//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Riwayat Agung Para Buddha  (Read 227846 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #450 on: 25 February 2009, 09:42:11 AM »
tapi ada kabar gembira bro, umur 3 tahun sudah bole married, 5 tahun punya anak... :P

Kabar buruk, bro. Manusia pada saat itu sudah tidak mengenal moral, seorang laki-laki kawin dengan ibunya, adik wanita dari ayah/ibu, kakak dan adik kandung, sehingga sudah persis binatang.


Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #451 on: 25 February 2009, 12:38:48 PM »
pernah baca tp lupa dimana, ada masa dimana umur manusia akan merosot ampe 10 th, nanti setelah masa itu berlalu umur manusia akan kembali panjang sampe ribuan taun.

*klo ada yang bisa informasi acuannya tolong donk ;D n klo salah mohon dikoreksi

shurangama sutra

Kalpa ialah usia dunia, siklus dunia. Ada tiga jenis kalpa, yaitu
kalpa kecil, kalpa menengah dan kalpa besar.
Satu kalpa kecil masih dibagi lagi menjadi zaman besi, tembaga, perak
dan emas. Perhitungannya sebagai berikut : pada masa ygn tersuci,
usia manusia rata-rata mencapai 84.000 tahun dengan tinggi badan rata-
rata 80 kaki (24m). Setelah itu, setiap 100 tahun usia rata-rata
manusia berkurang 1 tahun dan tinggi badan rata-rata berkurang secara
non-linear, sampai usia manusia rata-rata mencapai umur 10 tahun
dengan tinggi badan rata-rata 1 kaki (30cm). Karena karma kolektif
manusia membaik, usia manusia rata2 naik 1 tahun setiap 100 tahun
hingga kembali mencapai 84.000 tahun. Siklus turun naik dari usia
84.000 tahun ke 10 tahun kembali ke 84.000 tahun disebut satu kalpa
kecil.


tapi ada kabar gembira bro, umur 3 tahun sudah bole married, 5 tahun punya anak... :P

lengkapnya dong bro...... mati di 10 tahun  :))

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #452 on: 26 February 2009, 01:03:49 AM »
yang di atas semua, trima kasih atas penjelasannya ;D ;D ;D _/\_ _/\_
pernah baca tp lupa dimana, ada masa dimana umur manusia akan merosot ampe 10 th, nanti setelah masa itu berlalu umur manusia akan kembali panjang sampe ribuan taun.

*klo ada yang bisa informasi acuannya tolong donk ;D n klo salah mohon dikoreksi

shurangama sutra

Kalpa ialah usia dunia, siklus dunia. Ada tiga jenis kalpa, yaitu
kalpa kecil, kalpa menengah dan kalpa besar.
Satu kalpa kecil masih dibagi lagi menjadi zaman besi, tembaga, perak
dan emas. Perhitungannya sebagai berikut : pada masa ygn tersuci,
usia manusia rata-rata mencapai 84.000 tahun dengan tinggi badan rata-
rata 80 kaki (24m). Setelah itu, setiap 100 tahun usia rata-rata
manusia berkurang 1 tahun dan tinggi badan rata-rata berkurang secara
non-linear, sampai usia manusia rata-rata mencapai umur 10 tahun
dengan tinggi badan rata-rata 1 kaki (30cm). Karena karma kolektif
manusia membaik, usia manusia rata2 naik 1 tahun setiap 100 tahun
hingga kembali mencapai 84.000 tahun. Siklus turun naik dari usia
84.000 tahun ke 10 tahun kembali ke 84.000 tahun disebut satu kalpa
kecil.


tapi ada kabar gembira bro, umur 3 tahun sudah bole married, 5 tahun punya anak... :P
jadi, masa Buddha sebelum2nya, sebelum Buddha Gotama, juga pernah nurun umur manusianya yang dari puluhan ribuan tahun hingga ke puluhan tahun ya?

Jadi, berarti Buddha Gotama hidup di masa usia manusia yang menurun ya?

Metta Cittena,
Citta _/\_
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #453 on: 26 February 2009, 01:58:52 AM »
Sebelum Era Buddha Gotama  yaitu Buddha2 terdahulu, apakah ada sangha bhikkhuni??
pertanyaan OOt gak yaak  :hammer: ....  ;D




Alfie Patten tidak pernah mengira hubungan seks yang hanya sekali dengan kekasihnya, Chantelle Steadman, berbuntut panjang. Chantelle yang masih berusia 15 tahun pun hamil, sementara Alfie baru 13 tahun.

Apakah tanda-tanda itu sudah keliatan dizaman kita  =)) :))
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #454 on: 26 February 2009, 09:39:32 AM »
CD dan Virya, pertanyaan anda akan terjawab jika anda membaca RAPB, ada pada Buku 1, Bab. RIwayat 24 Buddha.
_/\_

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #455 on: 26 February 2009, 11:34:51 PM »
CD dan Virya, pertanyaan anda akan terjawab jika anda membaca RAPB, ada pada Buku 1, Bab. RIwayat 24 Buddha.
_/\_

masalahnya ....ayee ngga punya RAPB  :'(
baca2 lewat internet mata suka perih .....
tapi ayee nanti baca pelan2 deeeg  ......  ;D

Thuti .....  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #456 on: 01 March 2009, 09:37:54 AM »
"Oh! Segala jenis kilesa menyakiti dan menindas tubuh malang ini, sumber dukkha terbesar ini bagi semua makhluk termasuk aku,
Oh! Segala jenis kilesa menyiksa dan menindas tubuh malang ini, sumber dukkha terbesar bagi semua makhluk termasuk aku!"
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #457 on: 01 March 2009, 09:41:33 AM »
Melihat mereka, ciri-ciri yang merugikan (ädinava) dari kenikmatan indria (kamaguna) menjadi jelas olehnya. Perlahan-lahan ia merasa bosan oleh kenikmatan tersebut.
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #458 on: 02 March 2009, 10:03:42 PM »
Anak-Ku Nalaka, engkau harus memperlakukan (semua orang) di kota-kota, desa-desa, dan dusun-dusun dengan sama tanpa membenci dan tanpa mencinta tidak peduli apakah mereka menyakitimu dalam kemarahan ataupun mereka bersujud di hadapanmu dengan penuh hormat.

Seseorang yang menjalani kehidupan suci harus waspada terhadap kebencian (karena disakiti atau diperlakukan dengan kejam).

Engkau harus berusaha untuk tidak menjadi sombong sedikit pun karena diperlakukan dengan penuh hormat dan penuh pengabdian.
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #459 on: 02 March 2009, 10:21:02 PM »
Anak-Ku Nàlaka, selain menyingkirkan segala jenis objek indria (kàma àràmammana) baik atau buruk; engkau, Anak-Ku, juga harus menjauhi hubungan seksual.

Engkau tidak boleh memelihara perasaan benci terhadap kelompok-kelompok lain dan engkau tidak boleh menyukai dan terikat kepada kelompokmu sendiri; dan menempatkan dirimu sebagai teladan, “Seperti diriku, makhluk-makhluk ini ingin berumur panjang, tidak ingin mati; mereka menginginkan kebahagiaan, bukan penderitaan.

Seperti mereka, aku juga menginginkan umur panjang, tidak ingin mati, menginginkan kebahagiaan, bukan penderitaan, engkau tidak boleh membunuh atau menyakiti Puthujjana, Sotàpanna, Sakadàgàmi, dan Anàgàmi yang belum terbebaskan dari tanhà (tasa satta), dan Arahanta yang telah terbebas dari tanhà lobha (thàvara satta). Serta engkau tidak boleh menyuruh orang lain untuk membunuh atau menyakiti makhluk lain.
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline Yumi

  • Sebelumnya snailLcy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.353
  • Reputasi: 123
  • Gender: Female
  • Good morning, Sunshine..
Percakapan Dewa Hemavata & Buddha
« Reply #460 on: 03 March 2009, 11:36:40 AM »
Buddha Agung, ketika apa yang secara jelas akan terlahir kembali,
apakah 2 alam ini—satta-loka (alam makhluk-makhluk berperasaan) dan sankhàra-loka (alam benda-benda berkondisi)—terlahir kembali?

Dalam hal apakah semua makhluk—manusia, dewa, dan brahmà—berhubungan erat dengan Tanhà-ditthi (Kemelekatan dan pandangan salah) dengan berpikir ‘aku’ dan ‘milikku.’

Mengapa disebut satta-loka dan sankhàra-loka?

Ketika muncul dengan jelas pada semua makhluk—manusia, dewa, dan brahmà—apakah mereka menjadi bersedih?


Dewa Hemavata, ketika 6 ajjattikàyatana (bagian-bagian indra) dan 6 bàhiràyatana (objek luar) secara jelas terlahir kembali,
kedua alam—satta-loka dan sankhàra-loka terlahir kembali.

(Dalam hal kenyataan mutlak, Paramattha Dhamma,
Satta-loka berarti kelompok-kelompok makhluk seperti manusia, dewa, dan brahmà yang merupakan gabungan dari 12  àyatana dasar,
yaitu: 6 internal—mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran—dan 6 eksternal—bentuk-bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan, ide-ide pikiran.
Tanpa kehadiran 12 àyatana ini,
tidak akan ada yang disebut makhluk seperti manusia, dewa, dan brahmà.

Secara Paramattha Dhamma,
sankhàra-loka berarti benda-benda seperti ladang, tanah, emas, perak, padi, dan lain-lain. Yang hanya terdiri dari 6 àyatana eksternal. Tanpa 6 ini tidak ada yang disebut sankhàra-loka dari benda-benda mati.
Oleh karena itu, Buddha menjawab, …
“ketika 6 internal dan 6 eksternal àyatana terlahir kembali,
dua alam—alam makhluk-makhluk berperasaan dan alam benda-benda berkondisi yang mati—terlahir kembali’).

Dewa Hemavata, sehubungan dengan 6 àyatana internal dan 6 àyatana eksternal ini,
semua makhluk—manusia, dewa, dan brahmà--berhubungan erat dengan kemelekatan dan pandangan salah dengan adanya gagasan “aku” dan “milikku.”

(Semua makhluk—manusia, dewa, dan brahmà—yang berteman dekat dengan kemelekatan dan pandangan salah menganggap “aku,” “orang lain,” “laki-laki,” “perempuan,” “ladang,” “tanah,” dll sebagai “aku”dan “milikku” yang merupakan gabungan dari 6 àyatana internal dan 6 àyatana eksternal dalam pengertian Paramattha Dhamma.
Hal ini benar adanya.
Menganggap mata adalah “aku” dan “milikku,” karena berteman dengan kemelekatan dan pandangan salah;
menganggap telinga adalah “aku” dan “milikku,” karena berteman dengan kemelekatan dan pandangan salah;
demikian pula halnya dengan hidung, lidah, tubuh, pikiran, dan juga sehubungan dengan bentuk-bentuk, suara, bau, rasa, sentuhan seperti keras dan lembut, panas dan dingin, dll, dan gagasan-gagasan dalam pikiran….)

Dewa Hemavata, ketika 6 àyatana internal dan 6 àyatana eksternal muncul dengan jelas (atau, sehubungan dengan 12 àyatana ini)
semua makhluk—manusia, dewa, dan brahmà—menjadi menderita.

(Menurut âdittapariyàya Sutta, khotbah api,
12 landasan terbakar oleh 11 macam api ràga, dosa, moha, dll.

Dari sudut pandang Paramattha Dhamma,
Satta-loka―makhluk-makhluk hidup, manusia, dewa, dan brahmà—hanya merupakan 12 àyatana, 6 internal dan 6 eksternal.
àyatana ini terus-menerus terbakar oleh 11 api.
Karena adanya àyatana, maka ada kebakaran;
karena ada kebakaran, maka ada penderitaan.

Jika tidak ada àyatana, maka tidak ada kebakaran;
jika tidak ada kebakaran, maka tidak ada penderitaan….)


~RAPB 1, pp. 726-728~
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #461 on: 04 March 2009, 05:35:33 PM »
Anak-Ku Nàlaka, seorang petapa yang ingin melatih Moneyya Patipadà harus memiliki perut yang kurus  ^-^ (dengan memakan 4 atau 5 suap lebih sedikit dari dàna makanan yang seharusnya ia terima; (dhammiyaladdha). (Tidaklah cukup hanya dengan memakan 4 atau 5 suap lebih sedikit); tetapi engkau harus makan setelah merenungkan manfaat dan kerugian dari makanan yang dimakan (paccavekkhanà).

(Masih belum cukup lagi)
engkau harus memiliki 4 jenis kepuasan yang merupakan keinginan yang sedikit atau tidak sama sekali, yaitu:
(1) memiliki sedikit atau tidak ada keserakahan terhadap empat kebutuhan (paccaya appiccha); (2) memiliki sedikit atau tidak ada keinginan agar orang lain mengetahui bahwa engkau sedang mempraktikkan latihan mulia (dhutanga appiccha);
(2) memiliki sedikit atau tidak ada keinginan agar orang lain mengetahui bahwa engkau sedang mempraktikkan latihan mulia (dhutanga appiccha);
(3) memiliki sedikit atau tidak ada keinginan agar orang lain mengetahui bahwa engkau memiliki pengetahuan luas dan memelajari kitab-kitab suci (pariyatti appiccha);
(4) memiliki sedikit atau tidak ada keinginan agar orang lain mengetahui bahwa engkau telah menembus Dhamma luar biasa Magga-Phala (adhigama appiccha).

(Masih belum cukup) dengan Arahatta-Magga engkau harus berusaha untuk melenyapkan nafsu-nafsu (tanhà).

Ketika engkau telah terbebas dari keserakahan dan kemelekatan (loluppa tanhà) engkau akan menjadi seorang yang bebas dari nafsu dan kemelekatan yang berlebihan (icchà lobhatanhà) terhadap 4 kebutuhan tidak seperti seorang yang terus-menerus ditimpa kelaparan dan engkau tidak akan kelaparan (kilesa).

Tanpa adanya penderitaan ini, engkau akan tampil sebagai seorang yang mana semua panas kilesa telah dipadamkan.
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #462 on: 04 March 2009, 05:39:57 PM »
Anak-Ku Nàlaka, orang-orang awam masih terikat kepada 4 kebutuhan—jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan yang merupakan objek kenikmatan indria bagi petapa.

Engkau, Anak-Ku, harus menyingkirkan keinginan (icchà) terhadap 4 kebutuhan—jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat-obatan, objek kenikmatan indria bagi petapa sebelum diperoleh; jika telah diperoleh engkau harus menyingkirkan keserakahan (lobha) yang menghalangi keinginan untuk mendanakan kembali objek-objek ini.

Sebagai seorang yang memiliki mata kebijaksanaan, engkau harus berusaha melatih Moneyya Patipadà yang telah diajarkan, yang sedang diajarkan, dan yang akan diajarkan. Jika engkau tekun berlatih, engkau akan dapat mengatasi kemelekatan terhadap 4 kebutuhan, yang dapat mengarah pada penghidupan yang tidak benar (micchajiva).
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #463 on: 05 March 2009, 05:08:27 PM »
Anak-Ku Nàlaka, ketika praktik Moneyya Patipadà (pergi ke tempat kediamannya di dalam hutan setelah mengumpulkan dàna makanan) berakhir, pada hari-hari berikutnya juga, sang petapa harus pergi ke desa-desa untuk mengumpulkan dàna makanan.

Setelah malam berlalu dan pagi menjelang, sebelum pergi mengumpulkan dàna makanan, ia harus melakukan tugas-tugas yang harus dilakukan di tempat kediamannya atau sehubungan dengan lingkungan vihàra (cetiyangawa vatta), dan lain-lain, dan mengamati badan jasmani (kaya) dan batin (citta), kesunyian (viveka), harus melatih meditasi dalam perjalanan pergi dan pulang dari mengumpulkan dàna makanan dari desa.)
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..

Offline DNA

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 126
  • Reputasi: 23
  • Dhamma Nan Agung
Re: Riwayat Agung Para Buddha
« Reply #464 on: 05 March 2009, 05:17:42 PM »
Anak-Ku Nàlaka, ketika seorang petapa yang mempraktikkan Moneyya Patipadà memasuki desa dan mengumpulkan dàna makanan, ia harus berpikir bahwa “Baik sekali” jika ia menerima dàna makanan bahkan dalam jumlah yang sangat sedikit sekalipun, dan bahwa “Tidak terlalu buruk” jika ia tidak memperoleh dàna makanan sama sekali; ia tidak boleh terpengaruh dengan menerima atau tidak menerima dàna makanan. Dengan memiliki Tàdi Guna (Kualitas yang bagaikan tanah, yaitu, kesabaran; kualitas bagaikan gunung, yaitu, keteguhan dan keuletan) ia harus meninggalkan rumah si pemberi dàna. (Dengan Ketenangseimbangan, tanpa merasa benci atau cinta karena menerima atau tidak menerima dàna makanan, bagaikan seseorang yang mencari buah-buahan mendekati pohon dan kemudian meninggalkan pohon tersebut tanpa merasa suka atau tidak suka karena memperoleh atau tidak memperoleh buah-buahan.)
May these merits of mine lead me to the extinction of all defilements
May these merits of mine be conducive to my attainment of Nibbana
May all sentient beings obtain the share of my merits and be well and happy always. Sadhu3..