//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: kebijaksanaan dalam membunuh  (Read 74355 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #105 on: 18 June 2011, 11:49:54 AM »
Quote from: sriyeklina
Dan kita tidak tahu apakah sebagian kecil mempunyai pengaruh yang besar dalam hidup.
Eit, jangan salah. Kamu mungkin tidak tahu, tapi saya tahu. ;D


Quote from: sriyeklina
Berarti dia sudah bisa menganalisa donk bro?
Tidak menganalisa. Atau lebih tepat jika saya katakan "punya kemampuan analisa yang amat sangat benar-benar sungguh rendah sekali, sehingga hampir tidak pernah menganalisa".


Quote from: sriyeklina
Yang lebih lucu dilihat jika si bayi itu, tidak diapa-apain malah ketawa sendiri.
Tidak aneh lucu kok. Manusia memiliki 6 emosi dasar. Bayi bisa tertawa sendiri itu wajar, sebab tertawa merupakan ekspresi dari emosi senang (bahagia). Persoalannya adalah: "Kapan bayi belajar tertawa pertama kali?". Jawabannya adalah "bayi belajar mengekspresikan emosi senang dengan cara tertawa bersama dengan orang-orang sekitar; khusunya orangtua".


Quote from: sriyeklina
Apakah sifat/kepribadian itu sebenarnya? Ini kita sudah pernah bahas di ranah hormon. Bisa bro bantu ulangi lagi arti-nya?
Sifat/kepribadian terjadi karena proses didalam seseorang menangkap suatu kesan kemudian mengolah/menganalisa-nya. Dan keluarlah kesimpulan akhir yang dilekati-nya. Dan kemampuan seseorang untuk melakukan semua proses itu tergantung pada fasilitas yang tersedia didalam otak-nya termasuk cairan hormon,oksigen dll.
Kepribadian adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.

Dalam perkembangan kepribadian ini, sugesti dan informasi yang ditangkaplah yang paling menentukan akan seperti apa kepribadian dari seseorang itu. Setiap sugesti dan informasi yang ditangkap akan mengatur reaksi terhadap sugesti dan informasi baru yang ditangkap selanjutnya.


Quote from: sriyeklina
Dan belum akurat juga kan? Belum lagi nanti gen kakek dari kakeknya bisa muncul lagi ikut serta.
Tentu saja! Setiap gen yang diturunkan oleh kedua orangtua memiliki dua jenis sifat. Sifat yang pertama adalah dominan, sedangkan sifat yang kedua adalah resesif. Gen orangtua dengan sifat resesif ini bisa dihasilkan dari kombinasi gen yang diturunkan oleh kakek-nenek.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #106 on: 18 June 2011, 11:51:28 AM »
Bagaimana dengan pandangan euthanasia? sepertinya masih kontroversial....hehe....

Euthanasia - Pembunuhan Bermartabat

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #107 on: 18 June 2011, 02:51:47 PM »
Eit, jangan salah. Kamu mungkin tidak tahu, tapi saya tahu. ;D

Tidak menganalisa. Atau lebih tepat jika saya katakan "punya kemampuan analisa yang amat sangat benar-benar sungguh rendah sekali, sehingga hampir tidak pernah menganalisa".

Tidak aneh lucu kok. Manusia memiliki 6 emosi dasar. Bayi bisa tertawa sendiri itu wajar, sebab tertawa merupakan ekspresi dari emosi senang (bahagia). Persoalannya adalah: "Kapan bayi belajar tertawa pertama kali?". Jawabannya adalah "bayi belajar mengekspresikan emosi senang dengan cara tertawa bersama dengan orang-orang sekitar; khusunya orangtua".

Kepribadian adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.

Dalam perkembangan kepribadian ini, sugesti dan informasi yang ditangkaplah yang paling menentukan akan seperti apa kepribadian dari seseorang itu. Setiap sugesti dan informasi yang ditangkap akan mengatur reaksi terhadap sugesti dan informasi baru yang ditangkap selanjutnya.

Tentu saja! Setiap gen yang diturunkan oleh kedua orangtua memiliki dua jenis sifat. Sifat yang pertama adalah dominan, sedangkan sifat yang kedua adalah resesif. Gen orangtua dengan sifat resesif ini bisa dihasilkan dari kombinasi gen yang diturunkan oleh kakek-nenek.
Jika begitu berarti, semua bayi berumur 1bln jika dikumpulkan pada 1 tempat, bertemu orang yang sama dan mendapat pelajaran/informasi yang sama. Maka akan punya pola pikir dan kepribadian yang sama.

Karena apa yang diterima sekarang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan sekarang.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline dilbert

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.935
  • Reputasi: 90
  • Gender: Male
  • "vayadhamma sankhara appamadena sampadetha"
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #108 on: 18 June 2011, 02:59:11 PM »
Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.

Dalam perkembangan kepribadian ini, sugesti dan informasi yang ditangkaplah yang paling menentukan akan seperti apa kepribadian dari seseorang itu. Setiap sugesti dan informasi yang ditangkap akan mengatur reaksi terhadap sugesti dan informasi baru yang ditangkap selanjutnya.

Tentu saja! Setiap gen yang diturunkan oleh kedua orangtua memiliki dua jenis sifat. Sifat yang pertama adalah dominan, sedangkan sifat yang kedua adalah resesif. Gen orangtua dengan sifat resesif ini bisa dihasilkan dari kombinasi gen yang diturunkan oleh kakek-nenek.

curiga... jangan-jangan profesi upa itu seorang psikolog ? hehehe
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

Offline Sostradanie

  • Sebelumnya: sriyeklina
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.375
  • Reputasi: 42
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #109 on: 18 June 2011, 05:45:15 PM »
[at]upasaka

http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=20516.msg359056;topicseen#msg359056
Dari pada kepanjangan OOT-nya jadi saya pindah bro.
« Last Edit: 18 June 2011, 05:51:40 PM by sriyeklina »
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #110 on: 18 June 2011, 07:01:39 PM »
coba belajar merelakan  sedikit demi sedikit waktu digigit nyamuk bro.

sebagai contoh sy belakangan belajar ga menepuk nyamuk, kadang2 masih suka jengkelnya keluar n gw tepok juga tuh nyamuk.. tapi tetep berusaha ngerelain, karena toh percuma ntar ada rombongan yang laen gigit juga..

ga tau kebetulan ato nga, mungkin karena terbiasa, lama2 ga terlalu gatel lagi, udah kebal mungkin ya..

n biasanya kulit jadi jelek klo udah digigit nyamuk, tapi sekarang bekasnya cepet ilang..

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #111 on: 18 June 2011, 10:54:47 PM »
ada pertanyaan dari member dc, apakah kepribadian diturunkan secara genetik, terus terang saya belum pernah membacanya..
namun tidak tertutup kemungkinan member dc tahu dibanding saya..

mungkin bro upasaka bisa kasih link reference mengenai : kepribadian terbentuk dari kombinasi gen orang tua..

Kepribadian adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #112 on: 18 June 2011, 10:56:50 PM »
Quote from: sriyeklina
Jika begitu berarti, semua bayi berumur 1bln jika dikumpulkan pada 1 tempat, bertemu orang yang sama dan mendapat pelajaran/informasi yang sama. Maka akan punya pola pikir dan kepribadian yang sama.

Tidak akan sama persis. Sebab kepribadian yang diturunkan dari gen orangtuanya masing-masing adalah berbeda. Selain itu, interaksi antar satu orang dengan orang lainnya tidak akan pernah sama. Interaksi antar orangtua, pengasuh bayi ataupun orang lain dengan beberapa bayi sekaligus secara bersamaan tidak akan pernah sama. Interaksi yang berbeda ini akan melahirkan sugesti dan informasi yang berbeda bagi mental sang bayi.


Quote from: sriyeklina
Karena apa yang diterima sekarang mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan sekarang.

Benar, seperti itu!

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #113 on: 18 June 2011, 11:22:40 PM »
ada pertanyaan dari member dc, apakah kepribadian diturunkan secara genetik, terus terang saya belum pernah membacanya..
namun tidak tertutup kemungkinan member dc tahu dibanding saya..

mungkin bro upasaka bisa kasih link reference mengenai : kepribadian terbentuk dari kombinasi gen orang tua..

Kepribadian adalah model pikiran, ucapan dan perbuatan yang dilihat oleh orang lain. Kepribadian manusia pertama kali terbentuk pada kombinasi gen orangtua. Kemudian sugesti dan informasi yang masuk ke dalam SM akan menambah kompleksitas kepribadian sang manusia dalam masa-masa awal kehidupannya. Saat masih kanak-kanak, pelajaran etika, moral, logika yang diterima secara formil dan non-formil akan menegaskan kepribadiannya. Saat remaja, seorang individu manusia mulai menginginkan kemerdekaan karakter; dan mulai mengekspresikan apa yang dia sukai seenaknya. Saat menginjak usia dewasa, kepribadian yang terbawa sebagian besar merupakan kepribadian yang dikembangkan saat remaja. Sekadar curhat: saat merekonstruksi hidup orang lain, saya mengajak mereka untuk menyusun kembali sugesti-sugesti yang ada dalam hidup mereka; sehingga mereka akan menjadi pribadi yang sangat berbeda setelah rekonstruksi selesai.

Spoiler: ShowHide

...

Jika seorang anak terlihat menjadi pemarah karena orang tuanya juga seorang pemarah, hal ini cukup memungkinkan. Di mana secara karakter ada potensi yang diturunkan, sedangkan ekspresi marah itu biasanya merupakan bentuk imitasi yang anak lihat dari apa yang dicontohkan orang tuanya. Imitasi merupakan bentuk peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain secara disengaja. Bagi anak-anak yang sedang berkembang, akan lebih berpengaruh apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Hal ini sebenarnya menjadi penting yang seharusnya orang tua sadari. Dalam melakukan peniruan, umumnya anak akan meniru apa yang dilakukan orang tua, bukan apa yang dikatakannya.

...

Sumber



Spoiler: ShowHide

...

In the other direction, the numerous cases where well-intentioned and good parents produce criminal offspring are described. If outstanding individuals produce poor offspring, and poor parents often produce excellent offspring, differences in parenting within the normal range are unlikely to have major effects on basic personality.

Cohen also points to the common observation that siblings, even same sex siblings, are radically different, both in personality and intelligence (sibling IQ differences average 12 points, which is 70% of the 18 point difference among children randomly selected from the same population). This is hard to explain by traditional social rearing theories since parents usually raise their children in the same way. Yet it is easily explained by a genetic theory (perhaps supplemented by there being a random component in development, such as Miller 1997 has proposed).

Many readers at this point may be puzzled by the idea that genetic effects can explain differences between siblings, since they think of genetic effects as making children just like parents. However, they are wrong as Cohen explains. When a new child is created, roughly half of the genes from each parent are passed on to the child in a random process. Each time a new sibling is created, this genetic lottery takes place. The result is that each child is genetically different. This is an important point that is not widely understood. Genetic theory predicts that siblings will be very different, while small sibling differences are predicted by the theory that parents shape their children.


...

Source

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #114 on: 19 June 2011, 01:12:02 AM »
curiga... jangan-jangan profesi upa itu seorang psikolog ? hehehe

Bukan. :P

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #115 on: 19 June 2011, 02:15:59 AM »
Quote
Jika seorang anak terlihat menjadi pemarah karena orang tuanya juga seorang pemarah, hal ini cukup memungkinkan. Di mana secara karakter ada potensi yang diturunkan, sedangkan ekspresi marah itu biasanya merupakan bentuk imitasi yang anak lihat dari apa yang dicontohkan orang tuanya. Imitasi merupakan bentuk peniruan sikap, tingkah laku, serta cara pandang orang lain secara disengaja. Bagi anak-anak yang sedang berkembang, akan lebih berpengaruh apa yang mereka lihat, bukan apa yang mereka dengar. Hal ini sebenarnya menjadi penting yang seharusnya orang tua sadari. Dalam melakukan peniruan, umumnya anak akan meniru apa yang dilakukan orang tua, bukan apa yang dikatakannya.

marah adalah sifat dasar manusia , tapi cara mengeluarkan amarah itu berbeda2 dalam hal ini cenderung ke emosi , menurut saya seorang anak menjadi pemarah bukan karena orang tuannya pemarah juga bro, karena semua sifat itu memang sudah ada pada diri kita, dan cara pengungkapannya pun tidak sama dengan orang tuanya .
misal orang tua marah dengan mengeluarkan ucapan , tetapi belum tentu si anak akan mengikuti cara tersebut.kadan mereka menunjukannya dengan diam, menangis dll.
1 contoh lagi , jika orang tua suka memukul, itu pun belum tentu hal tersebut di ikuti oleh sang anak. karena hal ini saya alami sendiri.
papah saya jika marah suka memukul baik saya, kakak saya ataupun mamah saya, lantas apa saya bertindak seperti itu juga terhadap anak dan istri saya? tidak bro. kadang hal tersebut membuat trauma diri si anak, seperti halnya saya pun trauma melihat hal seperti itu, sehingga enggan untuk berbuat seperti itu juga.

mohon di koreksi jika salah bro  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #116 on: 19 June 2011, 11:03:58 PM »
marah adalah sifat dasar manusia , tapi cara mengeluarkan amarah itu berbeda2 dalam hal ini cenderung ke emosi , menurut saya seorang anak menjadi pemarah bukan karena orang tuannya pemarah juga bro, karena semua sifat itu memang sudah ada pada diri kita, dan cara pengungkapannya pun tidak sama dengan orang tuanya .
misal orang tua marah dengan mengeluarkan ucapan , tetapi belum tentu si anak akan mengikuti cara tersebut.kadan mereka menunjukannya dengan diam, menangis dll.
1 contoh lagi , jika orang tua suka memukul, itu pun belum tentu hal tersebut di ikuti oleh sang anak. karena hal ini saya alami sendiri.
papah saya jika marah suka memukul baik saya, kakak saya ataupun mamah saya, lantas apa saya bertindak seperti itu juga terhadap anak dan istri saya? tidak bro. kadang hal tersebut membuat trauma diri si anak, seperti halnya saya pun trauma melihat hal seperti itu, sehingga enggan untuk berbuat seperti itu juga.

mohon di koreksi jika salah bro  _/\_

Semua orang punya kapabilitas untuk memilih model pikiran, ucapan dan perbuatannya sendiri. Tentu saja seorang anak dari penjahat pun punya kemampuan untuk tidak ikut menjadi penjahat seperti ayahnya. Begitu maksudnya, Bro! ;)

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #117 on: 19 June 2011, 11:10:58 PM »
Semua orang punya kapabilitas untuk memilih model pikiran, ucapan dan perbuatannya sendiri. Tentu saja seorang anak dari penjahat pun punya kemampuan untuk tidak ikut menjadi penjahat seperti ayahnya. Begitu maksudnya, Bro! ;)

kalau di sebut memilih model pikiran agak kurang menangkap maksudnya , yang intinya menurut saya , seseorang mempunyai sifat menilai, mempertimbangkan, memikirkan kekurangan dan kelebihan suatu perbuatan yang akan dilakukan.
dan memang setuju jika di katakan, walau anak penjahat sekalipun belum tentu dia akan bertindak dan berfikir seperti ayahnya juga yang seorang penjahat.
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #118 on: 20 June 2011, 12:09:59 AM »
kalau di sebut memilih model pikiran agak kurang menangkap maksudnya , yang intinya menurut saya , seseorang mempunyai sifat menilai, mempertimbangkan, memikirkan kekurangan dan kelebihan suatu perbuatan yang akan dilakukan.
dan memang setuju jika di katakan, walau anak penjahat sekalipun belum tentu dia akan bertindak dan berfikir seperti ayahnya juga yang seorang penjahat.

Yap! Memilih model pikiran, ucapan, dan perbuatan itu misalnya seperti "seorang ayah pemarah memiliki seorang anak pemarah, tetapi anak itu sadar bahwa pemarah bukan sifat baik dan akhirnya dia belajar bersabar sehingga tidak lagi pemarah".

Offline Janindra d' Sihamuni

  • Sebelumnya: phrajonathan
  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 567
  • Reputasi: 13
  • Gender: Male
  • Buddho,Dhammo,Sangho Pathithito Mayham
Re: kebijaksanaan dalam membunuh
« Reply #119 on: 20 June 2011, 12:30:44 AM »
ok,sekarang back to topic....nih ada cerita menarik seputar pembunuhan hewan kecil yang aye kutip dari Buku "Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya 2!" hal.20
Spoiler: ShowHide
Ajahn Nyamuk

Tembusilah Sifat pandangan sejati segala sesuatu.Disanalah kebijaksanaan dan pandangan cerah muncul.Tembusilah masalah seperti bos dari neraka,pasangan dari neraka,atau tubuh seakan neraka,jika Anda sangat sakit atau menderita.

Pertama tama,coba lihat apa yang kita lakukan jika muncul masalah dalam hidup ini?Kita langsung menyewa pembasmi hama.Ketika kita menemukan kecoak di rumah,kita panggil pembasmi hama,tembak mereka dengan insektisida.Jika kita mengikuti jalan seperti itu,kali berikutnya kita mendapatkan pasangan yang kita tidak sukai,tembak mereka,atau jika kita tidak bisa mendapatkan bahan kimianya,berikutnya datang pengacara perceraian.Terhadap rasa sakit apa pun pada tubuh,tembak mereka dengan peluru ajaib yang disebut obat kimia penyembuh.Terhadap apa pun yang tidak kita sukai dalam masyarakat,kita memanggil pembasmi hama.Inilah yang disebut niat buruk.


Sering kali itulah kenyataannya di dunia.Kita bertemu orang,teroris,organisasi,atau golongan yang tidak kita sukai.Apa yang kita lakukan?Panggil pembasmi hama!Apakah ini efektif?Berapa hama yang harus kita musnahkan sampai kita akhirnya puas?Jawabannya : Terlalu banyak hama.Bahkan,nyatanya,jika kita mulai memusnahkan hama,kita sendiri ikut menjadi hama,bisa bisa kita ikut dimusnahkan.Hama seseorang adalah kesayangan orang lain....
to be continued

aduh...capek ngetik e....dilanjutin lagi..yang ni dlu...ntar pusing lagi kalo terlalu banyak kata. ;D ;D ;D ;D
bocah gitar!!! ;D ;D ;D 

 

anything