Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.

Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?

Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........

Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.




Berbahagialah anda dengan faham anda.... anda tidak perlu memaksakan faham anda ke orang lain yang tidak sefaham dengan anda.... Mau sampai kapan kalo yang satu lihat ke kiri dan satu lagi liat ke kanan tidak akan pernah ketemu.....


Offline Gunawan

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 374
  • Reputasi: 28
  • Gender: Male
  • Siswa Berbaju Putih
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #94 on: 18 November 2008, 11:53:14 AM »
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.

Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?

Salam

Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.

Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?

Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........

Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.



Jawaban Yang Bijaksana dari Seorang PETRUS.

Ada Baiknya anda mendengar dan memahami perkataan dari Bro William dan Bro Andi.... :)

Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Gunawan S S
Yo kho Vakkali dhamma? passati so ma? passati; yo ma? passati so dhamma? passati.
Dhammañhi, vakkali, passanto ma? passati; ma? passanto dhamma? passati"

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #95 on: 18 November 2008, 11:58:48 AM »
maksudnya adalah makhluk, yang terdiri dari lima agregat (fisik, perasaan, pencerapan, kesadaran, dan bentuk-bentuk pikiran)
makhluk-makhluk tersebut juga tidak kekal, tidak memuaskan, bukan diri (atta)

para dewa tersebut merupakan kelahiran kembali dari makhluk apa, bukanlah hal yang penting
melainkan bagaimana suatu makhluk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian

jadi manusia bisa menjadi dewa seperti yang dikatakan reenzia ?



manusia jadi dewa bisa, manusia jadi Buddha bisa. Itulah kebenaran

Tapi kamu manusia jangan mimpi jadi Kristus, jangan menghayal jadi Tuhan, durhaka kamu

  DELETED ...

semoga kamu terhindar dari azab dan kutukan Tuhan

I Love

Andi
« Last Edit: 19 November 2008, 11:09:34 AM by karuna_murti »
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #96 on: 18 November 2008, 12:02:30 PM »
apakah member disini belum ada yang bertanya sama banthe ?

lebih baik kamu yang ketemu Bhante yang baik sehingga kamu bisa belajar cinta kasih yang benar yang bebas dari cemburu dan angkara murka

Ayo temukan sendiri, tanya sendiri, apabila perlu jawab sendiri, lieuuuur ah

I love

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #97 on: 18 November 2008, 02:25:12 PM »
Bro Petrus yang baik...

Bro Petrus berminat ga untuk ikut kelas Abhidhamma? ;D Abhidhamma membahas itu semua.

Yang ikut kelas Abhidhamma bukan hanya untuk yang beragama Buddha saja. Di kelas Abhidhamma yang sering saya ikut itu...ada juga yang beragama selain agama Buddha... salah satunya teman saya yang calon pastor dan juga ada beberapa dokter/dosen untar, dll.

Kalo berminat, tolong message saya via forum ini yaah... ;D

Terima kasih... _/\_

_/\_ :lotus:


nah ini baru jalur yang benar untuk mengenal ajaran Buddha, ikut aja supaya jangan terperangkap pada pandangan keliru.

siapa tahu setelah tuntas belajar Abhidhamma tambah pintar, dan bisa berdiskusi dengan lebih berbobot.
Siapa tahu setelah belajar Abhidhamma kamu mencapai pencerahan, jadi bisa ngajarin kita-kita

Met belajar, trims buat cc Liliy


 I love

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #98 on: 18 November 2008, 02:27:26 PM »

dimana alam Buddha ? apakah sama dengan alam surga dewa ?


Buddha telah mencapai nibbana, dimana roda samsara telah berhenti

apakah nibbana tidak sama dengan surga ? lebih tinggi dari surga kah ?



Makanya belajar meditasi jadi tahu surga itu seperti apa?, siapa tahu kamu juga bisa mencapai Nibbana, jadi bisa bimbing aku juga nih

I love

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #99 on: 18 November 2008, 02:31:15 PM »
Mengenai Tingkat Alam Kehidupan

Tingkat               Keterangan
1 s/d 4              Alam Penderitaan ( Neraka, Binatang, Peta, Asura/Raksasa )
5 s/d 11            Alam Menyenangkan ( Bro Petrus di urutan ke 5, 6 s/d 11 alam dewa/surgawi)
12 s/d 31           Alam Brahma ( Penghuninya kita sebut dewa Brahma )

Nibbana diluar dari 31 alam kehidupan
Nibbana tidak akan lahir lagi, 'wan lah'

Jika Bro Petrus kalau masih berkutak katik diarea permainan Tuhan melulu, hasilnya ndak bisa mencapai Nibbana, paling-paling sampai tingkat alam ke 6, bisa-bisa jatuh ke alam penderitaan, karena suka menghasut dan setuju atas peperangan[/i], bahaya Bro Petrus.

Anda percaya atau tidak percaya, ndak apa2.
karena proses alam kehidupan ini berjalan terus, tanpa berhenti.
Ada Buddha atau tidak ada Buddha di dunia ini, Dhamma ini terus bergulir tanpa berhenti.
Sang Buddha hanya menunjukan jalan, selanjutnya 'TERSERAH ANDA'

Apakah di alam nibbana tidak ada kehidupan ?
alam apakah nibbana itu ? alam kematian atau alam ketiadaan ?



Ya ampun mau tahu nibbana tunggu aku ya, apabila aku telah mencapai nibbana nanti aku kasih tahu.

Buddha mencapai nibbana ketika masih hidup, apakah relevan pertanyaan kamu itu?.

I love

Andi
Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline Andi Sangkala

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 102
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • Eling eling mangka eling rumingkang di bumi alam
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #100 on: 18 November 2008, 02:35:44 PM »
Keadaan yg terbebas dari sifat2 duniawi, yaitu : terkondisi, saling-bergantung, ketidakpuasan, dualistis, dll.
Nibbana adalah keadaan yg terbebas dari semua kondisi duniawi.
itu adalah pengertiannya secara garis besar.
apakah personalitas manusia juga terbebaskan ketika berada di Nibanna ?


Makanya jangan suka mempersonipikasikan Tuhan, Tuhan yang berbadan manusia, atau manusia sebagai Tuhan. Akibatnya nibbana pun mau dipersonipikasi, memangnya nibbana persona?

Manusia sampai kapanpun tidak akan jadi Tuhan, tapi bisa jadi Buddha dan bisa mencapai Nibbana.

I love

andi


Karena Tidak Sayang Maka Tidak Kenal

Andi

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #101 on: 18 November 2008, 06:13:27 PM »
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.

Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?

Salam

Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.

Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?

Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........

Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.



Apa yg loe ngerti tentang arahat?
Pernah ketemu arahat?
Asumsi lagi khan PET.. ^-^

Yg pasti paham karesten yg  PET pahami just theory, but Ajaran Buddha  is practical teaching. Jadi jangan maksa gitu lho  ^-^
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #102 on: 19 November 2008, 11:13:58 AM »
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.

Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?

Salam

Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.

Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?

Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........

Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.



Sang Buddha mengatakan ada tidak ada jiwa yang lenyap ketika nibanna.

Pandangan bahwa ada jiwa kemudian lenyap saat mencapai nibanna adalah pandangan Uchedavadin, pandangan nihilisme yang bertentangan dengan Ajaran Sang Buddha.

Sang Buddha telah mengatakan ajaran Anatta, yaitu tidak ada jiwa.

Jika anda ingin lebih mengerti, silahkan lihat sebab musabab yang saling bergantung, anatta, karma dan tumimbal lahir. Serta lihat juga Brahmajala Sutta.

Karena anda salah mengerti, maka tidak layak mengatakan bahwa ada jiwa yang lenyap.

_/\_
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #103 on: 19 November 2008, 11:50:02 AM »

Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.

Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?

Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........

Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.


Kalau gitu ya selesaikan pembicaraan ini. Anda tetap dengan pandangan anda sendiri...  Buat anda kr****n (ka****k) dan buddhis berjarak seperti bumi dan langit, lalu? Apa lagi yang mau dipersoalkan?
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline Petrus

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 312
  • Reputasi: -26
  • Gender: Male
Re: Theravada atau Mahayana ?
« Reply #104 on: 19 November 2008, 12:25:09 PM »

Sang Buddha mengatakan ada tidak ada jiwa yang lenyap ketika nibanna.
Pandangan bahwa ada jiwa kemudian lenyap saat mencapai nibanna adalah pandangan Uchedavadin, pandangan nihilisme yang bertentangan dengan Ajaran Sang Buddha.
Sang Buddha telah mengatakan ajaran Anatta, yaitu tidak ada jiwa.

Jika anda ingin lebih mengerti, silahkan lihat sebab musabab yang saling bergantung, anatta, karma dan tumimbal lahir. Serta lihat juga Brahmajala Sutta.

Karena anda salah mengerti, maka tidak layak mengatakan bahwa ada jiwa yang lenyap.

_/\_

anda betul sekali, Buddha tidak mengajarkan adanya jiwa, sekarang anda tidak punya jiwa.

Apakah anda sekarang masih mempunyai AKU ?


 

anything