//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - xenocross

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 79
91
Di Sàvatthi.
“Para bhikkhu, samsàra ini adalah tanpa awal yang dapat ditemukan…. Titik pertama tidak terlihat oleh makhluk-makhluk yang berkelana dan mengembara karena terhalangi oleh kebodohan dan terbelenggu oleh keinginan.
Kapan saja kalian melihat seseorang dalam kebahagiaan dan keberuntungan, kalian dapat menyimpulkan:

‘Kami juga telah mengalami hal yang sama dalam perjalanan panjang ini.’
Karena alasan apakah?
Karena, para bhikkhu, samsàra ini adalah tanpa awal yang dapat ditemukan…. Cukup untuk mengalami kejijikkan terhadap segala bentukan, cukup untuk menjadi bosan terhadapnya, cukup untuk terbebaskan darinya.”

SN 15.12

92
“Timbunan tulang-belulang yang ditinggalkan oleh seseorang
Dengan berlalunya satu kappa
Akan membentuk tumpukan sebesar gunung
Demikianlah dikatakan oleh Sang Bijaksana.
Ini dikatakan sebagai sebanyak
Dan setinggi Gunung Vepulla
Yang berdiri di utara Gunung Nasar
Di barisan pegunungan di Magadha.

“Tetapi ketika seseorang melihat dengan kebijaksanaan benar
Kebenaran para mulia –Penderitaan dan asal-mulanya,
Penanggulangan penderitaan,
Dan Jalan Mulia Berunsur Delapan
Yang menuju pada penenangan penderitaan
–Maka orang itu, setelah mengembara
Selama paling banyak tujuh kali lagi,
Mengakhiri penderitaan
Dengan menghancurkan segala belenggu.”

SN 15.10

93
Sungguh sulit untuk dapat terlahir sebagai manusia, sungguh sulit untuk dapat bertahan hidup, sungguh sulit untuk dapat mendengarkan Dhamma, sungguh jarang terjadi kelahiran para Buddha.

(Dhammapada 182)


"Sulit untuk tahu dengan pasti, Sang Bhagava, berapa lama Sang Bhagava akan hidup atau berapa lama saya akan hidup. Ajarilah saya Dhamma, Sang Bhagava; Ajarilah saya Dhamma, Sugata, demi kebaikan dan kebahagiaan saya sendiri untuk waktu yang lama".
(Bahiya Sutta)


Dalam Saṁyutta Nikāya (Opammasaṁyutta), Sang Buddha waktu itu berdiam di Savathi pernah memberikan perumpamaan sebagai berikut; Sang Bhagava mengambil sedikit tanah dengan kuku jarinya, dan Beliau berkata: “O para bhikkhu, bagaimana pendapatmu, mana yang lebih banyak, tanah yang ada di kuku jari saya ini atau tanah yang ada di bumi ini?”
“Tanah yang ada di bumi inilah yang lebih banyak, bhante. Sedangkan tanah yang ada di kuku Sang Bhagava jauh lebih sedikit dan tidak ada artinya. Tanah yang ada di bumi ini jauh lebih banyak, tidak dapat dihitung, tidak layak dibandingkan.”
“Demikian juga O para bhikkhu, makhluk-makhluk yang terlahir kembali sebagai manusia sangatlah sedikit jumlahnya. Sedangkan makhluk-makhluk yang terlahir sebagai bukan manusia jauh lebih banyak. Oleh karena itu O para bhikkhu, kalian seharusnya melatih diri demikian: ‘kami akan berdiam dan berlatih dengan rajin, demikianlah seharusnya kalian melatih diri”

SN 20.2 Nakkhasikkha Sutta


24. “Misalkan seseorang melemparkan sebuah gandar berlubang satu ke laut, dan angin timur meniupnya ke barat, dan angin barat meniupnya ke timur, dan angin utara meniupnya ke selatan, dan angin selatan meniupnya ke utara. Misalkan ada seekor kura-kura buta yang muncul ke permukaan setiap satu abad sekali. Bagaimana menurutmu, Para bhikkhu? Dapatkah kura-kura buta itu memasukkan lehernya ke dalam gandar berlubang satu itu?”

“Dapat, Yang Mulia, pada suatu saat atau diakhir suatu masa yang lama.”

“Para bhikkhu, kura-kura buta itu dapat memasukkan lehernya ke dalam gandar berlubang satu itu lebih cepat daripada seorang dungu, yang begitu terlahir di alam sengsara, dapat memperoleh kondisi manusianya kembali, Aku katakan. Mengapakah? Karena tidak ada praktik Dhamma di sana, tidak ada praktik kebenaran, tidak melakukan apa yang bermanfaat, tidak ada pelaksanaan kebajikan. Di sana hanya ada saling memangsa, dan pembantaian pada yang lemah.

129 Bālapaṇḍita Sutta Orang Dungu dan Orang Bijaksana

94
Tibetan / Re: Praktik Purifikasi 35 Buddha Pengakuan
« on: 28 January 2015, 12:44:58 AM »
karena kalau sudah 105.... tanggung. Jadi biar angka cantik 108, Buddha terakhir ditambah 3x lagi
Kalau sudah pernah ikut retret harusnya tahu ya. Aku kira belum pernah jadi ga dijelasin rinci

Sebenarnya gak ada aturan baku harus berapa, tapi biar enak hitungnya, tiap 1 set namaskara 108x

Bukan terlahir di alam rendah, tetapi , kita cepat2 bangun dari menyentuh tanah, itu melambangkan semangat kita untuk cepat2 keluar dari penderitaan alam rendah itu. Kalau males2an diam di tanah, itu merefleksikan kemalasan kita..... dan kalau males ya bakal lahir di alam rendah karena kurangnya usaha dalam kebajikan itu. Jadi itu melatih sikap mental

95
Tibetan / Re: Altar Buddha Sakyamuni dan Ladang kebajikan
« on: 28 January 2015, 12:40:35 AM »
karena lebih praktis..... tangan kanan menuang air, tangan kiri memegang tumpukan mangkok....

96
Tibetan / Re: Praktik Purifikasi 35 Buddha Pengakuan
« on: 27 January 2015, 01:19:42 AM »
untuk jumlah namaskara tiap buddhanya berapa kali ya? apakah boleh namaskara pendek? kalau cara namaskara panjang bagaimana? apakah jika salah dalam namaskara dapat terlahir di alam rendah?

terserah..... ada yg 7x untuk 35 Buddha, ada 35x untuk 35 Buddha, ada juga yg 105x untuk 35 Buddha
Sekuatnya aja

Boleh namaskara pendek, panjang, dan sampai seluruh badan menyentuh tanah.... terserah
Hanya saja dikatakan yang paling besar kebajikannya adalah namaskara panjang sampai seluruh tubuh
Kalau salah.... gak apa apa, kalau salah ya perbaiki. Gak usah takut ini itu

97
Tibetan / Re: Altar Buddha Sakyamuni dan Ladang kebajikan
« on: 27 January 2015, 01:13:31 AM »
Apakah boleh kalau mau membuat altar tibetan gambar sakyamuni diatas terus dibawahnya ladang kebajikan?
boleh

kalau meja untuk offeringnya lebih rendah dr tempat tidur apakah boleh? dikarenakan keterbatasan tempat.
boleh

Untuk offering air itu cara nya bagaimana? harus mulai dari kanan?
biasa dari kanan.... tapi dari kiri juga ga masalah.... dituang airnya dari mangkok ke mangkok, pernah liat gak?

Untuk offering biasa seperti buah apakah boleh menggunakan piring merah yang biasa digunakan di vihara/kelenteng?
boleh

kenapa di tibetan menggunakan pelita warna putih, apakah boleh warna merah?
karena yang dijual murah di ace hardware itu warna putih

jika pelita nya tidak ada ditaro ditempat pelita tapi langsung di meja apakah boleh?
boleh, tapi mending pakai sesuatu, takutnya kebakaran


98
Meditasi / Re: apa artinya cuplikan sutrahati ini
« on: 14 January 2015, 06:37:39 PM »
tahu kan, pancaskandha / lima kelompok kemelekatan:
tubuh (rupa), perasaan (vedana), pencerapan (sajna), bentuk pikiran (samskhara), dan kesadaran (vijnana)

Semuanya itu sunya (kosong), tetapi walaupun kosong tetapi ada pancaskandha

99
arahkan kursor mouse ke atas...... akan muncul menu...

100
iya, run setup, install ke folder

nah dari folder itu bisa dijalankan. Bahkan kalau folder itu di dalam flashdisk

Jadi kalau mau pakai komputer lain tinggal bawa flashdisk itu dan jalankan dari flashdisk

101
ada aplikasi yang bisa didonlod dan dijalankan di windows
http://quizboxes.com/

tidak perlu install, asal ada folder bisa jalan. Bisa disimpan di flashdisk dan dijalankan darisitu

Ini permainan quiz, pertanyaannya bisa diedit sendiri. Poin 200 - 1000 disesuaikan dengan tingkat kesulitan
Sangat seru dan cocok untuk permainan group

102
Sekali lagi, yang jadi perbedaan sebelumnya di sini adalah anggapan bahwa nama-nama itu hanya seperti klasifikasi dalam biologi saja, tidak ada hubungannya dengan sosok lokapala dari catummaharajika, yang mana tentu saja tidak bisa dilanjutkan diskusinya.

Jika dikatakan itu adalah seperti dalam legenda (baik India maupun China) yang melibatkan makhluk supranatural, saya sepaham. Dan memang tampaknya masuk akal logikanya jika kita mengarahkan metta pada mereka, maka lokapala dan para pengikutnya akan membalas sikap tanpa permusuhan itu dan melindungi kita dari binatang-binatang (yang mereka kuasai tersebut).

Memang itu yang saya perlukan. Thanks buat infonya. :)


Saya baru dapat info belum lama ini, dan setelah saya cek ternyata benar
Ada bagian dari Khanda Paritta yang paralel dengan Mahamayuri Vidyarajni Sutra , tentang 4 suku ular
Just info


104
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 17 December 2014, 09:15:30 AM »
Kurang tahu. Ini juga kebetulan dapat, karena kayaknya seru juga kalau ternyata tanda tanda alam , gempa yang ada waktu Siddharta lahir dan Buddha parinibbana itu dapat dilihat di belahan dunia lain.
dan tiongkok memang terkenal suka mencatat kejadian sejarah jadi masih masuk akal

105
Buddhisme Awal / Re: Tahun Wafat Buddha
« on: 16 December 2014, 08:49:35 PM »
Ini dari catatan mistik tiongkok

In the Eastern Han, during the third year of the Yung ping reign period (a.d. 62), Emperor Ming dreamed that a golden man with a halo of light above his head flew into the imperial palace. The next day he asked his cabinet ministers about the dream, and an astrologer named Fu Yi said to the emperor, have heard that in India there was a holy sage whom people called Buddha. Your dream, Your Majesty, is certainly of the Buddha. " At that time a scholar named Wang Zun also told the emperor, about a book was written in the Zhou Dynasty called Records of Strange Events (Yi Ji). That book states that when the Buddha was born in the Zhou Dynasty during the twenty-sixth year of the reign of King Zhao (around 1024 b.c.), the creeks and rivers overflowed their banks, the entire earth quaked, and a five-colored auspicious light pierced the heavens. At that time there was an astrologer and diviner named Su You . He consulted the I Ching [Book of Changes] and got the hexagram qian, nine in the fifth place, lying dragon in the heavens. ' Su You ascertained that a great sage had been born in India who would transmit a teaching that would come to China after a thousand years.

Then King Zhao of Zhou ordered that the details of the event be carved in stone and recorded. He then buried the stone at a certain spot south of the city, to wait and see if the event would actually occur--to see if a thousand years hence the Buddhadharma would actually be transmitted to China.

Later in the Zhou Dynasty, during the reign of King Mu (1001 946 b.c.), there was a massive earthquake that shook heaven and earth. A white rainbow with twelve rays was seen extending across the sun. Rainbows are mentioned in the Shurangama Sutra. This was a white rainbow which seemed to arch across the sun during the daytime. This rainbow appeared just as the Buddha was about to enter Nirvana. Although India was far from China, the Chinese were aware of what was happening. The Buddha appearance in the world was no chance event. When the Buddha was born in India, all the creeks and rivers overflowed their banks in China. There were floods, and the entire earth quaked. When the Buddha entered Nirvana, a white rainbow with twelve rays arched across the sun. Around this time another astrologer named Hu Duo used the I Ching to consult the hexagrams. He concluded, great sage from the West has left the world. During the Zhou Dynasty, in the twenty-sixth year of the reign of King Zhao (around 1024 b.c.), this great sage was born in India, and now he has entered Nirvana. " Despite their distance, the Chinese knew about these events that happened in India. In China there were diviners who could predict such events accurately.

http://online.sfsu.edu/rone/Buddhism/BTTStexts/S42%20Introductory%20Sections.htm

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8 9 10 11 12 13 14 ... 79
anything