//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Agung Para Buddha  (Read 227369 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Tanya-Jawab Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #525 on: 29 October 2011, 10:55:37 AM »
Mo nanyaaa... ;D ;D ;D
soal RAPB, di sana dikatakan bahwa "seseorang yg melakukan dana akan lebih mudah untuk menjalankan sila."
Pertanyaannya adalahh :
Kenapa org yg melakukan dana, akan lbh mudah menjalankan silaa? :-? :-? :-? kira2 kenapa yaa? :-? :-? :-?
bagi yg bisa menjawab, ntar w kasih GRP ^-^ ^-^ ^-^

udaa... itu dulu ajaa... \;D/\;D/\;D/
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #526 on: 29 October 2011, 09:03:15 PM »
saya tidak bisa menjawab, jadi tidak dapat grp ya?
Samma Vayama

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #527 on: 29 October 2011, 10:39:52 PM »
RAPB edisi revisi Buku 1 hal 80.

"2.   Sīla disebutkan segera setelah kedermawanan (a) karena Sila mensucikan kedua pihak, si pemberi dan si penerima; (b) Setelah memberikan ajaran sebagai balasan dari kebajikan makhluk lain (seperti dana) Sang Buddha ingin mengajarkan agar menghindari menyakiti makhluk lain seperti membunuh; (c) karena dana melibatkan tindakan melakukan sedangkan sila melibatkan tindakan tidak melakukan, dan Sang Buddha ingin mengajarkan  tidak melakukan setelah melakukan tindakan postif (seperti dana makanan); (d) karena dana mengarah pada memiliki kekayaan dan sila mengarah pada kelahiran di alam manusia atau dewa; dan (e) karena Sang Buddha ingin mengajarkan pencapaian kelahiran di alam manusia atau dewa setelah mengajarkan pencapaian kekayaan."

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #528 on: 31 October 2011, 03:44:35 PM »
saya tidak bisa menjawab, jadi tidak dapat grp ya?
ya iya dong cek keringg... ;D ;D ;D sori kgk dapat... ;D ;D ;D
RAPB edisi revisi Buku 1 hal 80.

"2.   Sīla disebutkan segera setelah kedermawanan (a) karena Sila mensucikan kedua pihak, si pemberi dan si penerima; (b) Setelah memberikan ajaran sebagai balasan dari kebajikan makhluk lain (seperti dana) Sang Buddha ingin mengajarkan agar menghindari menyakiti makhluk lain seperti membunuh; (c) karena dana melibatkan tindakan melakukan sedangkan sila melibatkan tindakan tidak melakukan, dan Sang Buddha ingin mengajarkan  tidak melakukan setelah melakukan tindakan postif (seperti dana makanan); (d) karena dana mengarah pada memiliki kekayaan dan sila mengarah pada kelahiran di alam manusia atau dewa; dan (e) karena Sang Buddha ingin mengajarkan pencapaian kelahiran di alam manusia atau dewa setelah mengajarkan pencapaian kekayaan."

cek angg, mo nanya lagii... ;D ;D ;D
si pemberi dan si penerima, maksudnya apaa? apakah maksudnya sila itu menyucikan si pemberi dana dan si penerima danaa? klo seperti itu, kenapa bisa begituu? ;D ;D ;D bagaimana klo si pemberi atopun si penerima tdk menjalankan silaa? klo begitu bagaimana tindak-tanduk mereka bisa tersucikan?
cek angg, pertanyaannya kan kenapa org yg melaksanakan dana akan lebih mudah menjalankan sila? jawabnya seharusnya pake "karena" dongg... ^-^ ^-^ ^-^
di antara jawaban cek ang, w rasa yg paling kena yg (c) dehhh... :-? :-? :-?
klo yg (b), w kurang ngerti bahasanyaa... ^^?""""
coba cek ang jelasin lebih jelas lagii... \;D/\;D/\;D/ ^:)^ ^:)^ ^:)^
apakah maksudnya itu, setelah seorg umat misalnya memberikan dana kepada Sang Buddha, sebagai balasan atas kebaikan umat tersebut, Sang Buddha kemudian memberikan/mengajarkan kebajikan dari sila, agar si pendana, dapat hidup lebih baik lagi? :-? :-? :-?
lantas, kenapa org tsb lbh mudah menjalankan silaa, ketika ia melakukan danaa? :-? :-? :-?
masih bingungg... ::) ::) ::)
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #529 on: 31 October 2011, 09:47:07 PM »
ya iya dong cek keringg... ;D ;D ;D sori kgk dapat... ;D ;D ;D
cek angg, mo nanya lagii... ;D ;D ;D
si pemberi dan si penerima, maksudnya apaa? apakah maksudnya sila itu menyucikan si pemberi dana dan si penerima danaa? klo seperti itu, kenapa bisa begituu? ;D ;D ;D bagaimana klo si pemberi atopun si penerima tdk menjalankan silaa? klo begitu bagaimana tindak-tanduk mereka bisa tersucikan?
cek angg, pertanyaannya kan kenapa org yg melaksanakan dana akan lebih mudah menjalankan sila? jawabnya seharusnya pake "karena" dongg... ^-^ ^-^ ^-^
di antara jawaban cek ang, w rasa yg paling kena yg (c) dehhh... :-? :-? :-?
klo yg (b), w kurang ngerti bahasanyaa... ^^?""""
coba cek ang jelasin lebih jelas lagii... \;D/\;D/\;D/ ^:)^ ^:)^ ^:)^
apakah maksudnya itu, setelah seorg umat misalnya memberikan dana kepada Sang Buddha, sebagai balasan atas kebaikan umat tersebut, Sang Buddha kemudian memberikan/mengajarkan kebajikan dari sila, agar si pendana, dapat hidup lebih baik lagi? :-? :-? :-?
lantas, kenapa org tsb lbh mudah menjalankan silaa, ketika ia melakukan danaa? :-? :-? :-?
masih bingungg... ::) ::) ::)

nah itu udah dijawab sendiri, udah ngerti kan? dana adalah perbuatan aktif (melakukan), sedangkan sila adalah perbuatan pasif (menghindari/tidak melakukan), setelah melakukan sesuatu yg aktif tentu akan lebih mudah untuk melakukan yg pasif, ini untuk (c), sedangkan untuk (b) setelah mampu berdana demi kebahagiaan makhluk lain, tentu akan lebih mudah untuk menghindari perbuatan menyakiti/membunuh makhluk lain.

ini kutipan tentang pemurnian dana MN 142 Dakkhinavibhanga Sutta

Quote

9. “Terdapat, Ānanda, empat jenis pemurnian persembahan. Apakah empat ini? Ada persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan oleh si penerima.  Ada persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan oleh si pemberi. Ada persembahan yang dimurnikan bukan oleh si pemberi juga bukan oleh si penerima. Ada persembahan yang dimurnikan baik oleh si pemberi maupun oleh si penerima.

10. “Dan bagaimanakah persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan oleh si penerima? Di sini si pemberi adalah bermoral, berkarakter baik, dan si penerima adalah tidak bermoral, berkarakter jahat. Demikianlah persembahan yang dimurnikan oleh si pemberi, bukan oleh si penerima.

11. “Dan bagaimanakah persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan oleh si pemberi? Di sini si pemberi adalah tidak bermoral, berkarakter jahat, dan si penerima adalah bermoral, berkarakter baik. Demikianlah persembahan yang dimurnikan oleh si penerima, bukan oleh si pemberi.

12. “Dan bagaimanakah persembahan yang dimurnikan bukan oleh si pemberi juga bukan oleh si penerima? Di sini si pemberi adalah tidak bermoral, berkarakter jahat, dan si penerima adalah tidak bermoral, berkarakter jahat. Demikianlah persembahan yang dimurnikan bukan oleh si pemberi juga bukan oleh si penerima.

13. “Dan bagaimanakah persembahan yang dimurnikan baik oleh si pemberi maupun oleh si penerima? Di sini si pemberi adalah bermoral, berkarakter baik, dan si penerima adalah bermoral, berkarakter baik. [257] Demikianlah persembahan yang dimurnikan baik oleh si pemberi maupun oleh si penerima. Ini adalah empat jenis pemurnian persembahan.”

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #530 on: 03 November 2011, 10:21:44 PM »
nah itu udah dijawab sendiri, udah ngerti kan? dana adalah perbuatan aktif (melakukan), sedangkan sila adalah perbuatan pasif (menghindari/tidak melakukan), setelah melakukan sesuatu yg aktif tentu akan lebih mudah untuk melakukan yg pasif, ini untuk (c), sedangkan untuk (b) setelah mampu berdana demi kebahagiaan makhluk lain, tentu akan lebih mudah untuk menghindari
nah itu udah dijawab sendiri, udah ngerti kan? dana adalah perbuatan aktif (melakukan), sedangkan sila adalah perbuatan pasif (menghindari/tidak melakukan), setelah melakukan sesuatu yg aktif tentu akan lebih mudah untuk melakukan yg pasif, ini untuk (c), sedangkan untuk (b) setelah mampu berdana demi kebahagiaan makhluk lain, tentu akan lebih mudah untuk menghindari perbuatan menyakiti/membunuh makhluk lain.

ini kutipan tentang pemurnian dana MN 142 Dakkhinavibhanga Sutta

menyakiti/membunuh makhluk lain.

ini kutipan tentang pemurnian dana MN 142 Dakkhinavibhanga Sutta

hoo dah pahammm... \;D/\;D/\;D/
gitu rupanyaa... sila dikatakan memurnikan kedua belah pihak, si pemberi dan si penerima, krn bagi keduanya yg menjalankan sila maka persembahan tsb dikatakan murnii... \:yes:/\:yes:/\:yes:/
GRPnya ngutang dulu yaa cek angg... ;D musti nunggu...
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline mick

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #531 on: 05 November 2011, 09:53:06 AM »
bro sumedho..
link yg bro kasih hasilnya=> 404 Not Found
bgmn tuh bro??

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #532 on: 05 November 2011, 11:06:37 AM »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #533 on: 06 February 2012, 11:03:05 AM »
Kebetulan saya ketemu sedikit koreksi untuk buku Riwayat Agung Para Buddha. Kalo DC ada waktu untuk ngedit e-book RAPB, monggo diedit  :D


RAPB Jilid 1

Hal.243 (untuk buku Cetakan I) atau hal.260 (e-book):

Pangeran Sumana (bakal Buddha Sumana) menikmati kebahagiaan hidup selama sembilan puluh ribu tahun, sebelum akhirnya melepaskan keduniawian.

Pada saat itu usia manusia adalah 90.000 tahun. Dan sesuai pola dari kisah-kisah para Buddha yang lain, seharusnya – yang di-bold ungu tsb – bukan 90.000 tahun melainkan 9.000 tahun.


Hal.325 (untuk buku Cetakan I) atau hal.346 (e-book):

Di Siddhatta Buddhavamsa, di paragraf ke-1 ada kata “Sembilan puluh empat kappa” sedangkan di paragraf ke-2 menjadi “Sembilan puluh kappa”. Yang benar adalah 94 (yang keliru adalah yang di paragraf ke-2). Mungkin ini tidak terlalu penting juga sih, tapi untuk konsistensi saja…


Hal.355 (untuk buku Cetakan I) atau hal.379 (e-book):

Buddha Sikhi mengucapkan ramalan, “13 (tiga belas kappa) dari sekarang, Raja Arindama ini pasti akan menjadi seorang Buddha, bernama Gotama.

Buddha Vipassi meramalkan bahwa bakal Buddha Gotama akan menjadi Buddha setelah 91 kappa lagi. Sedangkan Buddha Sikhi muncul 59 sunna kappa setelah Buddha Vipassi. Jadi seharusnya bukan 13 kappa melainkan 31 kappa.

Buddha Vessabhu dan Buddha sikhi muncul dalam kappa yang sama (Buddha Vessabhu meramalkan bahwa 31 kappa lagi Raja Arindama akan menjadi Buddha).

_____________________

RAPB Jilid 2

Hal.1963 (untuk buku Cetakan I) atau hal.2081 (e-book):

(Catatan: gehasita somanassa vedana, yang sebaiknya didekati, kenikmatan atas indria muncul bersamaan dengan kemelekatan terhadap enam jenis objek indria yang menyenangkan yang dikenali oleh enam pintu indria.

Seharusnya “yang sebaiknya tidak didekati”. Di halaman sebelumnya juga sudah ada keterangan bahwa enam objek indria adalah rumah bagi kemelekatan, makanya disebut ‘geha’, yang sebaiknya tidak didekati karena cenderung meningkatkan kejahatan dan menurunkan kebajikan.


Hal.1978 (untuk buku Cetakan I) atau hal.2097 (e-book):

Perasaan netral yang cenderung menurunkan kejahatan dan meningkatkan kebajikan (dan oleh karena itu sebaiknya didekati) maksudnya adalah nekkhammasita upekkha, perasaan netral yang cenderung ke arah melepaskan keduniawian. Yaitu sikap netral terhadap objek-objek yang menyenangkan dan tidak menyenangkan melalui enam pintu indria. Objek indria yang menyenangkan tidak dilekati. Objek yang tidak menyenangkan tidak menyebabkan kemarahan dan kejengkelan. Baik objek menyenangkan maupun objek tidak menyenangkan tidak dapat menyebabkan kebodohan (moha) karena sikap yang tidak seimbang.[…]

Seharusnya “dapat”. CMIIW.

_____________________

RAPB Jilid 3

Hal.3388 (untuk buku Cetakan I) atau hal.3599 (e-book):

Paragraf 1: Perasaan ini yang disebut sukha dan somanassa adalah hal-hal yang tetap tanpa perubahan selamanya; sesungguhnya hal-hal tersebut selalu berubah setiap detik.

Seharusnya: Perasaan ini yang disebut sukha dan somanassa, bukanlah hal-hal yang tetap…

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #534 on: 20 March 2012, 12:40:51 PM »
bro indra ini bro yg pernah kerja di Mall Senayan City bukan? trims atas bukunya... 2 hari yg lalu di beri oleh bhante bodhi; padahal ga pernah ketemu dia in mylife... baru ngobrol 1/2 jam dikasih buku 3 set tebal2 :) wow kayanya karma baik lg berbuah; bisa jadi referens buat anak in the future :)

salam

anumodana

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #535 on: 20 March 2012, 01:07:03 PM »
 [at]  asunn, salah sambung Bro. saya tidak kerja di Senayan City.

3 set? wah, Bhante Bodhi obral buku nih, 1 set aja gak bakal habis kalo cuma dibaca, kecuali dimakan

Offline asunn

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 212
  • Reputasi: 13
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #536 on: 20 March 2012, 01:30:41 PM »
Sorry bro indra maksud saya 3 jilid, 1,2 & 3 bukan 3 set

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #537 on: 21 March 2012, 02:24:59 PM »
bro indra ini bro yg pernah kerja di Mall Senayan City bukan? trims atas bukunya... 2 hari yg lalu di beri oleh bhante bodhi; padahal ga pernah ketemu dia in mylife... baru ngobrol 1/2 jam dikasih buku 3 set tebal2 :) wow kayanya karma baik lg berbuah; bisa jadi referens buat anak in the future :)

salam

anumodana

bhante Bodhi yang di vihara Buddha Metta, jalan lembang, menteng ?
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #538 on: 21 March 2012, 02:35:25 PM »
bhante Bodhi yang di vihara Buddha Metta, jalan lembang, menteng ?

benar, dan dia order lagi 20set utk makassar, pls action Bang,

Bhante Bodhi
MUSEUM BUDDHIS INDONESIA
JL. BAMBAPUANG 1 No. 12 A-B,
MAKASSAR

kirim 10 dus deh jadi total 40 set, 20 untuk Bhante dan 20 untuk stock kita di sana, nanti yg stock kita akan diurus sama Hemayanti

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #539 on: 27 July 2012, 05:45:36 PM »
mau tanya,

di RAPB buku 1 cetakan revisi 1
di bab 5, Riwayat dua puluh empat Buddha
halaman 223, tentang Dipankara Buddhvamsa

"Kemudian Mahabrahma, Arahanta dari alam Suddhavasa,
membawa delapan perlengkapan dan muncul di tempat ia dapat terlihat."

pertanyaannya:
1. apakah kata "Arahanta" = arahat?
2. apakah Mahabrahma adalah seorang arahat?

terima kasih penjelasannya  _/\_
« Last Edit: 27 July 2012, 05:47:08 PM by bluppy »