//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - xenocross

Pages: 1 ... 69 70 71 72 73 74 75 [76] 77 78 79
1126
Theravada / Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« on: 01 January 2009, 02:24:33 PM »
MAHA GOVINDA SUTTA

(Sumber : Sutta Pitaka Digha Nikaya II,
Oleh : Team Penterjemah Kitab Suci Sutta Pitaka,
Penerbit : BPB Aryasuryacandra, 1991)

..................
Bhante, kemudian para dewa tertentu berkata : "O ! Andai kata ada Empat Samma Sambuddha muncul di dunia dan mengajarkan Dhamma seperti Sang Bhagava ! Mereka akan menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia."
'Dan para dewa tertentu lain berkata : "Cukup, apabila ada tiga Samma Sambuddha yang muncul di dunia."
'Dan para dewa tertentu lain berkata : "Cukup, apabila ada Samma Sambuddha dua yang muncul di dunia dan mengajarkan Dhamma seperti Sang Bhagava ! Mereka akan menyebabkan kebahagiaan orang banyak, kesejahteraan orang banyak, demi kasih sayang kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia."

# Kemudian Raja Dewa Sakka berkata kepada para dewa Tavatimsa :
"Kawan-kawan tidak akan pernah dan tidak mungkin dalam satu tata surya (lokadhatu) ada dua arahat samma sambuddha muncul bersama-sama, hal ini tidak pernah ada di masa yang lampau maupun di masa yang akan datang. Hal ini tidak akan pernah terjadi. O, Kawan-kawan, namun, bila Sang Bhagava dapat hidup umur panjang, bebas dari penyakit dan kesakitan, hal ini yang dapat menyebabkan kesejahteraan orang banyak, kebahagiaan orang banyak, karena kasih sayang-Nya kepada dunia, untuk kemajuan, kesejahteraan dan kebahagiaan para dewa dan manusia !"
........................

1127
Kalo belum kerja ga usah punya npwp kan?

1128
Theravada / Re: tolong tanya kepada yg mengerti dan senior ....
« on: 01 January 2009, 08:18:48 AM »
Riwayat Agung Para Buddha

misal bung tula kan pernah belajar konsep anatta, tapi belum cerah toh?
Karena tahu harus dimeditasikan dulu. Kalau ga dimeditasikan? Selamanya ga cerah-cerah kan?
Bodhisattva melengkapi paramita kebijaksanaan bagian pemahaman konsep anatta ini yg ditunda-tunda. Ya, berhubung kebijaksanaannya berkembang terus, ada resiko dia menyadari anatta cuma karena mendengar dhamma dari Buddha-Buddha. Makanya di Buddhavamsa ga pernah tercatat dia dengerin dhamma kan? KArena secara insting bodhisattva menghindari mendengar dhamma sebelum waktunya tepat.

Addhitana itu tekad

1129
Buddhisme untuk Pemula / Re: apa yg dilakukan jika diajak debat agama?
« on: 31 December 2008, 10:47:17 PM »
saya tidak berani dibacok golok, kan bukan sutta yg bohong, tapi saya yg belum sempurna melatih metta...

1130
Buddhisme untuk Pemula / Re: apa yg dilakukan jika diajak debat agama?
« on: 31 December 2008, 01:46:56 PM »
hehe. iya sih yg lebih bener jangan ditangapin
Tapi saya sering tergoda untuk menanggapi, apalagi kalau sudah tahu semua bantahan terhadap argumen mereka...

1131
Mahayana / Re: Filosofi Middle Way Nagarjuna
« on: 31 December 2008, 10:44:21 AM »

> Sesuatu yang berdiri sendiri (tanpa sebab) tak dapat dihasilkan
> Dan hasil yang diakibatkan sesuatu yang tidak ada adalah seperti bunga
> (yang tumbuh)di angkasa
> Karena terdapat kesalahan pada kedua hal ini
> Maka tidak mungkin ada hasil dari keduanya
>
> Fenomena tidak dihasilkan dari dirinya sendiri
> Maupun dari fenomena lain (yang berdiri sendiri), ataupun oleh keduanya,
> ataupun tanpa penyebab
> Oleh karena itu mereka tidak mempunyai keberadaan yang sejati.


Disini diberikan 4 pandangan yang berbeda dari ajaran Buddha tentang asal-usul fenomena. Ada 4 pandangan yang dimiliki oleh aliran lain (termasuk zaman sekarang)
1. Fenomena mempunyai keberadaan yang inheren (berdiri sendiri)
2. Fenomena dihasilkan oleh fenomena lain yg mempunyai keberadaan inheren.
3. Fenomena dihasilkan oleh gabungan 2 fenomena di atas
4. Fenomena dihasilkan tanpa sebab.

Kita bahas kenapa secara logika 4 pandangan ini salah

1. Self-Sufficient, inherent,self- causation phenomena

Mari kita panggil fenomena pertama ini namanya si A.
A berdiri sendiri. A menyebabkan dirinya sendiri. A adalah sebab sekaligus akibat.
A tiba-tiba muncul begitu saja tanpa sebab lain, kecuali dirinya sendiri.
A --->A     A (sebab) menghasilkan A (akibat)
Kalau ini terjadi, berarti A sebab dan A akibat muncul pada waktu yang sama.
Muncul pertanyaan, kalau A akibat sudah ada, kenapa harus dihasilkan lagi?
Kalau A sebab menghasilkan A akibat, padahal pada saat yg sama sudah ada A akibat, akan ada dua A akibat yang identik!
Karena A adalah sebab sekaligus akibat, A akan terus menerus menciptakan diri sendiri
 A sebab ------> A akibat = A sebab ----------> A akibat ---> A akibat .......
Pusing kan? Gak mungkin kan?

The first, self- causation, is exemplified by the Vedic tradition of asserting the reality of the immutable Universal Soul, atman. Briefly, this declares all effects to be inherent in their cause, which cause is in every case some form of the eternal atman.

FOOTNOTE: cf. David J. Kalupahana, Causality: The Central Philosophy of Buddhism (Honolulu: The University of Hawaii Press, 1975), 6-15 A problem with self- causation is that the effect must be inherent in the cause. If so, then nothing new has occurred or come to be.

"The Madhyamaka says that, if in fact cause and effect are identical, then having bought cottonseed with the price one would pay for cloth, one ought to be able to clothe oneself with it. The idea that cause and effect are identical thus leads to absurdity. If cause and effect are identical, then there would be no difference between father and son, and also no difference between food and excrement."
Peter D Santina, CHAPTER EIGHTEEN The Philosophy of the Middle Way.


Nagarjuna's Seventy Stanzas on Emptiness:
Moreover, a cause is not justified in the three times. It may be asked how? First, if it is supposed that the cause is prior (to the effect), of what is it the cause? Yet, if it is supposed that (the cause is) subsequent (to the effect), then what need is there for the cause, as the effect is already complete? Yet (again) if it is supposed that the cause and effect are simultaneous, then among the cause and the effect which originate simultaneously, which is the cause of which and which is the effect of which? Thus, in all the three times, a cause is not justified.



2. Fenomena disebabkan oleh fenomena external lain yg berdiri sendiri

Mari kita panggil fenomena kedua ini namanya si B.
B muncul sebagai hasil dari A (yg sudah ada di atas)
Nah lho! Bukannya sudah jelas si A --> A?  Kenapa bisa A ----> B?
A adalah fenomena yg berdiri sendiri, ada tanpa melalui proses, berarti dia statis dan tidak berproses. Sifat A adalah permanen. Kalau dia mau menghasilkan yg lain, dia harus berubah. Tapi A tidak mampu berubah. Jadi tidak mungkin B dapat dihasilkan.
Dan lagi, A sudah dijelaskan tidak ada, jadi B tidak mungkin ada

Alasan lain adalah bahwa A dan B mempunyai sifat yg berbeda. Apa bisa tikus menghasilkan gajah?

Atau karena A, tanpa pengaruh fenomena lain, dapat menghasilkan B, maka dikatakan B secara intrinsik ada dalam A/ sifat B ada dalam A.
Hal ini sama saja mengatakan bahwa biji pohon sebesar pohon, atau biji pohon seberat pohon yg sudah besar.
Biji pohon menjadi pohon tergantung oleh sebab2 lain.

Other- or external- causation declares all change to be produced by some form of a deus ex machina, such as God, fate, or a deterministic self- nature.

FOOTNOTE: ibid., 5 A problem with other-causation is that if cause and effect are different then the relation is lost, and, for example, fire could be produced from water.

"In the case of the second alternative--that cause and effect are different--anything could originate from anything else, because all phenomena are equally different. Hence a stalk of rice might just as easily originate from a piece of coal as from a grain of rice, for there would be no connection between a stalk of rice and a grain of rice, and a piece of coal and a grain of rice would have the same relationship of difference to a stalk of rice. Thus the notion that cause and effect are absolutely different is an intrinsically absurd idea."
Peter D Santina



3. Fenomena dihasilkan oleh gabungan 2 fenomena di atas

Kita panggil dia si C.      A + B -----> C

Kan A dan B tidak ada? Berarti C tidak ada !

A third type of causal theory advocated by some schools is basically a combination of the self- and other-causation. The problem with this is that both of the above two problems are compounded.

"The third alternative--that cause and effect are both identical and different--is no more acceptable, and suffers from two faults. First, both the argument that refuted the identity of cause and effect and the argument that refuted the difference of cause and effect are applicable to the third alternative as well. The argument refuting the identity of cause and effect is applicable insofar as cause and effect are identical, and the argument refuting their difference is applicable insofar as cause and effect are different. We really have no new proposition in the case of the third alternative. Second, the third alternative is faulty because of the law of contradiction: no phenomenon can have contradictory characteristics. An entity cannot be both existent and nonexistent at once, just as one entity cannot be both red and not red at the same time."
Peter D Santina


4. Fenomena ada tanpa sebab.

__________  -----> D

Dari ga ada apa apa tiba tiba ada.... :o

The final option is that neither self- nor other-causation operates, which position is in effect an indeterminism that denies all causation. If anything were to emerge ever, anywhere, then everything could emerge at all times, everywhere.

Finally, the fourth alternative--the idea that phenomena originate without cause--is rejected by appeal to common experience. For instance, if we set a kettle of water on a lighted stove, the water will boil, but if we set it on a block of ice, it won't. Hence Madhyamaka philosophy concludes that causality according to any one of these four alternatives--from self, from other, from both, and without cause--is impossible. This is the Madhyamaka critique of causality.
Peter D Santina



the Buddha taught that there is no substantial essence underlying and supporting the manifest world.

FOOTNOTE: The reader's attention is called to the etymology of the word "substantial:" the Latin roots are sub = "under" + stare = "to stand." A "substance" is that which stands under something and provides the ground of being for it. The abiding soul and/or an absolute God posited by some schools of thought is, by definition, not dependent upon any element of the world for its existence, and the Buddha's philosophy holds that anything that is not dependent cannot be real. It would either transcend or precede existence, and thus could not exist. Notwithstanding, the mass of humanity perceives and believes in the real existence of the world, all the elements contained therein, and the characteristics of and relations between these elements. Nagarjuna devotes the majority of his sections to an analysis of these aspects of the putative world, such as cause-and-effect, the senses, action, and time. Following this, he examines the Buddha's teachings themselves, focusing on the nature of the enlightened being, the Noble Path, enlightenment itself, and dependent arising.


Referensi:
Nagarjuna's MulaMadhyamaKarika (Foundation Stanzas of Middle Way)
Nagarjuna's Seventy Stanzas on Emptiness
Atisha's Bodhipathapradipam (Lamp of the Path to Enlightenment)
Pabhongka Rinpoche's "Liberation in Your Hands" Part 3

casuality and emptiness: The Wisdom of Nagarjuna
Dr Peter Della Santina. Ebook Buddhanet

BUDDHISM IN FORTY-EIGHT CHAPTERS : An Introduction to the Major Traditions of Buddhism. Dr Peter Della Santina
http://www.angelfire.com/electronic/bodhidharma/buddhism.html
Thinking in Buddhism:Nagarjuna's Middle Way
http://bahai-library.com/personal/jw/other.pubs/nagarjuna/nag05.html#RTFToC15

Public Teaching Dagpo Rinpoche yg saya ikuti dan diskusi-diskusi yg dilakukan bersama teman-teman sedharma.

Semoga bermanfaat menambah kebijaksanaan.

1132
Mahayana / Filosofi Middle Way Nagarjuna
« on: 31 December 2008, 10:40:03 AM »
Ini saya tulis sebagai catatan biar ga lupa dan ga bingung.
Kemarin bahannya didapat dari Public Teaching, terus diresearch lagi... makin pusing. Kalau ada yg bisa menjelaskan lagi, saya sangat berterima kasih

1133
Sepertinya banyak kerancuan mengenai apa yg disebut ajaran Buddha dan yang mana murid Buddha yg sejati. Saya coba jelaskan sedikit dari apa yg pernah saya pelajari

Ajaran Buddha pasti :
Tidak ada Tuhan Pencipta
Ada 4 Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia beruas 8
Tiga Corak universal (Anicca, Dukkha, Anatta)
Ada Paticcasamupada (Hukum sebab akibat yg saling bergantungan - dengan 12 mata rantai)
Mempercayai Hukum Karma dan Tumimbal Lahir
Mempercayai 31 alam
Praktek Sila Samadhi Panna
Bertujuan mencapai Nibbana/Nirvana
Mengakui Buddha Gautama/Sakyamuni sebagai penemu Buddha Dhamma

Kalau ada kawan dari Maitreya, coba cek, apakah dalam aliran Maitreya ada semua hal di atas, atau hanya sebagian saja? Berhubung bagian ini sudah banyak dibahas, saya akan lanjut ke kriteria menjadi Buddhis

Buddhis = pengikut Buddha/ Murid Buddha/ Orang yg mengadopsi Ajaran Buddha sebagai pedoman hidup

Apakah umat aliran Maitreya termasuk Buddhis?

Umat Maitreya berargumen bahwa karena mereka berbuat baik dan tidak berbuat jahat, sesuai dengan inti ajaran Buddha Sakyamuni, maka mereka adalah Buddhis, umat Buddha.
Mengenai pendapat bahwa karena aliran ini baik dan bermanfaat bagi masyarakat, jadi boleh saja mengaku agama Buddha, hal ini saya rasa salah besar. Memang ajaran Buddha boleh dipelajari siapa saja, tanpa ada rahasia, dan kita tidak boleh memonopolinya. Tapi mempelajari ajaran Buddha dan menjadi pengikut Buddha ada perbedaannya.

Ada orang baik sekali, mengikuti ajaran yang sangat baik, menganjurkan umatnya berbuat baik, suka menolong orang, dll. Lebih baik daripada umat Buddha. Ibaratnya dia praktek Dhamma lebih tinggi dari umat Buddha. Tapi memang dia tidak pernah kenal siapa Siddharta Gautama. Yang dia kenal adalah Mr. Y dari Agama K, dan dia tiap minggu ke Ger*j*. Apakah dia Buddhist? Murid Buddha? Tentunya dia akan marah anda katakan dia murid Buddha. Dia kan murid Mr. Y!
"Dia adalah umat agama lain yang hidupnya sesuai dhamma yg diajarkan Buddha. Tapi dia bukan Buddhist"

Ada lagi orang yg baik juga, dan dia kenal Siddharta Gautama. Banyak inspirasi yang diperolehnya ketika mempelajari riwayat Siddharta maupun ajarannya. Dia mengambil beberapa filosofi hidupnya dari ajaran Buddha. Tapi beberapa aspek dia tidak percaya dan tidak diambil. Dia adalah pengagum Buddha. Tapi dia Shalat 5 waktu dan pergi naik haji. Apakah dia murid Buddha? Bukan, dia akan menolak sebutan tersebut. Dia kan cuma penggemar, katanya. Buddha itu dianggapnya figur tokoh sejarah sama seperti Gandhi, Washington, Soekarno, dll yang bisa diambil teladannya.
"Dia adalah pengagum Buddha, tapi bukan murid Buddha"

Aliran Maitreya beralasan bahwa konsep reinkarnasi dan karma ada dalam aliran mereka, sama seperti di agama Buddha. Terlebih lagi mereka belakangan ini menambahkan Buddha Sakyamuni dan Guan Yin di altar mereka. Di altar Vihara juga ada rupang Buddha Sakyamuni dan Guan Yin (avalokitesvara). Apalagi di vihara Mahayana, rupang Maitreya bentuknya sangat mirip dengan rupang Maitreya di aliran Maitreya. Jadi mereka adalah Buddhis aliran Mahayana, iya dong? Coba kita bandingkan dengan contoh berikut:

Di dalam beberapa aliran Hindu, Buddha disembah sebagai titisan dewa Vishnu yang turun ke dunia. Mereka memuja rupang Buddha Gautama. Mereka mempercayai reinkarnasi dan Karma. Mereka baik-baik orangnya. Belakangan ini mereka juga mengambil beberapa aspek - aspek ajaran Buddha yang mereka suka. Beberapa konsep utama Hindu berkembang menjadi sangat mirip dengan konsep utama ajaran Buddha, walau masih ada perbedaan mendasar. Apakah orang-orang ini Buddhis? Bukan, mereka adalah
 "Penganut Hindu yang mendewakan Buddha"

Jadi walaupun aliran Maitreya punya dewa yg sama, ajaran yg sedikit mirip, belum tentu Buddhis.

Apa kriteria seseorang disebut Buddhis?
Ia berlindung kepada Tiga Permata (Triratna)

Ia berlindung kepada Buddha.
Ia berlindung kepada Dhamma
Ia berlindung kepada Sangha

Berlindung kepada Buddha, berarti mengangkat Buddha sebagai guru yang tertinggi, dan menyerahkan hidup kita kepada Buddha.
Kita mempercayai Buddha sebagai dokter, kita adalah orang sakit, Buddha dapat mendiagnosa penyakit kita dan memberi cara-cara penyembuhan.
Kita menganggap Buddha sebagai penunjuk jalan, orang yang pernah pergi dan kembali dari tempat tujuan.
Kita melihat Buddha sebagai teladan bahwa kita pun bisa menjadi seperti Dia, mencapai nibbana. Secara implisit, "Aku berlindung pada Buddha" artinya "Aku pergi menuju keBuddhaan" Disini dapat diartikan seseorang berlindung pada bakal Buddha dalam dirinya sendiri.

Dhamma adalah perlindungan yang sesungguhnya. Dhamma adalah ajaran Buddha, yg jika dipraktekkan akan membawa menuju pembebasan, nibbana, kebahagiaan.
Kita menganggap Dhamma sebagai obat yg diberikan dokter, sebagai peta penunjuk jalan, dan sebagai rakit untuk menyebrang.
Dhamma disini juga dapat diartikan sebagai hasil pencapaian praktek spiritual

Sangha adalah pembimbing. Komunitas bagi kita dalam perjalanan spiritual. Teman yg lebih berpengalaman dalam perjalanan. Suster yg membantu dokter dalam merawat. Penjaga Dhamma.
Sangha secara umum berarti komunitas para makhluk yang mempraktekkan Dhamma. Mereka terdiri dari makhluk biasa, Biksu/Biksuni/ Para Arya/ dan Bodhisattva.


Sejak zaman Buddha Gautama masih hidup sampai sekarang, seseorang resmi menjadi Buddhis setelah mengucapkan 3 kalimat
Aku berlindung pada Buddha
Aku berlindung pada Dhamma
Aku berlindung pada Sangha

Atau kata-kata yg artinya sama, yg berbeda sesuai tradisi. Tetapi intinya sama, mengambil perlindungan pada Triratna. Apakah hal ini dilakukan melalui upacara resmi [visudhi], atau dilakukan di depan altar di tempat sepi, sama saja. Yang penting adalah pikiran orang tersebut yg menyadari bahwa dia mengambil perlindungan dengan pandangan terhadap Triratna yg tepat seperti sudah dijelaskan sebelumnya.

Setelahnya, seorang Buddhis wajib mengambil minimal 1, dari 5 sila. Biasanya Buddhis mengambil semuanya. Pancasila Buddhis adalah:
1. latihan tidak membunuh
2. latihan tidak mencuri
3. latihan tidak melakukan perbuatan asusila
4. latihan tidak berbohong
5. latihan tidak mengkonsumsi benda yang membuat ketagihan

Inilah syarat menjadi seorang Buddhis, yang sama di semua aliran Theravada, Mahayana, dan Tantrayana.

Syarat menjadi aliran Mahayana
Apa yg membedakan aliran Theravada dan Mahayana? (Tantrayana termasuk subbagian dari Mahayana)
Mahayana mengenal Bodhicitta. http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=7456.0
Bodhicitta adalah batin pencerahan
Merujuk pada keadaan mental seseorang yang mempunyai rasa cinta kasih terhadap semua makhluk dan kasihan pada penderitaan mereka dan membuat komitmen untuk membebaskan semua makhluk dari derita.
Karena cara paling efektif untuk itu adalah menjadi Samma SamBuddha, maka orang ini bertekad mencapai ke-Buddhaan. Ia akan menempuh jalan Bodhisattva, membuat sumpah-sumpah, melakukan banyak kebajikan, melatih diri menyempurnakan paramita. Bodhisattva bertekad akan tetap tinggal dalam samsara sampai semua makhluk selamat.
Inilah yang ada dalam mahayana dan tidak ada dalam theravada.


Apakah aliran Maitreya berlindung kepada Triratna? Apakah ada Pancasila Buddhis? Apakah didalamnya ada ajaran Bodhicitta?
Apakah anda sudah menjadi seorang Buddhis sejati?


 :outoftopic: 
Kalau kelakuannya buruk tetapi sudah Buddhis, namanya Buddhis yg tidak praktek dharma.
Kalau kelakuannya sesuai dharma dan sudah menjadi Buddhis, namanya Buddhis yg praktek Dharma
Kalau ngakunya beragama Buddha, KTPnya Buddha, tapi sama sekali ga tau apa itu ajaran Buddha,      ^-^namanya Umat Buddha KTP
Kalau kerjaannya sembhayang kelenteng, imlek, cengbeng, namanya umat Buddha Tradisi
Kalau KTPnya Konghucu, baru pindah agama dari agama Buddha, setelah bertahun-tahun "numpang"
Kalau kerjanya praktek Tao, berarti umat Tao yg lagi numpang di Agama Buddha sementara menunggu Tao diakui sebagai agama...

Kalau KTP Buddha, ngaku Buddhis, tapi tidak termasuk yang di atas.... ENTAH APA ITU?  #-o

1134
Tibetan / Re: Slavery in Tibet ???
« on: 30 December 2008, 07:39:06 AM »
Tetapi kemudian China mulai aneh-aneh dan mengganggu kehidupan beragama, jadi Dalai Lama sadar bahwa China tidak berniat baik....

1135
Tibetan / Re: Slavery in Tibet ???
« on: 30 December 2008, 07:38:05 AM »
ada yg pernah nonton kundun dan baca biografi Dalai Lama 14?
Disitu saya pernah baca bahwa tadinya Dalai Lama setuju lho Tentara China masuk Tibet. Karena mereka ga korupsi dan mau reformasi. Dalai Lama juga ingin mereformasi sistem pemerintahan dan keadaan di Tibet yg menurut beliau harus diubah, Tapi tidak diterangkan apa yg mau diubah.
Apa mungkin soal perbudakan ini? Ingat, sistem teokrasi Tibet dulu sering disalahgunakan dan dikendalikan oleh tuan tanah dan bangsawan, dan kadang Dalai LAma hanya jadi boneka.

1136
Mahayana / Re: Prayer of Bodhisattva Maitreya
« on: 30 December 2008, 05:01:40 AM »
Bodhisattva Maitreya sudah ada lama sekali. Bodhisattva itu artinya calon Buddha. Jadi Maitreya itu makhluk yang cita-citanya ingin menjadi Buddha. Nah, untuk menjadi Buddha dia harus melatih diri dan mengumpulkan karma baik selama waktu yang sangat lama dan banyak kelahiran.
Selama kelahiran-kelahiran tersebut, beliau mengucapkan sumpah-sumpah dan harapan-harapan supaya tekadnya tidak hilang. Di dalam doa ini, dimasukkan doa tujuh bagian, yaitu penghormatan pada buddha, pengakuan kesalahan dll, yang dapat menghimpun karma positif dan menetralkan karma negatif. Kelahiran-kelahiran yang dahulu inilah yang diesbut "di masa lalu".
Sekarang Bodhisattva Maitreya sudah mencapai Bodhisattva tingkat 10 - artinya tinggal selangkah lagi menuju ke-Buddhaan. Sekarang sedang berada di surga tusita menunggu waktu yang tepat turun ke dunia manusia, mencapai pencerahan sempurna dan membabarkan dharma

Saya tidak tahu dimana dan kapan, kan yang memberi tahu kita Buddha Gautama. Buddha Gautama yang menceritakan tentang Maitreya yang akan datang dan juga soal doa aspirasi beliau.
Naskah aslinya dari bahasa sansekerta. Diterjemahkan ke bahasa Tibet waktu Buddhism masuk Tibet. Teks sansekerta kemudian hilang (hancur, hilang, dibakar orang..) bersama dengan musnahnya Buddhism di India.
Kita bisa bertemu Maitreya ketika nanti beliau menjadi Buddha dengan cara praktek dharma yang diajarkan oleh Buddha Gautama, praktek 6 kesempurnaan, dan membuat harapan bertemu dengan Buddha Maitreya.

1137
Mahayana / Re: Prayer of Bodhisattva Maitreya
« on: 29 December 2008, 08:46:21 PM »
ya, dari mahayana. ASLI !
Bukan dari aliran M yg palsu, ini dari aliran Maitreya cabang Mahayana yang asli ;D
Diterjemahkan dari teks bahasa tibet, yg sanskrit sudah hilang.

1138
Diskusi Umum / Re: Apakah Bodhicitta?
« on: 29 December 2008, 08:37:42 PM »
Yang ini romo? yang mana yang diterjemahkan dari kata bodhicitta?

Brahmajala Sutta
Cula Sila
 'Tidak membunuh makhluk, Samana Gotama menjauhkan diri dari membunuh makhluk. Ia telah membuang alat pemukul dan pedang, ia malu melakukan kekerasan karena cinta kasih, kasih sayang dan kebaikan hatinya kepada semua makhluk, menyebabkan semua orang memuji Sang Tathagata.'
Atau ia berkata: "Tidak mengambil apa yang tidak diberikan, Samana Gotama tidak mau memiliki apa yang bukan kepunyaan-Nya. Ia hanya mengambil apa yang diberikan dan tergantung pada pemberian. Ia hidup dengan jujur dan suci"7). Atau ia berkata: "Tidak melakukan hubungan kelamin8), Samana Gotama hidup membujang9). Ia menjauhkan diri dari perbuatan yang ternoda dan tidak melakukan hubungan kelamin".
 
# Atau ia berkata: "Tidak berdusta, Samana Gotama telah menjauhkan diri dari dusta. Ia berbicara benar, tidak menyimpang dari kebenaran, jujur dan dapat dipercaya, dan tidak mengingkari kata-kataNya di dunia".
Atau ia berkata: "Tidak memfitnah, Samana Gotama menjauhkan diri dari fitnah. Apa yang Ia dengar di sini tidak akan diceritakannya di tempat lain yang dapat menyebabkan timbulnya pertentangan dengan orang di tempat ini. Apa yang ia dengar di tempat lain tidak akan diceritakan-Nya di sini sehingga tidak menyebabkan timbulnya pertentangan dengan orang di tempat lain. Dalam hidupnya Ia menyatukan mereka yang berlawanan, mengembangkan persahabatan di antara mereka, pemersatu, mencintai persatuan, menyenangi persatuan, membicarakan kesatuan10). Atau ia berkata: "Tidak mengucapkan kata-kata kasar, Samana Gotama menjauhkan diri dari ucapan-ucapan kasar. Ia hanya mengucapkan kata-kata yang tidak tercela, yang menyenangkan, menarik, mengena di hati, sopan, menggembirakan orang dan disukai orang".

Atau ia berkata: "Tidak menghabiskan waktu dengan ceritera yang tidak berguna, Samana Gotama menjauhkan diri dari obrolan tentang hal-hal yang tidak berguna. Ia berbicara pada waktu yang tepat, sesuai dengan kenyataan, bermanfaat, yang berhubungan dengan Dhamma dan Vinaya. Ia berbicara pada saat yang tepat dengan kata-kata yang bermanfaat bagi pendengar dan dengan gambaran yang tepat, memberikan uraian yang jelas dan tepat".
 
# Atau ia berkata: "Samana Gotama tidak merusak biji-bijian yang masih dapat tumbuh dan tidak mau merusak tumbuh-tumbuhan. Ia makan sekali sehari, tidak makan setelah tengah hari atau tidak makan di malam hari. Ia tidak menyaksikan pertunjukan-pertunjukan, tari-tarian, nyanyian dan musik.
Ia tidak menggunakan alat-alat merias, bunga-bunga, wangi-wangian dan perhiasan. Ia tidak menggunakan tempat tidur yang besar dan mewah. Ia tidak menerima: emas, perak, padi, daging mentah, wanita, budak, biri-biri atau kambing, babi, gajah, sapi, kuda dan unggas. Ia tidak bertani. Ia tidak melakukan perdagangan, penipuan dengan timbangan atau dengan ukuran, penyogokan, penipuan atau pemalsuan, melukai, membunuh, memperbudak, merampok, menodong dan menganiaya.
Demikianlah para bhikkhu, yang menyebabkan orang-orang memuji sang Tathagata.

1139
Mahayana / Doa aspirasi Arya Maitreya
« on: 29 December 2008, 11:56:11 AM »
Sansekerta: Arya Matripranidhanaraja
English: Arya Maitreya Kings of Prayer

Diterjemahkan dari http://www.purifymind.com/AryaMaitreya.htm dan versi institut Guepele by Rosemary Patton ke dalam bahasa Indonesia dengan merujuk pada 2 versi. Sebagai bantuan, versi bahasa Indonesia dari tim penterjemah Kadam Choeling Bandung dipakai untuk referensi.

Doa aspirasi Arya Maitreya

Hormat kepada semua Buddha dan Bodhisattva!
Ananda, di masa lalu ketika Bodhisattva, Sang Makhluk Agung Maitreya,
melakukan aktivitas bodhisattva,
tiga kali di pagi hari dan tiga kali di malam hari, beliau menyandangkan jubah dharmanya pada sebelah bahunya, berlutut dengan kaki kanan di tanah
dan merangkapkan tangannya (anjali), mengucapkan aspirasinya dengan doa berikut:

Aku bersujud kepada semua Buddha
Kepada semua Bodhisattva, resi yang memiliki mata batin
dan kepada para Shravaka, aku bersujud

Yang membalikkan jalan menuju alam rendah
Dan dengan sempurna menunjukkan jalan menuju kelahiran di alam bahagia
Yang membimbing menuju keadaan bebas dari tua dan mati
Kepada Bodhisattva aku bersujud (atau Kepada Bodhicitta aku bersujud)

Apapun perbuatan salah yang telah kulakukan
Yang dilakukan karena pengaruh pikiran (negatif)
Di hadapan para Buddha
Aku mengakui mereka

Dengan kumpulan kebajikan yang kulakukan
Dengan berbagai cara dari tiga aktivitas
Dan dengan bibit ke-mahatahuanku
Semoga aku mencapai pencerahan yang tak ada habisnya

Dalam dunia-dunia di sepuluh penjuru
Apapun persembahan yang diberikan kepada Para Buddha
Diketahui dan disukai oleh para Buddha
Aku pun ikut bersukacita (mudita)

Aku mengakui semua perbuatan salah
Aku ikut berbahagia dalam semua perbuatan bajik
Aku memberi hormat kepada semua Buddha
Semoga aku mencapai kebijaksanaan agung

Aku memohon kepada para Bodhisattva
Yang berada pada tingkat ke-sepuluh
Yang berada di sepuluh penjuru
Aku memohon supaya mereka mencapai Ke-Buddhaan, pencerahan sempurna

Setelah mencapai ke-Buddhaan - pencerahan yang mulia
dan mengalahkan Mara dan pasukannya
Untuk kebaikan semua makhluk
Semoga Engkau memutar roda Dharma

Semoga suara tambur Dharma yang agung
Membebaskan makhluk-makhluk dari penderitaan
Semoga Engkau tetap tinggal, mengajar Dharma
Selama kalpa-kalpa yang tak terhitung

Untuk mereka yang tenggelam dalam kubangan nafsu keinginan
Terikat dengan kuat oleh tali kemelekatan
Dan terbelenggu oleh semua jenis ikatan
Semoga Buddha - Yang Tertinggi di antara manusia melihat mereka

Makhluk - makhluk yang pikirannya ternoda
(semoga) Buddha tidak menolak
Semoga Yang mempunyai welas asih terhadap makhluk-makhluk
Membebaskan mereka dari lautan samsara

Yang mencapai pencerahan sempurna yang berada pada saat ini,
Buddha di masa lalu, dan yang mereka yang belum datang,
Dengan mengikuti contoh mereka,
Semoga aku mempraktekkan aktivitas Bodhisattva

Setelah menyempurnakan enam paramita
Semoga aku membebaskan makhluk dari enam alam
Setelah mencapai enam kekuatan supernormal
Semoga aku mencapai pencerahan sempurna!

sudah menjadi sifatnya bahwa tidak ada yang telah muncul,
tidak ada yang akan muncul, tidak ada yang eksis (saat ini),
tak ada (obyek) yang berdiam, tak ada subyek, tidak ada suatu hal yang eksis
Semoga aku merealisasikan kekosongan fenomena (sunyata)

(Sesungguhnya) seperti tidak ada Buddha, tak ada resi agung,
tidak ada makhluk biasa, tidak ada kehidupan,
tidak ada makhluk hidup, dan tiada yang hidup
Semoga aku merealisasi ke-tanpa aku-an (anatta)

Bebas dari ego dan kemelekatan
Kepada semua fenomena/materi
Demi kebaikan semua makhluk
Semoga aku dapat mempraktekkan kemurahan hati tanpa kekikiran

Dengan melihat benda-benda seperti apa adanya
Semoga aku mendapat kekayaan secara spontan!
Karena semua hal adalah tidak kekal
Semoga aku menyempurnakan kesempurnaan kemurahan hati (dana paramita)

Dengan etika yang tanpa cela
Dan memiliki disiplin moral yang sempurna
Dengan etika yang tanpa kesombongan
Semoga aku menyempurnakan kesempurnaan moral (sila paramita)

Dengan kesabaran tanpa kebencian
Seperti elemen tanah dan air
api dan udara yang tidak tetap
Semoga aku mencapai kesempurnaan kesabaran (ksanti paramita)

Dengan mengembangkan usaha yang bersemangat
Stabil, dengan gembira, tanpa kemalasan
Dengan pikiran dan tubuh yang kuat
Semoga aku mencapai kesempurnaan semangat (viriya paramita)

Dengan samadhi yang seperti ilusi magis
Dengan samadhi yang seperti panglima yang dituruti dengan baik
Dan dengan samadhi yang seperti vajra
semoga aku mencapai kesempurnaan konsentrasi (dhyana paramita)

Dengan secara langsung merealisasikan tiga pintu pembebasan
persamaan tiga waktu dalam kesunyataan
dan tiga jenis pengetahuan
semoga aku mencapai kesempurnaan kebijaksanaan (prajna paramita)

(Setelah mencapai keadaan) yang dipuji oleh semua Buddha
dengan cahaya dan kemegahan
dengan menggunakan usaha yang bersemangat (yang disempurnakan) sebagai seorang Bodhisattva
Semoga aku dapat memenuhi harapan makhluk lain dan diriku sendiri

Mempraktekkan jalan bodhisattva seperti ini
Semoga aku yang telah mendapat nama "Maitreya" (Cinta Kasih)
setelah melengkapi enam kesempurnaan
Semoga Aku berulang kali kembali ke puncak tingkatan ke-sepuluh

***

Dengan kebajikan yang kuhasilkan dari praktek ini
Semoga diriku dan semua makhluk lain
segera setelah kami meninggal
terlahir kembali di Tusita, dalam istana yang kaya akan Dharma
dan semoga kami menjadi putra-putra spiritual dari
Raja Dharma yang tak terkalahkan (Maitreya)

Penguasa tingkat ke-10, Penakluk penguasa di Jambudwipa
Ketika Engkau merealisasikan keadaan dengan sepuluh kekuatan
(semoga kami) menjadi makhluk yang pertama kali merasakan nektar ajaran-Mu
Semoga aku dapat menyelesaikan semua aktivitas Penakluk dengan lengkap!

Segera setelah aku meninggalkan kehidupan ini
Semoga aku terlahir di tanah kegembiraan Tusita
dan dengan cepat menyenangkan Maitreya Sang Pelindung
Semoga Beliau meramalkan pencerahanku!


1140
Diskusi Umum / Re: Apakah Bodhicitta?
« on: 28 December 2008, 12:00:33 AM »
iya romo, kenapa bodhicitta bukan bodhicitra? di google cari bodhicitra, keluar result tapi ga banyak. Artinya sama, tapi entah kenapa yg lebih populer bodhicitta

Pages: 1 ... 69 70 71 72 73 74 75 [76] 77 78 79