Topik Buddhisme > Meditasi

Perbandingan jhana menurut beberapa guru dan interpretasi

<< < (2/22) > >>

Jerry:
 [at] Peacemind

_/\_
Nanya, kalau ke-5 rintangan tidak muncul dan muncul 5 faktor lainnya? Pikiran yg terpusat, pikiran yg mempertahankan, kegiuran, kebahagiaan dan ketenang-seimbangan. Tapi minus nimitta. Jhana-kah itu?

Trus, nanya lagi, mengapa dalam Jhana sulit utk melihat muncul lenyapnya faktor2 Jhana?

Thanks.

Peacemind:
For Xuvie:

Menurut sumber yang ada, setiap jhana pasti menciptakan nimitta. Selama ini saya belum pernah mendengar bahwa seseorang yang mencapai jhana tidak melihat nimitta. Logikanya begini... pikiran yang berada dalam piti atau kegiuran saja bisa menciptakan nimitta seperti lampu temaram atau putih seperti kabut, apalagi seseorang yang berada dalam jhana. Nimitta dalam Jhana atau piti adalah gambaran batin yang tercipta ketika pikiran yang bebas dari lima rintangan batin (pañcanivaraṇā). Gambaran batin ini merupakan manifestasi pikiran semacam demikian.

Menurut beberapa guru meditasi, dikatakn bahwa dalam Jhana, pikiran begitu terserap pada dan menyatu dengan obyek sehingga pikiran tidak akan mampu melihat muncul dan lenyapnya fenomena. Jhana bisa diumpamakn seperti ketika mata tertutup oleh obyek sehingga tidak akan melihat obyek itu sendiri, sedangkn vipassana adalh seperti mata yang melihat obyek dari jarak yang sesuai.

Thanks.

Jerry:
 [at]  Peacemind

Nanya lagi, apakah nimitta itu termasuk jenis pikiran, seperti, mungkin pikiran yg kusala? Dalam banyak Sutta menjelaskan soal Jhana, tampaknya Sang Buddha tidak mengatakan mengenai nimitta melainkan hanya ttg pikiran yg diarahkan, pikiran yg dipertahankan, kegiuran, kebahagiaan dan ketenang-seimbangan sebagai faktor Jhana. Boleh tau acuan sumbernya? Utk cross-check dan sekedar referensi tambahan. Thanks..

Keadaan terserap demikian apakah terjadi pada semua tingkatan Jhana? Saat pikiran terserap dan menyatu dengan objek, apakah itu berarti pikiran tidak memiliki sati? Maaf banyak nanya.. Makasih :)

mettacittena
_/\_

Peacemind:
For Xuvie:

Nimitta termasuk kondisi mental namun lebih mengacu kepada obyek batin. Nimitta hanya  salah satu persepsi (saññā) di antara  persepsi2 yang tak terhitung jumlahnya. Karena semata-mata hanya sebuah obyek batin, nimitta tidak berpikir.

Dalam banyak sutta, istilah nimitta banyak ditemukan namun bukan nimitta yang kita bahas dalam arti jhananimitta. Akan tetapi, ada satu sutta bernama Upakkilesasutta dari Majjhimanikāya yang menyebutkan pengalamn Sang Buddha sewaktu beliau masih sebgai seorang Bodhisatta. Beliau menceritakan bahwa pada saat melatih meditasi, beliau sering melihat cahaya (obhāsa). Di sini, obhasa merupakan salah satu nimitta yang sering timbul pada seorang praktisi meditasi.

Mengenai nimitta dalam meditasi telah dijelaskan dengan jelas dalam Visudhimagga. Meskipun nimitta dalam Jhana bisa ditemukan secara detil dan jelas hanya dalam kitab komentar, kita hendaknya menerima kebenarannya sebab nimitta masih bisa dialami oleh para praktisi meditasi sampai sekarang ini.

Menimbang khotbah2 Sang Buddha mengenai Jhana, keadaan terserap terjadi disetiap jhana. Dalam bahasa Pāli, samādhi bisa diartikan sebgai (pikiran) yang terserap. Sementara itu, semua jhana dikategorikan sebagai samādhi.

Banyak orang beranggapan bahwa dalam jhana, seseorang tidak memiliki sati karena pikirannya begitu terserap dan terpusat kepada obyek. Namun jika kita meneliti khotbah2 yang Sang Buddha, seseorang yang ingin mencapai jhana ia harus mengembangkn 5 kekuatan (pañcabala) yang mana salah satunya adalah satibala (kekuatan kesadaran). Di sini bisa disimpulkan bahwa dalam Jhana, seseorang justru memiliki sati yang sangat tajam. Oleh karena itu, seorang yang mencapai jhana ke-tiga dikatakn sebagai seseorang yang hidup tenang, penuh kesadaran dan bahagia (upekkhako satimā  sukhavihārī). Kata satimā bermakna sebgai seseorang yang memiliki kesadaran. Dalam jhana ke-tiga ini, seseorang juga dikatakn mengalami kebahagiaan badan jasmani dengan penuh kesadaran dan mengetahui secara total ( sato  ca  sampajāno  sukhañca  kāyena  paṭisaṃvedeyya) - Sallekhasutta dari Majjhimanikāya. Beberapa fakta ini menunjukkan bahwa sati masih ada dalam jhana. Hanya perlu diingat di sini bahwa sati dalam jhana hanya melingkupi  pengalamn pencerapan (absorbtion) itu sendiri dan tidak bisa melihat bentuk2 batin lain seperti halnya dalm Vipassana yang memiliki berbagai macam obyek yang selalu bergantian.

Be happy.

Sumedho:
 [at] PeaceMind:

IMO, jhananimitta dalam bentuk cahaya adalah sesuatu yg relatif tergantung pada kecenderungan orangnya sendiri dan tidak bisa dipukul rata semua jhana harus ada nimitta cahaya.

saya sampai sekarang memang belum pernah menemukan referensi jhana dalam sutta yg mengharuskan ada nimitta. Kebetulan mungkin buddhaghosa memiliki pengalaman demikian sehingga tertuang dalam visudhimagga tetapi itu bukan menjadi kemutlakan, jika itu sebuah "faktor" dalam jhana tentu sang buddha tidak akan melewatkan itu.

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

[*] Previous page

Go to full version