//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Agung Para Buddha  (Read 228939 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #300 on: 06 November 2008, 07:31:59 PM »
Terima kasih Suhu dan Karuna, akan di-apply pada edisi berikutnya. Ternyata Editor DC masih lebih baik.
« Last Edit: 06 November 2008, 07:33:37 PM by Indra »

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Pencapaian Pengetahuan Padamnya Perbuatan Buruk & Menjadi Buddha
« Reply #301 on: 09 November 2008, 09:44:56 PM »
Pencapaian Asavakkhaya Nàna (Vijja Nàna ketiga), dan Menjadi Buddha

Penjelasan terperinci:

Pengetahuan Empat Jalan, Magga Nàna, yang juga disebut Yathàbhuta Nànadassana,
tidak muncul dalam batin para individu
seperti Sakka dan brahmà yang sangat berkuasa di dunia
dan petapa mulia Kàladevila
dan Nàrada yang telah mencapai pencapaian Jhàna dan Abhinnà.

Jadi, mungkin akan muncul pertanyaan:

Mengapa pengetahuan mengenai Empat Jalan ini yang sangat halus dan dalam, yang bahkan tidak pernah dimimpikan selama dalam samsàra yang tidak ada awalnya dan tidak dapat ditembus sebelumnya, muncul dalam batin Bodhisatta meskipun tanpa bantuan guru dan yang menjalani pertapaan dengan kemauannya sendiri?

Jawabannya adalah:

PÀRAMI YANG LUAR BIASA

Bodhisatta mulia telah, dalam kurun waktu 4 asankhyeyya dan 100.000 kappa,
melewati banyak kelahiran yang tidak terhitung banyaknya,
mengumpulkan kebajikan Dàna Pàrami, dilakukan dalam 4 cara pengembangan (seperti yang dijelaskan dalam bab Lain-lain)
bahkan dengan taruhan hidup-Nya.

Dan dalam setiap kehidupan, Beliau berusaha
melenyapkan secara total atau mengurangi kotoran
berupa keserakahan yang timbul sewaktu menaruh perhatian pada suatu objek;
ini membawa-Nya ke arah pencapaian tahapan
di mana orang lain menyebutkan, “Apakah tidak ada keserakahan dalam batin manusia mulia ini?”

Demikian pula halnya
dengan Sila Pàrami, Khanti Pàrami, dan Mettà Pàrami,
yang dilakukan selama 4 asankhyeyya dan 100.000 kappa,
Beliau mencegah timbulnya kemarahan (kodha) dan kebencian (dosa),
dan dengan menyiramkan air dingin Mettà selama kurun waktu yang lama, Beliau telah memadamkan api kodha
dan juga menyingkirkan teman-temannya
seperti sifat iri hati (issa), kikir (macchariya), dan penyesalan (kukkucca).

Dengan Pannà Pàrami,
yang dikembangkan dan dikumpulkan
selama banyak kelahiran dan banyak siklus dunia,
Beliau telah menaklukkan unsur-unsur kegelapan yaitu kebodohan (moha).

Beliau juga telah melenyapkan pandangan salah;
karena itu Beliau adalah seorang manusia luar biasa yang memiliki kebijaksanaan yang sangat murni.

Beliau bahkan juga mendekati semua Buddha, Paccekabuddha, dan siswa-siswa mulia serta para terpelajar lainnya yang Beliau temui dan bertanya kepada mereka pertanyaan-pertanyaan seperti,
“Dhamma yang manakah yang cacat; dan Dhamma yang manakah yang tanpa cacat?
Dhamma yang manakah hitam dan kotor; dan Dhamma yang manakah yang putih dan suci?”

Karena pertanyaan-pertanyaan ini,
Beliau melenyapkan keraguan dalam hal Dhamma
dan mengembangkan kebijaksanaan dalam kehidupan demi kehidupan.

Di dalam rumah sanak saudara-Nya, Beliau menghormati mereka yang lebih tua dari-Nya, seperti ibu dan ayah-Nya, paman-paman-Nya, dan lain-lain. Dengan membungkuk, menyembah, menghormat, menyediakan tempat duduk dengan bangkit terlebih dahulu, dengan menyambut; Beliau juga menghormati orang-orang terpelajar dan bajik.

Beliau juga melenyapkan kesombongan (màna) dan mengganggu orang lain (uddhicca) dan bebas dari keangkuhan,
bagaikan ular yang kehilangan taringnya, atau bagaikan kerbau yang kehilangan tanduknya.

Beliau sangat memuja kesabaran,
sangat mengutamakan kebajikan yang menginginkan kesejahteraan makhluk-makhluk lain,
dan kebajikan-kebajikan untuk menolong makhluk lain
dengan penuh welas asih.

Dengan melepaskan keduniawian, Bodhisatta telah meninggalkan kemewahan kerajaan dan kekuasaan-Nya dan menjadi petapa, setelah mencapai Jhàna di dalam hutan, Beliau melenyapkan 5 rintangan batin dan menyingkirkan nafsu indria (kàmaraga) dan ketertarikan akan perempuan (itthirati) yang muncul dalam setiap kehidupan-Nya.

Dengan Kesempurnaan Kejujuran,
Beliau juga telah menghindarkan diri dari perkataan salah (micchavaca) yang menyesatkan dunia;

dengan Kesempurnaan Usaha,
Beliau telah menghilangkan perasaan tidak senang (arati) dan kelambanan (kosajja) dalam meditasi konsentrasi dan Pandangan Cerah yang merupakan praktik kebajikan yang luar biasa,
dengan menjaga pikiran-Nya terus menerus aktif dan penuh ketekunan dalam melakukan kebajikan.

Demikianlah, Beliau berusaha memurnikan batin-Nya dalam kehidupan demi kehidupan.


~RAPB 1, pp. 635-637~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Kumpulan Jasa dari Kebajikan Parami
« Reply #302 on: 09 November 2008, 09:48:29 PM »
Bodhisatta mulia yang telah melenyapkan kotoran batin (kilesa), dengan kumpulan jasa-jasa yang dihasilkan dari kebajikan-kebajikan Kesempurnaan seperti Dàna, dll, harus melalui proses pemurnian dalam setiap kehidupan:

kotoran batin yang telah Beliau singkirkan yang akan segera muncul kembali;

Beliau menyingkirkannya yang kemudian segera timbul kembali (karena belum dilenyapkan secara total (samuccheda pahàna) melalui Jalan Kebijaksanaan (Magga Nàna);

namun Bodhisatta tidak pernah menyerah
tetap menyingkirkan jauh-jauh
meskipun hanya untuk sementara (tadanga pahàna dan vikkhambhana pahàna)
melalui kebajikan agung (Mahàkusala) dan kebajikan yang sangat luar biasa (Mahàggata kusala).


Demikianlah, dalam kurun waktu 4 asankhyeyya dan 100.000 siklus dunia, Beliau telah menyingkirkan kelompok-kelompok yang mengotori batin-Nya, dan juga menyingkirkan kebodohan dan kegelapan batin (avijjàmoha) yang bertindak sebagai jenderal dalam bala tentara kotoran (kilesa) yang selalu menyertainya.

Pada waktu yang sama, Beliau mengembangkan 5 kualitas yaitu:
keyakinan, usaha, perhatian, konsentrasi, dan kebijaksanaan,
yang berkembang semakin kuat dalam kehidupan demi kehidupan.

Demikianlah Beliau mengarungi perjalanan sulit (samsàra),
terus-menerus mengembangkan dan memenuhi Kesempurnaan
dengan semangat yang berkobar-kobar,
hingga tiba waktunya ketika Beliau terlahir sebagai Raja Vessantara,
Beliau menyerahkan istri-Nya, Ratu Maddi, sebagai perbuatan dàna terakhir
yang memungkinkan-Nya dapat mencapai Kebuddhaan.


Setelah itu, Beliau terlahir kembali di alam Surga Tusita,
menikmati kenikmatan surgawi dan menunggu waktu untuk menjadi Buddha.


~RAPB 1, pp. 637-638~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
4 Magga Nana muncul tanpa bantuan
« Reply #303 on: 09 November 2008, 09:53:14 PM »
Karena Beliau adalah seorang yang telah mencapai puncak Kebijaksanaan,
yang telah menyingkirkan unsur-unsur kotoran seperti keserakahan, kebencian, dll,
melalui jasa-jasa Pàrami seperti Dàna, dll,
4 Pengetahuan mengenai Jalan (Magga Nàna) yang sangat mendalam dan halus muncul (tanpa bantuan) dalam batin Bodhisatta.

Lebih jauh lagi, saat Beliau berbaring tiarap di bawah kaki Buddha Dipankarà,
Beliau telah berusaha mengembangkan kebajikan melalui pemenuhan Pàrami seperti dàna dll,
yang sangat sulit dilakukan oleh manusia biasa,
tanpa mengharapkan kesenangan di alam kehidupan mana pun
sebagai akibat dari kebajikan yang dilakukan-Nya.


Dengan segala kebajikan seperti Dàna dll,
Bodhisatta hanya mempunyai 1 cita-cita,
“Semoga segala kebajikan ini
dapat menjadi kondisi yang mendukung (upanissaya paccaya)
untuk mencapai Kemahatahuan, Sabbannuta Nàna.”


Sedangkan orang lain, mereka melakukan kebajikan
dengan harapan untuk mendapatkan kebahagiaan di alam manusia atau surga;
dan sesuai keinginannya, mereka memperoleh kebahagiaan di alam manusia dan dewa sebagai hasil dari perbuatan baik mereka.


Ini seperti menghabiskan dan menghambur-hamburkan kekayaan jasa mereka
yang terkumpul akibat perbuatan baik mereka.

Berbeda dengan orang-orang ini,
Bodhisatta setelah mengisi penuh lumbung-Nya dengan padi,
Beliau selalu menjaganya dan tidak menghabiskannya,
menyimpan dengan baik semua jasa yang diperoleh dari setiap perbuatan baik-Nya,


dengan harapan,
“Semoga segala kebajikan ini
dapat menjadi kondisi yang mendukung
untuk menembus Magga Nàna,
dengan Sabbannuta Nàna sebagai puncaknya.”


Oleh karena itu, kumpulan jasa-jasa dari Kesempurnaan dan perbuatan baik dalam kurun waktu 4 asankhyeyya dan 100.000 kappa akhirnya tiba saatnya untuk berbuah dengan pencapaian tertinggi Kebuddhaan dalam kelahiran terakhir-Nya sebagai Siddhattha.

Tetapi karena jasa yang tidak terhitung banyaknya
yang berbuah dalam 1 kehidupan,
kehidupan tersebut menjadi padat akan buah-buah jasa.
 
Dengan kebajikan dari cita-cita tunggal untuk mencapai Kebuddhaan,
jasa-jasa dari kebajikan-kebajikan-Nya yang berbuah lebat dan padat dalam kelahiran terakhir-Nya sangatlah kuat dan besar;

sebagai akibatnya, dalam batin Bodhisatta mulia
muncul Pengetahuan Empat Jalan yang sangat halus dan dalam
yang tumbuh tanpa bantuan
.


~RAPB 1, pp. 638-639~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #304 on: 15 November 2008, 11:12:32 AM »
1302
(Pa¤ca―lima jenis benda pertama, dan dàyakà—penyumbang,
-> Jika dicopy-paste dari PDF, maka hasilnya di atas. Tetapi dalam PDF, tertulis "Pañcalima" tanpa "dash".

1304
“Apakah ini?,

1320
bermain dengan anak-anak itu untuk memperolah

1326
berharap[,] “dari penampilan

1327
“Benarkah?,

1332
oleh karena itu[,] ini adalah

1333
Brahmana Màgaõóhi dan Istrinya Mencapai Kesucian Arahatta Setelah Menjadi Anàgàmã.
-> Judul tidak menggunakan titik.

1337
Aku tidak tidak dapat dikenakan sanksi,

1338
berkata kepada [siswa] si bhikkhu terhukum

1343
melaksanakan upacara

1345
Khotbah Tentang Kisah Dãghàvu.
-> Judul tidak menggunakan titik

1346
“Raja Brahmadatta dari Kàsi
-> Sebelumnya dikatakan: "Raja Benares bernama Raja Kàsi,"

1349
sedang diarak di jalan-jalan diringi oleh kebisingan

1357
bagaimana kalian dapat menegakkan martabat dan memelihara kemuliaan dan kemurnian ajaran-Ku!”
-> Kalimat tanya.

“Para bhikkhu, [...] Cukup! Jangan ada perselisihan, jangan ada pertengkaran, jangan ada perdebatan.["] Seorang bhikkhu dari

1369
“Siapakah yang telah menggunakan benda ini?;

1373
mengisinya dengan air yang telah disaring terlebih dahulu, jika (kendi itu terlalu berat baginya) ia akan
-> (jika kendi itu terlalu berat baginya,)

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #305 on: 15 November 2008, 11:30:00 AM »
1378
di manakah Guru berada sekarang?,

Tetapi (karena saling membenci di antara kami[,]) kami menolak
 
1379
Setelah melakukan hal itu, kami akan, memperlakukan kalian seperti sebelumnya.”

1382
Buddha memerintahkan, “Bawa mereka kemari, ânanda.
-> Kalimat perintah.

Buddha berkata[,] “Para

1391
dengarkanlah khotbah kedua kelompok itu!,

1392
“Inilah mereka!,

1402
dalam masa vassa kesebelas,
-> ke sebelas

1406
Ia mampu mencapai kesejahteraan!
-> Bukan kalimat seru

1407
Brahmana itu telah mengetahui bahwa “Pangeran Siddhattha yang mulia di istana Sakya di Kota Kapilavatthu!
Pangeran telah menjadi petapa setelah meninggalkan hidup mewah sebagai raja dunia!
-> Bukan kalimat seru.

Apakah Ia membohongiku?,


1408
“Kami tidak melihat gandar, bajak, tongkat penghalau, dan sapi milik Yang Mulia Gotama.
Tetapi Engkau menyatakan, O Brahmana, seperti halnya engkau, Aku juga membajak lahan dan menanam benih serta hidup penuh kebahagiaan.[']
-> Penggunaan tanda yang sama (") pada kutipan dalam kutipan memang tidak salah, tetapi lebih umum jika kutipan menggunakan tanda kutip ganda ("), maka kutipan dalam kutipannya menggunakan kutip tunggal (') dan juga sebaliknya. Dalam kalimat ini, juga kurang satu tanda kutip penutup di akhir.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #306 on: 15 November 2008, 11:56:40 AM »
 [at]  kainyn

ingin berkontribusi untuk penerbitan DC Press selanjutnya?

sorry om out of topic ;D

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #307 on: 15 November 2008, 12:33:24 PM »
[at]  kainyn

ingin berkontribusi untuk penerbitan DC Press selanjutnya?

sorry om out of topic ;D

Kontribusi dalam bentuk apa? Kalau saya bisa, boleh saja.


Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #308 on: 15 November 2008, 12:36:11 PM »
saya tebak jadi editor ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #309 on: 15 November 2008, 01:07:15 PM »
tulll... jd editor... bersedia gak?

minta YM kirim PM donk kainyn


Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #310 on: 15 November 2008, 01:09:55 PM »
 [at] kainyn: jangan lupakan RAPB ya
 _/\_

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #311 on: 15 November 2008, 01:36:06 PM »
Saya setuju kalau tidak terikat, seperti RAPB ini. Tinggal dikirim atau post tulisannya saja, nanti saya coba edit semampu saya.
YM saya di "kainyn.kutho[at]yahoo[dot]co[dot]uk" tapi saya jarang online di YM.

Offline Hendra Susanto

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.197
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • haa...
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #312 on: 15 November 2008, 02:25:05 PM »
Saya setuju kalau tidak terikat, seperti RAPB ini. Tinggal dikirim atau post tulisannya saja, nanti saya coba edit semampu saya.
YM saya di "kainyn.kutho[at]yahoo[dot]co[dot]uk" tapi saya jarang online di YM.

sebenarnya sich tidak terikat, tp ya anda konsen di RAPB nanti aku pemberitahuan dulu melalui PM terlebih dahulu

makasih

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #313 on: 15 November 2008, 02:50:43 PM »
Saya setuju kalau tidak terikat, seperti RAPB ini. Tinggal dikirim atau post tulisannya saja, nanti saya coba edit semampu saya.
YM saya di "kainyn.kutho[at]yahoo[dot]co[dot]uk" tapi saya jarang online di YM.

sebenarnya sich tidak terikat, tp ya anda konsen di RAPB nanti aku pemberitahuan dulu melalui PM terlebih dahulu

makasih

Ya, rasanya RAPB ini masih cukup lama untuk selesai saya baca. Tapi saya coba selesaikan secepatnya.

makasih kembali.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #314 on: 17 November 2008, 11:11:33 AM »
1416-1417

“(O Brahmana dari suku Bhàradvaja! [...] melalui ucapan. (melalui kata-kata ini, Buddha mengajarkan Pàtimokkha-saÿvara Sãla, pengendalian moral melalui peraturan-peraturan Pàtimokkha.[)]

Sehubungan dengan penggunaan empat kebutuhan, [...] perolehan yang tidak benar. (melalui kata-kata ini, Beliau mengajarkan âjãvapàrisuddhi Sãla, praktik moral menjalani kehidupan suci). [.)]

Sehubungan dengan perut, Aku mengendalikan diri-Ku dengan makan secukupnya. (melalui kata-kata ini, Beliau mengajarkan Paccaya-sannissita Sãla,praktik moral atas ketergantungan terhadap kebutuhan-kebutuhan, dengan pembahasan pada bhojana matta¤¤utà, pengetahuan sehubungan dengan makanan secukupnya). [.)]


1417
(Artinya di sini adala, “Brahmana, [...] berbagai kebajikan yang aku (yang adalah petani yang ahli) miliki.[")]


1417-1418
(Brahmana, seperti halnya engkau, setelah melakukan pekerjaan eksternal (bàhira) […] semak belukar kebohongan:
(mengatakan “aku melihat” padahal tidak melihat),
[...]
(mengatakan “aku tidak mengetahui” padahal mengetahui).

(Delapan perkataan salah ini, semak belukar kebohongan, Aku mencabutnya, memotongnya dan menyingkirkannya dengan tangan atau arit delapan perkataan benar, kata-kata jujur seperti:
(mengatakan “aku tidak melihat” saat tidak melihat),
[...]
(mengatakan “aku mengetahui” saat mengetahui).
-> Ini saya tidak yakin, tetapi sepertinya tiap point "mengatakan ... padahal ... " tidak perlu ada di dalam kurung.


1418
mencapai tararan Arahatta yang meliputi oleh semua kemuliaan


1419-1420
(Penjelasan lain: seperti halnya, ada dua pasang sapi […] fungsi menumbuhkan kebajikan.[)]


1420
(“O Brahmana, seperti halnya dua pasang sapimu yang berjalan ke arah timur, ke arah barat dan seterusnya, ke mana pun engkau mengarahkannya, demikian pula dua pasang sapi-Ku yang berbentuk Usaha Benar berjalan menuju Nibbàna karena Aku mengarahkannya ke sana; perbedaan antara arahmu dan arah-Ku adalah: jika dua pasang sapimu mencapai tepi ujung (sawah), mereka akan kembali lagi. Tetapi dua pasang sapi-Ku, yaitu Usaha Benar-Ku, berjalan maju menuju Nibbàna tanpa berbalik kembali sejak masa kehidupan Buddha Dãpaïkara.)
(
Dua pasang sapimu tidak dapat mencapai tempat di mana seorang petani sepertimu dapat terbebas dari penderitaan. Sedangkan dua pasang sapi-Ku yang berbentuk Usaha Benar dapat mencapai Nibbàna yang bebas dari penderitaan bagi petani seperti-Ku.[”])
-> Dua alinea ini masih berhubungan, mungkin sebaiknya tanda kurungnya jangan dipisahkan.

(juga menghasilkan Buah Nibbàna yang lezat bukan hanya […] dewa atau manusia). [.)]


1422
Oleh karena itu[,] makanan itu tidak boleh dimakan sama sekali.
-> Tidak perlu dalam tanda kutip.

Dengan menyanyikan lagu[,] Bhikkhu Gotama


1425
O Yang Mulia Gotama!, aku mencari pelindungan di dalam-Mu, di dalam Dhamma, dan di dalam Saÿgha![”]


1427-1428
Brahmana Vera¤jà mendengar berita baik (sebagai berikut), “Teman-teman, [...] karena memiliki enam kemuliaan;["]

Yang Teragung memahami [...] dan mengajarkan mereka.["]
-> Jika dua alinea ini digabung, maka kutip penutup setelah "enam kemuliaan" dan kutip pembuka sebelum "Yang Teragung" tidak usah dipakai.


1430
ini adalah sàmaggã-rasa. (Rasa yang
-> Penjelasan ini adalah bagian dari kalimat sebelumnya.


(Sehubungan dengan hal ini, “Mengapa Buddha menyatakan, [...]
(Jawabannya adalah [..] engkau maksudkan.”)


1432
oleh karena itu Beliau disebut ‘penganut tidak berbuat apa-apa.’ [)]

1435
empat kejahatan ucapan, tiga kejahatan pikiran, dan semua kejahatana (lainnya)


1436
telah melenyapkan kejahatan adalah seoang tapassã,”

cara yang lain bahwa Bealiau telah bebas


1437
kelahiran kembali di alam dewa!,”
-> Bukan kalimat seru

[(]Sebaliknya, yang dimaksudkan oleh Buddha adalah bahwa Beliau tidak akan terlahir kembali


1438
badannya. (dari semua anak


1443
mereka berpikir[,] “Dengan cara ini


1444
Saudara-Ku ânanda, adalah



Kemudian untuk "vassa kexxx" (yang seharusnya "vassa ke xxx") ada di sepanjang buku. Termasuk juga untuk header halaman ganjil Bab 32, 35, 36, 38, 39, dan 40.