Membahas yang begini, cara berpikirnya harus runut (koheren), sehingga logika berpikir tidak terbolak-balik atau berputar-putar di silogisme yang keliru.
Buddha menegaskan bahwa:
"Niat adalah kamma, perbuatan yg didahului oleh niat, itulah kamma"
Menurut saya, langkah pertama pembahasan, harus didefinisikan dengan jelas dulu, apa itu 'niat' yang dimaksud dalam kalimat di atas.
Yang saya ketahui, ada dua pengertian (dari pembahasan yang sudah-sudah):
1. Niat dalam arti landasan pikiran yang mendahului sebuah perbuatan.
Contoh: Mengambil air di bak mandi, dimulai dari niat mengayunkan tangan menuju gayung untuk mengambil air dalam bak.
2. Niat dalam arti motivasi, maksud atau harapan dalam sebuah perbuatan.
Contoh: Mengambil air di bak mandi, niatnya adalah untuk mandi, membersihkan lantai, atau menyiram kecoak ke kloset, dsb.
Mempersingkat diskusi, dalam pendapat saya, karma vipaka (akibat/buah) sebuah perbuatan adalah kombinasi dari kedua poin tersebut; utamanya dalam Mahayana, kekuatan motivasi lebih mendominasi sebuah perbuatan. Misal: Ketika seorang teroris sedang mau menarik picu senjata atau bom, kita yang berada di dekatnya bisa menabraknya atau mungkin melukainya jika itu diperlukan (ada urgensinya). Tindakan ini (menurut hemat saya), ada dua kategori karma yang berbuah nantinya, yaitu melukai teroris, serta menyelamatkannya dari karma buruk meledakkan bom yang bisa melukai/membunuh puluhan hingga ratusan orang.
Nah, lebih spesifik, dalam upaya seorang bodhisattva, niat dan pikiran yang lurus bisa meminimalisir dampak dari sebuah perbuatan; sehingga karma vipaka dari perbuatannya, lebih dominan di niat dalam pengertian kedua (niat sebagai harapan, maksud, motivasi).
Hal yang lain; perbuatan buruk dan baik yang diketahui awam selama ini, berasal dari doktrin agama, sebagai perbuatan buruk, melanggar sila, berdosa/haram, dlsb.
Maka itu, dalam pengertian lebih luas, semua perbuatan itu cenderung netral, tergantung apa motivasi dibaliknya.
Ini akan menuai pro dan kontra, dipersilakan bagi yang ingin mengemukakan pendapat, malah sangat diharapkan agar mendapatkan pemahaman yang lebih baik untuk kita bersama.
Salam dharma. Semoga diskusi ini bisa berjalan dengan baik. Anumodana sebelumnya.