//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Ratnāvalī Untaian Permata Nasehat kepada Raja  (Read 4578 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Ratnāvalī Untaian Permata Nasehat kepada Raja
« on: 07 November 2015, 03:07:24 PM »
Untaian Permata Nasehat kepada Raja
Oleh Nagarjuna


judul sansekerta: Raja parikatha ratnāvalī
judul tibet: rgyal po la gtam bya ba rin po che’i phreṅ ba


Terjemahan Bahasa Indonesia terutama menggunakan terjemahan Inggris dari bahasa Tibet oleh Sonam Tsering Ngulphu, dalam "Precious Garland: Buddhist Approach to Life, Polity, and Liberation". Terjemahan lain dan versi sansekerta digunakan sebagai perbandingan
 Ratnāvalī dikarang oleh Nagarjuna untuk sahabatnya yang adalah seorang raja, Raja Gautamiputra Satakarni, raja ke-23 dari dinasti Satavahana yang memerintah di India Selatan sekitar abad pertama Common Era. Arya Nagarjuna menjabarkan nasihat mengenai bagaimana menjalani hidup. Beliau menguraikan tahapan bagaimana memperbaiki kondisi kita dari kehidupan ke kehidupan, terbebas dari semua penderitaan, meraih kebahagiaan sementara, hingga akhirnya memuncak pada pencerahan sempurna.
24 bait pertama yang diterjemahkan disini, menguraikan praktik dharma untuk mencapai Status Tinggi, kebahagiaan duniawi, yang cocok untuk dipraktikkan para perumah tangga
=========================================

Hormat kepada Buddha dan Bodhisattva!

(1) Secara lengkap terbebaskan dari semua kesalahan
Dan dihiasi oleh semua kualitas baik,
Kepada satu-satunya teman bagi semua makhluk,
Sang Maha-tahu, aku memberi hormat

(2) Oh Raja! Supaya engkau dapat mempraktikkan Dharma
Aku akan mengajarkan yang sepenuhnya bajik,
Karena di dalam bejana ajaran sempurna
Praktik - praktik dharma dapat direalisasi

(3) Pertama, latihlah faktor Status Tinggi (abhyudaya)
Kemudian, faktor Kebaikan Tertinggi (naihsreyasa)
Karena setelah taraf status hidupnya meningkat
Secara bertahap Kebaikan Tertinggi akan diraih

<abhyudaya = Meningkat, Yang Tinggi, Kesejahteraan; merujuk pada kelahiran di alam bahagia yaitu alam manusia, dewa, dan setengah-dewa.
naihsreyasa = Yang Terbaik, Kebahagiaan tertinggi; merujuk pada pencapaian nirvana dan kemahatahuan>


(4) Status Tinggi (abhyudaya) adalah kebahagiaan (sukha)
Kebaikan Tertinggi (naihsreyasa)  adalah pembebasan (moksa)
Sumber dari pencapaian kedua hal tersebut, singkatnya
adalah keyakinan (sraddha) dan kebijaksanaan (prajna)

(5) Mempunyai keyakinan, seseorang mengandalkan praktik Dharma,
Mempunyai kebijaksanaan, seseorang mengetahui kebenaran
Dari keduanya, kebijaksanaan adalah yang utama,
tetapi keyakinan lebih dahulu datang [sebagai prasyarat]

(6) Tidak melanggar Dharma Karena keinginan (chanda) ,
kebencian (dvesa), ketakutan (bhaya), dan delusi (moha),
Ia disebut sebagai seorang yang memiliki keyakinan
wadah yang cocok bagi Kebaikan Tertinggi

(7) Siapapun, yang setelah menganalisa dengan baik
Semua perbuatan dari tubuh, ucapan, dan pikiran,
Dengan sadar berbuat untuk manfaat diri sendiri dan orang lain
demikian ini selalu dilakukan, adalah orang bijak

(8) Menghindari pembunuhan; pencurian, dan tidak menginginkan
pasangan orang lain; Tidak berbohong,
tidak berkata memecah-belah, tidak berkata kasar menyakitkan,
dan kata-kata tak bermanfaat

(9) Meninggalkan seluruhnya ketamakan, niat menyakiti,
dan pandangan salah [yang menyangkal hukum karma]
Ini adalah sepuluh jalan perbuatan putih
Sedangkan lawannya adalah sepuluh jalan perbuatan hitam

(10) Menghindari minuman keras, menjalankan penghidupan baik,
tidak menyakiti makhluk lain; memberi dana dengan hormat;
Menghormati yang patut dihormati, dan memiliki cinta kasih (maitri)
Secara singkat, itulah praktik Dharma

(11) Tidak ada praktik dharma dari hanya menyiksa tubuh
Karena metode itu tidaklah meninggalkan perbuatan menyakiti makhluk lain
Dan juga tidak membantu makhluk lain

(12) Tidak menghormati jalan dharma sejati yang agung
Yang mengajarkan kemurahan hati (dana), moralitas (sila), dan kesabaran (ksama)
Dan melakukan penyiksaan diri, mereka tersesat ke jalan salah
dan mengikuti jalan binatang

(13) Tubuh mereka dililit ular beracun klesha
Memasuki hutan samsara yang menakutkan
yang berisi pohon-pohon kelahiran kembali tak terbatas
dan berdiam di dalamnya untuk waktu yang lama

(14) Karena membunuh, usia seseorang menjadi pendek;
Karena menyakiti orang lain, kamu akan menerima penderitaan;
Karena mencuri, kamu akan kekurangan harta;
Karena perilaku seks yang salah, kamu mendapat musuh

(15) Karena berbohong, kamu akan difitnah;
Karena ucapan memecah belah, kamu akan kehilangan teman;
Karena ucapan menyakitkan, kamu akan mendengar kata-kata yang tidak menyenangkan;
Karena ucapan tidak bermanfaat, ucapanmu tidak dihargai

(16) Ketamakan menghancurkan harapan-harapanmu;
Niat jahat menyebabkan ketakutan;
Pandangan salah membawa pada pikiran-pikiran destruktif;
Mengkonsumsi minuman keras membingungkan pikiran

(17) Karena tidak memberi, adalah sebab kemiskinan;
Karena penghidupan yang salah, engkau akan ditipu;
Kesombongan adalah sebab bagi kelahiran [berstatus] rendah
Karena iri hati, menyebabkan kurangnya wibawa

(18) Karena marah, engkau akan mempunyai raut muka yang buruk;
Karena tidak bertanya pada orang bijaksana, engkau tetap bodoh;
Semua akibat yang disebutkan ini muncul di kelahiran sebagai manusia;
tetapi sebelumnya, mereka jatuh ke alam rendah

(19) Hal-hal ini disebut ketidakbajikan (akusala)
Buah akibatnya (vipaka) telah dijelaskan
Sementara semua hal kebajikan (kusala)
Akibatnya adalah kebalikan [dari akibat ketidakbajikan]

(20) Kemelekatan (lobha), kebencian (dveṣā), delusi (moha),
dan tindakan yang mereka hasilkan adalah tak-bajik
Tidak melekat (alobha), tidak membenci (adveṣā), tanpa delusi (amoha),
 dan tindakan yang mereka hasilkan adalah bajik.

(21) Dari ketidakbajikan muncul semua penderitaan 
dan juga semua kelahiran di alam buruk
Dari kebajikan muncul semua kelahiran di alam baik
Dan semua kenikmatan dalam banyak kehidupan

(22) Menghindari apapun ketidakbajikan,
Selalu melakukan kebajikan,
Melalui tubuh, ucapan, pikiran;
Demikianlah dharma dijelaskan dalam dua aspek ini

(23) Dengan Dharma ini kita terbebaskan sepenuhnya
dari kelahiran di neraka, hantu kelaparan, dan binatang.
Menganugerahkan kebahagiaan, kejayaan, dan kekuasaan
di antara para dewa dan manusia

(24) Melalui konsentrasi (dhyana), yang tak terbatas (apramana), dan tanpa-bentuk (arupa);
Seseorang mendapatkan kesenangan sebagai brahma;
Inilah uraian ringkas dari
Dharma Status Tinggi (abhyudaya) dan buahnya

<dhyana = merujuk pada empat dhyana/jhana

apramana = merujuk pada empat tanpa-batas, yaitu

1. cinta kasih / metta /maitri,
2. welas asih /karuna,
3. kesenangan simpatik /mudita,
4. keseimbangan batin / upekkha/ upeksha
arupa = merujuk pada empat tingkat meditasi tanpa bentuk,

1. Ruang tanpa batas / Ākāsānañcāyatana,
2. Kesadaran tanpa batas / Viññāṇañcāyatana,
3. Kekosongan tanpa batas / Ākiñcaññāyatana,
4. bukan persepsi juga bukan bukan-persepsi / Nevasaññānāsaññāyatana >







Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

 

anything