Topik Buddhisme > Jurnal Meditasi

Sumedho

(1/1)

Sumedho:
Kamis, 27 September 2007

Cibitung, 16:25

Posisi duduk diatas kursi, musik terdengar kencang, ruangan sepi hanya 2 orang.

Mulai dengan tarikan nafas perdana, beberapa saat kemudian badan terasa 'charged' dan duduk tegak dengan mantap. nafas mulai menghalus. Musik sudah tidak terdengar.

Tiba2x ada suara benda jatuh dari kejauhan, sedikit terjadi riak, kemudian tenang kembali mulai terasa nyaman....

tak lama berhenti karena mau pulang :D

Sering meditasi singkat (5-10 menit) untuk recharge. Quick.Sati.booster. kalau badan atau pikiran capek, recharge bentar nanti langsung segar.

Sumedho:
ini cuma teringat saja,

dahulu ketika masih SMP ketika pertama kali mengenal namanya meditasi, sempat bertanya juga sama pak guru, bagaimana meditasi dengan objek musik ? Dia berkata bahwa nanti akan terbuai dengan musik, bukan meditasi kembali.

Mungkin waktu itu kurang spesifik kalau itu adalah musik klasik piano solo. Namanya anak muda, penasaran dan dicoba juga.

I think I can keep up without enjoying the music. Tapi yah antara menikmati musik dan mengarahkan perhatian pada dentingan piano satu persatu itu hanya beda tipis sekali.

Dalam alunan piano yang cukup cepat, kalau tidak salah dengan polonaise dan impromptu dari Chopin. Disana terasa bila kita memperhatikan bunyi/dentingan piano saat ini (sekarang), maka tidak akan ada kesempatan menikmati sama sekali. Semua hanya nada2x yang bergantian saja. Tentu tidak langsung begitu, awalnya tetap muncul enjoy musik, rasa tidak suka ketika mendapat lagu yang tidak enak, dst. Setelah lama maka itu semua hanya bunyi. Ketika kendor, perhatian tidak pada dentingan piano, maka malahan jadi enjoy dengan musiknya. atau memprediksi dentingan berikutnya apa.

Mungkin ini aneh, yah, mumpung ingat saja dahulu punya pengalaman demikian.

El Sol:
 _/\_

williamhalim:
teringat lagi....
(kondisinya pas, ingatan Bro Medho memicu ingatan saya ---> namanya suatu kondisi menunjang sebuah citta untuk muncul)

Dalam meditasi apapun dapat dijadikan objek.

Ada cerita seorang bhikkhu yg meditasi, dekat2 situ ada anak2 yg bermain ribut sekali sehingga lama kelamaan bhikkhu tsb terganggu dan menjadi kesal, akhirnya beliau sadar dan menjadikan suara ribut tsb sebagi objek meditasinya.
(IMO: daripada merasa terganggu dengan suara2 ribut, mending kita perhatikan suara tsb, timbul, lenyap, berganti, konsentrasi kita terpusat pada suara2 tsb...)



 _/\_

Sumedho:
thanks bro willy atas sharingnya  _/\_

Navigation

[0] Message Index

Go to full version