Berikut ini saya lanjutkan tentang "it's Me". Akan ada kalimat yang saya copas, jadi kalo Silvia sudah baca, nanti saya minta mod untuk menghapusnya karena saya takut dibilang plagiat (konon katanya, barangsiapa yang mengedarkan/menjual/menyiarkan hasil hak cipta, bisa dikenakan denda atau kurungan penjara haha... So, kalo mau baca, nanti beli bukunya aja).
Pertama-tama saya jelaskan dulu apa itu Mutisme Elektif, biar kalian bisa sedikit ngerti posisi Yuyun. Mutisme Elektif itu mirip dengan sindrom asperger.
Sindrom Asperger adalah salah satu gejala autisme di mana para penderitanya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi dengan lingkungannya, sehingga kurang begitu diterima. Sindrom ini ditemukan oleh Hans Asperger, seorang dokter anak asal Austria pada tahun 1944, meskipun baru diteliti dan diakui secara luas oleh para ahli pada dekade 1980-an. Sindrom Asperger dibedakan dengan gejala autisme lainnya dilihat dari kemampuan linguistik dan kognitif para penderitanya yang relatif tidak mengalami penurunan, bahkan dengan IQ yang relatif tinggi atau rata-rata (ini berarti sebagian besar penderita sindrom Asperger bisa hidup secara mandiri, tidak seperti autisme lainnya). Sindrom Asperger juga bukanlah sebuah penyakit mental. (*wikipedia)
Yuyun hidup dalam sebuah keluarga yang 'tidak biasa'. Dikatakan 'tidak biasa' karena hanya ada sedikit komunikasi di antara para anggota keluarganya. Mereka hampir tidak pernah berdiskusi (masing-masing seolah hidup dengan dunianya sendiri). Jika sedang stress, ia bisa menangis di kamar, menggunting-gunting sprei atau koran, atau menumpahkan air di tempat tidur. Dan hingga kini, jika ia uring-uringan, ibunya menghibur dengan memberinya banyak makanan, padahal bukan itu yang diharapkannya.
[DELETED]
Kalimat di atas tidak diungkapkan langsung ke ibunya, tapi ia menuliskannya di buku ini.
Di sekolah, Yuyun hanya memiliki sedikit teman (satu orang atau tidak sama sekali). Seringkali ucapannya sulit dimengerti atau disalahpahami (misalnya karena intonasi yang tidak tepat). Ia sulit mengungkapkan sesuatu secara verbal. Ia juga sulit berempati terhadap orang lain, serta sensitif dengan penilaian orang. Ia sepenuhnya memahami keadaan ini, dan ia tidak ingin menjadi seperti ini. Yuyun adalah anak yang pintar, dan salah satu kebahagiaannya adalah saat teman-temannya membutuhkannya, sekalipun hanya untuk mencontek PR-nya.
Saya sudah cerita sebelumnya tentang bosnya yang galak. Kemarahan, cacian, omelan, kata-kata kasar seperti "tolol" sudah sangat biasa di sana. Ia mengalami tekanan yang luar biasa, horor, dan menegangkan. Dan di saat emosi bosnya itu stabil, bosnya bilang: "Ibu memarahi kamu bukan karena membenci kamu secara pribadi, tapi membenci perilakumu."
[DELETED]
Btw, semoga tidak salah paham tentang manfaat kata-kata kasar yaaa.... IMHO, kata-kata kasar tetap adalah pilihan terakhir untuk diucapkan. Tidak semua orang bisa termotivasi dengan kata kasar.
_______
to be continued...